Tuesday, March 28, 2023

Resensi Buku: Seri Tafsir untuk Anak Muda

 


Judul                : Seri Tafsir untuk Anak Muda (Surah Luqman)

Penulis             : Mohsen Qaraati

Penerjemah      : M. Ilyas

Penerbit           : al Huda

Terbit              : 2002, cet. kempat

Tebal               : 147 halaman

Buku ini memfokuskan pembahasan pada Tafisr untuk anak muda, khususnya pada Surah Luqman. Tujuannya tentu saja untuk membidik anak muda agar tertarik dengan kajian tafsir Al-Qur’an.

Buku ini membahas surat Luqman per ayat, mulai ayat 1 sampai dengan ayat 34 dengan menekankan 2 poin pada setiap ayatnya yaitu butir-butir penting dan pesan-pesan dalam ayat tersebut.


Contohnya saat membahas ayat 12 yang berisi nasehat Luqman pada anaknya, butir butir penting yang disebutkan dari ayat ini ada 2 yaitu pentingnya sebuah nasehat sebagai salah satu cara mengajak seseorang kepada kebenaran dan pentingnya mendengarkan nasehat karena mendengarkan ini punya dampak yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh penglihatan.

Sedangkan pesan-pesan dari ayat 12 ada sekitar 13 poin, diantaranya adalah pentingnya sebuah metode pendidikan, saat memberikan nasehat harus mengarahkan pikiran dan konsentrasi, saat menyampaikan kebenaran harus dimulai dari orang terdekat, nasehat sebaiknya disampaikan dengan didasarkan pada logika dan alasan yang tepat dan lain-lain.

Secara umum, sebenarnya pembahasan per ayat dari surat Luqman pada buku ini, tidak terlihat secara spesifik gaya bahasanya ala anak muda, cocok juga dibaca untuk kalangan “tua” yang ingin membaca kajian tafsir dengan lebih renyah. Hanya saja dari sisi cara mengambil poin penting dan pesan-pesan, digunakan poin-poin penting, tidak berupa narasi panjang, dan didasarkan pada logika yang bisa diterima, sehingga harapannya kalangan muda yang ingin memahami tafsir Al Qur’an dengan lebih ringan, singkat dan padat, bisa membaca buku ini.

Selain poin penting dan pesan-pesan, ada juga pembahasan mujizat bahasa Al-Qur’an seperti saat membahas ayat 23 berikut ini:

وَمَنْ كَفَرَ فَلا يَحْزُنْكَ كُفْرُهُ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Dan barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

Pada ayat tersebut, kata ilaina (إلَيْنَا) didahulukan daripada kata marji’uhum (مَرْجِعُهُمْ) karena Dia lah tempat kembali dan awal dari segala sesuatu. Kata marji’ berarti kembali ke tempat asalnya. Kalimat ilaina marji’uhum (kepada Kami lah mereka kembali) adalah rangkaian kata ismiyah (kalimat yang diawali oleh isim atau kata benda), berarti kalimat tersebut dipaparkan sebagai bukti pasti datangnya hari kebangkitan. (halaman 112).

 

Serpong, 28 Maret 2023

Eva Novita Ungu


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit