Saturday, May 14, 2016

Film Mars yang Inspiratif





Pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016, saya mendapat undangan yang merupakan kesempatan emas untuk nobar (nonton bareng) film Mars di Plaza Senayan. Undangan ini merupakan kesempatan yang diberikan Mendiknas Anis Matta kepada beberapa komunitas dan instansi, salah satunya komunitas yang saya ikuti yaitu Ibu Ibu Profesional. Kami diberi jatah 25 tiket untuk menikmati film bagus ini yang akan diputar perdana hari ini di Plaza Senayan.

Saya berangkat diantar suami sampai stasiun Rawa Buntu setelah dhuhur, film nya sendiri akan diputar pukul 14.30. Saya yang awalnya menggunakan baju sederhana, diingatkan suami untuk memakai baju yang lebih formal sebagai penghormatan pada pihak pemberi undangan yaitu Mendiknas. Setelah naik kereta dan menggunakan jasa gojeg, saya tiba di Plaza Senayan pukul 13.30. Setelah berputar-putar mencari lokasi dan teman-teman dari IIP daerah lain, akhirnya kami pun dapat menikmati film Mars yang ternyata singkatan dari Mimpi Ananda Raih Semesta.

Film yang disutradarai oleh Sahrul Gibran dan digawangi penulis scenario John de Rantau ini diangkat dari sebuah novel dengan judul sama buah karya Aishworo Ang. Film ini diawali dengan adegan Sekar Palupi yang diperankan oleh Acha Septriasa, saat memberikan speech wisuda di sebuah universitas di London. Disitulah ia menceritakan kisah dan perjuangannya hingga sampai di titik itu, wisuda diantara bule-bule. Ia menceritakan perjuangan ibunya yang bernama Tupon,  diperankan oleh Kinaryosih, saat berjibaku tanpa kenal lelah menyemangati bahkan mengantar anaknya sekolah walau harus menempuh puluhan kilo bersepeda yang pastinya sangat melelahkan. Tupon adalah seorang wanita sederhana di Gunung Kidul Jogyakarta, yang bersuamikan seorang buruh batu sederhana. Sayangnya, Tupon dan anaknya Sekar harus kehilangan sosok laki-laki yang mereka cintai, yang meninggal karena kecelakaan saat bekerja sebagai buruh batu.


Setelah suaminya meninggal, Tupon pun tetap berjuang keras untuk menyekolahkan anaknya, meski harus berjualan tempe dengan berkeliling. Tupon ingin anaknya menjadi bintang yang bersinar di malam hari yang mengalahkan bintang lainnya. Bintang ini, disebut Tupon dengan Lintang Lantip yang bermakna bintang yang bersinar, yang ternyata dalam kenyataannya adalah planet mars. Sekar Palupi selalu terngiang ngiang pesan ibunya, bahwa ia dapat menggapai semuanya dengan ilmu pengetahuan. Hingga setelah berlelah ria menempuh pendidikan, ia pun dapat meraih mimpinya hingga menyelesaikan kuliahnya di Oxford University, Inggris. Walaupun saat kembali ke rumah ibunya usai wisuda, ia harus rela kehilangan ibunya dan hanya bisa menatap makamnya.

Film ini sangat bagus dan menguras air mata. Saya yang berjanji takkan menangis sejak adegan pertama, ternyata tak sanggup menahan. Perjuangan seorang ibu, pastilah sama di seluruh dunia, bahwa ibu manapun akan berjuang keras demi keberhasilan anaknya, bahwa ibu manapun akan lebih memprioritaskan kebahagiaan anaknya dibanding kebahagiaan dirinya sendiri. Film ini recommended sekali untuk semua usia, sangat menginspirasi generasi muda yang ingin sukses meraih mimpi dan tidak melupakan jasa orangtua yang telah membesarkan dan berkorban untuknya.

Alhamdulillah, setelah menonton film, kami pun mendapat goodie bag dari sponsor film Mars ini. Walaupun kecewa karena pa menteri Anis Baswedan tak jadi datang, tapi kami tak kecewa saat usai menonton film ini karena filmnya bagus dan bisa bersilaturahmi dengan teman-teman IIP dari daerah lain, yang seusai nonton film ini, matanya pada bengkak karena menangis hehe … makasih semuanya … semoga sering-sering ada undangan seperti ini.

1 comment:

Postingan Favorit