Saturday, September 30, 2017

Playdate ke Pelabuhan Tanjung Priuk, Latihan Ketangguhan buat Eza



Hari Jumat kemarin, saya mengikuti playdate Eza bareng teman-temannya di sebuah komunitas, untuk mengunjungi kapal laut di pelabuhan Tanjung Priuk. Pengenalan alat transportasi, rasanya semua sudah dicoba Eza, kecuali kapal laut. Mulai dari mobil, bis, motor, kereta dan pesawat, semua sudah pernah Eza naiki. Maka saat ada tawaran untuk mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priuk, saya langsung iyakan, walaupun tempatnya jauh di ujung utara sana.

Saya berangkat pukul 06.30 dari Stasiun Rawabuntu. Awalnya saya janjian dengan teman saya di stasiun Tanah Abang. Tapi mendadak teman saya sakit jadi membatalkan keikutsertaannya. Akhirnya saya pun melanjutkan berkereta ria. Dari stasiun Tanah Abang, kami ke stasiun Manggarai, lanjut ke stasiun Jakarta Kota. Wuah padatnya penumpang di pagi hari membuat saya hati-hati saat mengajak Eza beralih dari satu kereta ke kereta lain. Untungnya ada kursi prioritas bagi ibu yang membawa balita, jadi walaupun padat, saya pasti mendapat tempat duduk. Eza sudah terlihat lelah sejak di Manggarai, tapi saya hibur terus. Eza harus belajar lelah dan dilatih ketangguhannya agar tumbuh menjadi pribadi kuat dan tak lemah dengan berbagai situasi.

Tiba di stasiun Jakarta Kota, waktu sudah menunjukkan pukul 9 kurang, saya mengajak Eza shalat dhuha dulu disini, setelah itu kami memesan grab menuju lokasi. Alhamdulillah hanya bermodalkan 20.000 ditambah dengan parkir 3000, saya sudah tiba di lokasi, yaitu di terminal penumpang pada pukul 09.30. Untuk menghibur Eza yang kelelahan, saya ajak dia ke Indomaret untuk membeli es krim kesukaannya. Ia terlihat senang sekali.

Sesal Tak Jamaah di Masjid



Hari Rabu kemarin, saya mengawas ujian tengah semester di sekolah. Ujian dimulai pukul 7.30 dan berakhir pukul 12 siang. Saat istirahat, saya tak pulang, terus saja berkutat di depan komputer. Hari ini hujan mengguyur kota Serpong dan sekitarnya. Sejak malam, hujan sudah membasahi bumi kampus kami, hingga pagi menjelang sekolah, hujan tetap belum berhenti. Siswa pun berangkat dengan menggunakan payung, pun juga termasuk saya. Biasanya saya menggunakan motor saat ke sekolah, tapi berhubung hujan, maka saya putuskan jalan kaki sambil membawa payung.

Saat ujian berakhir pukul 12 siang, saya pulang bareng teman saya yang juga tetangga sebelah rumah, jadi kami berjalan kaki menuju rumah. Tak lama kemudian, adzan dhuhur berkumandang, saya ko mendadak lupa dengan program dan niat saya untuk shalat berjamaah di masjid sebisanya. Malah saya hampiri Eza, rasanya udah kangen aja, padahal baru tak bersua beberapa jam saja. Cuaca juga masih hujan, sempurna tuk jadi alasan saya tak berangkat ke masjid. Padahal kalau diniatkan serius, mestinya bisa.

Akhirnya saya pun melewatkan kesempatan shalat dhuhur berjamaah di masjid dan tetap melakukannya berjamaah di rumah bareng mba nya. Setelah itu, rasa sesal mendera. Penyesalan memang selalu datang di akhir. 

Ngaji Romantis Nge Track Berdua Bareng Suami



Alhamdulillah, hari Kamis kemarin, target ibadah banyak terpenuhi, pagi-pagi saya ngawas, melayani dua tamu koperasi yang datang yaitu yang mengantarkan seragam dan dari pihak Garuda Indonesia yang menjajagi kerjasama dengan koperasi. Siangnya, ada syukuran makan-makan teman yang baru lulus kuliah di kantor. Karena saya puasa, maka saya bungkus makanannya.

Sore hari, suami memberikan kabar baik. Ada pengajian Ust Abdul Somad di masjid Nurul Huda, Jurang Mangu. Ia mengajak saya untuk hadir. Lalu ia urung mengajak saya, katanya pergi sendiri aja karena pake motor malam-malam. Saya bersikukuh minta ikut. Kapan lagi bisa melihat langsung kajian Ust Abdul Somad yang lagi hit di internet. Dan kapan lagi mengalami momen romantis ngaji berdua sambil nge track momotoran. Biasanya susah sekali mengajak suami untuk ngaji bareng ke suatu pengajian, ia lebih suka mendengarkan dari youtube. Maka ketika ia mau hadir ke kajian Ust Abdul Somad, itu sesuatu banget buat saya. Tentu saya tak akan melewatkan momen ini.

Wednesday, September 27, 2017

Jangan Pernah Lelah Berdoa




Hari Selasa kemarin, saya janjian dengan seorang teman yang sekaligus pengurus koperasi komunitas, untuk mengurus administrasi pendirian koperasi di kementerian koperasi. Sebelumnya saya harus mengambil surat pengantar dari notaris dulu, untuk diserahkan ke bagian kelembagaan di kementerian koperasi. Setelah mendapatkan surat pengantarnya, saya langsung menuju stasiun untuk naik kereta ke stasiun Tebet, tempat meet up saya dengan teman tadi.



Saya tiba di stasiun Tebet pukul 12 siang, sementara teman saya baru berangkat dari Bogor tepat jam 12 juga. Jadilah saya cari makan dulu, trus sholat di masjid yang tak jauh dari Stasiun Tebet. Masjid ini kumuh sekali, bersatu dengan madrasah diniyah dan tsanawiyah. Saya sengaja mencari masjid, karena saya niatkan untuk melanjutkan program hamil 40 hari dengan ibadah ini, saya harus terus melakukan perbaikan, salah satunya adalah dengan melakukan shalat berjamaah di masjid, yang sebelumnya tempat bebas yang penting berjamaah.

Memompa Harapan, Memulai Langkah



Hari Senin kemarin, saya kembali memulai program hamil 40 hari, dengan melanjutkan ke hari 16 karena haid di hari ke-15. Ada perasaan berat memulai kembali, katanya langkah berat selalu dimulai dari langkah pertama. Berat karena saya harus kembali menggantung asa, memulai kembali program ibadah yang sempat hancur berantakan karena padatnya aktivitas.

Kemarin, saya juga memutuskan untuk puasa qadha yang masih tersisa dua hari lagi. Perlu tenaga dan mental ekstra untuk memulai lagi, setelah berkali kali terjatuh dan gagal kembali. Tapi semuanya saya niatkan untuk memperbaiki ibadah saya yang makin kacau jika tanpa program hamil 40 hari ini. Semakin terpacu juga untuk banyak mencari ilmu, mencari referensi tentang keutamaan ibadah ritual dan ibadah sosial (seharusnya tidak dipisahkan seperti ini).

Hari ini, saya menghabiskan waktu dengan mengurus administrasi koperasi kantor dan koperasi komunitas IIP. Pagi-pagi saya membicarakan koperasi kantor dengan beberapa pengurus, dan siangnya saya pergi ke notaris untuk mengurus administrasi koperasi komunitas. Kadang saya berfikir untuk apa saya repot repot mengurus ini dan itu, lelah kesana kemari, apa untungnya buat saya ya. Tapi bismillah jika ini memang jalan saya berbuat untuk umat, semoga saya ikhlas menjalaninya.

Monday, September 25, 2017

Cerdas Finansial, Menabung Yukss



Tantangan materi leve 8 tentang cerdas finansial ini, memang tak mudah. Butuh konsistensi dan kekompakan dengan pasangan untuk menerapkan aturan bersama terhadap anak. Tentang jajan, misalnya saat saya menerapkan pembatasan uang jajan, tiba-tiba papahnya Eza mengajak Eza ke indomaret untuk jajan. Hadeuuh

Maka, menabung di celengan adalah salah satu solusi agar Eza juga faham bahwa tak semua keinginannya untuk jajan, bisa dikabulkan. Satu celengan sudah penuh berisi uang receh yang dikumpulkan. Sekarang sudah menuju celengan kedua. Eza semangat sekali memasukkan uang ke celengan, tapi jika diajak ke indomaret, semangat juga untuk jajan. Padahal saya sudah bilang saat akan pergi, bahwa bundanya hanya akan pergi ke ATM, bukan untuk jajan. Kadang berhasil strategi, kadang juga jebol.

Membangun anak memiliki karakter cerdas finansial ternyata tidak mudah. Anak siap diajari, tapi orang tuanya yang harus kompak dan konsisten dalam mendisiplinkan anak. Saya dan suami, termasuk belum berhasil dalam tantangan kali ini. Baru sebatas menabung saja dari sisa-sisa uang kembalian, tapi mengerem untuk tidak jajan saat mengajak anak jalan-jalan, itu belum berhasil kami lakukan. Kami harus remedia lagi untuk urusan komunikasi produktifnya agar kami kompak di depan anak saat menerapkan aturan, termasuk urusan jajan ini. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi.

Semoga Bermanfaat

Senin, 250917.05.30
#Tantangan10HariLevel8
#AliranRasa
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day26

Si Merah Datang Saat Puasa, Program Hamil pun Terhenti Sementara di Hari ke-15



Hari Senin minggu lalu, saya berniat puasa qadha yang masih tersisa 2 hari lagi. Saya beraktivitas seperti biasa, dan kaget sekali saat akan shalat ashar, tiba-tiba si merah datang. Saya haid dan program hamil 40 hari pun terhenti sementara di hari ke-15.

Ada rasa sedih di hati, tapi juga menyesal karena memang saya tak maksimal di 15 hari kemarin, shalat jamaah yang penting berjamaah, tidak berniat kuat untuk shalat berjamaah di masjid. Banyaknya agenda kegiatan juga tak membuat saya fokus pada program hamil 40 hari ini. Ibadah hanya seperti runititas harian yang jarang saya hayati.

Adanya beberapa kejadian yang menimpa siswa saya, menyadarkan saya untuk lebih serius ibadah dan meminta solusi hanya pada Allah. Padatnya aktivitas saya akhir-akhir ini terkait rencana pendirian koperasi IIP, juga sempat diprotes suami saya dan menyuruh saya untuk lebih banyak beristirahat. Eza pun sempat terabaikan, saya sering berkutat di laptop, karena mengurus berbagai amanah yang tak kunjung usai.

Maka saat haid ini, saya jadikan waktu untuk merenung dan minta ampun, harus banyak istigfar agar dosa-dosa saya diampuni, dan Allah berkenan menurunkan pertolongan-Nya untuk memberi saya solusi terhadap semua permasalahan saya. Semoga

Semoga Bermanfaat

Senin, 250917.05.30
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari15
#odopfor99days#sesi3#day25

Sunday, September 24, 2017

Bermain Gratis, Rejeki punya Teman dan Tetangga Baik



Dulu, saat saya kecil, bermain dengan teman-teman itu sangat mengasyikkan, kami punya lapangan dekat rumah untuk bermain bola, bermain galah asin, lari-larian dan lain-lain. Tak ada mall untuk sekedar menghabiskan waktu di wahana bermain seperti anak-anak sekarang, mainan mahal tak banyak dijual karena kami sudah puas bermain dengan teman-teman. Sementara anak-anak sekarang, mainan mahal bertebaran dimana-mana, mobil-mobilan dan sepeda yang harganya menguras dompet, dan sulit sekali mendapatkan tetangga yang memiliki visi yang sama terkait pendidikan anak.

Banyaknya kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini, membuat para orangtua tak mudah mempercayai tetangganya, tak mudah melepas anaknya untuk bermain dengan teman-temannya dan sangat protektif terhadap keamanan anaknya. Maka mereka memilih mengajak anak-anaknya ke mall untuk menghabiskan masa liburan di akhir minggu, sambil orang tuanya belanja, sambil mengajak anaknya bermain di wahana bermain.

Maka saat Eza memiliki teman-teman seumuran, bahkan lebih tua, yang orang tuanya sama-sama tinggal di rumah dinas kantor, itu adalah rejeki yang tak ternilai uang. Mereka tiap hari bermain, bergantian di rumah saya dan rumah lainnya, sering juga mereka bermain sepeda bareng, tak jarang mereka berantem hingga menangis, setelah itu main bareng lagi. Kadang, saya ajak Eza dan temannya untuk jalan-jalan dan main di taman sekitar rumah kami.

Eza tak perlu lagi diajak ke mall untuk bermain, karena dia sudah puas bermain dengan teman-temannya yang sekaligus menjadi tetangganya. Anggaran untuk bermain pun bisa kami tabung untuk keperluan lainnya. Tak jarang, jadwal rutin tidur siang Eza menjadi batal karena ia memilih bermain bersama kawan-kawannya. Eza senang bersosialisasi, bagi dia bermain bersama teman-temannya adalah saat-saat yang membahagiakan dan sering dirindukan saat kami pergi meninggalkan rumah dinas.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 240917.07.40
#Tantangan10HariLevel8
#day10
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day24

Ikhtiar Langit untuk Sang Pencuri



Beberapa hari ini, saya dan teman di kantor, disibukkan dengan kasus pencurian yang sedang melanda asrama putri. Beberapa prosedur resmi, sudah dijalankan, mulai dari memberi waktu bagi sang pelaku, berdoa bersama hingga prosesi akhir adalah sumpah. Sumpah ini adalah suatu prosesi dimana setiap siswa bersumpah atas nama Allah bahwa ia tak mengambil uang temannya. Prosesi ini biasanya kami jadikan alternatif terakhir karena efeknya sangat menyeramkan.

Kasus pencurian ini sangat meresahkan, karena setelah diumumkan dan memberi waktu bagi pencuri, aksinya semakin menggila. Setiap hari, selalu ada laporan kehilangan uang, jika sebelumnya hanya untuk siswa kelas XI, ternyata lama-lama meluas ke siswi putri kelas X. Dia semakin menantang, bukan hanya kami gurunya, tapi juga Allah karena kami masih mendapat laporan kehilangan, bahkan setelah prosesi sumpah dilaksanakan.

Ikhtiar lain pun kami lakukan, teman teman pengurus angkatan, diminta untuk waspada dan melaporkan kejadian sekecil apapun yang mencurigakan seperti daya beli teman-temannya untuk jajan dan beli barang, sering alpa ke masjid, sering terlambat apel, kami kumpulkan datanya, semuanya dalam rangka mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, lalu kami analisa bareng siswa. Ada 2 siswa yang dijadikan suspect, lalu dipanggil dan disidang oleh teman saya yang lain, tapi belum ada hasilnya, tetap tidak mengaku.

Akhirnya ikhtiar langit pun kami lakukan. Kami minta seluruh siswa untuk tadarus sambil meminta pertolongan Allah. Bukan hanya tadarus, tapi juga di asrama. Siswi putri diminta untuk tadarus di asrama, sementara siswa putra tadarus di masjid. Kami meminta pertolongan Allah melalui ayat-ayat-Nya. Semoga Allah mengampuni kesalahan kami dan menurunkan pertolongan-Nya dengan cara mengungkapkan sang pelaku. Sungguh tak sulit bagi Allah untuk mengungkapkan kebenaran, karena Ia Maha Mengetahui. Semoga dengan begitu, seluruh siswa makin yakin bahwa Allah lah tempat meminta pertolongan dan tempat bersandar yang sesungguhnya.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 240917.07.30
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari14
#odopfor99days#sesi3#day23

Saturday, September 23, 2017

Belajar Jualan dan Simulasi Transaksi



Kemarin, Saat teman-teman Eza datang ke rumah, saya gunakan kesempatan ini untuk simulasi jualan. Awalnya mereka ga mau karena sedang main petak umpet, saya biarkan dulu mereka puas bermain petak umpet. Saat sudah lelah dan bosan dengan berbagai sarana bermain, akhirnya saya tawarkan bermain sambil belajar jualan. Alhamdulillah mereka antusias.

Pertama, saya minta mereka mengambil berbagai mainan yang ada di rumah, saya bilang,
“Ayo, kita jualan mobil dan truk ya”, mereka pun mengambil mainan itu dengan antusias, lalu kami jejerkan untuk dipajang sebagai barang jualan. Lalu saya jelaskan aturan mainnya. Saat Eza berperan sebagai penjual, maka dia akan menerima uangnya dan temannya akan menerima barangnya. Sebaliknya, saat Eza berperan sebagai pembeli, maka ia harus memberikan uangnya dan ia akan menerima barangnya.

Seru juga melihat mereka simulasi jualan, bermain peran sebagai penjual dan pembeli, mengajarkan bisnis sebagai salah satu aktivitas untuk mendapatkan uang dan barang. Ohya, saya juga memberi mereka uang mainan untuk bertransaksi. Awalnya mereka damai sentosa, hingga akhirnya berantem memperebutkan uang mainan. Hadeuuh mesti deh ada episode berantem, padahal ya andai mereka tau, itu cuma uang mainan, wahai anak anak, ade-ade... uang mainan saja diperebutkan haha namanya juga anak-anak, semua dilakukan dengan serius.

Semoga simulasi jualan ini memberikan Eza dan temannya inspirasi untuk menjadi pengusaha, bukan sebagai konsumen yang selalu membelanjakan uang, tapi bisa menjadi produsen yang memproduksi barang dan pengusaha yang membuka jalan rejeki bagi sebanyak mungkin orang. Aamiin

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 230917.14.00
#Tantangan10HariLevel8
#day9
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day22

Saat Mengurus Umroh, Dinamika Seru Urusan Umat



Selain mengurus koperasi, saya juga memegang uang masjid, yang ujungnya berdampak kemana-mana. Rekening masjid ini digunakan untuk menyimpan uang kotak amal masjid, menyimpan uang setoran kurban setiap hari raya idul adha dan setoran uang umroh siswa IC dan atau keluarganya.

Sejak tahun 2015, rekan sejawat saya guru fiqh membuat program umroh untuk siswa siswinya, dan berhubung beliau berangkat haji tahun ini, maka saya diberi amanah untuk mengelola uang umroh dan mengatur segala berkas administrasinya. Bonusnya, saya ikut diberangkatkan umroh di akhir tahun ini, alhamdulillah. Akhirnya saya dan suami pun mendaftarkan mertua untuk ikut umroh bersama saya. Saya ingin juga suami ikut serta, tapi terfikir Eza dengan siapa nantinya.

Kami bekerjasama untuk umroh ini, dengan fisrt travel. Saat kami daftar tahun 2015, lalu kami lunasi di tahun 2016, belum ada masalah yang rame terkait first travel ini. Barulah saat kami akan berangkat di bulan Desember akhir tahun ini, berita heboh itu muncul, hingga pemiliknya dipenjara. Untungnya, agen kami belum menyetorkan uangnya ke pihak first travel dan semoga uang kami selamat. Agen kami lalu berganti bendera dan menggunakan travel Mustika. Semoga lancar hingga berangkat ke Mekah nanti.

Friday, September 22, 2017

Berkenalan dengan Bank



Setelah beberapa hari lalu, mengenalkan ATM pada Eza, kemarin saat ada kesempatan untuk setor uang siswa ke Bank, saya ajak Eza dan temannya, sekaligus menjadi ajang jalan-jalan refreshing.

Kami pergi ke bank di pagi hari, agar tidak panas dan tidak antri panjang di bank nya. Saya kenalkan Eza pada konsep menabung di bank, memperlihatkan pada Eza saat menulis di form setoran, mengenalkan cara antri dan tertib di bank dan lain-lain. Alhamdulillah Eza sudah terbiasa berada di area yang menjadi fasilitas umum dan banyak orang. Dan suasana di bank juga sedang tidak rame saat itu, jadi lumayan ramah anak.

Saat tiba antrian saya, Eza ingin melihat. Saya serahkan form setoran dan uangnya ke teller, Eza saya pangku, lalu sebagai bukti, saya dokumentasi saat Eza sedang berada di depan teller. Saya biasakan mengikut sertakan Eza dalam setiap aktivitas saya, agar ia terbiasa dengan berbagai kesibukan, memahami kesibukan bundanya dan agar terlatih mengerjakan berbagai pekerjaan sekaligus sehingga tumbuh menjadi pribadi yang cekatan, termasuk di dalamnya cerdas finansial.

Masih banyak dan panjang perjalanan petualangan kehidupan saya bersama Eza, semoga masih diberi kekuatan untuk mendidik dan membesarkan Eza. Semoga Allah membantu saya mendidik Eza dengan baik, dan saya dan suami dijadikan orangtua pembelajar yang tidak bosan belajar dan memperbaiki diri, sebelum nantinya mendidik dan membersamai Eza belajar dalam kehidupannya.

Semoga Bermanfaat


Sabtu, 230917.13.00
#Tantangan10HariLevel8
#day8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day20


Rapat Pembentukan Koperasi IIP yang Mendebarkan



Hari Kamis tanggal 14 September 2917 adalah hari bersejarah untuk kami, tim inisiator Koperasi Ibu Profesioanal, karena rencana yang sudah kami susun beberapa bulan lalu, akhirnya menemukan muaranya juga. Hari dan tanggal ini kami tentukan secara mendadak, saat tahu bahwa Bu Septi dan Pa Dodik ada di Jakarta pada saat itu.

Setelah menentukan tanggal, kami mengundang koordinator kota di Jabodetabek dan Banten dan mensosialisasikan rencana ini. Mengapa hanya koordinator kota ini? Karena untuk memudahkan persyaratan sebagai anggota pendiri. Acara akan kami lakukan di Jakarta, maka kami mengundang perwakilan dari setiap kota di Jabodetabek untuk menghadiri rapat pembentukan ini, yang minimal harus dihadiri 20 orang.

Alhamdulillah, tepat pukul 10 kami tiba di lokasi yaitu di rumah makan Bebek Dower di kawasan Pasar Minggu. Bu Septi dan Pa Dodik sudah berada disana, kami ngobrol sebentar, dan tak lama kemudian, narasumber dari Kementerian Koperasi tiba. Acara resmi pun dimulai, yaitu penyuluhan tentang koperasi dari pihak Kementerian Koperasi dan kami pun konsultasi tentang rencana pendirian koperasi kami.

Thursday, September 21, 2017

Membuat Playdough, Strategi Cerdas Finansial untuk Anak



Kemarin, saya ajak Eza untuk membuat playdough. Ini rencana lama yang baru bisa terealisasi. Saya perlu bantuan mba nya dalam menyiapkan alat dan bahan. Eza seneng banget saat dibilang mau praktek membuat playdough. Membuat mainan sendiri adalah salah satu strategi cerdas finansial juga, agar anak memahami bahwa mainan itu tak selalu harus dengan membeli.

Saya pernah membeli pasir playdough ini, dan Eza suka memainkannya. Kali ini, saya ingin Eza belajar cara membuat pasir dengan bahan yang ada di rumah. Si mba memilih warna ungu untuk mempercantik warnanya, Eza mengamati, melihat dan akhirnya bermain-main dengan playdough nya, walaupun di awal ia sempat malas karena tangannya harus berlengket lengket dengan playdough ini.

Saya sebenarnya bukan orang kreatif dalam hal keterampilan seperti itu, tapi saya pengen Eza tidak seperti saya, saya ingin Eza tumbuh menjadi pribadi kreatif, cerdas dan bertakwa. Beruntung saya memiliki asisten rumah tangga yang senang dengan dunia anak dan bercita-cita menjadi guru TK. Jadilah saya bekali dia dengan berbagai buku dan resep membuat berbagai hal untuk dipraktekan pada Eza.

Lucunya, setelah jadi, si mba malah iseng, mendandani Eza dengan playdough ini, dipasang kumis, alis, jenggot dan lain-lain. Udah gitu, Eza nya nurut dan ga protes, jadilah kami puas ketawa ketiwi memainkan playdough ini. Eza senang, kami pun terhibur. Semoga suatu saat Eza akan terkenang dengan masa kecilnya yang indah dan membahagiakan.

Semoga Bermanfaat

Kamis, 210917.16.30
#Tantangan10HariLevel8
#day7
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day18

Hebohnya Persiapan Rapat Pembentukan Koperasi IIP



Hari Rabu minggu lalu, saya dan teman teman di grup inisiasi pembentukan koperasi IIP sibuk mempersiapkan rapat pembentukan koperasi dan penyuluhan tentang koperasi dari pihak Kementerian Koperasi. Kami berbagi tugas, saya dan teman saya di Tangsel menyiapkan konsumsi, sementara teman lain di Bogor dan Kediri menyiapkan berkas daftar hadir dan berita acara sebagai persyaratan pendirian koperasi.

Iya, setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya koperasi sampai di titik ini, kami mengumpulkan anggota pendiri sebanyak 20 orang, yang terdiri dari pengawas, perwakilan dari beberapa kota yang ada di Jabodetabek dan Banten untuk bersama-sama ngobrol bareng tentang rencana pendirian koperasi IIP yang diberi nama oleh foundernya dengan nama Koperasi Ibu Profesional Mandiri.

Mengapa saya keukeuh dan menggebu gebu untuk mendirikan koperasi ini? Padahal kerjaan saya sudah banyak, amanah juga menanti di hadapan, malah teman-teman memberi kepercayaan saya untuk menjadi ketua koperasinya, yang awalnya saya tolak. Tapi karena saya yang mengusulkan dan membuat program ini saat melamar menjadi manager keuangan nasional, maka saya harus memastikan ini berjalan dulu. Dan memang langkah berat biasanya ada di langkah pertama, selanjutnya biasanya lebih ringan dan mudah.

Saya seringkali bertanya-tanya dalam hati, untuk apa saya cape-cape menginisiasi pendirian koperasi ini? Apakah mencari profit? Rasanya kalau mencari profit, mending membuat perusahaan. Apakah mencari popularitas? Sungguh saya khawatir niat saya mendirikan koperasi ini tidak tulus, dan hanya letupan sesaat, tidak visioner dalam jangka panjang. Semoga alasan utamanya karena kebermanfaatan dan amal sosial, saya ingin meninggalkan sesuatu yang bermanfaat untuk umat atau komunitas yang saya ikuti. Dan melalui koperasi lah, saya menemukan jalannya.

Persiapan ini dimulai sejak bulan Mei 2017, kami di grup manager keuangan IIP merencanakan dua agenda besar yaitu kopdar para mankeu seluruh Indonesia dan pendirian koperasi IIP. Kami membentuk tim keccil, menggodog konsep, konsultasi ke kementerian koperasi, dan puncaknya adalah besok, kami akan berkumpul bersama dengan mengundang notaris dan menuntut ilmu dari pejabat di kementerian koperasi. Banyak rintangan yang kami hadapi, diantaranya kontroversi antara koperasi konvensional versus koperasi syariah, koperasi lingkup nasional atau provinsi, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah perlahan lahan, semuanya menemukan titik temu. Semoga besok acaranya lancar.

Hari ini, saya dan teman saya memesan konsumsi dan menyiapkan slide presentasi untuk besok. Sambil menyiapkan mental, karena perjuangan sesungguhnya baru dimulai. Teman-teman yang tidak bisa hadir dari Singapura dan Jawa Timur, turut deg-degan dan harap harap cemas menanti hasilnya. Persiapan administrasi sudah kami lakukan jauh-jauh hari, ikhtiar sudah dilakukan, selebihnya tinggal tawakkal, biarlah Allah yang membantu menyelesaikan sisa urusannya. Semoga diridhai Allah dan bermanfaat untuk umat, baik untuk komunitas IIP maupun lingkup masyarakat lebih luas. Semoga ini juga menjadi sedekah tenaga saya untuk sedikit memberi kontribusi nyata untuk umat. Aamiin

Semoga Bermanfaat

Kamis, 210917.16.25
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari11
#odopfor99days#sesi3#day17

Wednesday, September 20, 2017

Mengenal ATM



Saat ini, saya memegang banyak amanah keuangan, mulai dari keuangan koperasi, keuangan masjid, umroh dan lain-lain. Maka, ke ATM adalah makanan sehari-hari saya. Eza sering saya ajak ke bank, transfer dan ambil uang ke ATM dan lain-lain.

Kemarin, saat saya mengajak jalan-jalan Eza, saya bilang saya akan ke ATM, lalu saya jelaskan fungsi ATM. Di depan ATM, Eza semangat sekali ingin memasukkan kartu ATM ke mesinnya. Setelah kartu ATM masuk, jika transfer, Eza akan mengambil struknya, dan jika mengambil uang, ia juga langsung antusias mengambil uangnya. Sengaja saya ajak Eza untuk mengikuti aktivitas sehari-hari saya, agar ia tahu bahwa aktivitas bundanya itu banyak dan semoga ia juga belajar menjadi anak yang cekatan dengan berbagai tugas nantinya, semoga...

Saya juga menjelaskan bahwa menabung di bank ini menjadi salah satu alternatif agar uang kita aman, dan untuk mengambil uangnya, kita bisa kapanpun mengambil dengan ATM. Entah apakah Eza mengerti atau tidak, yang pasti saya kenalkan bahwa cara menabung selain melalui celengan, adalah melalui bank ini. Adanya siswa yang banyak nitip untuk diambilkan uangnya melalui ATM, juga membuat Eza sangat familiar dengan ATM ini. Semoga kelak engkau tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan dan peduli dengan nasib rakyat kecil. Nyambung ga ya? Nyambungin aja lah hehe

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 160917.13.45
#Tantangan10HariLevel8
#day6
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day16

Kasus Pencurian : Dinamika Sekolah Berasrama & Refleksi Diri



Hari Selasa minggu lalu, saya mendapat laporan dari beberapa siswi putri kelas XI bahwa uang mereka banyak yang hilang. Saya langsung memanggil pengurus angkatan, mendata siswi yang hilang uang maupun barang dan membuat rencana untuk menjebak si pelaku. Sudah lama sekali kami tak mendapat laporan kehilangan, tiba-tiba sekarang muncul lagi dan banyak rupiah yang raib.

Setelah itu, saya mengumpulkan seluruh siswa kelas XI putri, saya sampaikan bahwa ini musibah serius dan akan ditangani dengan serius. Saya memberi waktu hingga Jumat malam, bagi yang mengambil atau mengetahui pencurinya, agar diselesaikan secara damai, dan uangnya dikembalikan. Tetapi jika hingga Jumat malam, tak ada yang melapor, maka prosedur berikutnya adalah prosesi sumpah yang mengerikan karena efeknya bagi si pelaku, sangat berat. Selam rentang waktu itu, kami juga melakukan ikhtiar langit yaitu tadarus bareng, tahajud bareng dan saya minta seluruh siswa mendoakan secara serius agar kasus ini cepat tertangani.

Tuesday, September 19, 2017

Menjadi Contoh Penegak Kedisiplinan



Hari ini saya kembali bekerja, setelah minggu kemarin heboh dengan pernikahan keponakan, sekarang saatnya mensetting pikiran dan hati untuk kembali pada rutinitas. Rutinitas program hamil, kerjaan kantor, komunitas, urusan rumah tangga, koperasi, senam dan lain-lain yang ternyata masih menyimpan banyak peer untuk diselesaikan. Salah satu tugas saya di kantor adalah menjadi bagian dari tim kedisiplinan.

Tim ini bertugas untuk mendisiplinkan siswa dan menegakkan tata tertib siswa yang telah disusun. Tentu saja tugas ini tidak mudah, karena saya harus menjadi teladan dalam hal kedisiplinan. Tapi ini juga menjadi tantangan tersendiri karena adrenalin saya menjadi terpacu untuk menjadi yang terbaik dalam hal kedisiplinan. Di pagi hari, saat apel pagi, saya berusaha datang sebelum siswa berbaris, shalat berjamaah diusahakan di masjid bareng siswa, walau masih banyak bolongnya. Tugas saya di tim ini sangat mendukung program hamil 40 hari, semoga niatnya bukan karena menjadi bagian tim ini. Ilmu ikhlas ini masih menjadi peer saya yang tak kunjung usai.

Kegiatan Senin pagi ini adalah kumpul bersama siswa kelas XII, mengingatkan kembali tata tertib, mendata peserta yang belum tertib dan siang harinya kami melakukan proses persidangan terhadap satu siswa yang melanggar tata tertib. Siswa ini sudah pernah skorsing tapi kembali melanggar. Kami semua yang hadir di persidangan hari ini, sepakat untuk mengembalikan siswa ini pada orang tuanya. Keputusan akhir tentu ada di tangan pimpinan madrasah. Tapi jika tata tertib hanya menjadi wacana, tentu ini harus ditegakkan secara ketat agar menjadi pembelajaran untuk yang lainnya.

Maka kita menjadi apa di tempat kita sekarang, mengambil peran apa, tak pernah terjadi secara kebetulan. Kita harus menemukan tujuan kita ditempatkan dalam suatu wilayah, ditugaskan berperan sebagai apa, diberi jabatan dan amanah tertentu, itu pasti ada hikmahnya. Dan kita harus mengambil benang merahnya dari sekian peran yang kita mainkan. Saya masih meramu dan mensintesa semua kondisi dan peran saya sekarang. Semoga semuanya saling mendukung satu sama lain, dan program hamil 40 hari ini menemukan titik akhirnya nanti... Aamiin

Semoga Bermanfaat

Selasa, 190917.22.00
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari9
#odopfor99days#sesi3#day13

Bermain Murah Meriah



Saya beranggapan dunia bermain anak itu unik. Kadang Eza suka dengan permainan yang saya rencanakan, kadang juga seperti tidak menikmatinya. Kita sebagai orangtua kadang berfikir membelikan mainan mahal agar anak senang, mengajak ke mall, bermain di wahana bermain, berenang ke kolam renang yang bagus, itu akan membuat anak senang. Padahal keinginan anak itu sederhana sekali, bisa bersama orang tuanya saja sudah membuatnya bahagia.

Rutinitas saya tiap pagi setelah apel, biasanya mengajak Eza jalan-jalan. Entah ke stasiun hanya sekedar melihat kereta, atau ke atm untuk mengurus berbagai keperluan keuangan atau ke taman bermain yang murah meriah alias gratisan. Salah satu tempat favorit main saya dan Eza adalah taman perdamaian di daerah taman jajan BSD. Area bermain anak yang terdiri dari perosotan, ayunan, wahana sepeda yang memacu adrenalin ini cukup membuat saya anteng melepas Eza bermain, sementara saya hanya duduk dan bermedsos ria haha

Kemarin, saya mengajak Eza bareng temannya ke taman bermain ini. Biasanya Eza seneng banget kalo pergi bareng temennya, maka saya ajak temannya untuk menemani Eza bermain. Wuah mereka seneng banget. Tapi karena weekend, ternyata lumayan padat. Biasanya saya ajak Eza di hari kerja, dan lumayan kosong, enak dan nyaman sekali bagi Eza untuk eksplorasi atau sekedar lari-lari.

Tapi saat mengunjungi taman ini di saat weekend dan dalam kondisi padat, ternyata Eza tak terlalu menikmatinya. Baru beberapa menit bermain, sudah mengajak pulang. Akhirnya saya ajak dulu berpose di kuda hijau, dan langsung mengajaknya pulang.

Bermain bagi anak itu menyenangkan, dan ternyata tak mesti diajak ke tempat mahal. Ibu yang cerdas finansial, senang mencari tempat main murah meriah atau bahkan gratisan, dan itu tetap menyenangkan bagi anak. Tak perlu ke mall untuk mengajak anak bermain, bersama orangtuanya adalah hal terindah bagi seorang anak, walaupun hanya pergi ke taman depan rumah.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 190917.22.00
#Tantangan10HariLevel8
#day5
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day14

Monday, September 18, 2017

Surprise Kecil untuk Mamah



Setelah kami berlelah ria melangsungkan hajatan keluarga kemarin, kami pun bersiap siap pulang kembali ke Tangerang. Sejak lama, mamah sudah mengeluhkan sakit pahanya hingga jalan agak susah, saking capenya mengurus berbagai keperrluan hajat dan melayani anak dan tamu lain, mamah kelelahan. Semalam, saya bantu beberapa hal untuk persiapan pulang kami. Namanya orangtua, saat kami pulang, pasti sibuk menyiapkan oleh-oleh terbaik untuk anaknya.

Saya tidur lebih awal agar bisa bangun cepat. Alhamdulillah jam 3 saya bangun, langsung saya shalat sebentar, lalu saya masak beberapa lauk untuk oleh-oleh kami pulang. Mamah belum bangun, sengaja tidak saya bangunkan agar bisa istirahat dan tidur nyenyak. Saya ingin memberi “surprise kecil” untuk mamah. Biasanya saat kami pulang, mamah sibuk bangun dini hari untuk memasak berbagai lauk untuk kami. Hingga kami sudah menjadi orangtua, kami tetaplah “anak kecil” di mata orangtua. Mereka tetap senang melayani dan memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Saya tak sempat tahajud lama, hanya sebentar saja, hanya 2 rakaat. Suami saya mengajarkan untuk lebih memprioritaskan ibadah sosial dibanding ibadah ritual. Saya tak tega membangunkan ibu saya, jadi saya memilih untuk meringankan beban orangtua dengan sedikit membantu pekerjaannya. Semoga amal yang sedikit ini bisa turut membantu suksesnya program hamil 40 hari saya. Jadi program hamil 40 hari ini bukan hanya memperbanyak ibadah ritual, tapi juga ibadah sosial yang efeknya terasa bagi orang lain. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Waktu subuh pun tiba.

Setelah shalat subuh, kami pun mempersiapkan diri untuk pulang ke Tangerang. Masih ada tamu di rumah mamah, jadi masih ada yang bantu mamah untuk beberes hehe. Kami berangkat pukul 6 pagi, alhamdulillah lalu lintas lancar, jam 12 siang kami tiba di Tangerang dengan beberapa kali berhenti karena anaknya kakak saya yang kurang sehat, muntah berkali-kali.

Semoga Bermanfaat

Senin, 180917.14.05
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari8
#odopfor99days#sesi3#day11

Belanja Hemat di Lulu Supermarket



Akhir minggu kemarin, saya memutuskan istirahat di rumah. Rasanya melelahkan sekali, minggu kemarin padat aktivitas dalam rangka persiapan rapat pembentukan koperasi KIPMA (Koperasi Ibu Profesional Mandiri). Rasanya plong sudah selesai dan ingin menikmati weekend ini dengan banyak istirahat di rumah. Hari Sabtu, suami mengajak saya ke Lulu Supermarket, yang memang sedang booming di BSD. Karena dekat, saya okekan, sepertinya tak akan lama.

Kami berangkat pukul 10.30, tiba disana pukul 11. Saya dan teman saya, sebenarnya sudah pernah kesini sebelumnya. Suami penasaran saat saya ceritakan, bahwa supermarket ini halal dan banyak makanan untuk orang Arab gitu. Kebetulan tetangga saya di rumah, orang Mesir jadi suami sangat semangat pengen kesini. Selain belanja bulanan, juga bisa sekaligus mencari makanan yang sesuai untuk Syaikh dari Mesir.

Eza senang sekali saat diajak kesana. Saya hanya membolehkan dia membeli susu, karena makanan masih banyak. Suami juga mengingatkan untuk tak banyak belanja, hanya untuk sabun dan keperluan dapur saja, untungnya Eza juga nurut, ga banyak minta. Tunjuk-tunjuk sih saat dia pengen sesuatu, tapi saya beri pemahaman bahwa makanan di rumah masih banyak, jadi hanya beli sesuai kebutuhan saja..

Alhamdulillah, karena baru buka, banyak diskon yang ditawarkan, bisa menghemat beberapa pengeluaran untuk beberapa bulan ke depan. Beginilah cara kami mengaplikasikan cerdas finansial di keluarga kami. Setelah belanja, kami langsung pulang. Jam 12.30 sudah tiba di rumah dan kami tetap bisa beristirahat. Tak perlu lama pergi keluar untuk refreshing karena hiburan terbaik adalah keluarga dan tempat ternyaman untuk istirahat bersama keluarga adalah di rumah...
  
Semoga Bermanfaat

Senin, 190917.00.06
#Tantangan10HariLevel8
#day4
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day12

Postingan Favorit