Wednesday, December 26, 2012

ADA APA DENGAN PERBEDAAN TULISAN بسم dan باسم DALAM AL-QUR’AN??



Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki lafa-lafal paling fasih, terangkai dalam struktur paling indah dan mengandung makna paling sahih dan paling benar. Setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna yang tepat dan mendalam. Struktur dan makna dalam setiap kalimat ini, tak bisa dipisahkan. Contohnya bisa kita lihat dalam surat al-Fatihah ayat 5:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”


Thursday, December 20, 2012

Sebuah Pencerahan yang lebih dari Indah

Judul Buku               : The Quantum of Happiness
                                   (Meraih Kebahagiaan dengan Psikologi Kesadaran)
Penulis                    : Vikas Malkani dan Deepak Chopra
Penerbit                 : Baca
Tahun Terbit          : 2008
Jumlah Halaman     : 346

Suatu saat, sahabat saya merekomendasikan sebuah buku yang akan membantu saya dalam menjawab beberapa pertanyaan saya tentang esensi segala hal dan kejadian yang dialami. Buku yang direkomendasikan sahabat saya itu adalah buku ini, yang akan kita bahas. Saat saya diberitahu tentang buku ini, awalnya saya enggan untuk membaca, apalagi membelinya. Judulnya saja The Quantum of Happiness, jika saya membaca buku ini, saya merasa seolah-olah saya tidak merasa bahagia dalam hidup ini. Saya bergumam, bukan itu yang saya rasakan dan bukan itu yang saya cari. Tapi saya memutuskan untuk meminjam dulu buku ini. Pada saat saya membacanya, ternyata saya larut dalam menikmati hidangan buku ini dan dengan cepat saya melahap buku setebal 346 halaman ini.

Menariknya, di bagian awal buku ini, sang penulis langsung mengawali tulisan nya dengan ungkapan yang sensasional yaitu “Saya mempunyai sebuah masalah. Masalah saya adalah Tuhan. Saya tidak merasa puas mempunyai Dia. Tuhan tidak membiarkan anda dalam kedamaian. Anda berusaha menjauh dari-nya, tapi Dia selalu menarik Anda kembali dalam satu atau lain cara – dengan cinta, dengan luka, dengan rasa sakit secara fisik dan mental, dengan kegembiraan, dengan pemahaman, dan dengan konflik. Semua ini adalah media-media-Nya”. Ungkapan-ungkapan inilah yang membuat saya penasaran bagaimana cara penulis ini mencari solusi atas masalahnya, yang mungkin juga adalah masalah kita semua. Apa solusi-solusi yang ditawarkan sang penulis? Secara lengkapnya, bisa dibaca sendiri. Tapi secara umum, mari kita lanjutkan petualangan spiritual ini.

Sang penulis membagi buku ini ke dalam 9 bab yaitu Apa yang anda minta, akan anda dapatkan; membedakan kelereng dan mutiara; jari yang menunjuk bulan; berenang di samudera; psikologi pencerahan; psikologi pembebasan; mendobrak pengondisian, menabur benih dan menuai hasilnya; Pesan dibalik kata-kata. Penulis mengemas setiap pembahasan dengan sangat menarik karena di setiap bab nya, penulis menyampaikan beberapa cerita yang bermakna. Selain itu, di setiap bab nya juga ada sesi pertanyaan dan pembahasan yang menjawab pertanyaan tersebut. Dan untuk memudahkan pemahaman, sang penulis banyak menggunakan analogi-analogi yang berhasil menyederhanakan hal-hal yang pelik untuk difahami. Penulis membahas berbagai hal secara mendalam dan tuntas, baik tentang proses menuju pencerahan, esensi sebuah perjalanan spiritual dll.

Tentang penulisnya, Vikas Malkani, pendiri soulcentre, adalah seorang guru metafisika internasional dan seorang pakar Kesuksesan, Kepemimpinan, dan Hubungan antarmanusia. Sebagai penulis buku-buku laris, Vikas telah menerima banyak penghargaan atas karya revolusionernya dalam memaksimalkan potensi manusia.

Penulis kedua, Deepak Chopra merupakan pria kelahiran India yang menjadi seorang dokter, pembicara, dan penulis di Amerika Serikat. Nama Chopra semakin populer setelah dirinya menjadi guru spiritual bagi para selebritis disana. Chopra lahir di New Delhi, India pada tanggal 22 October 1946. Chopra menyelesaikan pendidikan dasarnya di Saint Columba's School, New Delhi yang kemudian dilanjutkan di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS). Pada tahun 1968, Chopra memutuskan untuk berimigrasi ke Amerika Serikat. Setiba disana, Chopra langsung mengikuti kursus medis yang diadakan oleh Muhlenberg Hospital di Plainfield, New Jersey. Pada tahun 1973, Chopra memperoleh lisensi medisnya dari Massachusetts dan pada tahun 2004 dia memperoleh lisensi medis dari California. Dia kemudian membuka praktek medis dengan spesialisasi endrokinologi.
Kekurangan buku ini (kalau mau disebut kekurangan) hanya bersifat redaksional, yaitu ada beberapa istilah khas milik sebuah agama tertentu yang mungkin agak sedikit “mengganggu” dan asing bagi pemula seperti saya, seolah-olah kita sebagai seorang muslim seperti membaca “kitab suci” agama lain. Tetapi secara esensi, pembahasan dalam buku ini bersifat universal. Ada beberapa yang bisa kita analogikan ke dalam ajaran agama kita, seperti meditasi bisa dipraktekkan dalam aktivitas shalat, walaupun tidak sepenuhnya sama.

Secara pribadi, saya cukup menikmati sajian buku ini. Hal-hal baik dalam buku ini, bisa kita aplikasikan dalam kehidupan. Kadang saya lebih menikmati membaca buku-buku seperti ini karena dikemas dengan bahasa yang indah, cerita yang menarik dan analogi-analogi yang pas dalam memudahkan pemahaman. Kemasan ternyata memang sama pentingnya dengan content (isi). Sedangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan kita, tentu tak mesti kita ikuti.


Wassalam
Eva Novita Ungu
Rabu, 19 Desember 2012
“Buku ini dibeli pada tanggal 10 Juni 2012.
Saat Pencerahan menyapa dengan indahnya dan datang pada saat yang tepat”

Monday, December 17, 2012

Indahnya Menara Atomium Belgia

Jika Paris dikenal dengan Menara Eiffelnya, maka Belgia juga memiliki icon khas yaitu Menara Atomium. Menara ini letaknya agak sedikit di luar kota, tepatnya di kawasan Heysel Park Belgia yang merupakan arena pekan raya, mungkin seperti PRJ di Kemayoran. Berbagai gedung pameran bertebaran di sekitar lokasi atomium tersebut.

Saat kami mengunjungi lokasi tersebut di hari Sabtu, 30 Juni 2012, cuaca saat itu sangat cerah. Kami berangkat dari Hotel Rijckendael Belgia pukul 9 pagi. Suasana kota Belgia di pagi hari sangat sepi dan tenang. Sepanjang jalan, tak banyak orang yang berkeliaran atau hilir mudik di sepanjang jalan yang kami lalui. Mungkin karena masih pagi juga sehingga banyak penduduk yang masih menikmati waktu santainya di rumah. Perjalanan dari hotel menuju atomium ini ternyata tak memakan waktu lama, senang sekali saat kami akhirnya bisa menikmati megahnya bola raksasa ini. Mari sejenak mengenal lebih jauh sejarah Atomium ini.

Wednesday, December 5, 2012

Kisah 3 Orang yang mimpi Bertemu Rasulullah Saw


Sosok Rasulullah Saw adalah sosok yang dirindukan siapapun yang mengaku sebagai muslim di dunia ini. Dan mimpi bertemu Rasulullah Saw tentu tidak diberikan kepada semua orang, hanya orang-orang tertentu saja yang diberi anugerah ini. Dan saya beruntung bisa bertemu langsung dengan orang yang pernah mimpi bertemu Rasulullah Saw.

Sungguh tak pernah ada yang kebetulan di dunia ini, termasuk saat saya mendengar cerita tentang 3 orang yang diberi anugerah untuk mimpi bertemu Rasulullah Saw. Dua orang diantaranya, saya mendengar langsung dari sumbernya, sementara satu orang lainnya adalah putri tertua Ust Yusuf Mansur, yang saat itu saya tonton dari tayangan “Chatting dengan YM”.

Orang pertama yang diberi anugerah untuk mimpi bertemu dengan Rasulullah adalah seorang laki-laki. Saat dia mengalami mimpi itu, dia adalah seorang anak kecil berusia sekitar 11 atau 12 tahun, yang saat itu duduk di kelas 5 SD. Dia adalah seorang anak yang biasa-biasa saja, sepertinya tak ada yang istimewa dengan anak ini. Dia seperti anak lainnya yang senang bermain, beraktivitas seperti biasa layaknya anak lain, hanya saja saat teman-temannya berkelahi, dia seperti tidak berminat untuk mengikuti teman-temannya. Mungkin itulah bentuk penjagaan Allah terhadapnya. Anak ini juga mengalami ketidak adilan dalam keluarganya, ibunya yang lebih menyayangi anak perempuannya dibanding dia yang merupakan anak laki-laki, membuatnya tidak betah di rumah. Bahkan saat mengalami mimpi ini pun, dia sedang menginap di rumah saudaranya, bukan tidur di rumahnya sendiri. Dan mimpi itu merupakan hiburan tersendiri baginya, seolah-olah sebagai obat dari ketidak adilan yang didapatnya dalam keluarganya.

Saat itu, saat mimpi itu datang, tak pernah diduganya sama sekali, tiba-tiba dalam mimpinya, sosok teladan itu muncul dari atap rumah, bergamis hijau, memiliki tubuh yang gagah dan tinggi, dan memakai sorban. Saat itu, sosok mulia itu hanya mengatakan, “Suatu saat kamu akan mengunjungi makam aku di Madinah, tapi jangan ceritakan mimpi ini kecuali setelah kamu membuktikan ucapanku (setelah mengunjungi Madinah)”. (berkali kali saya diceritakan mimpi ini, tetap saja tubuh saya merinding).

Berpuluh-puluh tahun anak ini menyimpan rahasia mimpinya ini. Ia pun menjalani kehidupan seperti biasa, bersekolah, bekerja, menikah dan memiliki anak. Hingga di usianya yang menginjak 50 tahun, mimpi itu pun terbukti. Ia pergi haji bersama isterinya dan benar-benar bisa mengunjungi makam Rasulullah (Raudhah) di Masjid Nabawi di Madinah. Jika usia anak ini saat bermimpi bertemu Rasulullah adalah 11 tahun, berarti 39 tahun kemudian Allah membuktikan ucapan Rasululullah di mimpi itu. Saat saya diceritakan mimpi itu, tentu tidak langsung setelah dia pulang haji, tapi bertahun-tahun kemudian. Berarti dia menyimpan rapat-rapat rahasia ini lebih dari 40 tahun. Dia baru berani menceritakannya setelah mimpi itu terbukti menjadi kenyataan. Itulah kisah pertama.
Kisah kedua adalah dari seorang wanita yang juga akan saya sembunyikan identitasnya, karena saat wanita ini menceritakan mimpi tersebut, dia pun tidak ingin menyebutkan identitas dirinya yang sebenarnya. Wanita ini mengalami mimpi tersebut saat masa remajanya di sebuah SMA. Saat itu dia adalah seorang pengurus masjid atau Rohis. Saat teman-temannya memilih dan dipilih untuk mendapatkan posisi penting di kepengurusan seperti sekretaris, bendahara, kaderisasi dan lain-lain yang seringkali tampil di depan, dia memilih untuk menjadi pengurus di belakang layar yaitu bagian yang membersihkan masjid (entah ada di divisi apa). Bagian ini bukanlah posisi favorit yang diincar banyak remaja rohis saat itu, tapi dia memilih untuk menikmati posisi tersebut. Hingga di suatu malam, dia pun terkaget-kaget nyaris tak percaya saat dia mimpi bertemu Rasulullah Saw. Ada perasaan terharu, senang, dan merasa tak layak mendapatkan mimpi tersebut, hingga yang bisa dilakukannya hanyalah bersyukur dan menangis. Begitulah kisah orang kedua yang mengalami anugerah mimpi tersebut.

Kisah ketiga adalah yang dialami oleh Wirda, putri sulung Ust Yusuf Mansur. Mungkin sudah banyak yang menyaksikan tayangan itu saat Wirda menceritakan proses mendapatkan mimpi indah tersebut. Wirda kecil saat itu adalah seorang anak yang sedang berusaha untuk menghafal al-Qur’an, hingga menjelang remaja, masa jenuh pun datang. Saat itu, ia merasa lelah dan tak sanggup untuk menuntaskan hafalannya sampai 30 juz. Dia mengutarakan ketidak sanggupannya kepada ayahnya, Ust Yusuf Mansur dan memutuskan untuk berhenti menghafal al-Qur’an.

Ternyata, saat itulah mimpi itu datang. Saat merasa lelah dan ingin menyerah dalam menuntaskan hafalan al-Qur’annya, Rasulullah datang untuk menguatkan anak ini agar tidak menyerah dan terus berusaha untuk menuntaskan hafalan al-Qur’annya. Wirda dan Ust Yusuf Mansur, sama-sama menangis saat mimpi itu diceritakan kembali. Segala rasa bercampur aduk. Begitulah kisah ketiga.

Dari ketiga orang yang mendapat anugerah mimpi indah ini, kita mendapat kesimpulan bahwa siapapun punya peluang dan kesempatan untuk mimpi bertemu sosok mulia Rasulullah Saw. Tak ada amalan khusus yang menjadi persamaan ketiga orang ini. Tapi sepertinya ketiga orang ini melakukan hal-hal sederhana dan jiwanya “terpelihara” dari hal-hal yang tidak baik.

Semoga saat saya menceritakan kisah ketiga orang ini, saya turut kecipratan berkah nya dan turut bisa merasakan anugerah mimpi bertemu Rasulullah Saw. Semoga kisah-kisah tadi mengingatkan kita semua agar sedikit meluangkan waktu untuk berdoa semoga kita bisa bertemu Rasulullah Saw, baik dalam mimpi atau dalam surga suatu hari nanti.

Wassalam
Rabu, 5 Desember 2012
Eva Novita
Secara tak kebetulan pula, saat saya menulis cerita ini sambil mendengar MP3 lagu-lagu, ternyata yang terdengar adalah lagu Rasulullah dan Thala’al Badru
“Rasulullah, dalam mengenangmu, kami susuri lembaran sirahmu …”
“Thala’al badru ‘alaina, min tsaniyyatil wada’ …”

Postingan Favorit