Showing posts with label Pernak Pernik Pernikahan. Show all posts
Showing posts with label Pernak Pernik Pernikahan. Show all posts

Saturday, August 5, 2023

SUKA DUKA NYA PINDAHAN RUMAH


Pada bulan Juli tahun 2023 ini, saya dan keluarga diharuskan pindah rumah dinas, karena rumah lama dihancurkan dan akan dibangun gedung asrama untuk siswa putra. Rumah yang sudah saya tempati sejak menikah itu, akhirnya harus ditinggalkan juga. Rumah yang penuh kenangan sejak Eza lahir, sudah 10 tahun saya dan keluarga kecil saya tingga disana. Namanya rumah dinas, tentu bukan milik saya, tapi itu milik madrasah dan saya harus siap meninggalkannya kapan pun diinstruksikan.

Dan pada hari Ahad tanggal 30 Juli tahun 2023, secara resmi, saya pindah rumah dinas, hanya beda blok saja, pindah keatas, tapi namanya pindah, jauh dan dekat sama saja ribet. Beberapa minggu sebelumnya, saya sudah packing dulu beberapa barang seperti baju dan buku. Pemandangannya seperti terlihat dibawah ini. 

Tuesday, May 30, 2017

Hari 14 Program Hamil 40 Hari: Sedekah Ilmu Sebagai Obat Kegagalan Program Hamil



Berhubung kesibukan mempersiapkan proyek Ramadhan Al Zayyan, saya pun sedikit terlupakan dengan program hamil 40 hari yang ternyata sudah menginjak hari 14. Rutinitas ibadah seperti biasa dilaksanakan, malah saya kebobolan di hari pertama Ramadhan kemarin. Awalnya saya ingin mempersilakan si mba di rumah untuk menikmati shalat tarawih pertama di masjid, tapi Eza tidak bobo siang, maka hampir dipastikan akan tidur lebih awal. Dan memang benar, jam 7 malam sudah tidur, padahal biasanya kalau siangnya tidur dulu, ia bisa tidur diatas jam 9 malam.

Maka saya pun merelakan diri untuk menjaga Eza di rumah, sementara suami dan mba nya ke masjid untuk tarawih. Setelah waktu berjalan, saya tiba-tiba sadar, bagaimana nasib sholat isya saya? Berjamaah dengan siapa? Kan semuanya ke masjid, waduuh saya sudah menyesal dan merasa sedih banget karena program hamil 40 hari saya akan berakhir, justru di awal Ramadhan. Duh gustii...

Tapi kesedihan saya segera terobati dengan proyek Ramadhan keluarga kami, keluarga Al Zayyan. Saya senang karena masih bisa berbagi di momen Ramadhan ini. Dan alhamdulillah berbagi ilmu menjadi bagian dari sedekah juga. Jika kita tak sanggup sedekah harta, bisa sedekah ilmu, sedekah tenaga, sedekah doa, bahkan dengan hanya tersenyum pun sudah merupakan sedekah.

Saya awalnya tak sadar bahwa sedekah juga harus merupakan bagian penting dari program hamil 40 hari. Dan sedekah bagi saya selama ini hanya terfokus pada sedekah harta, tak terbayang bahwa saya masih bisa sedekah yang lain dalam bentuk ilmu. Maka Proyek Ramadhan Al Zayyan ini, yang awalnya tidak direncanakan, malah secara alami menjadi proyek sedekah saya yang semoga bisa mendukung program hamil 40 hari, walaupun secara ibadah ritual, program hamil saya yang kedua ini sudah gugur dengan gagalnya saya shalat berjamaah Isya karena menjaga anak.

Tapi hei, bukankah menjaga anak juga adalah ibadah? Sejak kapan saya mengkotak-kotakkan ibadah ini. Tentu saya tidak sengaja ingin mangkir dari shalat isya berjamaah. Bukankah Rasulullah bersabda bahwa ibadah seorang ibu adalah melahirkan dan mendidik anak-anaknya? Mengapa fikiran saya masih terfokus bahwa ibadah adalah ibadah ritual? Mengapa tak menjadikan aktivitas menjaga anak juga sebagai bagian ibadah juga?

Pembukaan Proyek Ramadhan Al-Zayyan : Sedih yang Berakhir Indah



Pada hari Jumat kemarin, tepat sehari sebelum awal Ramadhan, setelah kami undang beberapa anak dan orangtuanya untuk datang ke rumah dinas kami, dan sekaligus munggahan atau menikmati waktu bersama menjelang bulan Ramadhan, serta berdoa bersama, akhirnya proyek keluarga kami terlaksana juga.

Pada pukul 4 sore sesuai dengan undangan yang kami sebar, awalnya belum ada yang datang. Kami waswas dan sedih, ko tidak ada yang memenuhi undangan kami. Padahal si mba sudah membuat pisang coklat untuk menyambut kedatangan tamu istimewa yang akan membantu terselenggaranya proyek keluarga kami di bulan Ramadhan. Tapi ternyata semakin sore, mulailah berdatangan teman-teman Eza bareng orang tuanya, dan tepat jam 5 ramailah situasi rumah kami dengan berbagai celotehan para bocah kecil, dengan berbagai aneka kuliner yang berasal dari para tetangga, wuah senangnya...

Sebagai pembukaan, suami menjelaskan tentang rencana proyek keluarga kami, anak-anak dan orangtua pun mendengarkan sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan. Ada juga anak yang malah langsung bermain di bawah, tak betah berlama-lama duduk manis, salah satunya Eza haha malah ngajak naik sepeda temannya. Ga papa lah yang penting mereka happy.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan berdoa bersama menyambut Ramadhan. Suami memimpin doa, diiringi tingkah polah anak-anak yang kadang tak bisa diam. Usia anak-anak yang datang dan akan bergabung menyukseskan program Ramadhan kami, bervariasi, mulai dari usia TK hingga SD. Ada yang mengusulkan pengelompokan berdasarkan usia, ada juga yang mengusulkan berdasarkan tingkatan membaca Al-Qur’annya. Semuanya kami tampung dan akan dilihat perkembangannya esok hari yang menjadi hari perdana proyek kami di bulan Ramadhan ini.

Proyek Ramadhan seperti ini adalah investasi masa depan dan mengajarkan Eza untuk berbagi dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang seusia atau dengan yang lebih tua. Juga menumbuhkan semangat mencari ilmu sedari dini agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang gemar dengan ilmu pengetahuan dan menjadi sosok berilmu yang menebar manfaat bagi sesama. Aamiin

Proyek Ramadhan Al Zayyan




Alhamdulillah, bulan Ramadhan sudah datang. Terima kasih Allah karena masih mengijinkan kami untuk bertemu Ramadhan dalam kondisi sehat, tak kurang suatu apapun. Sungguh mahal anugerah Ramadhan ini, karena kita diperintahkan untuk berdoa bertemu Ramadhan ini sejak bulan Rajab. Banyak keutamaan di bulan Ramadhan ini, diantaranya dilipat gandakannya pahala kebaikan, balasan yang sebanding dengan pengorbanan puasa, dan ada malam Lailatul Qadar yang pahalanya lebih baik dari 1000 bulan. Maka berbuat baik di bulan ini harus dperbanyak.

Salah satu agenda proyek Ramadhan keluarga Al Zayyan (keluarga kami) adalah menjadi tempat basecamp belajar anak-anak yang ada di sekitar rumah. Latar belakangnya, masih banyak anak-anak yang dekat dengan rumah dinas kami, yang belum bisa ngaji, sering main bareng dan orangtua nya saling mengenal karena tinggal di dalam kompleks rumah dinas. Juga ada permintaan dari salah satu teman yang menjadi orangtua teman Eza, yang meminta adanya tempat mengaji di sekitar rumah kami, karena jika mengaji bareng-bareng, biasanya lebih bersemangat.

Friday, May 26, 2017

Hari 11 Program Hamil 40 Hari: Nasehat Suami Tentang Fiqh Prioritas



Saat mingu-minggu terakhir ini pikiran saya disibukkan dengan memediasi konflik diantara dua teman saya, akhirnya pelabuhan terakhir adalah suami. Setelah berusaha menyimpannya sendiri dan menangis di ruang masjid yang megah, akhirnya saya ceritakan juga pada suami tentang semua yang terjadi, bukan hanya tentang konflik itu tapi semua kegundahan saya, uneg-uneg saya dan berbagai hal yang saya fikirkan. Di sore hari saat Eza bermain dengan teman-temannya, di atas kasur yang empuk, saya tumpahkan semua rasa, saya alirkan segala lara.

Alhamdulillah suami mendengarkan sepenuh hati, dan ia pun membahas panjang lebar, mulai dari pengamatannya terhadap aktivitas saya selama ini, menasehati tentang fiqh prioritas dan lain-lain. Saya terkesan dengan pembahasan dan cara mengingatkan suami terhadap istrinya yang bandel ini. Kadang saya suka lupa minta ijin jika akan pergi mengurus sesuatu hal, berharap dia memahami kesibukan saya. Terkadang saya begadang hingga malam, mengerjakan tugas organisasi saya. Menurut dia, saya harus bisa membedakan mana urusan sunnah, mana urusan wajib. Dan fiqh prioritas ini, salah satu kaidahnya adalah mendahulukan yang wajib diatas perkara sunnah. Deg langsung serasa ditampar, tapi dalam hati membenarkan juga.

Mendahulukan urusan wajib ini bukanlah hal yang mudah dan sederhana, saat kita lebih merasa passion kita di urusan sunnah, ternyata disitulah ujiannya. Suami mengingatkan bahwa urusan sunnah, sebaik apapun tetap tak bisa menggantikan perkara wajib. Harus lebih cerdas memilih mana urusan wajib yang harus didahulukan, dan mana urusan sunnah yang bisa dijadikan lapis kedua dalam urusan hidup kita. Jangan terbalik dengan sibuk pada urusan sunnah sehingga melalaikan yang wajib, karena termasuk perbuatan dhalim juga jika kita melalaikan kewajiban kita. Urusan hak, biarlah nanti mengikuti, sesuai dengan totalitas kita dalam menuntaskan kewajiban kita.

Thursday, April 20, 2017

Hari Ke-6 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : 4 Tahun Pernikahan



Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya protes dan menangis-nangis dalam doa saya, mengadu betapa lelahnya saya berpuluh puluh kali taaruf dan tak kunjung berujung di pernikahan. Rasanya belum lama saya mengirim surat pada orang tua sebagai bentuk protes saya saat orang tua menolak calon suami yang saya ajak ke rumah. Rasanya ... Rasanya ... Rasanya sungguh malu jika saya mengingat saat saat jahiliyah itu. Sekarang betapa bersyukurnya saya dengan kehidupan saat ini. Jika saja Allah mengabulkan keinginan saya saat itu, ah entah apa jadinya.

Tepat 4 tahun lalu, di tanggal inilah saya resmi melepas masa lajang dan resmi bersuamikan orang Kudus. Teman yang bertransformasi menjadi partner 24 jam dalam kehidupan, mewarnai seluruh kehidupan saya. Dan tepat setahun setelah pernikahan, kami resmi menjadi orang tua dari seorang cowo mungil nan lucu yang akhirnya kami beri nama Muhammad Zahid Al Zayyan, yang dalam kehidupan sehari-hari dipanggil Eza. Eza ini adalah singkatan dari nama saya dan suami yaitu EvaZAenuri.

Kehidupan pernikahan yang baru dijalani selama 4 tahun, tentu bukan tanpa masalah. Berbagai konflik dan tantangan pernikahan, telah kami lalui dengan mulus sejauh ini, alhamdulillah. Saya bersyukur sekali menikah dalam usia yang cukup matang, sehingga emosi sudah lebih terkelola, walau masih saja suka berapi api dan cemberut ga jelas pada suami hehe.

Postingan Favorit