Berhubung kesibukan mempersiapkan
proyek Ramadhan Al Zayyan, saya pun sedikit terlupakan dengan program hamil 40
hari yang ternyata sudah menginjak hari 14. Rutinitas ibadah seperti biasa
dilaksanakan, malah saya kebobolan di hari pertama Ramadhan kemarin. Awalnya saya
ingin mempersilakan si mba di rumah untuk menikmati shalat tarawih pertama di
masjid, tapi Eza tidak bobo siang, maka hampir dipastikan akan tidur lebih
awal. Dan memang benar, jam 7 malam sudah tidur, padahal biasanya kalau
siangnya tidur dulu, ia bisa tidur diatas jam 9 malam.
Maka saya pun merelakan diri untuk
menjaga Eza di rumah, sementara suami dan mba nya ke masjid untuk tarawih. Setelah
waktu berjalan, saya tiba-tiba sadar, bagaimana nasib sholat isya saya? Berjamaah
dengan siapa? Kan semuanya ke masjid, waduuh saya sudah menyesal dan merasa
sedih banget karena program hamil 40 hari saya akan berakhir, justru di awal
Ramadhan. Duh gustii...
Tapi kesedihan saya segera terobati
dengan proyek Ramadhan keluarga kami, keluarga Al Zayyan. Saya senang karena
masih bisa berbagi di momen Ramadhan ini. Dan alhamdulillah berbagi ilmu
menjadi bagian dari sedekah juga. Jika kita tak sanggup sedekah harta, bisa
sedekah ilmu, sedekah tenaga, sedekah doa, bahkan dengan hanya tersenyum pun
sudah merupakan sedekah.
Saya awalnya tak sadar bahwa sedekah
juga harus merupakan bagian penting dari program hamil 40 hari. Dan sedekah
bagi saya selama ini hanya terfokus pada sedekah harta, tak terbayang bahwa
saya masih bisa sedekah yang lain dalam bentuk ilmu. Maka Proyek Ramadhan Al
Zayyan ini, yang awalnya tidak direncanakan, malah secara alami menjadi proyek
sedekah saya yang semoga bisa mendukung program hamil 40 hari, walaupun secara
ibadah ritual, program hamil saya yang kedua ini sudah gugur dengan gagalnya
saya shalat berjamaah Isya karena menjaga anak.
Tapi hei, bukankah menjaga anak juga
adalah ibadah? Sejak kapan saya mengkotak-kotakkan ibadah ini. Tentu saya tidak
sengaja ingin mangkir dari shalat isya berjamaah. Bukankah Rasulullah bersabda
bahwa ibadah seorang ibu adalah melahirkan dan mendidik anak-anaknya? Mengapa fikiran
saya masih terfokus bahwa ibadah adalah ibadah ritual? Mengapa tak menjadikan
aktivitas menjaga anak juga sebagai bagian ibadah juga?