Friday, July 12, 2013

PERBEDAAN AL-‘AFUWW, AL-GHAFUR DAN AL-GHAFFAR



Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi sesungguhnya makna nya berbeda. Beberapa ulama sudah ada yang membahasnya. Inilah beberapa dari keindahan bahasa Arab. Dua kata yang digunakan secara berbeda, walaupun sekilas artinya sama, tapi sebenarnya mengandung perbedaan dan makna yang mendalam. Mari kita membahasnya, diawali dengan menyebutkan beberapa ayat yang menggunakan ketiga nama tersebut dalam al-Qur’an.



Nama Allah "Al-'Afuww" disebutkan 5 kali dalam Al-Qur'an.

Pertama, disebutkan satu kali bersama nama-Nya"Al-Qadir".

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًاأَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّاقَدِيرًا

"Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." (QS. Al-Nisa': 149)

Kedua, nama al'Afuww digandeng bersama nama-Nya "Al-Ghafur", disebutkan sebanyak 4 x. Yaitu di surat an-Nisa': 43, an-Nisa':99, al-Hajj: 60, dan al-Mujadilah: 2. Berikut adalah satu diantaranya.

إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

 "Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Nisa': 43)

Sedangkan, nama Allah"Al-Ghaffar" disebutkan 5 kali dalam Al-Qur'an yaitu di surat Ghafir:42, Shad: 66, az-Zumar: 5, Nuh: 10 dan Thaha: 82. Berikut adalah satu diantaranya

رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
(QS Shad: 66).

Sedangkan, nama Allah "Al-Ghafuur" disebutkan 91 kali dalam Al-Qur'an,diantaranya :

وَإِنْيَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍفَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُالرَّحِيمُ

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lahYang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Yunus : 107)

قَالَسَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS.Yusuf : 98)

Ayat-ayat yang menyebutkan nama Allah "al-'Afuww" memiliki sifat pemberi maaf, sesungguhnya menunjukkan bahwa Allah senantiasa memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya, walau mereka sering berdosa kepada-Nya. Mereka sangat membutuhkan maaf-Nya sebagaimana mereka membutuhkan rahmat dan kemurahan-Nya. Bahkan bisa dikatakan, kebutuhan mereka kepada maaf Allah lebih daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Kenapa? Karena jika Allah tidak memberikan maaf kepada penduduk bumi, niscaya hancur dan binasalah mereka semua dengan dosa-dosa mereka.

Sifat maaf Allah adalah maaf yang lengkap dan lebih luas dari dosa-dosa yang dilakukan hamba-Nya. Apalagi kalau mereka datang dengan istighfar, taubat, iman, dan amal-amal shalih yang menjadi sarana untuk mendapatkan maaf Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menerima taubat para hamba dan memaafkan kesalahan mereka dengan sempurna kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kata'afaa (عفا),secara bahasa –sebagaimana yang disebutkan dalam kamus- memiliki dua makna:
Pertama, memberi dengan penuh kerelaan. Ini seperti kalimat, "A'thaituhu min maali 'afwan",maknanya: aku beri dia sebagian dari hartaku yang berharga dengan penuh kerelaan tanpa diminta. Ini seperti firman Allah Ta'ala:

وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ

"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan"."(QS. Al-Baqarah: 219) sehingga itu dikeluarkan dengan penuh keridhaan.

Kedua, al-izalah (menghilangkan/menghapus). Contohnya terdapat dalam catatan sirah nabawiyah (sejarah perjalanan hidup Nabi Shallallahu 'AlaihiWasallam) tentang perjalanan hijrah: Saat beliau bersembunyi di gua Tsur bersama Abu Bakar, adalah Asma' binti Abu Bakar membawakan makanan untuk keduanya. Maka terdapat dalam catatan: 

فأمر غلامه أن يعفوآثار أقدام أسماء حتى لا يعرف الكفار طريقالنبي

"Maka ia memerintahkan budaknya agar menghilangkan/menghapus jejak kaki Asma' sehingga orang-orang kafir tidak tahu jalur yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam."

Maka, ada 3 kandungan dalam nama Allah "al-'Afuww' ini: Menghilangkan dan menghapuskan, lalu ridha, kemudian memberi. Maka Allah Subhanahuwa Ta'ala menghilangkan, menghapuskan dosa-dosa hamba-Nya dan bekas dosa tersebut. Lalu Allah meridhai mereka. Kemudian sesudah meridhai, Dia memberi yang terbaik (maaf) tanpa mereka memintanya.

Kata al ‘Afuwwu merupakan bentuk yang lebih tinggi (mubalaghah) dari kata ‘afwu dan ‘aafiy. Karena al ‘Afuwwu berarti mengampuni setiap saat, setiap waktu. Jika kita sedang membaca Alquran dan mendapati kata al ‘Afuwwu, perhatikanlah bahwa kata ini selalu beriringan dengan menyebutkan dosa-dosa besar.

Mungkin karena makna inilah, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar selalu berdoa di malam lailatul qadar dengan menyebut nama al ‘Afuwwu ini.

Diriwayatkan dari Aisyah RA: “ Aku bertanya, Ya rasul, bagaimana pendapatmu ketika aku mengetahui bahwasuatu malam itu adalah malam lailatul qadar? Doa apa yang mesti kupanjatkan? ”Rasul pun mengucapkan doa:

اللهم إنك عفو كريم, تحب العفو فاعف عني

“YaAllah, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau jualah yang mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi).

Perbedaan antara al'Afuww(Maha Pemaaf) dan al-Ghaffar (Maha Pengampun)

Pada dasarnya, semua nama Allah adalah sangat baik. Tapi al-'Afuww itu memiliki makna lebih dalam daripada maghfirah (al-Ghaffar dan al-Ghafur). Karena maghfirah, adalah ampunan dosa namun dosa itu masih ada. Dosa tersebut ditutupi oleh Allah di dunia dan diakhirat nanti juga ditutupi dari pandangan makhluk. Sehingga Allah tidakmenyiksa seseorang dengan dosa tersebut, tapi dosa itu masih ada.

Adapun maaf (al-‘Afuww), maka dosa yang dilakukan hamba sudah tidak ada. Seolah-olah, ia tidak pernah melakukan kesalahan. Karena dosa itu telah dihilangkan dan dihapuskan sehingga bekasnya tidak lagi terlihat. Dari sisi ini, pemberian maaf lebih istimewa.

Boleh jadi seseorang melakukan dosa-dosa kecil, ia tidak banyak ibadah di Lailatul Qadar, maka ia datang di hari kiamat akan mendapati Allah sebagai Maha Pengampun (al-Ghafur). Namun nanti dosa-dosa itu akan ditampakkan dan ia disuruh mengakuinya. Berbeda dengan yang -boleh jadi- melakukan dosa besar, lalu ia bertaubat, giat ibadah di Lailatul Qadar, maka di hari kiamat ia memperoleh maaf. Maka Allah Maha Pemaaf (al-‘Afuww), tidak lagi menyebutkan kesalahan-kesalahannya, karena sudah dihapuskan. Adapun al-Ghafur (Maha Pengampun), terkadang dosanya masih disebut dan ditampakkan, namun Allah tidakmenyiksa/menghukum karenanya.

Perbedaan keduanya, terlihat jelas dalam dua hadits berikut ini: Pertama, hadits tentang datangnya seorang hamba pada hari kiamat, lalu Allah Tabarakan wa Ta'ala berfirman kepadanya: "Wahai hamba-Ku, mendekatlah!" Maka hamba tadi mendekat. Lalu Allah menurunkan tabir penutup atasnya, dan bertanya padanya:"Apakah kamu ingat dosa ini? Apakah kamu ingat dosa itu?" -Dan ini menunjukkan bahwa bekas dosa itu masih ada dalam catatan amal-. Lalu hamba tadi menjawab, "Ya, masih ingat wahai Rabb." Hamba tadi mengira akan binasa. Lalu Allah berfirman padanya: "Aku telah tutupi dosa itu atasmu didunia, dan hari ini Aku beri ampunan atas dosa itu untukmu." Ini adalah maghfirah (al-Ghafuur / al-Ghaffar).

Sedangkan al-'Afuww (pemaafan atasdosa), maka Allah akan berfirman pada hari kiamat kepada seseorang yang telahdimaafkan-Nya, "Wahai fulan, Sesungguhnya Aku telah ridha kepadamu karena perbuatanmu di dunia, Aku telah ridha kepadamu dan memaafkanmu, maka pergilah dan masuklah ke dalam surga."

Perbedaan antara al'Ghafur dan al-Ghaffar

Menurut Imam Ghazali, al-Ghafuur adalah (يغفر الذنوب العظيم) atau mengampuni dosa dari segi kualitasnya, sedangkan al-Ghaffar adalah (يغفر الذنوب الكثير) atau mengampuni dosa dari segi kuantitasnya.

Sehinggaal-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya.

Ada juga ulama lain yang menjelaskan perbedaan kedua kata itu yaitu al-Ghafuur adalah mengampuni dosa dari masa lalu hingga masa mendatang (من الماضي الى المستقبل), sedangkan al-Ghaffar mengampuni dosa dari masa kini hingga masa mendatang (من الحاضر الىالمستقبل)

Kesimpulan

Jadi, ketiga nama tersebut sekilas seperti tampak sama, tetapi ternyata ada perbedaan makna yang sangat dalam, yaitu Al Ghafur bermakna menutupi dosa dan Al ‘Afuwwu bermakna melebur dosa. Sehingga al Ghafur terkadang bermakna menutupi dosa seseorang dan tiadalah siksa baginya, tapi Allah SWT tidak meridhai apa yang dilakukannya. Adapun al Afuwwu berarti melebur dosa dan Allah SWT juga meridhainya, sehingga seakan-akan dosa itu tidak pernah ada. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-‘Afuww lebih tinggi tingkatannya dibanding al-Ghafur.

Tentang Al-Ghaffar  dan Al-Ghafur, menurut Imam Ghazali, al-Ghafur adalah ampunan Allah dari sisi kualitas, sedangkan Al-Ghaffar  adalah ampunan Allah dari segi kuantitas. Perbedaan lain adalah bahwa al-Ghafuur mengampuni dosa dari masa lalu hingga masa mendatang, sedangkan al-Ghaffar mengampuni dosa dari masa kini hingga masa mendatang  Sehingga dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-Ghafur lebih sempurna dan menyeluruh pengampunannya daripada al-Ghaffar.


Jadi dari ketiga nama tersebut, jika ingin disusun dari tingkatan yang baik hingga yang paling baik adalah al-Ghaffar, al-Ghafuur dan al-'Afuww.


Semoga Bermanfaat
Wallahu’alam bish-showwab

Wassalam
Eva Novita Ungu
Jumat, 12 Juli 2013 (yang seharusnya untuk hari Rabu, 26 Juni 2013)
Hasil penelusuran beberapa referensi bersama suami, makasih mas ...
Perlu energi besar untuk membahas tulisan ini, sehingga tulisan Rabu sampai tertunda berminggu-minggu, Alhamdulillah selesai juga di hari ke-3 Ramadhan ini ...

55 comments:

  1. Terima kasih banyak ya...sangat mencerahkan krn sblmnya saya jg bingung.. Semoga penulis dn pemikir artikel ini selalu diberikan kesenangan dunia akhirat oleh Allah SWT...

    ReplyDelete
  2. Ila hadlirati saudaraku Eva Novita dan suami, Al Fathihah...
    Tulisan ini semoga menjadi amal jariah kalian. Amin..YRA..

    ReplyDelete
  3. Terima kasih atas pembahasannya. Barakallahu fiikuma

    ReplyDelete
  4. Alangkah indahnya. Semoga Allah SWT membalas jerih payahnya dengan maaf-Nya. Tkasih.

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun bu...
    Semoga Allah senantiasa memberi Ibu rahmat dan hidayah-Nya

    ReplyDelete
  6. Tolong cek ulang arti hadist dari Aisyah
    ngafuwun = yang maha pengampun {?}. Bagaimana kalau = yang maha pemaaf?

    ReplyDelete
  7. Jazakumullahu khoiir.. barakallah ukhtii

    ReplyDelete
  8. Syukron. Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan keberkahan

    ReplyDelete
  9. Assalamu'alaikum
    .. Ka, boleh minta referensi nya ??

    ReplyDelete
  10. Terimakasih saudaraku, semoga dibalas yang lebih lebih baik oleh Alloh SWT. aamiin

    ReplyDelete
  11. Penjelasan yang gamblang dan memuaskan, alhamdulillah ilmuku bertambah..

    ReplyDelete
  12. Ahsan.. .Dicantumkan sumbernya /referensinya

    ReplyDelete
  13. شكرا جزاك الله خيرا كثيرا

    ReplyDelete
  14. syukran ya Ustadzah, jazakillah ahsanaljaza

    ReplyDelete
  15. Terima kasih yang sebesar besarnya...mau meluangkan waktu untuk studi literatur.. untuk menulis artikel.
    Saya menyadari hal ini tidak mudah.
    Saya sedang ingin lebih memahami Asmaul Husna.
    Supaya ingin lebih mengenalNYa...

    ReplyDelete
  16. Apakah ada referensi kitab yg menjelaskan tentang arti lafadz tersebut

    ReplyDelete
  17. Terimakasih penjelasannya sangat jelas dan sangat membantu 👍👍👍

    ReplyDelete
  18. terima kasih, tulisan-tulisan di blog ini sangat bermanfaat. Ijin jalin pertemanan Ukhty

    ReplyDelete
  19. Syukran katsir wajazakillahu khairan. Iji share ya

    ReplyDelete
  20. Semoga Allah memberi kamu dan keluarga maaf yg tiada tara :)

    ReplyDelete
  21. Terimakasih atas penjelasannya, semoga sehat selalu dan diberikan perlindungan oleh allah SWT

    ReplyDelete
  22. Terima kasih penjelasannya, sangat bermanfaat dan semoga ilmunya berkah. Barakallah.

    ReplyDelete
  23. Terima kasih, semoga menjadi amal jariah. Amiin

    ReplyDelete
  24. Maa Syaa allah...baarokallohufiih....Jazakumulloh khoiron....bermanfaat sekali mbaa....terimaksih sudah mencerahkan 😊

    ReplyDelete

Postingan Favorit