Showing posts with label Resensi Buku. Show all posts
Showing posts with label Resensi Buku. Show all posts

Monday, January 8, 2024

RESENSI BUKU : MEMBIMBING REMAJA DENGAN CINTA

 


Judul                :  Heloo

Penulis             :  Irawati Istadi

Penerbit           :  Pro U Media

Terbit              :  2016

Tebal                : 368 halaman

Friday, November 24, 2023

RESENSI NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE

 


Judul                :  Rindu

Penulis             :  Tere Liye

Penerbit           :  PT. Sabak Grip Nusantara

Terbit              :  2022

Tebal                : 520 halaman

Novel Tere Liye ini saya pinjam secara tak sengaja di perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong. Saat itu saya sedang menunggu acara pelatihan, lalu berniat pinjam kitab dan tak sengaja diperlihatkan novel Tere Liye yang masih baru, dan saya pun mengambil buku ini.

Friday, November 17, 2023

RESENSI NOVEL HELLO KARYA TERE LIYE

 


Judul                :  Heloo

Penulis             :  Tere Liye

Penerbit           :  PT. Gramedia Bandung

Terbit              :  2023

Tebal                : 318 halaman

Novel Tere Liye ini saya pinjam secara tak sengaja di perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong. Saat itu saya sedang menunggu acara pelatihan, lalu berniat pinjam kitab dan tak sengaja diperlihatkan novel Tere Liye yang masih baru, dan saya pun mengambil buku ini.

Monday, November 6, 2023

RESENSI BUKU : PALESTINA

 


Saat saya hendak pergi Umrah plus ziarah Aqsho, saya mencari bekal dengan hunting buku tentang Palestina di perpustakaan kantor tempat saya bekerja. Ternyata tidak banyak buku referensi tentang Palestina di perpustakaan ini. Saya diberi 2 buku, salah satunya buku ini.

Buku ini merupakan hasil kumpulan makalah pada seminar, "Pekan Persahabatan Indonesia Palestina" yang diselenggarakan oleh BKK-KUA, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, tanggal 13-18 Januari tahun 1992. Buku ini memang buku lama, saat saya membacanya pertama kali, tidak terlalu menarik dan belum terjadi peristiwa Taufan Aqsha tanggal 7 Oktober 2023 lalu. Maka saat saya berangkat umrah tanggal 16-25 September, saya tak kunjung semangat menyelesaikan buku ini. Tapi setelah peristiwa ini terjadi, saya baca kembali buku ini, dan teryata isinya masih relevan dengan saat ini, padahal buku ini sudah berusia 31 tahun. Saya jadi tertarik untuk menyelesaikan kembali membaca buku ini.

Tuesday, March 28, 2023

Resensi Buku: Seri Tafsir untuk Anak Muda

 


Judul                : Seri Tafsir untuk Anak Muda (Surah Luqman)

Penulis             : Mohsen Qaraati

Penerjemah      : M. Ilyas

Penerbit           : al Huda

Terbit              : 2002, cet. kempat

Tebal               : 147 halaman

Buku ini memfokuskan pembahasan pada Tafisr untuk anak muda, khususnya pada Surah Luqman. Tujuannya tentu saja untuk membidik anak muda agar tertarik dengan kajian tafsir Al-Qur’an.

Buku ini membahas surat Luqman per ayat, mulai ayat 1 sampai dengan ayat 34 dengan menekankan 2 poin pada setiap ayatnya yaitu butir-butir penting dan pesan-pesan dalam ayat tersebut.

Saturday, March 25, 2023

Resensi Buku : Islam Tidak Tunggal, Melepaskan Islam dari Kekerasan

 


Judul                : Islam Tidak Tunggal, Melepaskan Islam dari Kekerasan

Penulis             : Bruce B. Lawrence

Penerjemah      : Harimukti Bagoes Oka

Penerbit           : PT. Serambi Ilmu semesta

Terbit              : 2004, cet. kedua

Tebal                : 303 halaman

Buku ini terdiri dari 4 bagian yaitu bagian Pendahuluan yang membahas Islam melintasi waktu dan budaya, bagian pertama tentang Kolonialisme Eropa dan akibat-akibatnya, bagian kedua tentang Perempuan Muslim dan Islam Fundamentalis dan bagian terakhir yang menngungkapkan tentang rambu-rambu yang menyatu: Jihad dan budaya korporat.

 

Pada bagian pendahuluan, penulis menjelaskan latar belakang penulisan buku ini. Menurut penulis, Islam tidak dapat dipahami kecuali sebagai sistem keagamaan yang luas dan kompleks, yang tidak hanya dibentuk oleh pelbagai dalil metafisika dan tuntutan etika, melainkan juga oleh kondisi-kondisi pemerintahan muslim di dunia modern. Penulis juga memaparkan kondisi Islam terkini di tengah isu terorisme dan politik internasional.

Pada bagian pertama, dibahas tentang kolonialisme Eropa dan akibat-akibatnya yang dibagi menjadi 4 bab yaitu Tiga tahap kontemporer, Islam Revivalis, Islam Reformis dan Islam Fundamentalis. Menurut penulis, tiga gerakan yang berskala luas yaitu revivalisme, reformisme dan fundamentalisme merupakan pola interaksi antara Eropa dan dunia Islam.

Wednesday, March 8, 2023

Resensi Buku: Al-Qur’an Menjawab Tantangan Zaman

 


Judul                : Al-Qur’an Menjawab Tantangan Zaman

Penulis             : Prof. DR. Wahbah Az Zuhaili

Penerjemah      : Syarif Hade Masyah, Lc, S. Ag dan Ali Efendi Anshori

Penerbit           : Mustaqiim

Terbit              : 2002, cet. pertama

Tebal               : 267 halaman

Buku ini menjawab beberapa pertanyaan yang kerapkali muncul tentang Agama Islam dari berbagai kalangan di zaman modern ini. Pertanyaan tentang Jihad dalam Islam, bagaimana Islam memperoleh pembebasan dan penaklukan beberapa kota yang kemudian dikuasai menjadi wilayah Islam, konsep harta dalam Islam serta berbagai pertanyaan kontemporer yang membutuhkan jawaban dari ahlinya.

Penulis buku ini adalah Prof. DR. Wahbah az Zuhaili, Guru Besar dan Ketua Jurusan Fiqih dan Madzhab Islam di Universitas Damaskus. Banyak sekali karya beliau yang sudah beredar dan dinikmati para pembaca buku Islam di Indonesia.

Buku ini terdiri dari beberapa sub tema pembahasan, diantaranya tentang Al-Qur’an dan Hukum Syariat, beberapa kekhasan hukum Al-Qur’an, Posisi Hadits dalam Syariat Islam, Agama dan Masyarakat, Konsep harta dalam Islam, Konsep bekerja dalam Islam dan lain-lain.

Monday, February 27, 2023

Resensi Buku: Ibunda Para Ulama

 


Judul                : Ibunda Para Ulama

Penulis             : Dr. Sufyan bin Fuad Baswedan, MA

Penerbit           : Pustaka al Inabah

Terbit              : 2022, cet. Ke-15

Tebal               : 296 halaman

Buku ini menceritakan kisah para wanita hebat yang sudah melahirkan dan mendidik para pejuang hebat yang unggul pada masanya. Pada bab pertama, diceritakan kisah beberapa orang ibunda para ulama salaf seperti Anas bin Malik, Urwah bin Zubeir, Hasan al Bashry, Hasan bin Shalih bin Huyai, Rabiah bin Abi Abdirrahman, Imam asy Syafii, dan Umar bin Abdul Aziz. Para ibunda tersebut mendedikasikan seluruh hidup putra putranya untuk menuntut ilmu dan berjuang di jalan Allah. Mereka bukanlah wanita cengeng yang akan sedih berkepanjangan saat putra-putranya syahid di Jalan Allah, tapi mereka akan sangat gembira jika putra-putranya wafat saat berperang di jalan Allah, hingga predikat syahid pun dirindukannya.

Tuesday, February 21, 2023

Resensi Buku: Kisah-Kisah Menakjubkan Para Pelaku Puasa Daud

 


Judul                : Kisah-Kisah Menakjubkan Para Pelaku Puasa Daud

Penulis             : Salman Rusydie Anwar

Penerbit           : DIVA Press

Terbit              : 2010, cet. pertama

Tebal               : 146 halaman

 

Buku ini terdiri dari 3 bab yang terdiri dari:

Bab pertama, Beberapa pendapat tentang puasa dan puasa Daud

Ada beberapa dalil yang menyatakan keutamaan puasa Daud, diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al Ash, Rasulullah Saw bersabda, “Puasa yang paling disukai di sisi Allah Swt adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah Swt adalah Shalat Nabi Daud As. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari.”

 

Hadits ini turun berdasarkan kisah bahwa Abdullah bin Amr, sangat semangat sekali dalam beribadah, hingga ia ingin menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi Rasulullah datang dan mengingatkannya untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya, ternyata Abdullah bin Amr ingin yang lebih dari itu, akhirnya Rasulullah Saw kembali memberi solusi untuk berpuasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka.

Wednesday, February 15, 2023

Resensi Buku: Mindset

 


Judul                : Mindset: Yhe New Psychology of Success

Terjemah         : Mindset: Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda

Penulis             : Carol S. Dweck, Ph. D

Penerjemah      : Tim Penerjemah BACA

Penerbit           : BACA (PT Bentara Aksara Cahaya)

Terbit              : 2022, cet. XII

Tebal               : 371 halaman

 

Buku ini terdiri dari 8 bab yang terdiri dari:

Bab Satu                      : Jenis-Jenis Mindset

Secara umum, mindset ini ada 2 macam yaitu mindset tetap (fixed mindset) dan mindset tumbuh (growth mindset). Mindset tetap biasanya dimiliki orang yang enggan berubah, pasrah akan nasib atau kadang juga manifestasi dari sebuah kemalasan. Saat gagal, orang yang bermindset tetap ini sulit untuk bangkit lagi, seolah-olah gagal adalah akhir dari segalanya. Sementara orang yang memiliki mindset tumbuh, selalu menganggap semua yang dihadapi adalah tantangan. Meskipun gagal, tapi mentalnya sangat kuat, punya cadangan ketangguhan yang banyak, sehingga ia tidak menganggap itu sebagai sebuah kegagalan, tapi pengalaman berharga dalam mencapai kesuksesan. Orang-orang yang sukses biasanya lahir dari mindset tumbuh, karena ia punya semangat tinggi untuk terus bertumbuh menuju yang lebih baik.

 

Friday, February 3, 2023

Bagaimana Dunia Setelah Amerika diambang Kehancuran?

 

Resensi Buku: The Post American World

Judul                : The Post American World

Terjemah         : Gejolak Dunia Pasca Kekuasaan Amerika

Penerjemah      : Reni Indardini

Penulis             : Fareed Zakaria

Penerbit           : PT Bentang Pustaka

Terbit              : 2015

Tebal               : 336 halaman

 

Buku ini terdiri dari 8 bagian yaitu

 

Tuesday, January 31, 2023

"Tongkat Musa" dalam Diri Kita

Sejak kecil, tentu kita sering mendengar kisah Nabi Musa yang dikejar Firaun dan pasukannya. Banyak sekali kisah dalam Al-Qur’an yang berlalu begitu saja, tanpa ada hikmah yang kita bisa terapkan dalam kehidupan zaman now, seolah-olah kisah itu adalah dongeng yang hanya pantas diceritakan untuk cerita pengantar sebelum tidur pada anak-anak kita, seputar mujizat kenabian, yang tidak mungkin akan dialami oleh orang seperti kita, yang bukan orang shalih banget, apalagi nabi.


Setelah membaca buku karya Dewa Eka Prayoga yang berjudul “Melawan Kemustahilan, Menguji Keimanan, Menjemput Keajaiban”, saya mendapat pencerahan saat sang penulis menceritakan tentang kisah Nabi Musa dikejar Firaun dan pasukannya di laut merah. Menurut penulisnya, kisah tersebut seringkali terjadi pada kita dengan analogi sebagai berikut:

Nabi Musa                               = Kita
Laut Merah                             = Hambatan
Firaun                                      = Ancaman
Tanah yang dijanjikan             = Impian
Tongkat Nabi Musa                = Solusi

Thursday, March 5, 2020

EMPAT KISAH MENARIK TENTANG MUSLIM DAN MUMIN


Saya mengutip seluruh tulisan ini dari pengantar Buku berjudul “MINHAJ: Berislam dari Ritual hingga Intelektual” karya Hamid Fahmy Zarkasyi” agar tidak mengurangi esensi maknanya. Berikut isi pendahuluan buku ini yang sangat menarik ...

 

Ada 4 kisah menarik dalam perjalanan keberagamaan umat Islam yang perlu mendapat perhatian, kepedulian, keprihatinan dan sekaligus jawaban para pakar. Empat kisah tersebut terjadi di 4 tempat yang berbda dan pada waktu yang berbeda pula, tapi bermuara pada suatu masalah yang sama.

Kisah pertama terjadi pada tahun 1884 ketika Syaikh Muhammad Abduh berkesempatan mengunjungi Kota Paris Perancis. Pada waktu itu Paris telah menjadi kota yang teratus rapi, indah dan bersih. Penduduknya memiliki etos kerja tinggi alias pekerja keras, ramah terhadap tamu, bersahabat dan negaranya berkembang maju, bersih dan teratur.

Dari kunjungan ke Paris, Muhammad Abduh berkesimpulan atas performa kota itu dan membandingkannya dengan di Arab:

رأيتُ الإسلام ولم ارَ مسلما ورأيتُ المسلكين في العرب ولم ار إسلاما

“ Aku melihat Islam –di paris- tapi aku tidak melihat Muslim, dan aku melihat Muslim di Arab tapi tak melihat Islam.” 

Apa yang dimaksud oleh Muhammad sederhana, tapi di balik itu terdapat masalah kompleks. Nampaknya, Abduh melihat bahwa amalan-amalan yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam justru dilaksanakan oleh masyarakat Barat. Orang-orang Barat, misalnya, benar-benar menjaga kebersihan kotanya. Sementara, orang-orang Islam di negara-negara Islam pada waktu itu masih jorok dan tidak menjaga kebersihan, padahal kebersihan adalah sebagian dari Iman.

Contoh lain, orang-orang Barat adalah pekerja keras karena etos kerjanya tinggi. Sementara, etos kerja Muslim di negara-negara Islam rendah. Padahal, dalam Islam, -misalnya- derajat profesi saudagar yang jujur sangat tinggi serta orang Muslim yang kaya dan kuat lebih disukai daripada yang lemah dan miskin.

Friday, March 1, 2019

Kritik Terhadap Studi Al Qur’an Kaum Liberal




Setelah beberapa waktu kemarin, menulis beberapa tema yang ringan, mulai hari ini, saya akan menulis tema yang agak “berat” yaitu tentang Kritik terhadap Studi Al Qur’an Kaum Liberal. Tema ini diambil dari buku yang sekaligus tesis,buah karya Fahmi Salim, Magister lulusan bidang tafsir dan Ilmu Al-Qur’an dari Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Saya suka tema ini karena merefresh kembali pemahaman saya terhadap Al-Qur’an. Biasanya kalau tidak sambil ditulis, saya agak kesulitan menyelesaikan membaca buku ini, padahal saya beli buku ini sudah lama sekali, di tahun 2010, dan sampai sekarang nyaris tak tersentuh. Semoga dengan dibagikan melalui blog ini, saya juga berkesempatan menghabiskan dalam mengkaji buku ini, yang lumayan agak “berat” pembahasannya.

Pernahkah mendengar istilah hermeneutika? Istilah ini sedang ramai dibicarakan oleh para pengkaji tafsir Al-Qur’an. Nanti kita akan bahas lebih lanjut istilah ini. Menurut penelusuran sang penulis tesis ini,   istilah hermeneutika merupakan filsafat pemahaman teks ala Barat yang menjadi “alat buldoser” paling efektif yang berada di belakang upaya sekularisasi dan liberalisasi masyarakat muslim yang terjadi secara masif.

Di tangan para pengasong sekularisme dan liberalisme, metode hermeneutika untuk mengkaji Al Qur’an ini ingin menggusur dan mengkooptasi ajaran-ajaran Islam yang baku dan permanen/tsawabit, agar compatible dengan pandangan hidup/world view dan nilai-nilai modernitas Barat sekuler yang ingin disemaikan di tengah tengah umat Islam

Wednesday, February 20, 2019

"Tongkat Musa" dalam Diri Kita

Sejak kecil, tentu kita sering mendengar kisah Nabi Musa yang dikejar Firaun dan pasukannya. Banyak sekali kisah dalam Al-Qur’an yang berlalu begitu saja, tanpa ada hikmah yang kita bisa terapkan dalam kehidupan zaman now, seolah-olah kisah itu adalah dongeng yang hanya pantas diceritakan untuk cerita pengantar sebelum tidur pada anak-anak kita, seputar mujizat kenabian, yang tidak mungkin akan dialami oleh orang seperti kita, yang bukan orang shalih banget, apalagi nabi.


Setelah membaca buku karya Dewa Eka Prayoga yang berjudul “Melawan Kemustahilan, Menguji Keimanan, Menjemput Keajaiban”, saya mendapat pencerahan saat sang penulis menceritakan tentang kisah Nabi Musa dikejar Firaun dan pasukannya di laut merah. Menurut penulisnya, kisah tersebut seringkali terjadi pada kita dengan analogi sebagai berikut:

Nabi Musa                               = Kita
Laut Merah                             = Hambatan
Firaun                                      = Ancaman
Tanah yang dijanjikan             = Impian
Tongkat Nabi Musa                = Solusi

Saturday, July 15, 2017

Resensi Novel Pulang : Hakekat Pulang adalah Kembali pada Sang Maha Menciptakan



Judul Buku           : Pulang
Penulis                  : Tere Liye
Penerbit                 : Republika, Jakarta
Tahun Terbit          : 2015, cetakan VIII
Jumlah Halaman    : 400

Beberapa hari yang lalu saat saya silaturahmi lebaran ke rumah teman, saya melihat banyak buku menarik karangan Tere Liye milik anaknya teman saya. Akhirnya saya meminjam dua buku saja yaitu yang berjudul Bintang dan Pulang. Novel Bintang adalah buku seri petualangan setelah Bumi, Bulan, dan Matahari. Sementara yang akan saya bahas adalah Novel Pulang. Tak sampai seminggu saya menghabiskan membaca dua buku ini.

Novel ini menceritakan satu sosok bernama Bujang, anak dari tukang jagal tersohor yang berjuang untuk menemukan diri dan membanggakan kedua orang tuanya. Perjuangan batin dalam memutuskan sekolah atau meneruskan “karir” bapaknya sebagai tukang jagal, tak mudah dilaluinya. Saat akhirnya diijinkan kedua orang tuanya untuk mengikuti ajakan Tauke Muda ke kota. Ada satu pesan penting dari Mamaknya atau ibunya yang dipegang teguh oleh Bujang yaitu:

“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan seluruh kampung ini. Melupakan seluruh didikan yang Mamak berikan.  Melupakan agama yang Mamak ajarkan diam-diam jika bapak kau tidak ada di rumah....” Mamak diam sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa di kota sana.... Mamak tahu.... Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah, Bujang. Kau tidak akan makan daging babi atau daging anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan halal dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan juga segala minuman yang haram.” 
(hal. 24.)

Wednesday, June 14, 2017

Pohon Literasi Day 7 : Ayo Marah



Setelah peristiwa kemarin yang memancing kemarahan si bunda pada Eza dan papanya juga neneknya, si bunda merasa bersalah. Ia pun langsung melalap habis buku berjudul “Ayo Marah, Buku Komplit Manajemen Marah” karya Irawati Istadi yang diterbitkan tahun 2010. Seingat saya, sudah lama sekali buku ini dibeli tapi belum tergerak untuk membacanya, maka buku ini pun masih bersampul rapih, tersimpan utuh di lemari perpustakaan mini keluarga kami.

Buku ini bukan mengajarkan untuk marah, tapi untuk memahami penyebab kemarahan dan cara mengendalikan kemarahan itu seperti apa. Buku ini juga membolehkan kita marah jika penyebab dan caranya serta tujuannya jelas. Buku ini terbit dilatar belakangi pengalaman penulisnya yang trauma dengan anak sulungnya saat berusia 5 tahun yang menduplikasi cara ibunya marah. Sejak saat itulah, sang penulis bertekad untuk belajar cara mengatasi kemarahan dengan tepat.

Buku ini terdiri dari 7 bagian yaitu

Bagian 1          : Marah dan Kemarahan di Sekitar Kita
Bagian 2          : Munculnya Kebiasaan Marah
Bagian 3          : Cara Marah yang Benar dan Efektif
Bagian 4          : Meredakan Kemarahan Suami Istri
Bagian 5          : Mengatasi Kemarahan Orangtua kepada Anak
Bagian 6          : Lebih Positif di Tempat Kerja
Bagian 7          : Meminimalkan Kemarahan di Sekolah

Setelah minum kopi dan tak bisa tidur lagi, saya memanfaatkan waktu dengan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat terbengkalai seperti membereskan pembukuan keuangan koperasi, menyelesaikan tugas bunda sayang sebagai fasilitator dan menyelesaikan buku yang biasanya agak sulit jika dilakukan siang hari yang padat aktivitas.

Alhamdulillah tak sampai satu jam, buku ini sudah saya lahap habis, saking besarnya keinginan saya untuk memperbaiki cara saya marah. Selain marah yang negatif, ternyata sang penulis melihat sisi lain diperbolehkannya marah yaitu saat marah menjadi satu-satunya cara untuk membuat seseorang menyadari kesalahannya. Sementara marah yang destruktif dengan membanting atau melibatkan aktivitas fisik, itu bukan cara yang baik untuk mengatasi kemarahan.

Pada bab satu dibahas tentang mengapa harus marah, efek negatif marah dan bahkan ternyata marah ini seperti “penyakit menular” yang bisa membuat anak meniru cara orangtuanya marah. Sementara pada bagian 2, dipaparkan tentang munculnya kebiasaan marah, bahwa ternyata marah itu bukan bersifat genetis, tapi merupakan dampak dari pola asuh. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua adalah pemeran utama yang patut disalahkan atas tumbuhnya kebiasaan marah pada anak (hal. 37) dan itu bermula dari 5 tahun pertama kehidupan sang anak yang dikenal dengan “Golden Age”. 

Kemauan dan kemampuan otak anak dalam menerima informasi di usianya yang masih balita ini ternyata jauh lebih hebat dari apa yang seringkali dibayangkan dan dipahami orang tuanya (hal. 39). Dan beberapa faktor pemicu kemarahan masa golden age yang harus difahami orang tua adalah Egosentrisme dan meniru orang lain.

Friday, June 2, 2017

Resensi Buku “Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan”



Judul Buku           : Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan
Penulis                  : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit                 : Pro-U Media, Yogyakarta
Tahun Terbit          : 2012
Jumlah Halaman    : 442

Buku ini saya beli saat berkunjung ke Islamic Book Fair di awal bulan ini. Tertarik dengan judul bukunya karena aktivitas saya akhir akhir ini rasanya menyita waktu dan tenaga serta pikiran saya, hingga rasanya tak sempat baca buku untuk sekedar memberi gizi bagi jiwa saya. Berharap dengan adanya buku ini, saya menjadi tenang dan tidak merasa bersalah dengan berbagai kesibukan.

Buku ini terdiri dari 5 bagian yang terdiri dari beberapa judul yang menarik. Bahkan pada bagian pengantarnya, saya sudah jatuh cinta pada paragraf ini,
“Kadang masjid yang megah, justru kosong dari hidayah. Kita sibuk memegahkan bangunannya, sementara tetangga masjid yang kekurangan justru mencari santunan kepada orang yang tidak seiman. Kadang zikir kita tak mengantarkan pada ketenangan, padahal seharusnya zikir menjadikan hati kita tenang sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an. Bukan Al-Qur’an yang salah memberikan perintah, tetapi kita yang tak mengingat bahwa iman harus kita sertai dengan amal saleh.”
Hm begitu tertampar saya dengan kalimat-kalimat yang indah di kata pengantar ini.

Bagian pertama diberi tema, Membuka Jalan ke Surga, terdiri dari beberapa tulisan, diantaranya, Menyempurnakan Nikmat, Memakmurkan Masjid dengan Menentang-Nya, Membayar Zakat Bukan Memberi, Belajar Mencintai Sesama Hamba dan lain-lain. Mayoritas tulisan pada bagian pertama ini, mengingatkan dan mengoreksi fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita, misalnya pada bagian Memakmurkan Masjid dengan Menentang-Nya, mengkritisi fenomena mengemis bantuan pada orang-kafir untuk memakmurkan masjid. Dan masih banyak lagi fenomena menarik yang ditulis di bagian pertama.

Friday, April 14, 2017

Menikmati Buku Mencari Senyum Tuhan






Sejak menikah, sudah lama saya tidak punya waktu sendiri yang bebas untuk melakukan apapun dalam waktu yang lama. Ada beberapa moment dimana saya bisa memiliki waktu sendiri tapi biasanya waktunya tak terlalu lama. Maka saat mengikuti rapat kerja di pertengahan bulan April ini, Eza tak diajak dan juga tak (boleh) sekamar dengan suami, justru inilah waktu emas dimana saya bisa punya banyak waktu untuk diri sendiri, terutama untuk membaca dan menulis, merenungi banyak hal yang membutuhkan konsentrasi penuh.

Apalagi saat berangkat raker ini, berangkatnya tak berbarengan dengan teman-teman karena saya dan suami harus piket di asrama untuk mengurus kepulangan siswa kelas XII setelah menyelesaikan Ujian Akhir Nasional. Satu bis disediakan panitia untuk peserta rapat kerja yang masih memiliki tugas di sekolah. Peserta lain berangkat resmi pada pukul 7 pagi sementara kami yang menyusul, berangkat pukul 13.30. Bis susulan ini ternyata kosong, jadi beberapa penumpang memanfaatkannya untuk selonjoran dan bersantai ria di bis. Selama perjalanan di bis, saya sudah siapkan satu buku berjudul Mencari Senyum Tuhan karya Miranda Risang Ayu untuk saya lahap dalam perjalanan menuju Hotel Padjadjaran Bogor.

Buku ini menceritakan kisah perjalanan spiritual penulisnya dan refleksi pengalamannya dalam memaknai kehidupan seorang pencari kebenaran. Dalam pengantarnya, sang penulis mengatakan bahwa, “Ketika seorang muslim menjawab kerinduan ilahiah yang terbit dalam hatinya sebagai panggilan untuk memulai perjalanan mendekatkan diri kepada Allah, Yang Awal dan Yang Akhir, maka perjalanan pun dimulai. Artinya sekali melangkah, tidak ada kata mundur. Jika ia lengah, Allah akan mengingatkan. Jika ia berpaling, Allah akan meluruskan. Jika ia jatuh Allah akan menegakkan. Bagaimana jika si pejalan malah ngambek, lantas tenggelam dalam kekecewaan dan penyesalan yang membuatnya meninggalkan semua amal baik yang telah dilakukannya? Allah akan memecutnya. Ya, tidak menghiburnya dengan lemah lembut lagi, tetapi memecutnya untuk tegak dan berjalan kembali. Niatnya untuk menjadi penempuh telah membuat mata hatinya menyaksikan bahwa Allah sesungguhnya selalu menarik hamba-Nya kembali kepada-Nya, dengan sukarela maupun terpaksa”.

Postingan Favorit