Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts
Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts

Saturday, March 24, 2018

Mengapa Harus KIPMA?? The Power of Emak Emak




Mengapa sih harus ada KIPMA?? Kan selama ini sudah banyak ibu ibu anggota IIP yang jualan. Lagian wilayah IIP tersebar luas, gimana tuh caranya. Mengapa harus Koperasi? Kenapa bukan perusahaan? Mungkin banyak pertanyaan seputar KIPMA dari anggota Ibu Profesional. Saya dan Tim Perintis KIPMA yang berasal dari para Manager Keuangan, sempat berdiskusi panjang lebar tentang ini. Koperasi sangat berbeda dengan perusahaan. Perusahaan sangat tergantung para pemegang saham, sementara Koperasi itu pemegang saham terbesar adalah semua anggotanya. Banyak para ibu yang masih berjuang dalam hal pemenuhan ekonomi keluarganya, maka dengan koperasi ini, diharapkan para bunda bersatu menjadi Bunda Produktif Berjamaah, yang akan saling bahu membahu memajukan kesejahteraan anggotanya. Maka setelah konsultasi dengan Bu Septi dan Pa Dodik, kami sepakat mendirikan Koperasi.

Untuk mendirikan Koperasi, sebenarnya mudah mudah sulit. Pilihannya ada 2, jika mau mendirikan Koperasi Tingkat Kota, cukup ke Dinas Koperasi Kota setempat. Tapi karena anggota Ibu Profesional sudah tersebar di berbagai daerah di nusantara, bahkan Asia dan Eropa, maka kami sepakat untuk mendirikan Koperasi tingkat nasional, yang perijinannya harus ke Kementerian Koperasi. Perjalanan menyiapkan administrasi perangkat pendirian KIPMA, juga merupakan perjalanan yang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tapi karena tim inti KIPMA tak kenal lelah dan selalu penuh semangat, kami menjalaninya dengan senang hati... huhuy

Awalnya tim inti KIPMA adalah beberapa Manager Keuangan yang bersedia babak belur di masa awal menyiapkan dokumen KIPMA. Berikut adalah Tim Perintis KIPMA sejak awal pendirian:
     
      1.      Eva Novita, Tangsel
      2.      Lamia Inayati, Bogor
      3.      Nurhalita Diny, Tangkot
      4.      Endang Dian, Singapura
      5.      Yani, Pacitan 
      6.      Damas, Kediri

Monday, November 13, 2017

Menjadi Dokter (Dokteran)



Kemarin, saat pulang dari Bogor, saya ditagih oleh-oleh sama Eza. Sebelum pergi, memang saya menjanjikan akan membawakan oleh-oleh mainan untuk Eza sepulangnya dari Bogor. Ternyata dia masih ingat. Akhirnya saya dan suami pun mampir di sebuah toko dan Eza memilih mainan dokter-dokteran yang untungnya harganya murah meriah, hanya 15.000 rupiah saja.

Awalnya Eza mengenal mainan ini saat hari Sabtu lalu, kami main ke rumah saudara dan anaknya memiliki mainan ini. Mereka main berdua dan tampak sangat menikmati sekali.

Sesampainya di rumah, saya amati apa yang Eza mainkan dari perlengkapan dokter-dokteran ini. Saat temannya main ke rumah, Eza “Pamer” dengan mainan barunya ini dan mereka pun “role playing” dengan membuat skenario dan adegan sesuai keinginan mereka sendiri. Lucu dan seru ternyata melihat mereka mengembangkan kreatifitas dari sebuah mainan dokter-dokteran ini.

Sunday, November 12, 2017

Bermain dengan Susu dan Sabun




Hari ini agenda saya adalah ke Bogor, ada rapat tentang marketplace kipma. Alhamdulillah suami mengijinkan saya ngebolang sendiri ke Bogor dengan kereta. Saya berangkat jam 7.30, sampai jam 10 pagi, trus dijemput teman saya dan langsung otw menujuk lokasi rapat di Bukit Cimanggu. Pulang jam satu dari Bogor, sampe di Serpong jam 4 sore.

Awalnya saya fikir ga akan sempat main sama Eza, karena badan menagih untuk istirahat. Tapi melihat Eza yang betah di depan TV, hati saya berontak. Saya pun melupakan sejenak rasa lelah dan ngantuk saya, saya langsung ambil peralatan yang sederhana dan bisa bermain langsung ma Eza. Kebetulan kemarin melihat video di fp Rumah MainStream, jadi saya langsung praktekkan.

Saturday, November 11, 2017

Semangat Shalat, Semangat Berwudhu



Dulu saat Eza berusia 2,5 tahun, ia selalu semangat saat diajak ke masjid untuk shalat berjamaah. Tapi sejak senang bermain di usianya menjelang 4 tahun, ia lebih senang bermain dan memilih untuk tetap di rumah dibanding ikut bunda papanya ke masjid. Saya pun galau bin gelisah. Seharusnya semakin bertambah usianya, semakin semangat untuk pergi ke masjid. Memang beberapa kali saat diajak ke masjid, Eza pernah nyaris buang air besar di karpet masjid, sempat pipis juga, yang akhirnya membuat papanya ragu untuk selalu mengajak Eza ke masjid.

Apalagi sekarang saat ia bermain ke rumah temannya, mulai kenal dengan istilah loading, download, game, yang biasanya di rumah dibatasi hanya boleh menonton diva series atau upin ipin, Tayo dan tayangan anak lainnya, sekarang sudah mengenal istilah youtube dan game. Semakin besar, tantangan kids zaman now memang semakin berat, dan tugas kami sebagai orangtua tentulah juga semakin menantang.

Kemarin, saat turun hujan yang bersamaan dengan berkumandangnya adzan magrib, saya berfikir keras untuk mengajak Eza shalat magrib. Biasanya saya dan papanya memang asal berangkat saja ke masjid, tidak menyuruh dan mengajak Eza untuk ikut shalat. Kemarin, saya coba mengajaknya perlahan,
“Mas, shalat magrib yuks,”
Tanpa disangka ternyata jawabannya ringan saja, “Ayo bunda”

Hah? Ternyata saya hanya berprasangka, mengira bahwa Eza akan sulit diajak shalat berjamaah, fitrah anak tetaplah baik dan menyukai kebaikan. Memang orangtuanya lah yang seringkali lalai dan lupa mengajak.

Lalu, saya minta Eza untuk berwudhu di kamar mandi belakang. Ternyata ia semangat sekali. Saya pun tak lupa mengabadikan momen berharga saat Eza berwudhu. Papanya yang bertugas mengajari cara dan tahapan berwudhu. Lalu kami shalat berjamaah di mushala mungil rumah kami. Indahnya kebersamaan ini. Terima kasih Allah...

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 111117.08.30
#Tantangan10Hari
#Level9Day8
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

#odopfor99days#sesi3#day49

Friday, November 10, 2017

Membuat Menara dari Gelas



Saat saya menjamu beberapa siswa ke rumah, biasanya Eza suka nimbrung dan minta perhatian. Ada saja yang heboh diopreknya, maka saya harus mencari cara kreatif agar Eza anteng dan tak “mengganggu” aktivitas saya bersama siswa.

Sambil menunggu kakak kelasnya datang, saya sodorkan beberapa gelas plastik pada Eza. Awalnya dia ingin bantu menuangkan air teh hangat ke dalam gelas plastik ini. Eza memang helpfull orangnya, senang membantu dan sering menawarkan bantuan yang bikin meleleh saya sebagai bundanya. Rasanya saya waktu kecil dan seumuran dia, saya tak seperti dia yang baik banget dan pengen bantu orangtua. Eh ini ko Eza yang belum genap berusia 4 tahun, sering berinisiatif pengen bantu orangtua dalam berbagai hal. So proud of u deh...

Khawatir ada insiden menumpahkan teh hangat di karpet, akhirnya saya ajak Eza bermain-main dengan gelas ini. Awalnya saya biarkan dia bermain-main dengan gelasnya. Sepertinya dia bingung mau bermain apa, akhirnya terjadilah percakapan berikut:

Thursday, November 9, 2017

Serunya Membuat Pancake Pisang



Setelah dua hari yang lalu membuat es pisang dan stok pisang masih belum habis, saya pun browsing resep lagi. Dan dapetlah menu pancake pisang. Akhirnya saya dan mba nya pun mencoba eksekusi resenya di sore ini. Berikut adalah resepnya.

Bahan-bahan

1 sisir pisang sunpride / pisang ambon
100 ml susu putih cair
50 gr gula pasir putih
100 gr tepung terigu serbaguna
3 butir telur ayam
1 bungkus kecil santan instant
1/2 sdt garam
30 gr keju parut
secukupnya meses ceres atau sesuai selera

Wednesday, November 8, 2017

Garasi Eza dari Kardus



Beberapa hari yang lalu, saya, suami dan si mbak beres beres rumah bagian belakang. Beberapa barang yang sudah lama tak dipakai, dibuang supaya rumah terlihat rapi dan tidak banyak barang. Kebetulan bagian belakang rumah baru dirapikan bagian atapnya supaya tertutup dan bisa menyimpan beberapa barang besar seperti mesin cuci dan rak besar.

Salah satu barang yang dibuang sayang adalah kardus. Kadang kardus ini dibutuhkan untuk menyimpan buku dan lain-lain, tapi di waktu lain, kardus ini jika tak dipakai, memakan banyak tempat dan membuat rumah terkesan berantakan. Akhirnya setelah browsing, ide kreatif pun muncul. Mainan dari kardus untuk Eza, siap dieksekusi.

Dari beberapa pilihan mainan kardus, akhirnya terpilihlah garasi mobil. Sederhana tapi membuat Eza bahagia. Ternyata untuk membuat mainan yang seru, ga perlu pakai mahal dan ribet.

Tuesday, November 7, 2017

Es Pisang Coklat Yummy



Beberapa hari ini, pisang menumpuk di rumah, ada yang memang sengaja saya beli, ada juga yang hasil pemberian teman. Udah beberapa menu, dicoba untuk pisang ini, diantaranya pisang goreng, pisang kukus dan pisang coklat. Tapi ko rasanya bosan ya, dan pisang pun menumpuk di rumah.

Akhirnya browsing deh aneka olahan pisang, yang akan membuat Eza ngiler dan semangat makan. Ketemu deh, resep yang sederhana yaitu es pisang coklat yummy.

Bahan:
Pisang secukupnya
Susu coklat bubuk secukupnya
Mieses untuk topping
Tusuk sate

Monday, November 6, 2017

Belajar Iqra Gaya Baru



Akhir-akhir ini Eza senang sekali menonton, saya khawatir ia akan kecanduan menonton dan melupakan aktivitas lain, seperti belajar mengaji. Saya mencoba mencari berbagai strategi untuk menggabungkan keduanya, dan dapatlah satu formula, jika ingin menonton, maka Eza harus mengaji dulu. Saya sadar, tidak bisa langsung dihapuskan kebiasaan menontonnya, maka perlahan-lahan saya kurangi, sambil menambah semangatnya untuk belajar mengaji yang diawali iqra 1.

Dulu, saat kecil Eza sudah diperkenalkan huruf hijaiyah lewat tayangan video Diva dan pus, dan cepat sekali nempel di benak Eza. Maka saat beberapa minggu terakhir ini Eza belajar Iqra secara lebih serius, sebelum menonton, hasilnya lumayan diluar dugaan. Iqra 1 diselesaikan dengan cepat. Walopun harus dengan berbagai adegan drama, kadang nangis, kadang malas, kadang rewel dan lain-lain. Tapi saya tak boleh menyerah, Eza harus sedikit demi sedikit belajar mengaji.

Sunday, November 5, 2017

Naik Sepeda : Lika Liku Keberanian



Saat ini Usia Eza adalah 4 tahun kurang 3 bulan. Sedang semangat bermain, eksplorasi berbagai hal dan senang mencoba hal baru. Banyak keterampilan yang sudah dikuasainya, termasuk bersepeda. Biasanya dia sudah puas dengan kemampuan bersepedanya, dengan menambahkan satu roda dibelakang lagi, sehingga menjadi tiga roda. Kemarin, tiba-tiba Eza minta dilepas roda ketiganya dan ingin mencoba bersepeda dengan menggunakan dua roda. Papanya pun membantu melepaskan roda samping dari sepedanya.

Agak ngeri-ngeri sedap sih sebenarnya membiarkan Eza bersepeda roda saat usianya belum genap 4 tahun, temannya yang 5 tahun saja ada yang belum bisa bersepeda roda dua. Tapi karena Eza semangat 45, emaknya berusaha tidak panik, papanya berusaha membantu dengan mengajarinya cara mengawali naik sepeda roda dua. Senang sekali melihat relasi ayah-anak seperti dalam foto ini. Bersyukur sekali punya suami yang banyak meluangkan waktu untuk Eza. Emaknya bagian mendokumentasikan saja.

Mana sisi kreatifnya? Kan tantangan level 9 ini tentang kreatifitas, ko tulisannya tentang bermain sepeda. Terkesan mengada ada kan? Bagi saya, usaha suami untuk mencopot roda sepeda Eza, mengajari cara baru bersepeda roda dua pada Eza, itu kreatif banget. Bagaimana Eza yang tadinya naik sepeda roda empat, lalu satu dilepas, menjadi roda tiga, dan sekarang ingin mencoba menjadi roda dua, bagi saya itu sebuah prestasi yang membutuhkan kreatifitas tinggi, terutama dalam membangun mental berani pada Eza.

Saturday, November 4, 2017

Serunya Membuat Gunung Meletus



Tak terasa, cawu 3 kelas Bunda Sayang sudah menginjak materi 9. Materi level 9 kelas bunda sayang ini bertajuk Kreatifitas. Jujur saja, saya merasa tidak kreatif dan agak kesulitan mencari kegiatan untuk level 9 ini. Jadi materi kreatifitas ini, membuat saya tersentak dan tertampar berkali kali, karena sebelum mengajarkan kreatifitas pada anak, terlebih dahulu saya yang harus berubah dan belajar menjadi emak kreatif.

Beberapa minggu yang lalu saya sempat ikut materi dari Rumah MainStream tentang keterampilan abad 21. Disitu dibahas tentang keterampilan apa saja yang harus dimiliki anak dalam menghadapi era milenial ini. Saat itu, kami mendapat ilmu banyak sekali, diantaranya bagaimana membuat media belajar yang mudah dan asyik buat anak.

Lalu, saya juga bergabung di komunitas homeschooling yang sering mengadakan playdate anak. Baru-baru ini, kami mengadakan kelas playdate terkait gunung meletus dengan bahan yang ada di sekitar kita, seperti soda, cuka dan pewarna kue. Saat itu, saya dan Eza hanya menyaksikan, dan pengen mencobanya kembali di rumah, bareng teman-teman Eza.

Thursday, November 2, 2017

Belajar Kreatif dengan Cara Kreatif

Hasil gambar untuk berpikir kreatif


Setelah mendapatkan materi Bunda Sayang 1-8, dan setelah menikmati liburan beberapa hari untuk memulihkan tenaga dan stamina, akhirnya hari Ahad kemarin tanggal 29 Oktober 2017 kami digembleng kembali dengan materi tentang kreatifitas oleh sang maestro Bu Septi dengan cara yang tak biasa. Menurut saya cocok sekali materi ini disampaikan dengan metode yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu mengajak kami diskusi dan menebak gambar dan kaitannya dengan materi kreativitas. Sungguh seru dan memicu adrenalin.

Kreatifitas menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) dalam Craft 2005 adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai, sedangkan menurut Munandar (1985) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. 

Jadi proses kreatif itu adalah mengolah yang sudah ada menjadi sesuatu yang bernilai. Beginilah proses kreatif yang terjadi dari slide yang kami terima dari Bu Septi.



Lalu, bagaimanakah ciri-ciri orang kreatif? 

Monday, September 25, 2017

Cerdas Finansial, Menabung Yukss



Tantangan materi leve 8 tentang cerdas finansial ini, memang tak mudah. Butuh konsistensi dan kekompakan dengan pasangan untuk menerapkan aturan bersama terhadap anak. Tentang jajan, misalnya saat saya menerapkan pembatasan uang jajan, tiba-tiba papahnya Eza mengajak Eza ke indomaret untuk jajan. Hadeuuh

Maka, menabung di celengan adalah salah satu solusi agar Eza juga faham bahwa tak semua keinginannya untuk jajan, bisa dikabulkan. Satu celengan sudah penuh berisi uang receh yang dikumpulkan. Sekarang sudah menuju celengan kedua. Eza semangat sekali memasukkan uang ke celengan, tapi jika diajak ke indomaret, semangat juga untuk jajan. Padahal saya sudah bilang saat akan pergi, bahwa bundanya hanya akan pergi ke ATM, bukan untuk jajan. Kadang berhasil strategi, kadang juga jebol.

Membangun anak memiliki karakter cerdas finansial ternyata tidak mudah. Anak siap diajari, tapi orang tuanya yang harus kompak dan konsisten dalam mendisiplinkan anak. Saya dan suami, termasuk belum berhasil dalam tantangan kali ini. Baru sebatas menabung saja dari sisa-sisa uang kembalian, tapi mengerem untuk tidak jajan saat mengajak anak jalan-jalan, itu belum berhasil kami lakukan. Kami harus remedia lagi untuk urusan komunikasi produktifnya agar kami kompak di depan anak saat menerapkan aturan, termasuk urusan jajan ini. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi.

Semoga Bermanfaat

Senin, 250917.05.30
#Tantangan10HariLevel8
#AliranRasa
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day26

Sunday, September 24, 2017

Bermain Gratis, Rejeki punya Teman dan Tetangga Baik



Dulu, saat saya kecil, bermain dengan teman-teman itu sangat mengasyikkan, kami punya lapangan dekat rumah untuk bermain bola, bermain galah asin, lari-larian dan lain-lain. Tak ada mall untuk sekedar menghabiskan waktu di wahana bermain seperti anak-anak sekarang, mainan mahal tak banyak dijual karena kami sudah puas bermain dengan teman-teman. Sementara anak-anak sekarang, mainan mahal bertebaran dimana-mana, mobil-mobilan dan sepeda yang harganya menguras dompet, dan sulit sekali mendapatkan tetangga yang memiliki visi yang sama terkait pendidikan anak.

Banyaknya kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini, membuat para orangtua tak mudah mempercayai tetangganya, tak mudah melepas anaknya untuk bermain dengan teman-temannya dan sangat protektif terhadap keamanan anaknya. Maka mereka memilih mengajak anak-anaknya ke mall untuk menghabiskan masa liburan di akhir minggu, sambil orang tuanya belanja, sambil mengajak anaknya bermain di wahana bermain.

Maka saat Eza memiliki teman-teman seumuran, bahkan lebih tua, yang orang tuanya sama-sama tinggal di rumah dinas kantor, itu adalah rejeki yang tak ternilai uang. Mereka tiap hari bermain, bergantian di rumah saya dan rumah lainnya, sering juga mereka bermain sepeda bareng, tak jarang mereka berantem hingga menangis, setelah itu main bareng lagi. Kadang, saya ajak Eza dan temannya untuk jalan-jalan dan main di taman sekitar rumah kami.

Eza tak perlu lagi diajak ke mall untuk bermain, karena dia sudah puas bermain dengan teman-temannya yang sekaligus menjadi tetangganya. Anggaran untuk bermain pun bisa kami tabung untuk keperluan lainnya. Tak jarang, jadwal rutin tidur siang Eza menjadi batal karena ia memilih bermain bersama kawan-kawannya. Eza senang bersosialisasi, bagi dia bermain bersama teman-temannya adalah saat-saat yang membahagiakan dan sering dirindukan saat kami pergi meninggalkan rumah dinas.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 240917.07.40
#Tantangan10HariLevel8
#day10
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day24

Saturday, September 23, 2017

Belajar Jualan dan Simulasi Transaksi



Kemarin, Saat teman-teman Eza datang ke rumah, saya gunakan kesempatan ini untuk simulasi jualan. Awalnya mereka ga mau karena sedang main petak umpet, saya biarkan dulu mereka puas bermain petak umpet. Saat sudah lelah dan bosan dengan berbagai sarana bermain, akhirnya saya tawarkan bermain sambil belajar jualan. Alhamdulillah mereka antusias.

Pertama, saya minta mereka mengambil berbagai mainan yang ada di rumah, saya bilang,
“Ayo, kita jualan mobil dan truk ya”, mereka pun mengambil mainan itu dengan antusias, lalu kami jejerkan untuk dipajang sebagai barang jualan. Lalu saya jelaskan aturan mainnya. Saat Eza berperan sebagai penjual, maka dia akan menerima uangnya dan temannya akan menerima barangnya. Sebaliknya, saat Eza berperan sebagai pembeli, maka ia harus memberikan uangnya dan ia akan menerima barangnya.

Seru juga melihat mereka simulasi jualan, bermain peran sebagai penjual dan pembeli, mengajarkan bisnis sebagai salah satu aktivitas untuk mendapatkan uang dan barang. Ohya, saya juga memberi mereka uang mainan untuk bertransaksi. Awalnya mereka damai sentosa, hingga akhirnya berantem memperebutkan uang mainan. Hadeuuh mesti deh ada episode berantem, padahal ya andai mereka tau, itu cuma uang mainan, wahai anak anak, ade-ade... uang mainan saja diperebutkan haha namanya juga anak-anak, semua dilakukan dengan serius.

Semoga simulasi jualan ini memberikan Eza dan temannya inspirasi untuk menjadi pengusaha, bukan sebagai konsumen yang selalu membelanjakan uang, tapi bisa menjadi produsen yang memproduksi barang dan pengusaha yang membuka jalan rejeki bagi sebanyak mungkin orang. Aamiin

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 230917.14.00
#Tantangan10HariLevel8
#day9
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day22

Friday, September 22, 2017

Berkenalan dengan Bank



Setelah beberapa hari lalu, mengenalkan ATM pada Eza, kemarin saat ada kesempatan untuk setor uang siswa ke Bank, saya ajak Eza dan temannya, sekaligus menjadi ajang jalan-jalan refreshing.

Kami pergi ke bank di pagi hari, agar tidak panas dan tidak antri panjang di bank nya. Saya kenalkan Eza pada konsep menabung di bank, memperlihatkan pada Eza saat menulis di form setoran, mengenalkan cara antri dan tertib di bank dan lain-lain. Alhamdulillah Eza sudah terbiasa berada di area yang menjadi fasilitas umum dan banyak orang. Dan suasana di bank juga sedang tidak rame saat itu, jadi lumayan ramah anak.

Saat tiba antrian saya, Eza ingin melihat. Saya serahkan form setoran dan uangnya ke teller, Eza saya pangku, lalu sebagai bukti, saya dokumentasi saat Eza sedang berada di depan teller. Saya biasakan mengikut sertakan Eza dalam setiap aktivitas saya, agar ia terbiasa dengan berbagai kesibukan, memahami kesibukan bundanya dan agar terlatih mengerjakan berbagai pekerjaan sekaligus sehingga tumbuh menjadi pribadi yang cekatan, termasuk di dalamnya cerdas finansial.

Masih banyak dan panjang perjalanan petualangan kehidupan saya bersama Eza, semoga masih diberi kekuatan untuk mendidik dan membesarkan Eza. Semoga Allah membantu saya mendidik Eza dengan baik, dan saya dan suami dijadikan orangtua pembelajar yang tidak bosan belajar dan memperbaiki diri, sebelum nantinya mendidik dan membersamai Eza belajar dalam kehidupannya.

Semoga Bermanfaat


Sabtu, 230917.13.00
#Tantangan10HariLevel8
#day8
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day20


Thursday, September 21, 2017

Membuat Playdough, Strategi Cerdas Finansial untuk Anak



Kemarin, saya ajak Eza untuk membuat playdough. Ini rencana lama yang baru bisa terealisasi. Saya perlu bantuan mba nya dalam menyiapkan alat dan bahan. Eza seneng banget saat dibilang mau praktek membuat playdough. Membuat mainan sendiri adalah salah satu strategi cerdas finansial juga, agar anak memahami bahwa mainan itu tak selalu harus dengan membeli.

Saya pernah membeli pasir playdough ini, dan Eza suka memainkannya. Kali ini, saya ingin Eza belajar cara membuat pasir dengan bahan yang ada di rumah. Si mba memilih warna ungu untuk mempercantik warnanya, Eza mengamati, melihat dan akhirnya bermain-main dengan playdough nya, walaupun di awal ia sempat malas karena tangannya harus berlengket lengket dengan playdough ini.

Saya sebenarnya bukan orang kreatif dalam hal keterampilan seperti itu, tapi saya pengen Eza tidak seperti saya, saya ingin Eza tumbuh menjadi pribadi kreatif, cerdas dan bertakwa. Beruntung saya memiliki asisten rumah tangga yang senang dengan dunia anak dan bercita-cita menjadi guru TK. Jadilah saya bekali dia dengan berbagai buku dan resep membuat berbagai hal untuk dipraktekan pada Eza.

Lucunya, setelah jadi, si mba malah iseng, mendandani Eza dengan playdough ini, dipasang kumis, alis, jenggot dan lain-lain. Udah gitu, Eza nya nurut dan ga protes, jadilah kami puas ketawa ketiwi memainkan playdough ini. Eza senang, kami pun terhibur. Semoga suatu saat Eza akan terkenang dengan masa kecilnya yang indah dan membahagiakan.

Semoga Bermanfaat

Kamis, 210917.16.30
#Tantangan10HariLevel8
#day7
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day18

Wednesday, September 20, 2017

Mengenal ATM



Saat ini, saya memegang banyak amanah keuangan, mulai dari keuangan koperasi, keuangan masjid, umroh dan lain-lain. Maka, ke ATM adalah makanan sehari-hari saya. Eza sering saya ajak ke bank, transfer dan ambil uang ke ATM dan lain-lain.

Kemarin, saat saya mengajak jalan-jalan Eza, saya bilang saya akan ke ATM, lalu saya jelaskan fungsi ATM. Di depan ATM, Eza semangat sekali ingin memasukkan kartu ATM ke mesinnya. Setelah kartu ATM masuk, jika transfer, Eza akan mengambil struknya, dan jika mengambil uang, ia juga langsung antusias mengambil uangnya. Sengaja saya ajak Eza untuk mengikuti aktivitas sehari-hari saya, agar ia tahu bahwa aktivitas bundanya itu banyak dan semoga ia juga belajar menjadi anak yang cekatan dengan berbagai tugas nantinya, semoga...

Saya juga menjelaskan bahwa menabung di bank ini menjadi salah satu alternatif agar uang kita aman, dan untuk mengambil uangnya, kita bisa kapanpun mengambil dengan ATM. Entah apakah Eza mengerti atau tidak, yang pasti saya kenalkan bahwa cara menabung selain melalui celengan, adalah melalui bank ini. Adanya siswa yang banyak nitip untuk diambilkan uangnya melalui ATM, juga membuat Eza sangat familiar dengan ATM ini. Semoga kelak engkau tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan dan peduli dengan nasib rakyat kecil. Nyambung ga ya? Nyambungin aja lah hehe

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 160917.13.45
#Tantangan10HariLevel8
#day6
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day16

Tuesday, September 19, 2017

Bermain Murah Meriah



Saya beranggapan dunia bermain anak itu unik. Kadang Eza suka dengan permainan yang saya rencanakan, kadang juga seperti tidak menikmatinya. Kita sebagai orangtua kadang berfikir membelikan mainan mahal agar anak senang, mengajak ke mall, bermain di wahana bermain, berenang ke kolam renang yang bagus, itu akan membuat anak senang. Padahal keinginan anak itu sederhana sekali, bisa bersama orang tuanya saja sudah membuatnya bahagia.

Rutinitas saya tiap pagi setelah apel, biasanya mengajak Eza jalan-jalan. Entah ke stasiun hanya sekedar melihat kereta, atau ke atm untuk mengurus berbagai keperluan keuangan atau ke taman bermain yang murah meriah alias gratisan. Salah satu tempat favorit main saya dan Eza adalah taman perdamaian di daerah taman jajan BSD. Area bermain anak yang terdiri dari perosotan, ayunan, wahana sepeda yang memacu adrenalin ini cukup membuat saya anteng melepas Eza bermain, sementara saya hanya duduk dan bermedsos ria haha

Kemarin, saya mengajak Eza bareng temannya ke taman bermain ini. Biasanya Eza seneng banget kalo pergi bareng temennya, maka saya ajak temannya untuk menemani Eza bermain. Wuah mereka seneng banget. Tapi karena weekend, ternyata lumayan padat. Biasanya saya ajak Eza di hari kerja, dan lumayan kosong, enak dan nyaman sekali bagi Eza untuk eksplorasi atau sekedar lari-lari.

Tapi saat mengunjungi taman ini di saat weekend dan dalam kondisi padat, ternyata Eza tak terlalu menikmatinya. Baru beberapa menit bermain, sudah mengajak pulang. Akhirnya saya ajak dulu berpose di kuda hijau, dan langsung mengajaknya pulang.

Bermain bagi anak itu menyenangkan, dan ternyata tak mesti diajak ke tempat mahal. Ibu yang cerdas finansial, senang mencari tempat main murah meriah atau bahkan gratisan, dan itu tetap menyenangkan bagi anak. Tak perlu ke mall untuk mengajak anak bermain, bersama orangtuanya adalah hal terindah bagi seorang anak, walaupun hanya pergi ke taman depan rumah.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 190917.22.00
#Tantangan10HariLevel8
#day5
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day14

Monday, September 18, 2017

Belanja Hemat di Lulu Supermarket



Akhir minggu kemarin, saya memutuskan istirahat di rumah. Rasanya melelahkan sekali, minggu kemarin padat aktivitas dalam rangka persiapan rapat pembentukan koperasi KIPMA (Koperasi Ibu Profesional Mandiri). Rasanya plong sudah selesai dan ingin menikmati weekend ini dengan banyak istirahat di rumah. Hari Sabtu, suami mengajak saya ke Lulu Supermarket, yang memang sedang booming di BSD. Karena dekat, saya okekan, sepertinya tak akan lama.

Kami berangkat pukul 10.30, tiba disana pukul 11. Saya dan teman saya, sebenarnya sudah pernah kesini sebelumnya. Suami penasaran saat saya ceritakan, bahwa supermarket ini halal dan banyak makanan untuk orang Arab gitu. Kebetulan tetangga saya di rumah, orang Mesir jadi suami sangat semangat pengen kesini. Selain belanja bulanan, juga bisa sekaligus mencari makanan yang sesuai untuk Syaikh dari Mesir.

Eza senang sekali saat diajak kesana. Saya hanya membolehkan dia membeli susu, karena makanan masih banyak. Suami juga mengingatkan untuk tak banyak belanja, hanya untuk sabun dan keperluan dapur saja, untungnya Eza juga nurut, ga banyak minta. Tunjuk-tunjuk sih saat dia pengen sesuatu, tapi saya beri pemahaman bahwa makanan di rumah masih banyak, jadi hanya beli sesuai kebutuhan saja..

Alhamdulillah, karena baru buka, banyak diskon yang ditawarkan, bisa menghemat beberapa pengeluaran untuk beberapa bulan ke depan. Beginilah cara kami mengaplikasikan cerdas finansial di keluarga kami. Setelah belanja, kami langsung pulang. Jam 12.30 sudah tiba di rumah dan kami tetap bisa beristirahat. Tak perlu lama pergi keluar untuk refreshing karena hiburan terbaik adalah keluarga dan tempat ternyaman untuk istirahat bersama keluarga adalah di rumah...
  
Semoga Bermanfaat

Senin, 190917.00.06
#Tantangan10HariLevel8
#day4
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day12

Postingan Favorit