Monday, November 13, 2017

Hujan dan Bahasa Air



Hari ini, program hamil memasuki hari kedelapan. Saya memutuskan hanya pergi untuk lari pagi ke Taman Kota dan ke Pasar Modern saja untuk mengantar teman berbelanja. Alhamdulillah hari ini shalat berjamaah bisa dilakukan di masjid, walaupun banyak godaan yang datang seperti hujan turun saat waktu shalat ashar tiba, lemasnya badan karena puasa yang hanya ingin dibayar dengan tidur saja di kasur. Tapi alhamdulillah masih bisa berjuang mengalahkan berbagai godaan, hanya tadarus saja yang tidak memenuhi target.

Hari ini suami mendapat kabar bahwa pada tanggal 15-25 November akan mengikuti PLPG di Puncak, wuah bakal ditinggal 12 hari nih, plus sedihnya pas tanggal ultah saya nanti, suami sedang dinas disana. Menjadi emak zaman now memang dilarang baper ya, harus fokus pada masalah yang lebih penting dibanding urusan sepele yang sangat pribadi.

Jadilah hari ini, saya merapikan berbagai administrasi suami sebagai persiapannya untuk mengikuti PLPG besok. Ada banyak berkas yang harus disiapkan dan menanti kesigapan sang istri untuk mempersiapkannya. Suami pergi ke Puskesmas untuk membuat surat keterangan sehat dan si bunda mengotak ngatik file laporan terkait modul PLPG nya.

Menjadi Dokter (Dokteran)



Kemarin, saat pulang dari Bogor, saya ditagih oleh-oleh sama Eza. Sebelum pergi, memang saya menjanjikan akan membawakan oleh-oleh mainan untuk Eza sepulangnya dari Bogor. Ternyata dia masih ingat. Akhirnya saya dan suami pun mampir di sebuah toko dan Eza memilih mainan dokter-dokteran yang untungnya harganya murah meriah, hanya 15.000 rupiah saja.

Awalnya Eza mengenal mainan ini saat hari Sabtu lalu, kami main ke rumah saudara dan anaknya memiliki mainan ini. Mereka main berdua dan tampak sangat menikmati sekali.

Sesampainya di rumah, saya amati apa yang Eza mainkan dari perlengkapan dokter-dokteran ini. Saat temannya main ke rumah, Eza “Pamer” dengan mainan barunya ini dan mereka pun “role playing” dengan membuat skenario dan adegan sesuai keinginan mereka sendiri. Lucu dan seru ternyata melihat mereka mengembangkan kreatifitas dari sebuah mainan dokter-dokteran ini.

Belajar dari Lelaki Muda



Pagi ini, saya ber me time ke Bogor naik kereta, sementara Eza sama papanya di rumah berdua karena mba nya pulang dulu ke rumah suaminya. Agenda saya ke Bogor terkait dengan agenda KIPMA (Koperasi Ibu Profesional Mandiri) yaitu presentase dari calon pembuat website marketplace KIPMA. Saya berangkat dari Serpong jam 07.30 dan sampai di Stasiun Cilebut Bogor tepat pukul 9.30. Sudah ada teman saya yang menjemput disana dan kami masih menunggu sang lelaki yang akan presentasi, dan ternyata bernama Kang Mukti. Alhamdulillah beliau tiba di stasiun Cilebut tepat pukul 10.

Setelah itu, kami menuju lokasi rapat yang bertempat di Bukit Cimangu City dan beberapa teman sudah menanti disana, ada beberapa pengurus IIP Bogor yang juga akan menimba ilmu dari Kang Mukti. Sebelum presentasi KIPMA, kami diminta memperkenalkan diri sambil menceritakan aktivitas sehari-hari kami. Masing-masing dari kami yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, saling menceritakan aktivitas masing-masing. Dan beliau pun memperkenalkan dirinya.

Sunday, November 12, 2017

Bermain dengan Susu dan Sabun




Hari ini agenda saya adalah ke Bogor, ada rapat tentang marketplace kipma. Alhamdulillah suami mengijinkan saya ngebolang sendiri ke Bogor dengan kereta. Saya berangkat jam 7.30, sampai jam 10 pagi, trus dijemput teman saya dan langsung otw menujuk lokasi rapat di Bukit Cimanggu. Pulang jam satu dari Bogor, sampe di Serpong jam 4 sore.

Awalnya saya fikir ga akan sempat main sama Eza, karena badan menagih untuk istirahat. Tapi melihat Eza yang betah di depan TV, hati saya berontak. Saya pun melupakan sejenak rasa lelah dan ngantuk saya, saya langsung ambil peralatan yang sederhana dan bisa bermain langsung ma Eza. Kebetulan kemarin melihat video di fp Rumah MainStream, jadi saya langsung praktekkan.

Saturday, November 11, 2017

Semangat Shalat, Semangat Berwudhu



Dulu saat Eza berusia 2,5 tahun, ia selalu semangat saat diajak ke masjid untuk shalat berjamaah. Tapi sejak senang bermain di usianya menjelang 4 tahun, ia lebih senang bermain dan memilih untuk tetap di rumah dibanding ikut bunda papanya ke masjid. Saya pun galau bin gelisah. Seharusnya semakin bertambah usianya, semakin semangat untuk pergi ke masjid. Memang beberapa kali saat diajak ke masjid, Eza pernah nyaris buang air besar di karpet masjid, sempat pipis juga, yang akhirnya membuat papanya ragu untuk selalu mengajak Eza ke masjid.

Apalagi sekarang saat ia bermain ke rumah temannya, mulai kenal dengan istilah loading, download, game, yang biasanya di rumah dibatasi hanya boleh menonton diva series atau upin ipin, Tayo dan tayangan anak lainnya, sekarang sudah mengenal istilah youtube dan game. Semakin besar, tantangan kids zaman now memang semakin berat, dan tugas kami sebagai orangtua tentulah juga semakin menantang.

Kemarin, saat turun hujan yang bersamaan dengan berkumandangnya adzan magrib, saya berfikir keras untuk mengajak Eza shalat magrib. Biasanya saya dan papanya memang asal berangkat saja ke masjid, tidak menyuruh dan mengajak Eza untuk ikut shalat. Kemarin, saya coba mengajaknya perlahan,
“Mas, shalat magrib yuks,”
Tanpa disangka ternyata jawabannya ringan saja, “Ayo bunda”

Hah? Ternyata saya hanya berprasangka, mengira bahwa Eza akan sulit diajak shalat berjamaah, fitrah anak tetaplah baik dan menyukai kebaikan. Memang orangtuanya lah yang seringkali lalai dan lupa mengajak.

Lalu, saya minta Eza untuk berwudhu di kamar mandi belakang. Ternyata ia semangat sekali. Saya pun tak lupa mengabadikan momen berharga saat Eza berwudhu. Papanya yang bertugas mengajari cara dan tahapan berwudhu. Lalu kami shalat berjamaah di mushala mungil rumah kami. Indahnya kebersamaan ini. Terima kasih Allah...

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 111117.08.30
#Tantangan10Hari
#Level9Day8
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

#odopfor99days#sesi3#day49

Doa dan Perbuatan Dzalim



Pagi tadi, saya bangun kesiangan, tak sempat tahajud dan bangun tepat saat adzan shubuh berkumandang. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk bisa shalat shubuh berjamaah di masjid, walaupun tadi Eza sempat bangun dan melarang saya ke masjid, saya tetap berangkat, untungnya Eza tidur lagi. Alhamdulillah

Hari ini, saya mengawas try out kelas XII di sekolah. Sambil ngawas, saya browse berita-berita, dan sampailah saya pada tulisan teman saya yang sukses sebagai Profesor di Jepang dan memilih untuk kembali ke Indonesia, tulisannya berjudul The Power of Doa. Ternyata kesuksesannya selama ini adalah buah dari hasil kerja keras dan doanya, terutama doa dari almarhumah ibunya.

Yang membuat saya tersentak adalah tulisannya berikut ini, saya seperti baru membaca pernyataan keren yang membuat saya tertampar:

“Perbuatan dzalim dan doa sangat berkaitan. Doa adalah senjata dan juga perisai orang beriman. Orang yang doanya tidak dikabulkan oleh Allah ibarat seekor harimau yang tidak punya taring. Sebaliknya, orang yang doanya mudah diterima Allah akan ditakuti sebagaimana kita takut jika kita (tidak sengaja) mendzalimi orang lain, karena orang-orang yang terdzalimi dekat dengan Allah dan doanya dikabulkan Allah SWT.”

Seperti yang terlihat di gambar, ternyata dosa dan kedzaliman itu adalah pemisah dan pembatas kita dari Allah. Jadi semakin banyak dosa dan kedzaliman yang saya lakukan, sesungguhnya kita sedang menjauhkan diri dari Allah dan tidak melibatkan Allah dalam kehidupan kita. Menyeramkan ya...

Friday, November 10, 2017

Menjadi Petugas Upacara Hari Pahlawan



Setiap tanggal 10 November, di sekolah kami secara rutin memperingati hari pahlawan. Ada yang istimewa pada upacara hari pahlawan tahun ini yaitu para petugasnya adalah para guru dan karyawan. Mulai dari pemimpin upacara, pengibar bendera, pembaca naskah UUD 1945, pemimpin pasukan/pleton, hingga paduan suara. Saya dan para wali asrama ditugaskan untuk menjadi pemimpin pasukan sesuai siswanya, saya berarti menjadi pemimpin pasukan kelas XI putri.

Untuk kostum, kami para guru dan karyawan diwajibkan menggunakan seragam korpri, dan khusus ibu-ibu, kerudungnya berwarna biru dongker. Pagi-pagi jam 7, kami berlatih lagi di hadapan para siswa dan siswi sebagai gladi bersih terakhir, karena pemimpin pasukannya baru datang usai tugas PLPG dari luar kota.

Setelah siap, kami pun melaksanakan upacara dengan khidmat. Jika pada saat gladi bersih tadi, masih banyak canda tawa dan komentar seru dari para siswa, maka saat upacara berlangsung, semua mengikuti dengan serius dan sangat khidmat sekali. Alhamdulillah upacara berlangsung lancar. Petugas pengibar bendera berhasil mengibarkan benderanya, dan paduan suara yang terdiri dari seluruh bapa ibu guru dan karyawan yang tidak menjadi petugas, juga melaksanakan tugasnya dengan baik.

Membuat Menara dari Gelas



Saat saya menjamu beberapa siswa ke rumah, biasanya Eza suka nimbrung dan minta perhatian. Ada saja yang heboh diopreknya, maka saya harus mencari cara kreatif agar Eza anteng dan tak “mengganggu” aktivitas saya bersama siswa.

Sambil menunggu kakak kelasnya datang, saya sodorkan beberapa gelas plastik pada Eza. Awalnya dia ingin bantu menuangkan air teh hangat ke dalam gelas plastik ini. Eza memang helpfull orangnya, senang membantu dan sering menawarkan bantuan yang bikin meleleh saya sebagai bundanya. Rasanya saya waktu kecil dan seumuran dia, saya tak seperti dia yang baik banget dan pengen bantu orangtua. Eh ini ko Eza yang belum genap berusia 4 tahun, sering berinisiatif pengen bantu orangtua dalam berbagai hal. So proud of u deh...

Khawatir ada insiden menumpahkan teh hangat di karpet, akhirnya saya ajak Eza bermain-main dengan gelas ini. Awalnya saya biarkan dia bermain-main dengan gelasnya. Sepertinya dia bingung mau bermain apa, akhirnya terjadilah percakapan berikut:

Menjamu Para Pejuang Ilmu



Hari Kamis ini, awalnya saya berniat puasa, tapi setelah shubuh ko reflek malah minum air putih, ya sudahlah rejeki ga boleh ditolak. Semoga niatnya dapat.

Pagi ini, saya latihan menjadi petugas untuk upacara besok, memperingati hari pahlawan. Setelah itu senam sambil mengantar teman ke Pasar Serpong. Sambil beraktifitas menjaga kesehatan, juga bisa berbuat baik menjadi tukang ojeg teman sendiri. Pulang dari senam, kembali menjemput dia dari pasar. Setelah itu saya mengajak Eza main dan jalan-jalan pake motor,

Pukul 10.30, saya rapat dengan para pengurus Kopinma dan BPK untuk mempersiapkan kantin di semester 2 nanti. Kami juga memanggil Pa Adi sebagai penanggung jawab kantin sekaligus chef yang bertanggung jawab terhadap masakan kantin dalam rangka pelayanan maksimal pada siswa. Rapat berakhir saat adzan dhuhur berkumandang.

Thursday, November 9, 2017

Serunya Membuat Pancake Pisang



Setelah dua hari yang lalu membuat es pisang dan stok pisang masih belum habis, saya pun browsing resep lagi. Dan dapetlah menu pancake pisang. Akhirnya saya dan mba nya pun mencoba eksekusi resenya di sore ini. Berikut adalah resepnya.

Bahan-bahan

1 sisir pisang sunpride / pisang ambon
100 ml susu putih cair
50 gr gula pasir putih
100 gr tepung terigu serbaguna
3 butir telur ayam
1 bungkus kecil santan instant
1/2 sdt garam
30 gr keju parut
secukupnya meses ceres atau sesuai selera

Wednesday, November 8, 2017

Tidur kemaleman, Tahajud pun terlewat



Memasuki hari ketiga dalam program hamil dengan ibadah 40 hari ini, saya jadi lebih bekerja keras lagi untuk memenuhi target ibadah. Semalam, Eza batuk dan sering bangun, saya baru bisa tidur sekitar jam 12 malam, ternyata saya bangun kesiangan, baru bangun saat adzan shubuh berkumandang. Tahajud pun terlewatkan. Rasanya menyesal banget melewatkan momen tahajud ini. Saya harus lebih serius lagi berdoa agar saya terbangun di sepertiga malam terakhir.

Hari ini saya menghabiskan waktu pagi dengan berolahraga bareng teman, jalan dan berlari kecil ke taman kota, tiket kesehatan yang murah meriah. Setelah itu, ada latihan upacara untuk hari pahlawan yang jatuh pada hari Jumat tanggal 10 November lusa. Upacara kali ini, para petugasnya bukan siswa tapi para guru. Lucu dan rame sekali latihannya, banyak instruksi dan saling memberi masukan.

Hari ini, lagi-lagi kami mendapat berita duka lagi. Salah satu alumni sekolah kami, meninggal dunia usai melahirkan anaknya. Rasanya berita duka terkait kematian ini, bertubi-tubi kami terima di minggu-minggu ini. Kami seolah diperingatkan berkali-kali agar kami sadar bahwa kematian sangat lah dekat. Bahwa kematian hanyalah soal waktu, bukan soal usia, karena ternyata yang muda pun bisa dipanggil lebih dahulu. Mampukan kami mempersiapkan pertemuan kami dengan-Mu ya Rabb.

Semoga Bermanfaat

Rabu, 081117.16.30
#ProgramHamil40HariEpisode4#Hari3
#odopfor99days#sesi3#day44

Garasi Eza dari Kardus



Beberapa hari yang lalu, saya, suami dan si mbak beres beres rumah bagian belakang. Beberapa barang yang sudah lama tak dipakai, dibuang supaya rumah terlihat rapi dan tidak banyak barang. Kebetulan bagian belakang rumah baru dirapikan bagian atapnya supaya tertutup dan bisa menyimpan beberapa barang besar seperti mesin cuci dan rak besar.

Salah satu barang yang dibuang sayang adalah kardus. Kadang kardus ini dibutuhkan untuk menyimpan buku dan lain-lain, tapi di waktu lain, kardus ini jika tak dipakai, memakan banyak tempat dan membuat rumah terkesan berantakan. Akhirnya setelah browsing, ide kreatif pun muncul. Mainan dari kardus untuk Eza, siap dieksekusi.

Dari beberapa pilihan mainan kardus, akhirnya terpilihlah garasi mobil. Sederhana tapi membuat Eza bahagia. Ternyata untuk membuat mainan yang seru, ga perlu pakai mahal dan ribet.

Tuesday, November 7, 2017

Terlewat Jamaah Shalat Ashar



Hari ini, suasana duka masih menyelimuti kantor dan sekolah kami. Beberapa orang dari kami masih membahas kebaikan-kebaikan almarhum yang seolah tak ada habisnya. Rasa kehilangan itu ternyata menyesakkan dada. Ada yang masih menangis saat menceritakannya, ada yang masih tak percaya akan kematiannya, bahkan saya masih dihubungi beberapa alumni yang ingin ta’ziah ke rumahnya.

Pagi tadi, setelah senam, saya memutuskan untuk di rumah dan tak pergi kemana-mana, rasanya badan saya masih terasa lelah dan menagih istirahat. Setelah dhuhur, saya putuskan untuk tidur sambil ngelonin Eza. Ternyata yang dikelonin malah anteng bermain, sementara saya sudah menjelajah alam mimpi. Tepat jam 3, saat adzan ashar berkumandang, saya bangun. Eza juga bangun dan menangis, saya jadi tak bisa shalat ashar berjamaah ke masjid. Uh rasanya menyesal sekali saya terlalu nyenyak tidur hingga tak bisa menyiapkan diri untuk shalat berjamaah ashar di masjid. Akhirnya saya pun shalat Ashar berjamaah dengan si mba di rumah pada jam 4 lewat setelah si mba beres mandi. Ternyata memang tak mudah ya konsisten shalat 5 waktu secara berjamaah di masjid.

Es Pisang Coklat Yummy



Beberapa hari ini, pisang menumpuk di rumah, ada yang memang sengaja saya beli, ada juga yang hasil pemberian teman. Udah beberapa menu, dicoba untuk pisang ini, diantaranya pisang goreng, pisang kukus dan pisang coklat. Tapi ko rasanya bosan ya, dan pisang pun menumpuk di rumah.

Akhirnya browsing deh aneka olahan pisang, yang akan membuat Eza ngiler dan semangat makan. Ketemu deh, resep yang sederhana yaitu es pisang coklat yummy.

Bahan:
Pisang secukupnya
Susu coklat bubuk secukupnya
Mieses untuk topping
Tusuk sate

Monday, November 6, 2017

Mengawali Program Hamil 40 hari Episode ke-4 dengan Berita Duka




Hari Ahad kemarin, saya mengantar siswa kelas XII manasik umroh ke masjid Al Bina Senayan dengan menggunakan 3 mobil plus satu mobil milik orangtua. Acara yang berlangsung sejak pukul 9 pagi ini, berakhir saat adzan dhuhur berkumandang. Setelah itu, kami langsung ke Rumah Sakit Pasar Minggu untuk menengok rekan sejawat yang terbaring lemah di ruang HCU karena terkena stroke hingga gangguan jaringan saraf.

Saat kami tiba di rumah sakit, istrinya masih histeris setelah mendapat penjelasan dokter bahwa kemungkinan sembuhnya kecil. Ada atau tidak adanya tindakan, sama sama beresiko. Sedihlah istri dan keluarganya mendengar kabar itu. Kami agak lama menjenguk disana sambil menenangkan keluarganya. Kami baru meninggalkan rumah sakit itu pada pukul 14.15. Lalu kami kembali ke Serpong untuk melanjutkan aktivitas.

Tiba-tiba kabar duka itu datang, pukul 5 sorenya, teman kami menghembuskan nafas terakhirnya. Kaget lah kami semua karena hari Jumat, dia tampak masih sehat dan baik-baik saja. Benar benar mendadak dan langsung terpukul mendengar kepergiannya.

Belajar Iqra Gaya Baru



Akhir-akhir ini Eza senang sekali menonton, saya khawatir ia akan kecanduan menonton dan melupakan aktivitas lain, seperti belajar mengaji. Saya mencoba mencari berbagai strategi untuk menggabungkan keduanya, dan dapatlah satu formula, jika ingin menonton, maka Eza harus mengaji dulu. Saya sadar, tidak bisa langsung dihapuskan kebiasaan menontonnya, maka perlahan-lahan saya kurangi, sambil menambah semangatnya untuk belajar mengaji yang diawali iqra 1.

Dulu, saat kecil Eza sudah diperkenalkan huruf hijaiyah lewat tayangan video Diva dan pus, dan cepat sekali nempel di benak Eza. Maka saat beberapa minggu terakhir ini Eza belajar Iqra secara lebih serius, sebelum menonton, hasilnya lumayan diluar dugaan. Iqra 1 diselesaikan dengan cepat. Walopun harus dengan berbagai adegan drama, kadang nangis, kadang malas, kadang rewel dan lain-lain. Tapi saya tak boleh menyerah, Eza harus sedikit demi sedikit belajar mengaji.

Sunday, November 5, 2017

Naik Sepeda : Lika Liku Keberanian



Saat ini Usia Eza adalah 4 tahun kurang 3 bulan. Sedang semangat bermain, eksplorasi berbagai hal dan senang mencoba hal baru. Banyak keterampilan yang sudah dikuasainya, termasuk bersepeda. Biasanya dia sudah puas dengan kemampuan bersepedanya, dengan menambahkan satu roda dibelakang lagi, sehingga menjadi tiga roda. Kemarin, tiba-tiba Eza minta dilepas roda ketiganya dan ingin mencoba bersepeda dengan menggunakan dua roda. Papanya pun membantu melepaskan roda samping dari sepedanya.

Agak ngeri-ngeri sedap sih sebenarnya membiarkan Eza bersepeda roda saat usianya belum genap 4 tahun, temannya yang 5 tahun saja ada yang belum bisa bersepeda roda dua. Tapi karena Eza semangat 45, emaknya berusaha tidak panik, papanya berusaha membantu dengan mengajarinya cara mengawali naik sepeda roda dua. Senang sekali melihat relasi ayah-anak seperti dalam foto ini. Bersyukur sekali punya suami yang banyak meluangkan waktu untuk Eza. Emaknya bagian mendokumentasikan saja.

Mana sisi kreatifnya? Kan tantangan level 9 ini tentang kreatifitas, ko tulisannya tentang bermain sepeda. Terkesan mengada ada kan? Bagi saya, usaha suami untuk mencopot roda sepeda Eza, mengajari cara baru bersepeda roda dua pada Eza, itu kreatif banget. Bagaimana Eza yang tadinya naik sepeda roda empat, lalu satu dilepas, menjadi roda tiga, dan sekarang ingin mencoba menjadi roda dua, bagi saya itu sebuah prestasi yang membutuhkan kreatifitas tinggi, terutama dalam membangun mental berani pada Eza.

Saturday, November 4, 2017

Serunya Membuat Gunung Meletus



Tak terasa, cawu 3 kelas Bunda Sayang sudah menginjak materi 9. Materi level 9 kelas bunda sayang ini bertajuk Kreatifitas. Jujur saja, saya merasa tidak kreatif dan agak kesulitan mencari kegiatan untuk level 9 ini. Jadi materi kreatifitas ini, membuat saya tersentak dan tertampar berkali kali, karena sebelum mengajarkan kreatifitas pada anak, terlebih dahulu saya yang harus berubah dan belajar menjadi emak kreatif.

Beberapa minggu yang lalu saya sempat ikut materi dari Rumah MainStream tentang keterampilan abad 21. Disitu dibahas tentang keterampilan apa saja yang harus dimiliki anak dalam menghadapi era milenial ini. Saat itu, kami mendapat ilmu banyak sekali, diantaranya bagaimana membuat media belajar yang mudah dan asyik buat anak.

Lalu, saya juga bergabung di komunitas homeschooling yang sering mengadakan playdate anak. Baru-baru ini, kami mengadakan kelas playdate terkait gunung meletus dengan bahan yang ada di sekitar kita, seperti soda, cuka dan pewarna kue. Saat itu, saya dan Eza hanya menyaksikan, dan pengen mencobanya kembali di rumah, bareng teman-teman Eza.

Friday, November 3, 2017

Harap Harap Cemas, Telat Tapi Negatif



Akhirnya tiba juga di penghujung program hamil 40 hari episode 3 yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Hari ke-38 dilalui dengan rapat pengurus KIPMA, hari ke-39 yang jatuh pada tanggal 18 Oktober 2017, seharusnya saya haid karena haid terakhir di tanggal 18 September 2017. Tentu saja saya sudah tidak sabar, langsung membeli tes pack dan menguji urine, dan hasilnya? Negatif sodara sodara. Hiks

Hari ke-40, saya masih belum haid. Sudah geer lah saya bahwa saya (berhasil) hamil. Hari terasa lama berganti, berbagai informasi saya cari, mengapa saya yang biasanya siklus haid teratur, bahkan maju beberapa hari, ternyata telat tapi saat tes pack, hasilnya negatif. Berbagai pendapat dan masukan pun saya terima. Ada yang bilang kecapean, kebanyakan pikiran, stres de el lah aneka jenis kemungkinan.

Menginjak hari ke-7 telatnya haid saya, kembali saya tes pack dengan alat tes yang harganya lebih mahal, katanya lebih bagus, hasilnya tetap sama, negatif juga. Saya belum berani pergi ke bidan atau dokter, karena telat seminggu masih terlalu dini untuk menyimpulkan hamil. Akhirnya sebuah jawaban pun saya terima tepat di hari ke-9 saya telat haid, si merah itu keluar juga dan surutlah harapan saya untuk hamil. Setelah berkali-kali tes pack negatif, akhirnya saya mendapat kepastian juga bahwa telat haid belum tentu hamil.

Gimana rasanya? Marah dan kecewa itu manusiawi. Walaupun kalau hamil, saya tetap bingung karena rencananya, saya akan berangkat umroh di tanggal 19 Desember 2017, karena setelah saya baca, hamil yang aman untuk umroh adalah yang usianya diatas 12 minggu. Tetapi ga jadi hamil pun, tetap saja menyesakkan dada. Rasanya kalau kecapean pun, biasanya saya ga sampe telat 8 hari, paling satu dua hari saja. Entah apa maksudnya Allah membiarkan saya menebak kejadian ini, yang menurut saya caranya sangatlah romantis.

Bayangkan, saya sudah menjalani program hamil 40 hari selama 3 periode, sudah banyak harapan tertancap di dada, berharap Allah mengabulkan permohonan saya yang sederhana ini. Dua kali program sebelumnya, saya tidak terlalu berharap karena siklus haidnya teratur, saya tetap haid setiap bulannya. Tapi di periode terakhir ini, saya dikasih harapan saat si merah belum menyapa di tanggal 20 Oktober, sempat berhari-hari menebak nebak apakah saya hamil atau tidak, berkali kali tes pack untuk semakin meyakinkan saya, hingga akhirnya saya harus menerima keputusan indah ini, tepat setelah si merah itu datang di hari ke-9 pasca saya terlambat datang bulan.

Romantis sekali kan cara Allah membuat saya kembali, kembali untuk menggantungkan segala pinta dan harap hanya untuk-Nya semata. Hati saya sempat melambung tinggi saat menyadari bahwa saya terlambat datang bulan. Saya kabari beberapa orang keluarga dan teman dekat, mereka senang sekali mengetahui saya masih punya peluang dan harapan untuk hamil. Tetapi semua harapan itu sirna saat si merah datang. Allah masih merindukan jerit tangis saya dalam doa dan sujud panjang saya. Saya pun belajar ikhlas menerima ketetapan-Nya, walaupun tidak mudah. Saya harus mencari hikmah perjalanan dan setiap detik kehidupan saya, pasti tidak ada yang sia-sia. Syemangat...

Dan inilah akhir dari program hamil 40 hari dengan ibadah, semuanya berakhir disini. Tapi tentu bukan akhir dari semua ikhtiar. Selamat datang program hamil 40 hari episode keempat dan selamat tinggal program hamil 40 hari episode ketiga. Semoga saya tidak bosan dan Engkau juga tidak bosan dengan permintaanku.

Jumat, 031117.23.00
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari38-40

#odopfor99days#sesi3#day36

Selamat Datang Dunia Baru



Setelah berjuang keras dengan berbagai tantangan di minggu sebelumnya, terkait program hamil, merintis koperasi, rutinitas kesibukan kerja dan keluarga, hingga tak sempat menulis sedikit pun, akhirnya di akhir Oktober saya memutuskann jelajah dunia baru. Ada dua kegiatan besar yang sempat mampir di minggu kedua hingga ketiga Oktober ini, yaitu rencana berpartner bisnis jasa setrika dengan teman IIP dan mengikuti pelatihan Tour Planner di Bekasi.

Berikut adalah rincian kegiatan selengkapnya.

Selasa 10 okt: Merintis bisnis setrika, menyusun Surat Perjanjian Kerjasama
Rabu 11 okt: Menerima laporan kehilangan uang lagi dari siswa
Kamis 12 okt: Menindaklanjuti laporan siswa,  cek ke kmr kosong di asrama
Jumat 13 okt: Hari bersejarah mengambil akta n sk kemenkop, resmi KIPMa terbentuk
Sabtu 14 okt: Pelatihan tour planner ke bekasi. Salah satu pengurus kipma mengundurkan diri
Ahad 15 okt: Pelatihan tour planner ke bekasi
Senin 16 okt: Berjuang puasa sunnah, Eza sakit mata, malamnya demam
Selasa 17 okt: Eza demam, cancel kopdar dengan Pa Suroto, Pakar Koperasi

Terkait bisnis jasa setrika, berawal dari kedekatan dengan teman IIP yang akhirnya curhat berbagai hal, ia mengemukakan ide untuk membuka bisnis jasa setrika dan membutuhkan partner dalam bisnisnya. Saya pun menyanggupi, kami ngobrol banyak, langsung membuat surat perjanjian kerjasama, dan resmilah saya menjadi investor dan partner bisnisnya. Semoga ini langkah awal saya membangun jaringan bisnis.

Thursday, November 2, 2017

Belajar Kreatif dengan Cara Kreatif

Hasil gambar untuk berpikir kreatif


Setelah mendapatkan materi Bunda Sayang 1-8, dan setelah menikmati liburan beberapa hari untuk memulihkan tenaga dan stamina, akhirnya hari Ahad kemarin tanggal 29 Oktober 2017 kami digembleng kembali dengan materi tentang kreatifitas oleh sang maestro Bu Septi dengan cara yang tak biasa. Menurut saya cocok sekali materi ini disampaikan dengan metode yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu mengajak kami diskusi dan menebak gambar dan kaitannya dengan materi kreativitas. Sungguh seru dan memicu adrenalin.

Kreatifitas menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) dalam Craft 2005 adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai, sedangkan menurut Munandar (1985) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. 

Jadi proses kreatif itu adalah mengolah yang sudah ada menjadi sesuatu yang bernilai. Beginilah proses kreatif yang terjadi dari slide yang kami terima dari Bu Septi.



Lalu, bagaimanakah ciri-ciri orang kreatif? 

Postingan Favorit