Friday, May 27, 2016

Tugas Matrikulasi Nice Home Work#3

Sumber : Kompasiana

Setelah menyelesaikan Tugas Nice Home Work #1 tentang indikator kesuksesan peran kita sebagai individu dan anggota masyarakat, dan
Tugas Nice Home Work#2 tentang kekuatan pribadi kita dan misi spesifik diri kita dalam kehidupan kita, maka berikutnya
Tugas Nice Home Work#3 adalah membuat kurikulum yang "gue banget" sesuai dengan pilihan misi hidup kita ...

a. Membuat Indikator sesuai dengan tugas di NHW#1 dan NHW #2, masih terus dilakukan
    1. Bidang Bahasa Arab, sesuai dengan bidang kerja saya, jadi setiap hari sudah dilakukan
    2. Bidang Keuangan, masih belum mencukupi ilmunya
    3. Bidang Pendidikan Anak/Remaja, sesuai dengan bidang kerja saya juga, dan ilmunya masih
        harus diup grade

Saturday, May 21, 2016

Tugas Matrikulasi IIP NIce Home Work #2, Tugas Menantang Penuh Cinta


Nice Home Work #2 kali ini sungguh tak terduga, harus bikin surrat cinta pada suami. Suasana Grup Wa Matrikulasi pun mendadak jadi penuh chat, masing-masing pun curhat tentang rencana bikin surat cinta dan respon suami ketika menerimanya. Ada juga yang memposting surat cintanya dan bikin kami semua terharu dan lain-lain. Baiklah kita rinci dulu apa tugas keddua dari matrikulasi ini

Baiklah Mari kita Rinci Tugas Nice Home Work #2 ini :
1. Mengenang saat jatuh cinta pada suami dan membuat surat cinta
2. Mengenali potensi dan kelemahan anak beserta strategi menyiasatinya
3. Potensi diri sendiri dan apa relevansinya pada kondisi keluarga
4. Kondisi lingkungan dan apa makna hadir kita bagi lingkungan
5. Peran spesifik keluarga

dan mari kita kerjakan peernya ...

1. Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang dinas ke Pekanbaru, saya mencoba mengirim surrat cinta pada suami melalui whatsupp. dan tahukah anda bagaimana responnya? tak ada, tak ada sms balasan, tak ada wa balasan, tak kunjung juga ada telpon. terus terang saya jadi malu sendiri dibuatnya. saya sudah memperkirakan responnya akan seperti ini, tapi saya tau saya harus membahasnya saat ketemu nanti. Masalahnya, saat mau menikahi saya, suami rajin mengirim kata cinta baik melalui email dengan mengirim lagu yang mewakili kata hatinya maupun dengan rajin menelpon saya. tapi setelah menikah, karena sering ketemu, suami jadi tak pernah lagi mengirim kata-kata cinta.

Saat saya tanyakan pada suami usai pulang dinas dari Pekanbaru, suami pun bilang bahwa mengumbar kata romantis itu tak perlu sering dilakukan karena akan terasa hambar. Cukuplah perbuatan nyata menjadi bukti dari perwujudan cintanya, begitulah kata suami ... ya sudahlah mas, saya percaya mas akan tetap sayang keluarga ...

2. Mengenali Potensi dan Kelemahan anak beserta strategi menyiasatinya.
Anak saya Eza baru berusia 26 bulan, alhamdulillah sudah bisa berkomunikasi lisan yang dapat dimengerti, sudah bisa bersosialisasi dan main bersama dengan teman sebaya atau yang lebih tua. memiliki rasa ingin tahu yang besar dan daya kritisnya mulai kelihatan dengan selalu bertanya tentang lingkungan di sekitarnya ...

3. Potensi diri sendiri dan apa relevansinya pada kondisi keluarga
saya adalah seorang guru asrama yang juga merupakan guru bidang studi bahasa Arab, sekarang sedang diamanahi menjadi bendahara di beberapa organisasi. jadi saya merasa potensi saya adalah
    a. dalam bidang bahasa Arab
    b. dari sisi keuangan
    c. sebagai teman berbagi buat murid-murid saya ...

Relevansinya pada kondisi keluarga adalah saya harus mengembangkan bidang bahasa Arab yang menjadi irisan persamaan potensi saya dan suami, dan belajar menjadi tempat curhat untuk murid-murid yang suatu saat nanti semoga bisa menjadi buku serta belajar menjadi manager keluarga yang mengatur ritme keuangan dan aspek lain dalam keluarga saya.

4. Kondisi lingkungan dan apa makna hadir kita bagi lingkungan
Saya besar dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya. saya pernah menempuh pendidikan di pesantren, senang menulis artikel tentang bahasa Arab dan Al-Qur'an serta senang berbagi dan sharing dengan siapapun.

maka kehadiran saya harus bermakna bagi lingkungan sekitar terutama terkait 3 hal yaitu bahasa Arab, keuangan dan Sharing dengan siapapun untuk kemudian nanti mudah-mudahan bisa didokumentasikan menjadi sebuah buku.

5. Peran spesifik keluarga
saya dan suami sama sama guru bahasa Arab, kami juga sama sama senang sharing dan berbagi dengan siapapun. maka saya menemukan bahwa peran spesifik keluarga kami adalah "HELPER" membantu siapapun baik itu siswa, teman, atasan dan lain-lain untuk maju dan sukses bersama, bukan egois hanya sukses untuk keluarga sendiri saja.

aahh plong rasanya sudah mengerjakan tugas ini, walau ke depannya perjalanan masih panjang karena harus diimpelmentasikan ... Semangaat

Sabtu, 21 Mei 2016, 23.41

Friday, May 20, 2016

Pidato Kelulusan : Curhat Penulis Pemula




 

Ga nyangka juga bisa sampe di tahap akhir ini ... setelah berjibaku dengan berbagai setoran karena kesibukan kerja dan rumah tangga, rasanya plong banget bisa menyelesaikan seluruh setoran tulisan ... alhamdulillah banget deh bisa mengejar beberapa tulisan yang sempat tertinggal, walau tidak ideal satu hari satu tulisan.

 

Saat ada tantangan ODOP ini, saya memberanikan daftar, bukan karena saya mampu menulis, tapi rasanya pengen belajar menulis secara rutin. Bayangan saya, kayanya ga sulit lah ya, satu hari satu tulisan ... tapi ternyata pas dijalani, gubraag ... hanya bertahan di beberapa minggu pertama ... selanjutnya saya ketinggalan ... kehabisan ide lah, kesibukan yang menyita waktu lah, dan lain lain segambreng alasan yang selalu bisa dicari.

 

Sempet ragu bisa sampai di garis finish, akhirnya lama-lama bisa menemukan pola sendiri dalam menulis. Beberapa kejadian dan pengalaman saya dokumentasikan,  menentukan tema mingguan  dan saya tetapkan hari Jumat adalah hari resensi buku biar saya juga terpaksa jadi membaca buku. Ternyata tak mudah mencari waktu bagi saya, seorang guru yang bekerja dan juga sebagai ibu dari anak laki-laki dua tahun yang selalu mau nempel sama ibunya. Waktu tidur dia, akhirnya saya siasati sebagai waktu menulis dan membaca saya.

 

Tuesday, May 17, 2016

LIST TULISAN #‎ODOPfor99days DAY 76-99




Day 76 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/bumerang-pendaftaran-online-korban.html
Day 77 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/saat-harus-lembur-verifikasi.html
Day 78 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/saat-taziah-ke-bandung.html
Day 79 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/tamu-aneh.html
Day 80 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/resensi-ebook-24-cara-menjadi-milyarder.html
Day 81 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/saat-suami-jadi-mc-syukuran-nikah.html
Day 82 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/filosofi-isim-fiil-harf-point-of.html
Day 83 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/tugas-matrikulasi-nice-home-work1.html
Day 84 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/insan-cendekia.html
Day 85 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/resensi-buku-etape-surat-untuk-gadis.html
Day 86 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/seluk-beluk-tes-potensi-belajar.html
Day 87 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/saat-rapat-hardiknas-harus-berkebaya.html
Day 88 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/film-mars-yang-inspiratif.html
Day 89 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/mudik-itu-bentuk-bakti-untuk-orangtua.html
Day 90 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/05/resensi-buku-biarkan-aku-memberikan.html

LIST TULISAN #‎ODOPfor99days DAY 51-75




Day 51 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/list-tulisan-odopfor99days-day-1-25.html

Day 52 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/list-tulisan-odopfor99days-day-26-50.html

Day 53 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/uambn-ujian-akhir-madrasah-bertaraf.html

Day 54 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/rapat-anggota-koperasi-rat-amanah-berat.html

Day 55 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/resensi-buku-sejarah-islam.html

Day 56 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/konflik-suami-isteri-saat-teman-pinjam.html

Day 57 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/03/dilema-bpjs.html

Day 58 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/saat-anak-demam.html

Day 59 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/galau-yang-berakhir-indah.html

Day 60 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/resensi-buku-petualangan-ibnu-batuta.html

Day 61 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/panen-rambutan-di-depan-rumah-dinas.html

Day 62 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/saat-mba-pengasuh-mudik.html

Day 63 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/saat-eza-ikut-lembur.html

Day 64 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/rumah-sakit-dan-kids-zone.html

Day 65 : http://novitaungu.blogspot.co.id/2016/04/resensi-buku-tuhan-pasti-ahli-matematika.html


Resensi Buku: Etape, Menatap Mata Elang : Pacaran?” No Way





Judul                : Menatap Mata Elang

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 274 halaman


Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 20 yang ditulis oleh 20 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 20 judul yaitu Surat Merah Jambu, Lewat Istikharah, Pilihan yang Sulit, Kelam, Ketika Sang Misterius Menjadi Tidak Misterius, Kisah di Balik Album Merah Jambu, Karena Aku Mencintai-Nya, Menatap Mata Elang, Cinta Tak Punya Mata, Menangisimu, Orang Aneh, Astaghfirullah, Manusia yang Merencanakan Allah yang Menentukan, Sederhana, Penjelasan, Bunga yang (Tidak) Baik, Lelaki Tanpa Nama, Keruh, Sebuah Pengorbanan, Alezeea, TWO.

Resensi Buku: Etape, Kebanggan Yang Tak Ternilai





Judul                : Kebanggan yang Tak Ternilai

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 290 halaman


Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 22 yang ditulis oleh 22 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 22 judul yaitu Cita-Cita Amir, Takdir Memaksaku Percaya, Hari Ini, Balada Hidup Pedro, My First Flight, Ayah dan Hujan, Semua Akan Indah pada Waktunya, Kupu-Kupu Papa, Hakikat Sebuah Nama, Satu Senyum Saja, Waktumu yang Kuinginkan Ayah, Je, Hati yang Tersembunyi, Utopis, Kebanggaan yang Tak Ternilai, Setitik Rindu, Sarinah, Maafkan Mama, Nak, Mali, Maaf Telah Menunggumu, Kak, Reguler Kita, Nyasar Bareng Becak.

Resensi Buku: Etape, Satu Hari dalam Perjalanan Hidup




 

Judul                : Satu Hari dalam Perjalanan Hidup

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 316 halaman

 

Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 27 yang ditulis oleh 27 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 27 judul yaitu Tertinggal disana, Tak Bermaksud, Musik Persahabatan, Pingpong dan Studio, Karena Kamu, Merindukan Rinai Hujan, Salju pun Kecewa, Sepatu untuk Sahabatku, Amalia, Pemberian Sederhana, Insya Allah Aku Rela, Perjalanan yang Rumit, Ravens, Horizon, Satu Hari dalam Perjalanan Hidup, Pupus, Ini adalah Judul di Dunia yang Tak Lagi Berputar, Dunia Idealku, Gagal, Black Robber, Pergi untuk Kembali, Tolong Matilah Bapak, Jalan Setapak, Jangan Tidur Waktu Sidang Soal Rakyat, Apa Kabar Tuan Apa Kabar?, Berpindah Tangan Bermanfaatkah?, Izmir.

 

Monday, May 16, 2016

Indahnya Wisata Keluarga ke Darajat Pass Garut





Pada hari Jumat tanggal 6 Mei 2016, saya sekeluarga berkesempatan wisata bersama ke Garut. Sudah lama saya ingin mengunjungi kota Garut yang terkenal banyak tempat wisatanya. Dan kesempatan itu datang di hari ini. Dengan menggunakan dua mobil, kami pergi dari Tasikmalaya sejak jam 6 pagi, menuju Garut via Singaparna. Karena ini adalah liburan long weekend, tentu akan sangat padat sekali, maka kami harus memilih jalur yang tidak macet dan pilihan kami adalah jalur Singaparna melalui Cisayong. Alhamdulillah perjalanannya lancar dan kami tiba di Garut pukul 8 pagi.

Destinasi pertama kali adalah Darajat Pass Garut. Rute menuju kawasan ini tenryata berliku liku dan terus menanjak. Tapi akhirnya kami sampai juga di tempat ini dengan lancar. Dengan tiket masuk 30.000 rupiah untuk dewasa dan 25.000 untuk anak-anak, kami bisa menikmati seluruh area kawasan puncak darajat pass ini, mulai dari kolam renang, water boom dan lain-lain. Arena kolam renang tentu adalah tempat pertama yang tak sabar kami sambangi. Dengan air panas yang menghiasi hampir sebagian besar kawasan water boomnya, saya dan keluarga sangat menikmati sekali liburan di Darajat Pass ini. Ditambah bertemu teman lama yang sudah bertahun tahun tidak bertemu, tentu menambah kebahagiaan tersendiri.

Saat Eza Naik Delman





Pada hari Sabtu tanggal 7 Mei 2016, saya dan keluarga Tasik berjalan jalan di Pasar Ciawi sekaligus mencari kuda atau delman yang sudah saya janjikan pada Eza. Pengalaman naik delman saat saya kecil dulu, masih terbayang sampai sekarang karena sangat menyenangkan sekali bisa menikmati naik delman. Maka pengalaman masa kecil yang indah itu, saya ingin tularkan pada Eza agar ia banyak mengalami pengalaman masa kecil yang indah dan menyenangkan.

Awalnya saya dan keluarga ingin naik delman itu sejak berangkat ke pasar. Rasanya dulu saat saya kecil, tak sulit menemukan delman. Setiap berapa menit sekali pasti ada delman yang lewat. Tapi kemarin saat kami ingin berangkat ke pasar, tak ada satupun delman yang lewat, bahkan setelah kami pesan kepada kakak yang berjualan dekat jalan raya pun, tak kunjung ada itu delman. Akhirnya kami ke pasar diantar suami pakai mobil.

Sunday, May 15, 2016

Saat Eza ke Pasar Malam





Pada hari Sabtu tanggal 7 Mei 2016, saat saya mudik bersama keluaga karena adanya libur long weekend dari hari Rabu, saya dan Eza serta ponakan, sempat mengunjungi pasar malam di daerah tempat orangtua saya tinggal di Ciawi Tasikmalaya. Pasar yang rutin diadakan setiap musim liburan tiba, tak pernah sepi pengunjung. Berbagai lapisan masyarakat dari berbagai desa dan kampung, berdatangan untuk mencari suasana baru, area bermain murah meriah dan berbagai produk yang harganya terjangkau. Dengan tiket masuk hanya 2000 rupiah, tentu masyarakat antusias berbondong bondong mendatangi pasar malam ini, walaupun untuk bermain di berbagai arena bermain harus membayar lagi, tapi kalau hanya berjalan-jalan dan melihat-lihat barang yang dijual, tentu merupakan hiburan tersendiri bagi massyarakat.

Saya dan keluarga mendatangi pasar malam ini, pukul 4 sore. Karena besok pag harus kembali ke Tangerang, maka sore ini kesempatan satu-satunya yang bisa digunakan berhubung kalau malam hari biasanya Eza dah tidur. Saya dan Eza bersama 2 ponakan saya, sempat naik kuda-kudaan dan becak yang berputar seperti layaknya arena bermain anak di tempat lain. Sayangnya Eza belum berani sendiri, jadi terpaksalah saya juga naik menemani Eza. Awalnya tampak asyik, tapi ko lama-lama jadi pusing, semakin diputar semakin pusing. Untunglah durasi waktunya ga terlalu lama, jadi selamat saya dari kepusingan berkepanjangan.

Saat Family Gathering Berbuah DoorPrize TV






Pada hari Ahad tanggal 1 Mei 2016, sekolah tempat saya mengajar, mengadakan kegiatan family gathering di Ocean Park, BSD Serpong. Seluruh karyawan dan keluarganya berkumpul bersama untuk bersilaturahmi, senang sekali bisa bertemu dan berkenalan dengan sebagian besar keluarganya. Ada yang baru ketemu isttrinya, ada yang anaknya baru lahir, ada yang anaknya ga ikut karena sudah kuliah dan bekerrja. Dulu saat belum menikah, rasanya malas sekali kalau ada acara family gathering, menyaksikan teman teman dan keluarganya berrcengkerama itu rasanya campur aduk. Mungkin tidak siap juga dengan pertanyaan, kapaaan? Maka saya dapat memahami jika ada beberapa orang yang tidak hadir, pasti bukan karena mereka tidak mau tapi mereka ingin memberi ruang buat dirinya sendiri atau yang sudah berkeluarga sudah memiliki agenda lain.

Saya berangkat dengan Eza dan papanya menggunakan motor karena mobil sedang dipinjam, mba pengasuh juga ikut sekaligus refreshing. Kami berangkat jam 8, padahal acaranya dimulai jam 8 juga, tapi karena ini acara keluarga dan tidak semua keluarga rumahnya dekat jadi pasti akan menunggu kumpul semuanya. Benar saja, saat tiba disana, sudah ramai sih tapi belum hadir semuanya. Kami pun berkenalan dan mengajak main anak-anak supaya saling kenal.

Saturday, May 14, 2016

Resensi Buku: Etape, Biarkan Aku Memberikan Yang Terbaik




 

Judul                : Biarkan Aku Memberikan Yang Terbaik

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 322 halaman

 

Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 24 yang ditulis oleh 24 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 24 judul yaitu Seperti Roda yang Berputar, Magnitudo Mutlak -4.99, Sebuah Keyakinan, Uang tidak Sama dengan Bahagia, Sebuah Nama dan peristiwa, Aku dan Impian, Mimpi Harapan dan Perjuangan, Dirinya yang kukagumi, Biarkan Aku Memberikan yang Terbaik, Impian Rana, Kebenaran, Akulah Putra Terpilih, Aku Percaya, Berawal dari Bintang, Jujur Izin Khusus, Nekropolis, Kucing Masjid, Aku Hanya Belum Tahu, Kuasa-Nya, Kronika FDD, Terima Kasih Pengemis Tua, Teman Surga?, Di Negeriku pun Aku Tertindas, Kekuatan Jiwa.

 

Buku ini sebagian besar berkisah tentang mimpi dan harapan. Ada yang menggantungkan mimpinya untuk dirinya sendiri, ada yang untuk orang tuanya, ada juga yang mengisahkan mimpi orang lain. Beberapa kisah malah terasa “berat” karena memperbincangkan agama lewat perdebatan dan perbandingan dengan agama lain. Sesungguhnya hal itu mencerminkan kecerdasan intelektual dan spiritual penulisnya. Saya kagum dengan karya siswa SMA ini, beberapa pemikiran dan refleksi dirinya sudah sangat mendalam dan “matang”. Dulu saat saya SMA, saya tak sebaik dan secerdas mereka. Saya sungguh iri sama kalian …

 

Mudik itu Bentuk Bakti untuk Orangtua






Pada hari Rabu tanggal 4 Mei kemarin, saya bersama keluarga memutuskan untuk mudik bareng, menikmati long weekend hingga hari Ahad nanti. Kesempatan mudik bareng ke Tasik ini memang dinikmati sebagai sarana refreshing sekaligus silaturahmi kepada orangtua, yang alhamdulillah masih sehat walafiat.

Walaupun harus bermacet ria yang rutin menemani saat libur panjang long weekend, tapi mungkin memang begitu seninya mudik yang identik dengan macet. Kemarin, kami menghabiskan waktu selama 10 jam perjalanan dari Tangerang menuju Tasik, yang biasanya hanya ditempuh dalam waktu 5 jam. Sejak dari Jakarta hingga Bekasi, suasana macet sudah menghiasi perjalanan mudik kami, untuk sampai ke Bekasi saja, kami butuh waktu 5 jam, yang biasanya cukup ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Lalu setelah lumayan lancar sejak keluar Cikarang, kemacetan kembali terjadi di pintu tol keluar Cileunyi yang macet tak bergerak sekitar 10 km dan berjam-jam antri. Tapi alhamdulillah terurai juga kemacetannya setelah berjam-jam tak bergerak.

Setelah punya anak, saya bisa merasakan kerinduan orang tua pada anaknya. Maka sebisa mungkin, saat ada waktu, saya sempatkan untuk berkomunikasi langsung dengan orangtua, bahkan mudik tak hanya lebaran. Seperti saat long weekend minggu ini, saya rencanakan jauh-jauh hari dan mengabarkan orang tua tentang kepulangan liburan ini, agar orangtua senang. Karena ternyata perhatian anak pada orangtua nya merupakan salah satu hal yang membuat orangtua sehat lahir dan batin. Apalagi menyaksikan anak dan cucunya sehat dan rukun, itu adalah anugerah tak ternilai untuk orang tua.

Film Mars yang Inspiratif





Pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016, saya mendapat undangan yang merupakan kesempatan emas untuk nobar (nonton bareng) film Mars di Plaza Senayan. Undangan ini merupakan kesempatan yang diberikan Mendiknas Anis Matta kepada beberapa komunitas dan instansi, salah satunya komunitas yang saya ikuti yaitu Ibu Ibu Profesional. Kami diberi jatah 25 tiket untuk menikmati film bagus ini yang akan diputar perdana hari ini di Plaza Senayan.

Saya berangkat diantar suami sampai stasiun Rawa Buntu setelah dhuhur, film nya sendiri akan diputar pukul 14.30. Saya yang awalnya menggunakan baju sederhana, diingatkan suami untuk memakai baju yang lebih formal sebagai penghormatan pada pihak pemberi undangan yaitu Mendiknas. Setelah naik kereta dan menggunakan jasa gojeg, saya tiba di Plaza Senayan pukul 13.30. Setelah berputar-putar mencari lokasi dan teman-teman dari IIP daerah lain, akhirnya kami pun dapat menikmati film Mars yang ternyata singkatan dari Mimpi Ananda Raih Semesta.

Film yang disutradarai oleh Sahrul Gibran dan digawangi penulis scenario John de Rantau ini diangkat dari sebuah novel dengan judul sama buah karya Aishworo Ang. Film ini diawali dengan adegan Sekar Palupi yang diperankan oleh Acha Septriasa, saat memberikan speech wisuda di sebuah universitas di London. Disitulah ia menceritakan kisah dan perjuangannya hingga sampai di titik itu, wisuda diantara bule-bule. Ia menceritakan perjuangan ibunya yang bernama Tupon,  diperankan oleh Kinaryosih, saat berjibaku tanpa kenal lelah menyemangati bahkan mengantar anaknya sekolah walau harus menempuh puluhan kilo bersepeda yang pastinya sangat melelahkan. Tupon adalah seorang wanita sederhana di Gunung Kidul Jogyakarta, yang bersuamikan seorang buruh batu sederhana. Sayangnya, Tupon dan anaknya Sekar harus kehilangan sosok laki-laki yang mereka cintai, yang meninggal karena kecelakaan saat bekerja sebagai buruh batu.

Saat Upacara Hardiknas Harus Berkebaya





Pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016, seperti tahun tahun sebelumnya, tanggal ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Setiap tahun pula kami harus mengikuti upacara bendera untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional ini. Tapi ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kami diharuskan mengenakan pakaian adat/tradisional saat mengikuti upacara bendera ini. Entah apa alasannya pemerintah menganjurkan hal ini, tapi tentu bukan tanpa alasan. Adanya berbagai budaya asing yang perlahan-lahan mengikis budaya lokal Indonesia mungkin menjadi salah satu alasan agar kami rakyat Indonesia selalu bangga dengan pakaian adat/tradisional khas daerah masing-masing di seluruh Indonesia.

Setelah mengetahui adanya anjuran untuk mengenakan pakaian tradisional, saya langsung bongkar bongkar lemari, mencari pakaian yang layak dikenakan untuk mengenang jasa para pahlawan pendidikan sekaligus melestarikan budaya local khas Indonesia. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga kebaya yang agak bagusan, yang sudah tidak dipakai lama, mungkin terakhir memakainya 6 tahun yang lalu. Tapi senangnya, ternyata masih bisa muat saat dipakai, menunjukkan bahwa saya tidak bertambah gemuk, horee hehe

Setelah baju ada, masalah berikutnya adalah sepatu. Ternyata setelah dicek, saya tak punya sepatu bagus yang layak digunakan untuk mengimbangi kebaya yang indah. Akhirnya mulailah hunting untuk mencari pinjaman sepatu, ternyata banyak yang berbaik hati mau meminjamkan. Ada rekan kerja yang meminjamkan sepatu handmade karya temannya, dan ada siswi yang rela meminjamkan sepatu wisudanya untuk saya “perawanin” yang ternyata tingginya 10cm. Saya yang tak terbiasa memakai high heel, ternyata menderita juga memakainya. Rasanya upacara yang berlangsung hanya setengah jam, terasa menjadi berpuluh puluh jam, saking pegalnya menggunakan sepatu hak tinggi. Saya baru sadar, saya memang lebih nyaman menggunakan pakaian dan juga sepatu, yang casual, yang santai, tak terlalu formal.

Seluk Beluk Tes Potensi Belajar





Saat mengikuti rapat koordinasi koordinasi persiapan tes seleksi siswa baru di hotel Atria BSD, ada sesi bersama narasumber Prof Yahya Umar yang membahas tentang seluk beluk Tes Potensi Belajar. Saat seleksi siswa untuk diterima di MAN Insan Cendekia, ada dua jenis tes yang harus mereka lewati yaitu Tes Potensi Belajar (TPB) dan Tes Akademik yang meliputi mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, serta mata pelajaran jurusan, baik IPA maupun IPS.

TPB sendiri sudah beberapa tahun terakhir ini menggunakan alat tes dari lembaga dibawah naungan Prof Yahya Umar. Menurut beliau, TPB sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk mengukur potensi atau kemampuan belajar seseorang, yaitu potensi yang mendasari kemungkinan seseorang berhasil bila mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih lanjut.

Terkait standar nasional lulusan SMA, beliau membandingkan dengan pendidikan di Amerika dengan menceritakan tentang 50 gubernur di Amerika membuat kesepakatan bersama tentang standar nasional (common core) lulusan SMA yang mencakup 2 bidang studi saja yaitu bahasa dan matematika. Tak terlalu banyak seperti di Indonesia. Karena Indonesia juga terdiri dari penduduk yang sangat beragam, maka harus bisa mengakomodir semua kebutuhan, salah satunya kesiapan untuk masuk perguruan tinggi. Insan cendekia menetapkan target untuk menyiapkan lulusan yg collage ready, siap untuk melanjutkan studi.

Ada tujuh 7 kriteria alat tes yang baik

     1.      Prediktif validity, valid untuk memprediksi, tinggi rendahnya skor harus berkorelasi tinggi dengan performance setelah diterima.
     2.      Learning potential, siapa yang memiliki potensi belajar setinggi tingginya. Dengan tes akademis, tak   terdeteksi.
    3.      Readyness, kesiapan untuk belajar
    4.      Efisien dari sisi waktu, tenaga dan biaya
    5.      Fairness and equal opportunity, layak untuk semua golongan
Bedanya orang cerdas dan berpotensi dengan yang biasa saja itu adalah masalah waktu. Orang cerdas bisa melakukan hal atau menjawab soal lebih cepat dari orang biasa.
    6.      Tidak memiliki back wash effect.
    7.      Not for profit, untuk bidang pendidikan, tidak mencari untung 

Resensi Buku : Etape; Surat Untuk Gadis Bermata Indah




 

Judul                : Surat Untuk Gadis Bermata Indah

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 298 halaman

 

Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 22 yang ditulis oleh 22 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 22 judul yaitu Awan Kabut, Waktu itu “Nyata”, mungkin?, Aku (?), Kembali, Kenyang, Disayat Ribuan Pisau, Pikiran yang Menghanyutkan, Aku Tak Suka Hal Ini, Surat untuk Gadis Bermata Indah, Yang Tadi itu Tidaklah Nyata, Bisikan Mereka, Membunuh Waktu, Legenda Sayap dari Kereta, Sakura Tak Berwarna, Pocong Man, Oh Ternyata, Kata Maaf yang Tak Termaafkan, Paradox, Tragedi 17 Tahun, Layanan Pesan Antar, Ternyata mereka Ada, dan Sepasang Sendal di Depan Kamar.

 

Saat saya membaca buku ini, saya terpesona dengan talenta dan imajinasi para siswa ini. Imajinasi mereka kadang berlebihan, bingung membedakan antara dunia imaji dan dunia nyata, tapi tak terlepas dari pesan moral yang ingin disampaikan. Hampir sebagian besar, ending ceritanya tak bisa ditebak. Saya sempat mengira endingnya A, ternyata malah jadi B. Luar biasa karya siswa siswa kelas XII ini.

 

Insan Cendekia



Saat mengikuti rapat koordinasi koordinasi persiapan tes seleksi siswa baru di hotel Atria BSD, ada sesi bersama narasumber Doktor Bahrul Hayat yang mereview kembali makna Insan Cendekia. Sekolah tempat saya mengajar memang bernama Insan Cendekia, tapi materi tentang Insan Cendekia ini mendapat penguatan kembali dari narasumber. Menurut beliau, ada perbedaan mendasar antara kata insan dan basyar yang sama sama bermakna manusia yaitu :
Insan : manusia yang berproses untuk menjadi (becoming)
Basyar : ada dan melemah (being)

Jadi Insan adalah proses manusia untuk menjadi (becoming). Becoming adalah proses menuju Tuhan, menghampiri Tuhan dengan cara berakhlak seperti akhlak Tuhan. Becoming adalah perjalanan menuju kesempurnaan, menghampiri kesempurnaan Tuhan

Sedangkan makna Cendekia adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, menggagas atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan (wikipedia) atau Scholar is a person who has studied a subject for a long time and knows a lot about itu : an intelligent and well educated person who knows a particular subject very well.

Tugas Matrikulasi Nice Home Work#1





Sebagai anggota komuntas IIP (Ibu Ibu Profesional) yang juga sebagai koordinator daerah, saya sadar saya harus banyak belajar menjadi ibu yang baik dan profesional. Adanya kelas matrikulasi yang memfasilitasi kami sebagai koordinator dan pengurus kelas belajar di daerah, merupakan kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan. Awalnya saya ragu mengikuti kelas ini, karena saya khawatir  tak dapat menjalankan amanah untuk mengerjakan tugasnya, tapi ternyata “paksaan” sesama coordinator, akhirnya meluluhkan hati saya untuk mengikuti kelas ini. Dan setelah mengikuti materi pertamanya yang diselenggarakan di hari Senin tanggal 9 Mei 2016 pada pukul 20.00-21.00, saya tidak menyesal, malah sangat bersyukur sekali akhirnya dapat mengikuti kelas matrikulasi ini.

Pada materi pertama kelas matrikulasi ini, dibahas secara lebih mendalam tentang 4 hal berikut yaitu :
      a.       Ibu Profesional
      b.      Komunitas Ibu Profesional
      c.       Tahapan menjadi Ibu Profesional
      d.      Indikator Ibu Profesional

Materinya sangat menarik dan bermanfaat sekali untuk ibu muda seperti saya, yang baru memiliki putra pertama berusia 22 bulan.

Setelah mendapat materi-materinya, kami diberi tugas yang bertujuan agar kami dapat mengaplikasikan materi yang telah disampaikan sang penggagas komunitas, Bu Septi. Tugas ini diberi label menarik “Nice Home Work (NHW)”. Jadi mari kita bahas tugas ini.

Postingan Favorit