Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts
Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts

Wednesday, May 7, 2014

DOA YANG TERKABUL

Kisah nyata, terjadi di Pakistan. Seorang Dr Ahli Bedah terkenal (Dr. Ishan) tergesa-gesa menuju airport. Beliau berencana akan menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat.

Beliau mendatangi ruangan penerangan dan berkata: Saya ini dokter special, tiap menit nyawa manusia bergantung ke saya, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam? Pegawai menjawab: Wahai dokter, jika anda terburu-buru anda bisa menyewa mobil, tujuan anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil 3 jam tiba.



Wednesday, December 5, 2012

Kisah 3 Orang yang mimpi Bertemu Rasulullah Saw


Sosok Rasulullah Saw adalah sosok yang dirindukan siapapun yang mengaku sebagai muslim di dunia ini. Dan mimpi bertemu Rasulullah Saw tentu tidak diberikan kepada semua orang, hanya orang-orang tertentu saja yang diberi anugerah ini. Dan saya beruntung bisa bertemu langsung dengan orang yang pernah mimpi bertemu Rasulullah Saw.

Sungguh tak pernah ada yang kebetulan di dunia ini, termasuk saat saya mendengar cerita tentang 3 orang yang diberi anugerah untuk mimpi bertemu Rasulullah Saw. Dua orang diantaranya, saya mendengar langsung dari sumbernya, sementara satu orang lainnya adalah putri tertua Ust Yusuf Mansur, yang saat itu saya tonton dari tayangan “Chatting dengan YM”.

Orang pertama yang diberi anugerah untuk mimpi bertemu dengan Rasulullah adalah seorang laki-laki. Saat dia mengalami mimpi itu, dia adalah seorang anak kecil berusia sekitar 11 atau 12 tahun, yang saat itu duduk di kelas 5 SD. Dia adalah seorang anak yang biasa-biasa saja, sepertinya tak ada yang istimewa dengan anak ini. Dia seperti anak lainnya yang senang bermain, beraktivitas seperti biasa layaknya anak lain, hanya saja saat teman-temannya berkelahi, dia seperti tidak berminat untuk mengikuti teman-temannya. Mungkin itulah bentuk penjagaan Allah terhadapnya. Anak ini juga mengalami ketidak adilan dalam keluarganya, ibunya yang lebih menyayangi anak perempuannya dibanding dia yang merupakan anak laki-laki, membuatnya tidak betah di rumah. Bahkan saat mengalami mimpi ini pun, dia sedang menginap di rumah saudaranya, bukan tidur di rumahnya sendiri. Dan mimpi itu merupakan hiburan tersendiri baginya, seolah-olah sebagai obat dari ketidak adilan yang didapatnya dalam keluarganya.

Saat itu, saat mimpi itu datang, tak pernah diduganya sama sekali, tiba-tiba dalam mimpinya, sosok teladan itu muncul dari atap rumah, bergamis hijau, memiliki tubuh yang gagah dan tinggi, dan memakai sorban. Saat itu, sosok mulia itu hanya mengatakan, “Suatu saat kamu akan mengunjungi makam aku di Madinah, tapi jangan ceritakan mimpi ini kecuali setelah kamu membuktikan ucapanku (setelah mengunjungi Madinah)”. (berkali kali saya diceritakan mimpi ini, tetap saja tubuh saya merinding).

Berpuluh-puluh tahun anak ini menyimpan rahasia mimpinya ini. Ia pun menjalani kehidupan seperti biasa, bersekolah, bekerja, menikah dan memiliki anak. Hingga di usianya yang menginjak 50 tahun, mimpi itu pun terbukti. Ia pergi haji bersama isterinya dan benar-benar bisa mengunjungi makam Rasulullah (Raudhah) di Masjid Nabawi di Madinah. Jika usia anak ini saat bermimpi bertemu Rasulullah adalah 11 tahun, berarti 39 tahun kemudian Allah membuktikan ucapan Rasululullah di mimpi itu. Saat saya diceritakan mimpi itu, tentu tidak langsung setelah dia pulang haji, tapi bertahun-tahun kemudian. Berarti dia menyimpan rapat-rapat rahasia ini lebih dari 40 tahun. Dia baru berani menceritakannya setelah mimpi itu terbukti menjadi kenyataan. Itulah kisah pertama.
Kisah kedua adalah dari seorang wanita yang juga akan saya sembunyikan identitasnya, karena saat wanita ini menceritakan mimpi tersebut, dia pun tidak ingin menyebutkan identitas dirinya yang sebenarnya. Wanita ini mengalami mimpi tersebut saat masa remajanya di sebuah SMA. Saat itu dia adalah seorang pengurus masjid atau Rohis. Saat teman-temannya memilih dan dipilih untuk mendapatkan posisi penting di kepengurusan seperti sekretaris, bendahara, kaderisasi dan lain-lain yang seringkali tampil di depan, dia memilih untuk menjadi pengurus di belakang layar yaitu bagian yang membersihkan masjid (entah ada di divisi apa). Bagian ini bukanlah posisi favorit yang diincar banyak remaja rohis saat itu, tapi dia memilih untuk menikmati posisi tersebut. Hingga di suatu malam, dia pun terkaget-kaget nyaris tak percaya saat dia mimpi bertemu Rasulullah Saw. Ada perasaan terharu, senang, dan merasa tak layak mendapatkan mimpi tersebut, hingga yang bisa dilakukannya hanyalah bersyukur dan menangis. Begitulah kisah orang kedua yang mengalami anugerah mimpi tersebut.

Kisah ketiga adalah yang dialami oleh Wirda, putri sulung Ust Yusuf Mansur. Mungkin sudah banyak yang menyaksikan tayangan itu saat Wirda menceritakan proses mendapatkan mimpi indah tersebut. Wirda kecil saat itu adalah seorang anak yang sedang berusaha untuk menghafal al-Qur’an, hingga menjelang remaja, masa jenuh pun datang. Saat itu, ia merasa lelah dan tak sanggup untuk menuntaskan hafalannya sampai 30 juz. Dia mengutarakan ketidak sanggupannya kepada ayahnya, Ust Yusuf Mansur dan memutuskan untuk berhenti menghafal al-Qur’an.

Ternyata, saat itulah mimpi itu datang. Saat merasa lelah dan ingin menyerah dalam menuntaskan hafalan al-Qur’annya, Rasulullah datang untuk menguatkan anak ini agar tidak menyerah dan terus berusaha untuk menuntaskan hafalan al-Qur’annya. Wirda dan Ust Yusuf Mansur, sama-sama menangis saat mimpi itu diceritakan kembali. Segala rasa bercampur aduk. Begitulah kisah ketiga.

Dari ketiga orang yang mendapat anugerah mimpi indah ini, kita mendapat kesimpulan bahwa siapapun punya peluang dan kesempatan untuk mimpi bertemu sosok mulia Rasulullah Saw. Tak ada amalan khusus yang menjadi persamaan ketiga orang ini. Tapi sepertinya ketiga orang ini melakukan hal-hal sederhana dan jiwanya “terpelihara” dari hal-hal yang tidak baik.

Semoga saat saya menceritakan kisah ketiga orang ini, saya turut kecipratan berkah nya dan turut bisa merasakan anugerah mimpi bertemu Rasulullah Saw. Semoga kisah-kisah tadi mengingatkan kita semua agar sedikit meluangkan waktu untuk berdoa semoga kita bisa bertemu Rasulullah Saw, baik dalam mimpi atau dalam surga suatu hari nanti.

Wassalam
Rabu, 5 Desember 2012
Eva Novita
Secara tak kebetulan pula, saat saya menulis cerita ini sambil mendengar MP3 lagu-lagu, ternyata yang terdengar adalah lagu Rasulullah dan Thala’al Badru
“Rasulullah, dalam mengenangmu, kami susuri lembaran sirahmu …”
“Thala’al badru ‘alaina, min tsaniyyatil wada’ …”

Saturday, November 24, 2012

PERJALANAN TERWUJUDNYA MIMPI


Entah sejak kapan saya memiliki salah satu dari mimpiku ini, ingin mengunjungi sebuah Negara yang bernama Mesir. Mungkin sejak saya kuliah di UNPAD, sejak saya mengenal lebih jauh tentang Negara ini. Mungkin sejak salah seorang sahabatku meminjamkan CD tentang Negara-negara di Timur Tengah. Saat saya melihat CD tersebut, lengkap dengan gambaran visual tentang kondisi negaranya, saya semakin jatuh cinta.

Tahun 2000/2001 , saya pernah ikut tes seleksi untuk mendapatkan beasiswa kuliah pasca sarjana di Universitas al-Azhar Kairo. Seleksi nya di UIN Jakarta, masih IAIN saat itu. Peserta nya dari seluruh Indonesia yang jumlahnya ratusan orang, tapi yang akan diberangkatkan hanya 22 orang. Seleksinya terdiri dari tes tulis dan hafalan al-Qur’an 8 juz, dan sudah pasti hasilnya saya tidak lulus.

Tetapi mimpi untuk mengunjungi Mesir tak pernah hilang. Akhirnya saya putuskan untuk menabung, jika tidak bisa berangkat dengan beasiswa, maka saya harus berusaha kuat untuk berangkat dengan biaya sendiri. Bertahun-tahun saya menabung, akhirnya di tahun 2008 saya memberanikan diri untuk minta restu orang tua. Saya memutuskan untuk berrhenti bekerja, dan pergi mewujudkan mimpi saya ke Mesir, dengan tabungan saya seadanya. Saya berfikir sederhana waktu itu, yang penting adalah biaya untuk berangkat dan akomodasi secukupnya, selanjutnya bisa mencari disana.

Tahapan-tahapan keberangkatan  pun saya lakukan, mulai dari mencari koneksi ke Mesir, melakukan shalat istikharah, dan terakhir meminta ijin orang tua di Tasikmalaya. Perlahan-lahan saya bicara dengan ayah saya dulu, beliau tidak mempermasalahkan, yang penting restu ibu, ujarnya. Inilah tahap yang paling sulit saya lakukan, berbicara dari hati ke hati dengan ibu saya, menjelaskan mimpi-mimpi saya, dan secara tak terduga jawabannya sangat singkat yaitu tidak boleh. Ketika saya tanya alasannnya, alasan beliau sangat sederhana, hanya tidak ingin jauh dengan anak bungsunya ini. Senang sekaligus sedih bercampur baur saat itu. Senang karena saya semakin tahu betapa orang tua sangat menyayangi saya (ya iya lah mana ada orang tua yang tidak saying dengan anaknya), di sisi lain, sedih karena dengan begitu saya harus mengubur dalam-dalam mimpi saya. Bahkan saat saya jelaskan, saya hanyalah salah seorang anak diantara 5 orang anaknya, yang keempat anak lainnya sudah ada tidak jauh dari mereka, hanya di Tasik dan Tangerang, yang kapan pun bisa bertemu, ibu saya tetap tak bergeming.

Hancur sudah harapan saya, saya tak mungkin pergi tanpa restu orang tua, walaupun saya sudah menabung untuk mempersiapkan keberangkatan saya, semuanya terasa menjadi sia-sia, saat saya tak jua bisa mewujudkan mimpi saya. Saya pun memutuskan kembali ke Tangerang, melanjutkan pekerjaan saya. Sepanjang perjalanan Tasikmalaya Tangerang, air yang tak pernah saya undang, mengucur deras dari kedua mata saya. Setelah itu, hari-hari saya menjadi sangat tidak berwarna indah, hanya ada kesedihan, luka dan air mata (lebay banget dah).

Sejenak saya melupakan mimpi itu, tapi sahabat-sahabat dekat saya tau, betapa mimpi tersebut sesungguhnya tak pernah mau hilang dari benak saya. Saat saya menonton Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta bertasbih di bioskop, yang mengambil setting Negara MESIR, saya tak henti-hentinya menangis, hingga mata saya bengkak. Saya semakin yakin, bahwa jauh di dalam lubuk hati saya, mimpi itu masih ada, dan semakin kuat bertahta.

Dan di awal tahun ini, tak percaya rasanya, mimpi itu pun akan terwujud juga. Mimpi yg saya pendam semasa sya kuliah dulu, akhirnya terwujud juga setelah menanti selama 13 tahun lebih. Terima kasih utk semua sahabat, teman, saudara, partner kerja, dan semua orang yg percaya dg kekuatan mimpi. Jangan pernah berhenti bermimpi dan jangan pernah berhenti utk meyakini bahwa apapun bisa terjadi, Jika Allah menghendaki. Dan Dial ah sebaik2 pembuat scenario, kenapa saya tidak berangkat beberapa tahun lalu, kenapa baru berangkat sekarang, pasti semuanya indah pada waktunya.

ALHAMDULILLAH, SEGALA PUJI BAGI-MU RABB

Wassalam
Eva novita
7 jan 2011
--sehari menjelang keberangkatan menuju Kairo—

MEMAKNAI SEBUAH “KEBETULAN”


Seringkali kita mengalami peristiwa yang menurut kita, terjadi secara kebetulan.Tiba-tiba bertemu seseorang, tiba-tiba mengalami kegagalan, tiba-tiba menemukan sebuah buku bagus dan lain-lain. Apakah memang semuanya terjadi secara kebetulan? Ataukah saat kita mengalami kejadian tersebut, sesungguhnya kita sedang digiring menuju satu tujuan tertentu?

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku karangan Deepak Chopra yang berjudul “Pemenuhan Hasrat Seketika” (kalau tidak salah), ternyata dalam buku tersebut dijelaskan bahwa tidak ada yang namanya peristiwa kebetulan. Semuanya bermakna dan memiliki tujuan. Dalam buku tersebut, dijelaskan sisi ilmiah dari sebuah peristiwa yang kita sebut “kebetulan”.Ternyata setiap peristiwa yang kita alami, semuanya saling berkaitan dan tidak ada yang kebetulan.
Saya ingin berbagi pengalaman saya sendiri.

Suatu hari di tahun 2007, saya mengalami peristiwa traumatis. Saat bertemu seorang wanita, saya ketakutan. Saya ingat bahwa sebelumnya, saya mengalami "intimidasi psikis" yang membuat saya terluka. Pengalaman itu membekas hingga pikiran bawah sadar merekamnya sangat lama, memori ini tersimpan begitu rapih hingga saya baru menyadarinya 4 tahun kemudian. Saya mengabaikan peristiwa tersebut, bersikap seolah-olah saya baik2 saja dengannya. Saya fikir ini hanya peristiwa yang terjadi secara kebetulan dan akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Hingga di tahun 2011, saat saya ada kesempatan harus menginap bersamanya dalam sebuah kegiatan, ternyata saya tidak bisa tidur, padahal biasanya saya termasuk yang gampang sekali tidur dimanapun. Segenap hati saya mencoba memejamkan mata, ternyata tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan pindah tempat, menjauh darinya, dan ternyata saya bisa tidur. Saya pun merasa aneh dengan fenomena ini, saya ceritakan lah peristiwa ini pada seorang sahabat, dan dia mengatakan bahwa saya sedang ada dalam masalah dan harus dicari solusinya. Sahabat saya bilang, bahwa saya mengalami peristiwa traumatik.

Saya kaget, tak menyangka bahwa itu adalah masalah dan baru menyadarinya 4 tahun kemudian. Bagaimana mungkin pikiran bawah sadar merekam peristiwa itu begitu lama? Padahal saat saya bertemu dengannya, saya merasa tidak ada masalah, tapi ternyata tidak demikian dengan pikiran bawah sadar. Setelah saya menyadari bahwa itu adalah masalah, mulailah saya mencari solusinya.

Sejak saat itu, mulailah saya membaca berbagai literatur tentang pengalaman traumatic dan pengaruh pikiran bawah sadar, mengikuti berbagai seminar tentang NLP, pikiran bawah sadar, berkenalan dengan berbagai terapi, hipno terapi, meditasi dll. Memang tidak terlalu mendalam, tapi pada akhirnya saya bersyukur, ternyata pengalaman traumatic bersamanya telah mengajarkan saya banyak hal dan saya “dipaksa” untuk mempelajari ilmu baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya.

Lalu, di tahun 2012 ini, beberapa bulan yang lalu ada siswi saya yang konsultasi bahwa dia merasa takut dengan seorang guru dan hal ini membuatnya terganggu. Intinya siswi ini mengalami peristiwa traumatic dengan seorang guru. Tiba2 saya baru “ngeh” inilah salah satu maksudnya kenapa saya harus mengalami peristiwa traumatic di tahun 2007, jawabannya baru saya dapatkan 5 tahun kemudian. Bahwa saya sedang dipersiapkan untuk menangani siswi ini. Jika saya tidak mengalami sendiri, mungkin saya tidak akan bisa berempati dan tidak akan tahu solusinya. Minggu yang lalu, bertambah lagi siswi yang konsultasi, trauma dengan sebuah luka dan darah, padahal dia ingin mengambil kuliah di jurusan kedokteran.

Jadi ternyata, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Penciptaan nyamuk aja punya tujuannya, apalagi berkaitan dengan scenario hidup kita, tidak mungkin semuanya terjadi secara kebetulan. Sesungguhnya kita sedang digiring pada satu tujuan besar tentang penciptaan diri kita, yang harus kita cari dengan sepenuh hati dan fikiran kita. Ada memang berbagai peristiwa dalam hidup saya, yang belum saya mengerti tujuannya saat ini, tapi saya yakin 1,2, 4 atau 5 tahun berikutnya saya akan menemukan jawabannya.

Saya sangat menikmati semua ini, karena ternyata PROSES MENEMUKAN JAWABAN ITU LEBIH INDAH DARI JAWABANNYA ITU SENDIRI.

Wassalam
Eva Novita
Rabu, 17 Oktober 2012/1 Dzulhijjah 1433 H
Setelah mengobrol dengan seorang sahabat.
Makasih Rab, atas semua scenario hidup sy yang indah …

Postingan Favorit