Sunday, April 30, 2017

Hari Ke-15 : Program Hamil 40 Hari: Sharing Homeschooling



Hari Sabtu kemarin ternyata sudah memasuki hari ke-15 dari 40 hari program hamil saya. Alhamdulillah saya menikmati sekali prosesnya. Saya sering melarang mba di rumah untuk shalat, jika saya pulang terlambat dan belum shalat, alhamdulillah selama ini tidak ketinggalan shalat berjamaah. Evaluasinya adalah selama shalat berjamaah ini, saya belum memaksimalkan shalat berjamaah di masjid, dan masih belum tepat waktu. Saya hanya mengejar shalat berjamaahnya, tapi tidak mengejar di awal waktunya. Semoga ke depan, saya bisa lebih baik lagi.

Pagi hari, saya belanja ke Batan dengan mengajak Eza. Setelah itu, saya bertemu dengan konsultan software keuangan untuk melatih karyawan koperasi mengoperasikan software keuangan tersebut. Kami bertemu pukul 10 kurang di koperasi dan langsung praktek mengoperasikan software keuangan koperasi. Papanya Eza, walau baru pulang dari Jambi, ternyata pagi tadi harus berangkat lagi untuk mengantar anak lomba di SMA Daar El Qolam Gintung, yang kebetulan keponakan saya sekolah disana, dan bisa menitipkan amplop ulang tahun untuknya.

Siang harinya, saya mengikuti sesi sharing kelas fasilitator homestay yang membahas tentang Bahasa Bakat, bertempat di rumah salah satu membernya di Perumahan Sevilla. Alhamdulillah, papa nya Eza sudah datang jadi bisa menemani Eza tidur siang, sementara si bunda belajar lagi tentang pendidikan khususnya homeschooling. Rencananya saat dia TK, saya takkan memasukkan Eza ke sekolah formal, tapi belajar dengan saya sebagai bundanya di rumah. Untuk menyiapkannya, saya harus belajar banyak tentang homeschooling terlebih dahulu.

Day 7 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Setelah si papa pulang dinas dari Jambi, akhirnya si papa ngajak jalan juga di sore hari yang cerah. Alhamdulillah jalanan lancar dan tidak macet. Memang jalan-jalannya masih seputar mall, tepatnya kami pergi ke ITC. Eza langsung menikmati area bermain, dengan naik kuda-kudaan, kereta dan lain-lain, sementara bunda dan papa bergantian menemani Eza bermain. Setelah itu, kami ke Carrefour untuk membeli berbagai keperluan. Eza biasanya seneng banget dan minta naik troli untuk didorong. Setelah itu, kami shalat magrib di area mall. Penuh sesak ternyata tapi bersyukur karena itu menunjukkan animo umat muslim untuk shalat pada waktunya masih tinggi.

Usai shalat, Eza baru selesai makan es krim. Saya membiasakan Eza untuk membuang sampah pada tempatnya. Untungnya di area mall, banyak tempat sampah yang tersedia, termasuk di depan mushalla. Saya sempat mengabadikan momen saat Eza membuang sampah di tempatnya seperti yang terlihat dalam foto diatas. Eza senang sekali jika diminta bergerak, kinestetiknya memang dominan.

Setelah belajar tentang teori gaya belajar, saya ingin sharing tentang ciri anak yang memiliki gaya belahjar kinestetik. Setelah 6 hari pengamatan, saya menyimpulkan Eza dominan di kinestetiknya, walaupun tetap visual dan auditori nya juga harus diberikan stimulus yang terus menerus agar semua potensinya bisa muncul dan berkembang. Dari beberapa sumber, ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah :

      1.      Terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya.
      2.      Menggunakan sebagian/seluruh anggota tubuhnya secara aktif untuk menyatakan keinginannya
      3.      Senang bergerak dan cenderung tidak bisa diam dalam satu posisi untuk waktu yang lama.
      4.      Senang pada aktivitas fisik seperti memanjat, meloncat dan lain-lain.

Hari Ke-14 : Program Hamil 40 Hari: Horee Papa Pulang dari Jambi



Alhamdulillah hari ke-14 program hamil 40 hari ini, saya merasa lebih ringan untuk menjalaninya. Allah memudahkan saya untuk melanjutkannya, indah sekali merasakan prosesnya. Saya tidak lagi fokus untuk hamil dalam 40 hari ini, tapi saya menikmati prosesnya menjaga konsistensi ibadah saya untuk menjaga kewarasan saya sebagai emak emak. Dengan berbagai kesibukan sebagai istri, ibu, pegawai, manager keuangan IIP, fasilitator bunda sayang, bendahara koperasi, rasanya tubuh ini remuk redam setiap harinya. Jika tidak karena pertolongan Allah, rasanya tak sanggup menjalani semua ini. Emosi pun terkuras habis, jika hasil yang kita kerjakan, tak sesuai harapan. Hanya dengan menjalin komunikasi dengan Allah lah, saya bisa menjadi kuat dan bertahan.

Hari Jumat kemarin, saya pergi ke tanah abang bareng sahabat saya, untuk membeli segala keperluan lebaran. Saya lebih banyak membeli untuk keluarga di Kudus, tidak membelikan untuk keluarga saya sendiri di Tasik. Saya beli baju untuk mertua dan bule serta bude nya suami. Juga beberapa membeli baju untuk sepupunya Eza di Kudus dan baju Eza walau cuma satu. Butuh anggaran tidak sedikit untuk mempersiapkan kebutuhan lebaran, tapi insya allah diniatkan menjalin silaturahmi, semoga menjadi sedekah yang bermanfaat bagi keluarga suami.

Setelah beres belanja, kami langsung pulang ke Serpong dan mampir di pizza Italia yang baru buka, tepatnya baru kami lihat. Bernostalgia dengan kenangan ke Eropa beberapa tahun lalu, kami mencoba pizza ini, rasanya memang beda dengan pizza hut tapi enak enak aja sih bagi kami yang doyan makan haha. Setelah beres mengisi perut, kami pun langsung pulang. Beruntung, pintu gerbang sekolah belum ditutup walau di masjid sedang berlangsung khutbah Jumat. Biasanya gerbang ditutup jika shalat Jumat sedang dilaksanakan.

Sampai di rumah, Eza seperti biasa menanyakan oleh-oleh. Dia senang sekali saat dibelikan baju dan ingin langsung dipake, tapi saya bujuk supaya pake nya nanti sore saja setelah tidur, awalnya ga mau tapi setelah dibujuk dengan berbagai cara, terutama makanan karena Eza doyan makan, akhirnya luluh juga. Setelah beres makan, Eza tak mau tidur, main saja terus.

Sorenya kami jalan-jalan sambil beli makanan untuk menyambut si papa yang akan pulang dinas malam ini dari Jambi. Eza dah tidur dari jam 19.30, sementara si bunda mempersiapkan diri menyambut suami, sambil nonton drama korea supaya ga ketiduran. Dan si papa pun datang jam 21.30, alhamdulillah. Dan si bunda pun menghentikan nonton drama korea dan segera melayani kebutuhan suami, lahir dan batin. Semoga menjadi ikhtiar yang turut melancarkan program hamil 40 hari ini. Aamiin.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 300417.04.40
#odopfor99days#part2#day83
#ProgramHamil40Hari#part1#day14


Day 6 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Setelah sebelumnya bikin rencana untuk aktivitas Eza, kali ini si bunda pengen alamiah, (alibi dari ga sempet merencanakan). Hanya mengamati dari aktivitas Eza, ternyata kalau anak diberikan stimulus untuk seluruh aspek gaya belajar, akan tereksplorasi semua potensinya. Jadi memang jangan terjebak dengan label “visual, auditori dan kinestetik”, karena itu hanya akan mematikan beberapa potensinya. Maksudnya adalah jangan cepat menyimpulkan bahwa anak kita visual, lantas terus saja diberikan aktivitas yang merangsang visual dia dan mengabaikan untuk memberikan sitmulus pada audiori dan kinestetiknya. Karena bisa jadi sebenarnya anak kita membutuhkan rangsangan di semua aspeknya, tapi karena kita cepat menyimpulkan bahwa anak kita visual misalnya, sehingga dia ga mendapat stimulus untuk auditori dan kinestetiknya.

Kemarin, saya ajak Eza ke Big Sale Gramedia di Taman Tekno BSD untuk memperkenalkan Eza pada buku. Sebenarnya dia kelihatan ngantuk karena tidak tidur siang, tapi sore itu setelah ashar saya merasa agenda itu lah yang memungkinkan untuk dilakukan berhubung padatnya jadwal si bunda, sementara si papa masih dinas di Jambi.

Saat saya ajak Eza naik motor sama mbaknya, saya intip di spion mata Eza udah 5 watt saking ngantuknya, tapi saya ajak ngobrol terus Eza nya sehingga sampai di lokasi, Eza tetap bangun. Soalnya kalau dah merem, agenda si bunda bisa batal untuk mengenalkan berbagai jenis buku pada Eza. Saat nyampai sana, ternyata dah sepi. Wah jangan-jangan udah tutup nih. Tapi si bunda tetap melanjutkan rencana, kami langsung masuk, langsung lihat-lihat buku. Memang tinggal satu pembeli yang terlihat, tapi saya tetap melihat-lihat buku. Eza malah pengen dibuka sandalnya, trus megang-megang buku sambil jalan-jalan mengelilingi berbagai rak buku.

Friday, April 28, 2017

Hari Ke-13 Program Hamil 40 Hari: Menerobos Hujan Demi Shalat Dhuhur Jamaah dan Rejeki Ketemu Founder IIP



Hari Rabu kemarin, saya ajak Eza naik kereta ke Parung Panjang untuk jalan-jalan, sambil lihat rumah teman. Ternyata dari stasiun masih berojek ria dan lumayan jauh jaraknya, untung Eza ga rewel dan seneng jalan. Cukup dengan makanan dan minuman, Eza mah langsung anteng ga rewel. Tadi saja baru turun dari kereta dah bilang laper aja, tapi si bunda masih nahan diri ga langsung jajan, jalan terus muter pasar nyari gado-gado ternyata ga ada. Akhirnya nemulah bakso dan mie ayam. Eza milih baso, takut ga habis, saya ga pesen apa-apa. Ternyata Eza beneran laper dan makan semua baksonya, si bunda cuma makan mie dan bihun plus sepotong dikit basonya. Ternyata Eza beneran laper euy. Enak banget deh punya anak kaya Eza yang doyan segala macem.

Setelah itu, kami pergi menuju perumahan dan langsung pulang lagi berkereta ria. Ternyata hujan deras pas sampe di Rawabuntu. Sempat menunggu sebentar, akhirnya saya putuskan untuk menerobos hujan karena saya belum shalat dhuhur. Saya sudah takut akan kehilangan momen dhuhur berjamaah. Saya langsung wa mba nya, menanyakan sudah shalat dhuhur belum, alhamdulillah belum. Selamat lah saya hari ini, kalau hari ini tidak shalat dhuhur berjamah, maka saya harus mengulang dari awal, seperti saat saya dulu gagal shalat isya berjamaah di percobaan pertama program hamil 40 hari.

Hari Kamis kemarin, pada hari ke-13 program hamil ini, saya bertemu orang spesial founder Institut Ibu Profesional yaitu Bu Septi dan keluarganya. Beruntung sekali saya bisa bertemu keluarga inspiratif ini di BSD, tanpa harus pergi ke Salatiga. Maka saat Bu Septi menawarkan bertemu, langsung saya iyakan dengan mengajak pengurus IIP Tangsel. Dan pertemuan indah ini terjadi di Hotel Santika Premier dekat ICE BSD. Banyak hal menarik yang disampaikan Bu Septi dan keluarga. Tentu saja momen yang tak boleh dilupakan adalah foto bersama.

Foto pengurus IIP Tangsel dengan Bu Septi



Foto dengan anak-anak Bu Septi



Foto dengan Pa Dodik dan Bu Septi



Semoga Bermanfaat

Jumat, 280417.15.30
#odopfor99days#part2#day81
#ProgramHamil40Hari#part1#day13

Day 5 : Mengamati Gaya Belajar Eza




Hari kelima ini, saya baru sempat bermain sama Eza setelah shalat Jumat tadi. Paginya saya belanja ke Tanah Abang untuk oleh-oleh lebaran keluarga Kudus. Saat saya pulang dari Tanah Abang, seperti biasa Eza nanya oleh-oleh. Saya kasih makanan dan baju, tadinya bajunya pengen langsung dipakai saking senengnya, tapi setelah dibujuk untuk dipake pas sore nanti, akhirnya mau juga. Setelah beres shalat dhuhur jamaah sama mba nya, saya pun langsung main sama Eza.

Hari ini sesuai agenda, permainan yang saya siapkan adalah mengenal angka. Kebetulan kemarin saya sudah beli puzzle angka, Eza seneng banget pas dikasih mainan berupa puzzle angka, walaupun setelah dibongkar, dia belum bisa masang lagi. Beberapa kali saya pancing dengan mainan puzzle, Eza ga terlalu antusias, kenapa ya... mungkin memang belum saatnya. Saat saya coba pandu dia untuk masang puzzle, eh dia malah megang lap pel dan bergerak ngepel haha... kinestetiknya tersalurkan deh. Seperti terlihat dalam gambar berikut. Agak buram, karena moment anak bermain itu memang tak terduga dan cepat sekali, mengabadikannya pun harus cepat-cepat karena momennya cepat sekali berganti.



Setelah itu si bunda memperdengarkan bilangan 11-15, karena 1-10 dia sudah hafal dengan 3 bahasa yaitu bahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Kali ini saya berikan stimulus untuk auditorinya, dia dengerin sih tapi sambil bercanda, misalnya saat saya bilang sebelas, dia jawab “tiga belas”, maksud saya biar dia ngikutin apa yang saya perdengarkan, ternyata dasar anak humoris, ada aja perilakunya yang bikin ketawa. Trus saat saya bilang “dua belas”, dia bilang “lima belas” haha ya sudahlah mas semaunya kamu aja asal kamu bahagia ...

Thursday, April 27, 2017

Day 4 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Hari ini saya (baru) mulai menyusun program stimulus gaya belajar Eza. Ternyata baru sadar bahwa saya jarang memberikan stimulus untuk auditorinya. Banyak menstimulus untuk visual dan kinestetiknya, pantas saja kalau Eza terlihat sementara ini dominan visual dan kinestetiknya.

Hari ini agendanya adalah memperkuat huruf hijaiyah. Saya belikan puzzle hijaiyah, saya putarkan lagu mengenal huruf hijaiyah, beberapa huruf sih dia sudah hafal. Saat memutarkan lagu hijaiyah, stimulus untuk visual dan auditori nya dapet, sambil melihat, ia juga mendengarkan lagunya. Walau belum bisa menirukan saat lagunya dimatikan, minimal sudah terekam di kepalanya tentang huruf hijaiyah. Memperkuat yang selama ini sudah dipelajarinya.

Untuk puzzle hijaiyah, ternyata si mba nya ga sabar. Baru masang huruf alif, langsung saja dibantu mba nya untuk memasang puzzle huruf hijaiyah. Eza belum antusias untuk memasang semua puzzle ini sendirian, dia lebih tertarik menonton dan mendengarkan tayangan mengenal huruf hijaiyah. Untuk kinestetik, rencana saya hari ini menghafal huruf hijaiyah, gagal terlaksana karena si bunda harus menemui tamu penting sang pendiri IIP.  Berarti besok agendanya bertambah, rencana hari Jumat dan stimulus kinestetik hari ini yang belum terlaksana. Semangaat ...

Semoga Bermanfaat

Kamis, 270417.14.40
#odopfor99days#part2#day79
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day4

#KuliahBunsayIIP

Hari Ke-12 : Program Hamil 40 Hari: Belajar Ilmu Yakin dari Wirda Putri Ust Yusuf Mansur



Saat saya mengerjakan beberapa tugas di laptop, saya browse you tube untuk mencari materi mengajar. Tak sengaja, terbuka lah tayangan acara Hitam Putih Trans TV yang mengundang anak-anak para ustadz terkenal yaitu anak Ust Yusuf Mansur, Ust Wijayanto dan Ust Jeffri Al-Bukhori. Sebenarnya bisa jadi bukan tak sengaja, tapi sengaja Allah kirimkan agar saya dengarkan tayangannya dan turut memperkuat keyakinan saya tentang program hamil 40 hari ini. Wirda putrinya Ust Yusuf Mansur ternyata punya pengalaman yang lebih keren, saat meminta handphone pada Allah dan “mengancam” harus ada dalam waktu dua minggu.

Jadi ceritanya, Ust Yusuf Mansur mengajarkan pada anak-anaknya jika punya keinginan apapun, sampaikan pada Allah, jangan minta pada orangtua. Dan ia ajarkan juga di beberapa taushiahnya, bahwa jika menginginkan sesuatu, seringlah menghadirkan “keinginan” itu, lalu bacakan shalawat sebanyak-banyaknya. Maka saat Wirda ingin laptop edisi terbaru saat itu, ia tak memberitahu orangtuanya. Ia cari gambarnya di internet, ia print gambarnya dan ia tempelkan di tempat yang sering terlihat setiap hari. Lalu ia bacakan shalawat sambil memegang gambar itu, setiap hari.

Pada hari ke-14, Wirda diajak ke mall sama ibunya, saat ibunya mengajak makan, ia pergi sendiri ke toko handphone, ia bacakan shalawat barulah ia kembali untuk makan bersama keluarganya. Mungkin orangtuanya maklum dengan kebiasaan anaknya, walaupun ia tak memberitahunya langsung, tapi sepertinya ibunya tahu tanpa harus diberitahu. Setelah makan, ternyata Wirda langsung pulang. Sempat kesal dalam hati, ko udah 14 hari belum ada tanda-tanda datangnya laptop. Akhirnya Wirda pun pulang dan pasrah, sudah tak berharap lagi.

Wednesday, April 26, 2017

Hari Ke-11 : Program Hamil 40 Hari: Jangan Lelah Berbuat Baik



Memasuki hari kesebelas ini, Allah sering membangunkan saya mulai jam 2 malam. Isyaratnya biasanya Eza bangun, entah pengen minum, pengen pipis dan lain-lain. Tapi dasar saya yang tak mau rugi kekurangan waktu tidur, biasanya saya malah tidur lagi. Nanti jam 3 untungnya saya masih dibangunkan. Saya merasa dulu sebelum ada program riyadhah hamil 40 hari ini, untuk bangun tahajud itu beraat bangetz. Seringnya saya bablas bangun pas adzan shubuh, dan setelah itu nyesel karena ga bisa bangun tahajud. Tapi setelah menjalani program ini, mungkin karena ada maunya juga hehe, rasanya jadi lebih ringan dan itu pasti karena pertolongan Allah saja.

Pagi-pagi setelah rutinitas pagi saya usai, yaitu apel bersama siswa trus menerima setoran hafalan Al-Qur’an di masjid, saya langsung mengajak Eza jalan pake motor. Banyak siswa yang nitip minta dibelikan sesuatu. Saya tidak merasa beban dititipin mereka, sambil ngajak Eza jalan, saya belikan pesanan mereka. Kali ini banyak pesanan mereka berupa kartu data internet. Biasanya saya beli di toko pulsa dekat pembensin, ternyata kosong, akhirnya muter lagi ke Batan, alhamdulillah ada. Puas mengajak Eza jalan-jalan, main perosotan, langsung pulang deh.

Setelah itu, saya ke sekolah untuk urusan kepanitiaan USBN dan kesiswaan terkait lomba olimpiade bahasa Arab. Ternyata sahabat saya minta diantar ke Pasar Modern BSD untuk transfer urusan klub bahasa. Saya pun siap mengantar, ojeg panggilan lah pokoknya. Jika ada kebaikan yang ada di depan mata yang bisa saya lakukan, saya takkan sia-sia kan, saya tak tahu dari aspek apa yang dapat meringankan hisab saya di akhirat nanti. Semoga kebaikan sekecil apapun yang saya lakukan, menjadi pemberat timbangan kebaikan di hari akhir nanti.

Selama perjalanan, sahabat saya ini bercerita bahwa di bulan Juli nanti, ia diminta sang kepala madrasah untuk mendampingi siswa ke negeri sakura. Awalnya ia heran kenapa ia yang dipilih, tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia terima tawaran itu. Saya yang melihat langsung kebaikan sahabat saya ini, betapa perjuangannya mendampingi siswa siswi selama berada di sekolah berasrama, all out melayani siswa, kadang tanpa perhitungan rela berkorban untuk siswa siswinya, ternyata dibalas Allah dengan cara yang lebih indah. Bukan dari gaji yang nominalnya terbatas, tapi dari bonus seperti ini yang berkali kali lipat balasannya. Sungguh Allah tak tidur, Maha Menyaksikan kebaikan sekecil apapun. Saya takjub dengan cara Allah membalas kebaikan hamba-Nya ini.

Maka jangan pernah lelah berbuat baik, walau kadang balasannya tak langsung kita dapatkan, walau kadang orang yang kita perlaukan baik, membalas dengan cara sebaliknya, walau kita akhirnya ditipu dengan jutaan rupiah atas kebaikan kita, percayalah Allah tidak tidurr. Balasan untuk kebaikan adalah kebaikan dan balasan keburukan adalah keburukan. Janji Allah itu pasti dan jangan berharap pada janji manusia.

Semoga Bermanfaat

Rabu, 260417.15.20
#odopfor99days#part2#day77
#ProgramHamil40Hari#part1#day11

Day 3 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Setelah saya membaca beberapa referensi tentang gaya belajar anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengamati gaya belajar anak. Misalnya untuk mengamati gaya belajar visual, anak disodorkan gambar, film, grafik, trus lihat respon anak, apa bisa duduk diam untuk memperhatikan gambar dan film dalam waktu lama. Kalau iya, bisa jadi anak itu type visual. Kalau ga bisa duduk diam, sambil lari-lari pecicilan, berarti anaknya type kinestetik. Sedangkan untuk type auditori, bisa disodorkan lagu, dibacakan cerita, nah betah ga dia mendengarkan. Kalau iya, bisa jadi anaknya type auditori. Saya beberapa kali membacakan cerita pada Eza, mau sih mendengarkan tapi biasanya ga lama, dan yang bikin bosan adalah, dia pengennya hanya dibacakan satu buku yaitu si dotty, si pesawat terbang.

Beberapa hari yang lalu, saat saya mengantar orangtua ke BCA Tasikmalaya, ternyata agak lama urusannya. Saya mulai berkeliling biar Eza gak bosan, maklum senangnya bergerak kesana kemari. Saat saya masuk ke dalam bank nya, alhamdulillah ada area ruang bermain anak dengan balok-balok seadanya. Daripada ga ada sama sekali, lumayan lah. Akhirnya saya ajak Eza maen kesitu, trus dia duduk sendiri sambil bermain balok. Ternyata anteng juga.

Tuesday, April 25, 2017

Hari Ke-10 : Program Hamil 40 Hari: Taziah ke Rumah Siswa yang Wafat



Hari kesepuluh program hamil ini, alhamdulillah semuanya lancar-lancar saja. Allah masih membantu saya untuk beribadah dengan mudah, jika bukan tanpa pertolongan-Nya, sepertinya akan berat sekali bagi saya untuk melewati semua ini. Kemarin dalam perjalanan pulang Cimone ke Serpong, saya memberitahu suami tentang riyadhah program hamil 40 hari ini. Berharap bahwa dia juga turut mendukung saya, minimal ikut mendoakan walau saya juga tidak berharap dia akan mengikuti riyadhah ini bersama-sama. Ekspresinya datar seperti biasa, saya fikir dia tidak memperhatikan, tapi saya dikagetkan saat dia bangun tahajud tadi malam. Semoga kekuatan ibadah kami mampu menembus langit arsy.

Hari ini kantor dan sekolah tempat saya bekerja, dikejutkan dengan berita duka wafatnya siswa kami kelas X yang bernama Farih Shilah yang berusia 16 tahun. Memang sejak bulan Februari, Farih dirawat di rumah sakit dengan diagnosa yang mengejutkan, stadium akut leukemia. Tapi sejak bulan Maret lalu, ananda Farih sudah dipindahkan dari ICU ke kamar perawatan, sudah bisa berkomunikasi dengan orang tuanya, sempat dibelikan handphone baru, teman-temannya sempat menjenguk juga dan bisa mengobrol. Kami fikir semuanya baik-baik saja, ternyata berita duka itu datang, tepat jam 8 pagi ananda Farih wafat dan kembali pada Sang Pencipta.

Saya dan beberapa rekan guru serta perwakilan siswa kelas X pun langsung taziah ke rumah sakit Islam. Kami pergi dari Serpong pukul 08.30 dan tiba disana pukul 10.30, alhamdulillah masih bisa ketemu jenazah almarhum, sempat diperlihatkan mukanya oleh ayahanda almarhum. Subhanallah wajahnya bersih dan bibirnya seperti sedang tersenyum. Berikut adalah foto saat jenazah akan dimandikan.


Saya dan beberapa ibu guru lain, tak kuat melihatnya, langsung menitikkan air mata, apalagi ayahnya juga tak kuasa menahan tangis. Setelah itu, jenazah akan dimandikan. Kami harus menunggu lama sang petugas rumah sakitnya, kira-kira sekitar satu jam kami menantikan petugas untuk memandikan jenazah almarhum. Setelah itu, kami shalat dhuhur berjamaah di masjid dan dilanjutkan dengan shalat jenazah. Alhamdulillah shalat jenazah ini dihadiri banyak jamaah. Beginilah detik-detik menjelang jenazah disholatkan.



Setelah itu, jenazah diberangkatkan ke Cilacap menuju tempat mbahnya. Beberapa siswa menahan tangis saat melepas jenazah pergi seperti terlihat dalam foto berikut :


Farih adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak dan adiknya laki-laki, ayahnya bekerja di Lampung. Menurut cerita salah satu pengurus komite sekolah, sejak hari Jumat ananda Farih sudah tak sadarkan diri dan dibawa ke ICU. Sebelumnya empat dibawa ke rumah sakit Dharmais Jakarta, tapi pelayanannya kurang memuaskan, dan almarhum minta dirawat kembali di rumah sakit Islam Jakarta. Sejak koma hari Jumat lalu, hingga akhirnya meninggal dunia di hari Senin pagi. Ini adalah kali kedua siswa kami meninggal dunia. Yang pertama adalah atas nama Faiq antara tahun 2010 atau 2011.  Semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya.

Sungguh, ini pengalaman berharga bagi saya bisa melihat langsung jenazah, menyaksikan dari dekat saat jenazah akan dimandikan, ikut menyolatkan jenazah di masjid rumah sakit islam, dan menyaksikan saat jenazah akan dibawa ke rumah mbah nya di Cilacap. Apalagi saya juga sudah menjadi orangtua, saya cukup bisa merasakan kesedihan orangtuanya. Maka program hamil ini mengajarkan saya juga untuk pasrah, tidak ngoyo untuk punya anak lagi, percaya saja bahwa Allah adalah Pemilik Skenario terbaik. Bahwa anak adalah bukan milik kita, tapi milik Penciptanya. Terima kasih Rab untuk hikmah hari ini.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 250417.14.30
#odopfor99days#part2#day75
#ProgramHamil40Hari#part1#day10

Day 2 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Dari tabel diatas, yang visual ditandai dengan kotak warna merah, hanya satu dari tiga yang baru bisa teramati yaitu menyukai hal-hal yang bersifat detail dan rapi. Saat saya atau mba nya beberes rumah, Eza suka pengen ikut nyapu atau ngepel. Saat saya di ruang atm,  Eza suka mengambil kertas-kertas yang berserakan di lantai untuk dimasukkan ke tempat sampah. Keren ga sih hehe.

Sementara untuk auditori yang ditandai dengan kotak berwarna biru, tiga-tiganya masih belum ok, karena masih tiga tahun jadi belum tereksplorasi semua. Sementara yang kinestetik pada kotak berwarna ungu, hampir semua kotak itu sepertinya cocok dengan Eza. Saat belajar shalat, Eza cukup melihat papa bundanya shalat, ia sudah bisa gerak gerak ngikutin. Kalau diajak bermain outdoor seperti perosotan, ayunan dan lain-lain, itu matanya berbinar binar sekali. Memang belum bisa disimpulkan juga kalau Eza itu dominan kinestetik nya, saya masih harus memberikan stimulus sebanyak banyaknya untuk merangsang potensi belajar Eza.

Mengamati gaya belajar Eza memasuki hari kedua ini, membuat saya kembali pada masa lalu, stimulus apa saja yang sudah saya lakukan untuk memberikan rangsangan pada seluruh potensi belajar Eza. Sepertinya saya sudah berusaha memberikan stimulus pada semua jenis gaya belajar, baik visual, auditori maupun kinestetik.

Monday, April 24, 2017

Hari Ke-9 : Program Hamil 40 Hari: Pulang ke BSD, Terima Setoran Hafalan



Hari Ahad kemarin adalah memasuki hari ke-9 program hamil 40 hari. Hari ini, kami putuskan pulang ke BSD, walau Senin nya masih hari libur nasional peringatan isra miraj. Alasan utamanya adalah karena suami akan dinas ke Jambi hari Selasa besok dan belum menyiapkan materi presentasi nya. Alasan lainnya adalah menghindari kemacetan karena long weekend. Walau mamah masih kangen dan meminta kami pulang di hari Senin, kami coba menyampaikan alasannya, akhirnya dengan berat hati pun mengijinkan.

Kami berangkat dari tasik setelah subuh, pukul 05.30. Alhamdulillah lalu lintas lancar jaya, kami istirahat di Bandung pukul 07.15 untuk sarapan dan mengisi bensin, saya sempatkan pula shalat dhuha sebagai program ibadah untuk mendukung program hamil 40 hari. Walau tanpa program ini pun, insya allah dhuha nya jalan terus. Kami istirahat di pembensin Al-Mashoem sebelum tol Cileunyi. Saat saya mau beli kopi, ternyata tak dikenakan bayaran alias gratis, hanya disediakan kotak amal bagi yang ingin berinfak. Tidak membayar pun tak apa-apa. Saya amati spanduk kecil di depan meja kopi, ternyata ini adalah program penyaluran zakat dari Al-Mashoem. Keren banget dan ini pasti membahagiakan para musafir yang bisa menikmati kopi atau teh hangat untuk sekedar melepas lelah. Semoga makin berkah rejekinya.

Hari Ke-8 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Jalan-Jalan Bareng Keluarga



Setelah tiba di Tasik, menikmati sarapan khas masakan Mamah yang enak, suami dan Abah yang nyaris ga tidur selama perjalanan, langsung tepar di kasur. Sementara emak emak yang masih bisa tidur di tengah kemacetan selama perjalanan, menikmati liburan pagi di Tasik dengan ngobrol sambil meliht anak-anak main. Rasanya nikmat sekali bisa menghabiskan liburan bareng keluarga. Ada kebahagiaan yang tak terkatakan, hanya bisa bersyukur dengan banyak mengucapkan hamdalah.

Setelah shalat Jumat, kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Tasik. Suami sebenarnya masih cape dan saya minta istirahat saja di rumah, karena oleh-oleh nyetirnya adalah batuk dan pilek, tapi karena ada kakak ipar saya yang nyetir, jadi suami pun ikut karena bisa menikmati jalan-jalan sebagai penumpang. Akhirnya kami pun jalan dengan tujuan utama adalah ke BCA Tasikmalaya untuk mensurvei pameran mobil yang sedang promo dalam rangka Ulang tahun BCA dan hari ini adalah hari terakhir.

Tiba disana, kami langsung disambut petugas BCA yang sudah siap dengan penawaran menariknya, pilihan kami langsung pada mobil BRV dari Honda. Entah siapa yang bernafsu ingin beli mobil ini, mamah dengan diprovokatorin kakak-kakak saya, akhirnya luluh juga mengambil mobil BRV warna merah, dengan DP 60 juta dan cicilan Rp 6.079.000 selama 3 tahun. Saya sih hanya membantu mengantarkan saja, membantu transfr sebagai tanda jadi dan yang paling penting bisa berselfie ria dalam mobil baru yang sedang dipajang. Kapan lagi bisa begaya di dalam mobil merah haha.

Day 1 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Pada minggu keempat materi kuliah Bunda Sayang IIP ini, pembahasannya adalah tentang gaya belajar anak. Tantangan game level 4 ini pun seputar gaya belajar anak. Sebenarnya dari kemarin kemarin sudah ingin memulai tantangan game level 4 ini tapi berbagai kesibukan dan mudik liburan, jadi alasan klasik sebagai pembenaran tertundanya tulisan hehe.

Berdasarkan materi yang disampaikan Bu Septi tentang gaya belajar anak, ada 3 macam modalitas belajar anak yaitu :
      1.      Auditory, modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair dan hal-hal lain yang terkait.

      2.      Visual, modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.

      3.      Kinestetik, modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi dan hal-hal lain yang terkait.

Dan menurut Euis Yulianti dalam kulwap di Sulawesi Selatan, gaya belajar tidak bisa diputuskan atau ditetapkan ketika anak masih dalam masa eksplorasi, usia 2-3 tahun adalah masa-masa eksplorasi dan ingin tahu yang tinggi. Tipe auditory, visual, kinestetik semuanya masih dalam proses perkembangan. Semua itu bisa muncul pada setiap anak dan bisa berubah karena mudah bosan.

Maka yang saya lakukan adalah memberikan stimulus sebanyak-banyaknya pada Eza agar potensi belajarnya berkembang. Selama ini lebih sering mengajak Eza untuk main outdoor, dan ternyata dia memang senang bergerak. Sepertinya emang mayoritas anak lak-laki senang bergerak ya, ga bisa diam dan terus saja bereksplorasi. Seperti saat saya ajak Eza belanja ke mall, saya berikan keranjang belanja, dan dia malah dorong-dorong haha. Nikmati saja duniamu ya Za...

Semoga Bermanfaat

Senin, 240417.06.00
#odopfor99days#part2#day71
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day1

#KuliahBunsayIIP

Hari Ke-7 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Silaturahmi pada Orang Tua



Hari Kamis tanggal 20 April 2017, saya dan keluarga memutuskan untuk mudik pada rumah orangtua saya di Tasik. Banyak orang berfikir, saat liburan long weekend seperti minggu ini dimana hari Senin adalah libur nasional peringatan isra miraj, itu adalah saatnya liburan jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, menikmati kuliner berbagai kota dan berfoto ria di bergai kota atau bahkan negara. Tapi yang sering terlupakan adalah bahwa orangtua kita juga punya hak atas waktu kita. Orangtua merindukan kehadiran anak dan cucunya, walau harus repot menyiapkan segala makanan dan segala tetek bengeknya, tapi justru disitulah letak kebahagiaan orangtua yaitu saat merasa dibutuhkan anak dan cucunya.

Saya baru menyadarinya beberapa minggu sebelumnya, saat ada tanggal merah di bulan Maret dan saya menelpon orangtua, keluarlah dari mulut ibu saya, “kirain mau pada ke Tasik”. Barulah saya sadar, bahwa ternyata kehadiran saya dan keluarga masih dirindukan. Memang saya sempat hunting tiket untuk menikmati long weekend di bulan April ini, apalagi hari ini adalah ulang tahun pernikahan saya yang keempat, pengen gitu sekali-kali menikmati liburan ke kota atau negara mana gitu bareng suami dan Eza. Tapi setelah mendengar harapan mamah itu, saya langsung diskusi ma suami, alhamdulillah disetujui. Apalagi pas mengajak abah saya, dia senang banget saat tahu akan mudik ke Tasik. Maklum sudah beberapa bulan dia tidak bertemu istrinya, karena abah “bekerja” di Tangerang, sementara mamah di Tasik. Abah mengajar anak-anak di mushola, sementara mamah lebih senang menikmati berbagai pengajian di Tasik.

Akhirnya kami berangkat dari Tangerang pukul 22.30 bersama abah saya dan kakak saya plus anaknya. Kami berfikir jika berangkat malam tidak akan macet. Ternyata oh ternyata, macet sangat bo. Baru di Jakarta saja sudah macet panjang, entah itu orang-orang baru pada pulang kerja atau malah baru mau meninggalkan Jakarta. Yah tidak ada pilihan lain selain menikmatinya. Kami baru tiba pukul 2 malam di rest area km 57. Suami langsung tepar di masjidnya yang indah. Saya yang penumpang aja pegal dan ngantuk, apalagi suami yang nyetir. Alhamdulillah punya kesempatan untuk tahajud. Kami melanjutkan perjalanan lagi pukul 3 pagi.

Thursday, April 20, 2017

Hari Ke-6 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : 4 Tahun Pernikahan



Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya protes dan menangis-nangis dalam doa saya, mengadu betapa lelahnya saya berpuluh puluh kali taaruf dan tak kunjung berujung di pernikahan. Rasanya belum lama saya mengirim surat pada orang tua sebagai bentuk protes saya saat orang tua menolak calon suami yang saya ajak ke rumah. Rasanya ... Rasanya ... Rasanya sungguh malu jika saya mengingat saat saat jahiliyah itu. Sekarang betapa bersyukurnya saya dengan kehidupan saat ini. Jika saja Allah mengabulkan keinginan saya saat itu, ah entah apa jadinya.

Tepat 4 tahun lalu, di tanggal inilah saya resmi melepas masa lajang dan resmi bersuamikan orang Kudus. Teman yang bertransformasi menjadi partner 24 jam dalam kehidupan, mewarnai seluruh kehidupan saya. Dan tepat setahun setelah pernikahan, kami resmi menjadi orang tua dari seorang cowo mungil nan lucu yang akhirnya kami beri nama Muhammad Zahid Al Zayyan, yang dalam kehidupan sehari-hari dipanggil Eza. Eza ini adalah singkatan dari nama saya dan suami yaitu EvaZAenuri.

Kehidupan pernikahan yang baru dijalani selama 4 tahun, tentu bukan tanpa masalah. Berbagai konflik dan tantangan pernikahan, telah kami lalui dengan mulus sejauh ini, alhamdulillah. Saya bersyukur sekali menikah dalam usia yang cukup matang, sehingga emosi sudah lebih terkelola, walau masih saja suka berapi api dan cemberut ga jelas pada suami hehe.

Hari Ke-5 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Pilkada DKI yang bersejarah



Hari ini, Rabu tanggal 19 April 2017, adalah hari bersejarah bagi warga DKI Jakarta karena akan memilih Gubernur yang akan memimpin Jakarta dalam 5 tahun ke depan. Pilkada kali ini sangat menghebohkan dan hampir mencuri perhatian seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya warga Jakarta saja. Kenapa ya? Bisa jadi karena ada pertarungan besar di belakang para calon gubernur ini. Pertarungan Ahok Djarot pasangan calon nomor 2 dengan Anies Sandi pasangan calon nomor 3, adalah pertarungan dua kekuatan besar yang akan membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Saat tulisan ini dibuat, hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Anies Sandi unggul atas pasangan Ahok Djarot. Dan dengan demikian Anies Sandi berhak memimpin ibukota Indonesia ini. Semoga Jakarta semakin baik ke depannya.

Hari kelima dalam program 40 hari kehamilan ini selain diisi dengan mengikuti berita pilkada, juga saya isi dengan membaca buku Rudy, kisah masa muda BJ. Habibie. Buku ini saya pinjam dari salah seorang siswi kelas X. Biasanya buku pinjaman ini saya selesaikan lebih cepat, karena harus saya kembalikan. Berbeda kalau buku sendiri, karena merasa milik sendiri dan tak perlu mengembalikan, justru biasanya bukunya malah tidak terbaca. Kadang saya sengaja meminjam buku agar selesai baca bukunya.

Sambutan Pa Direktur : Racikan Sejarah dan Kitab Klasik



Pada hari Kamis sampai Minggu tanggal 13 – 15 April 2017, saya dan rekan kerja sekantor ditugaskan mengikuti Konsolidasi Penyusunan & Evaluasi Program Madrasah yang bertempat di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, Bogor Jawa Barat. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bapak Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan M.A.

Saya sering mendengar penuturan Bapak Direktur dalam beberapa acara kantor dan kementerian Agama. Kagum dengan isi sambutannya yang tidak biasa, mendalam dan sarat makna. Setiap saya mengikuti paparannya, isi nya selalu berbeda dan membuat saya terkagum kagum dengan keilmuan yang dimilikinya. Pemahamannya terhadap beberapa referensi kitab klasik dan aplikasinya dalam hidup berorganisasi dan pekerjaan, dikemas dengan sangat indah melalui berbagai cerita menarik.

Ada 4 referensi yang menjadi kemasan pembicaraan pa direktur yaitu :
      1.      Kisah Wali Songo, terutama Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga
      2.      Sejarah Cirebon
      3.      Kitab Alfiyah Ibnu Malik
      4.      Muqaddimah kitab I’ananuth Thalibin (اعانة الطاليبن)

Cerita pertama beliau menuturkan kisah Sunan Bonang yang merupakan putra Sunan Ampel. Sunan Bonang adalah putra keempat Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila putri Arya Teja, Bupati Tuban. Mendengar kenakalan Raden Sahid (Sunan Kalijaga), Sunan Bonang pun bertindak dengan caranya. Siapakah Raden Sahid ini?

Raden Sahid adalah putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Masa mudanya dikenal sebagai remaja nakal yang suka berjudi, mencuri hingga diusir dari rumahnya. Usai diusir, malah semakin nakal dengan menjadi perampok yang membuat kerusuhan di Hutan Jatiwangi hingga dikenal dengan sebutan Brandal Lokajaya. Konon Raden Sahid ini adalah perampok budiman karena ia mencuri harta orang kaya untuk dibagikan pada orang miskin. Kenakalan Raden Sahid ini pun menggugah hati Sunan Bonang.

Suatu hari, Raden Sahid melihat ada seorang berjubah putih lewat di hutan Jatiwangi. Raden Sahid mengincarnya karena lelaki berjubah putih itu membawa tongkat yang gagangnya berkilauan, Raden Sahid mengiranya itu adalah emas. Ternyata gagangnya itu terbuat dari kuningan yang berkilauan saat terkena sinar matahari. Lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang yang menyamar untuk menyadarkan Raden Sahid.

Postingan Favorit