Sunday, September 25, 2016

Aspek Perkembangan Masa Kanak-Kanak dan Remaja




Melanjutkan pembahasan masa remaja dari buku Mendidik Cara Nabi Muhammad Saw karya Najib Khalid, diulas juga tentang beberapa aspek perkembangan yang menjadi titik perbedaan antara masa kanak-kanak dan masa remaja.

Aspek yang dibahas adalah kematangan sosial, kekuasaan keluarga, kematangan akal, kematangan emosi, profesi, penggunaan waktu luang dan falsafah hidup. Dari aspek-aspek tersebut, terlihat perbedaan mencolok antara masa kanak-kanak dan masa remaja yang berefek pada penggunaan metode yang berbeda dalam pendidikan dan pembinaannya.

Berikut adalah paparannya :

Rahasia Pengurangan atau Penambahan Huruf dalam Al-Qur’an (Bagian Pertama)




Saat kita membaca Al-Qur’an, kita sering dibuat bertanya-tanya tentang penulisan beberapa kata yang berbeda dengan cara membacanya. Bahkan ada beberapa kata yang berkurang atau bertambah hurufnya. Semua fenomena tersebut membuat para ulama dan ahli bahasa berrjuang keras untuk menemukan jawabannya. Didasari rasa kepenasaranan intelektual yang tinggi, mereka meyakini bahwa semua huruf dan semua kata dalam Al-Quran itu mengandung makna dan misteri yang harus kita temukan jawabannya.

Dalam buku Ensiklopedi Mujizat Al-Qur’an dan hadits, disebutkan bahwa Ibnu Al-Mubarak mengutip ucapan gurunya Syaikh Abdul Aziz al-Dibagh yang berkata. “Tulisan Al-Qur’an merupakan salah satu rahasia Allah yang bisa disaksikan dan kesempurnaan yang bernilai tinggi. Tulisan tersebut bersumber dari Rasulullah Saw yang beliau perintahkan kepada juru tulis wahyu dari kalangan sahabat. Mereka menulisnya berdasarkan model tersebut tanpa menambah atau mengurangi ayat Al-Qur’an yang mereka dengar dari Rasulullah Saw. Sahabat tidaklah bisa menentukan penulisan Al-Qur’an. Ia bersifat tauqifi pada masa Nabi Muhammad Saw. Beliau lah yang menyuruh sahabat untuk menulis mushaf Al-Qur’an dengan cara seperti itu, baik dengan menambahkan huruf alif maupun menguranginya karena sejumlah rahasia yang tak bisa dijangkau akal pikiran”. Tapi menurut Al-Razi, setiap huruf, kata dan harakat dalam Al-Qur’an itu sangat bermakna dan mengandung hikmah. Maka kita akan membahas beberapa hikmah yang terkandung di dalamnya.

Ada beberapa fenomena yang menarik terkait pengurangan atau penambahan huruf dalam penulisan ayat Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:

a.       Penghilangan huruf alif pada kata باسم  dan    بسم
Hal ini sudah dibahas disini

b.      Penghilangan huruf alif pada kata  سموات dan   سموت
Kata سموت yang ditulis tanpa huruf alif  yang jelas, terulang sebanyak 189 kali dalam Al-Qur’an. Sementara kata سموات  yang ditulis dengan tambahan huruf alif terdapat hanya satu kali yaitu pada ayat 12 dalam surat Fushilat yang berbunyi :
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Ayat tersebut membahas tentang penciptaan langit dan bumi. Kata yang ditulis dengan model yang tidak seperti biasanya ini untuk menunjukkan pentingnya mentadabburi makna-makna agung yang terkandung dalam ayat tersebut dan yang sulit dipahami oleh sebagian orang. 

Apalagi tentang hitungan 6 hari, 2 hari (masa), tidak ada kepastian makna dari frasa tersebut, hari-hari yang dimaksud bisa mengacu pada 2 hari penciptaan bumi seperti dalam ayat diatas. Artinya penambahan huruf alif dalam kata سموات menuntut adanya perhatian lebih untuk memikirkan fenomena menarik dalam ayat tersebut yaitu tentang penciptaan langit dan bumi.

c.       Penghilangan huruf alif pada kata الميعاد  dan    الميعد
Dalam Al-Qur’an, kata الميعاد yang ditulis dengan huruf alif settelah ain disebutkan sebanyak 5 kali yaitu dalam surat Ali Imran ayat 9 dan 194, surat Al-Ra’d ayat 31, surat Saba ayat 30 dan Al-Zumar ayat 20. Semua maknanya terkait hari perjanjian (kiamat) yang memang dijanjikan Allah. Oleh karena itu, kata tersebur ditulis dengan jelas dan tegas, tanpa ada penambahan atau pengurangan huruf apapun. Sementara kata الميعد yang ditulis dengan mengurangi huruf alif setelah nun, terdapat hanya satu kali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Al-Anfal ayat 42 yang berbunyi sebagai berikut :
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوَى وَالرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ لاخْتَلَفْتُمْ فِي الْمِيعَادِ وَلَكِنْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولا لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ
(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,

Kata ini ditulis berbeda karena dinisbahkan kepada manusia.

d.      Penghilangan huruf alif pada kata  سعوا dan    سعو
Kata  yang ditulis dengan bentuk biasa yaitu denngan huruf alif di ujungnya, disebutkan sekali dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat Al-Hajj ayat 51 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.

Demikian juga dengan kata  yang ditulis dengan menghilangkan huruf alif di akhir, hanya terdapat sekali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Saba ayat 5 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ
Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang pedih.

Kata ini menunjukkan usaha yang cepat sekali. Hal ini berkaitan dengan suatu aktivitas yang mengingkari ayat-ayat Allah. Perbuatan itulah yang menyebabkan orang-orang kafir mendapatkan siksaan yang pedih di dunia, di samping siksaan neraka Jahannam yang akan mereka rasakan di akhirat. 

 bersambung

Ahad 25 September 2016. 06.00
#ODOPfor99days
#day128

Resensi Buku : 10 Prinsip Spiritual Parenting




 

Judul                 : 10 Prinsip Spiritual Parenting

Penulis             : Mimi Doe & Marsha Walch

Penerjemah      : Rahmani Astuti

Penerbit           : Media Pustaka Sentra

Terbit               : 2001, cet 1

Tebal               : 322 halaman

 

Saya menemukan buku ini di dalam rak lemari saya, sudah bertengger bertahun-tahun dalam lemari saya tapi entah kenapa saya tergerak kembali untuk membaca buku ini, kali ini saya buka bersamaan dengan buku parenting islami seperti Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Saw karya Jamaal Abdur Rahman dan Mendidik Cara Nabi Saw karya Najib Khalid.

Sengaja saya buka bersamaan antara buku barat dengan buku islami untuk membandingkan metodologi dan isi buku-buku tersebut. Walau saya belum membaca keseluruhan buku tersebut, tapi secara umum saya sudah bisa menyimpulkan bahwa secara isi, buku-buku parenting islami tidak kalah, lebih berbobot dan kuat dari sisi referensi. Sementara buku barat yang diwakili buku ini, isinya sederhana bahkan disimpulkan dengan poin-poin dan disertakan beberapa kisah dan pengalaman dari beberapa anak dan orang tua untuk memperkuat poin-poin tersebut.

Belajar Nyetir Mobil, Menabrak dan Asuransi (Bagian Pertama)




Saya belajar menyetir mobil sudah lama bertahun-tahun lalu, tapi entah kenapa tak kunjung menumbuhkan keberanian untuk menyetir sendiri ke jalan raya. Pengalaman menabrak mobil angkutan pedesaan bertahun-tahun lalu masih menumbuhkan terbayang-bayang dan menjad pengalaman traumatik yang sedang berusaha saya hilangkan. 

Beberapa bulan ini saya menumbuhkan keberanian kembali untuk menyetir mobil, dimulai dengan membawa supir kantor untuk mengawal belajar, hingga minta didampingi suami dalam melancarkan proses menyetir. Tapi suami belum memberikan ‘restu” kepada saya untuk menyetir ke jalan raya. Katanya saya masih belum layak karena belum dapet feel nya dan masih srudukan dalam menyetir. Tambahlah saya menjadi semakin tidak pede.

Tapi saya tetap harus belajar menghadapi dan melawan rasa takut. Pengen banget gitu bisa berani menyetir mobil sendiri, mengajak Eza jalan bareng temen-temen tanpa harus mengganggu waktu suami. Akhirnya saya mulai berani menyetir sendiri di tempat kerja, keliling keluar trus balik lagi ke dalam kantor. Beberapa minggu sukses membuat saya berani sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya beberapa minggu lalu saat saya saya belajar mundur dari tempat parkiran, karena saya menghindari mobil tetangga agar tidak tertabrak, karena kurang memperhitungkan posisi mobil dan lingkungan sekitar, ternyata saya malah menabrak tembok. Kagetlah saya karena bunyinya cukup keras dan membuat saya semakin takut. Suami sedang mengetik di rumah, tampaknya tidak mendengar suara benturan mobil. Akhirnya saya menenangkan diri saya dan kembali memparkirkan mobil di tempatnya. Sukses Alhamdulillah.

Monday, September 19, 2016

The Traveller Eza : Mengenal Perpustakaan





Sudah lama saya ingin mengajak Eza ke perpustakaan untuk mengenalkan buku dan mainan edukatif. Berkali-kali juga saya meminta suami untuk pergi ke perpustakaan umum milik pemerintah provinsi DKI Jakarta di kawasan Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, tapi berkali-kali juga suami menolak dengan alasan kesibukan. Nah di hari Sabtu tanggal 4 Juni 2016, dengan tanpa direncanakan sebelumnya, saya dan suami berhasil mengajak Eza ke perpustakaan keren yang ramah anak ini.
Awalnya saya dan suami berencana menengok bayi dari teman kami di Jakarta tapi karena sepulang dari sana masih belum terlalu siang, akhirnya suami malah mengajak ke tempat ini. Wuah saya senang banget dong, karena udah lama banget pengen main ke tempat ini. Sudah berkali-kali saya lihat fotonya di facebook, dan mupeng banget dengan testimoni dari pengunjungnya bahwa perpustakaan ini selain memang punya banyak koleksi buku, juga punya arena bermain yang sangat menarik buat anak-anak.

Metode Pendidikan Remaja ala Rasulullah




Akhir-akhir ini saya sedang tertarik dengan buku-buku bertema parenting. Selain karena anak saya Eza sedang aktif dalam segala hal dan harus difasilitasi keinginan belajarnya, juga saya harus mengoptimalkan peran saya sebagai guru bagi para remaja di sekolah tempat saya bekerja. Maka tahap perkembangan anak dan remaja harus saya dalami terus ilmunya agar saya bisa optimal dalam menjalankan peran sebagai ibu bagi anak saya dan guru bagi murid-murid saya.

Diantara buku yang saya baca adalah Mendidik Cara Nabi Muhammad Saw karya Najib Khalid. Ada beberapa tema yang dibahas dalam buku ini, diantaranya tentang metode Rasulullah dalam mendidik remaja. Pada bagian yang membahas tema ini, diawali dengan kisah seorang pemuda yang meminta ijin pada Rasulullah untuk berzina. Kita pun mengetahui bahwa Rasulullah tidak langsung melarangnya tapi mengajak pemuda itu berdialog dan memberikan analogi jika itu terjadi pada ibunya, saudara perempuannya dan lain lain. Di akhir cerita ternyata Rasulullah malah mendoakan kebaikan bagi pemuda ini. Begitulah salah satu metode yang digunakan Rasulullah dalam mendidik remaja.

Monday, September 5, 2016

Antara Niat, Passion dan Tuntutan Hidup




Beberapa minggu ini saya disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menguras energi, baik kegiatan di tempat kerja, kegiatan komunitas maupun acara keluarga bareng suami dan anak. Di tempat kerja, saya sedang diberikan amanah besar menjadi bendahara koperasi yang banyak menguras waktu, tenaga dan energi. Juga terlibat di beberapa kepanitiaan yang melibatkan pihak luar seperti wali murid/orang tua dan narasumber yang harus dihubungi. Aktivitas komunitas yang saya ikuti juga sedang padat jadwal. Sebagai admin di komunitas parenting yang saya ikuti, saya dipaksa belajar banyak hal seperti negosiasi, mengatur orang, mengatur acara dan membuat laporan. Belum lagi prioritas saya di keluarga kecil juga tak boleh dilupakan. Aktivitas bermain bersama Eza selalu saya sempatkan di sela-sela kesibukan saya sebagai ibu bekerja dan “aktivis sosial” yang sedang saya jalani.

Resensi Buku : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra (Bagian Kedua)




 

Judul                 : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra, Revolusi Pendidikan Anak Usia Dini

Penulis             : Yudhistira dan Siska Y. Massardi

Penerbit           : Media Pustaka Sentra

Terbit               : 2012

Tebal               : 348 halaman

 

Pada , sudah dibahas tentang sistematika buku ini. Pada bagian kedua ini akan membahas kecerdasan jamak yang dibahas di bab III buku ini. Adalah Howard Garner sang pencetus kecerdasan jamak atau yang lebih dikenal dengan istilah MI (Multiple Intelligences). Pada tahun 1983, Gardner mengumumkan ada 7 kecerdasan yaitu Kinestetik, Verbal linguistik, Musikal, Logik Matematik, Spasial, Interpersonal dan Intrapersonal. Lalu akhir-akhir ini Gardner menambahkan ada 3 kecerdasan lagi yang ditambahkan yaitu Naturalistik, Ekstensional dan Spiritual. Berikut akan dibahas sekilas tentang kecerdasan jamak tersebut dan cara membangun kecerdasan jamak tersebut sejak dini.

 

Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seseorang dalam mengolah gerak tubuh yang mencakup kemampuan mengatur waktu, kemampuan menyadari tujuan dari tindakan fisik juga kemampulan melatih respons agar menjadi seperti gerak refleks. Penari dan atlet adalah contoh dari keahlian dari kecerdasan kinestetik. Cara membangun kecerdasan ini sejak dini adalah dengan cara main sensorimotor dan sering bermain fisik seperti main perosotan, kejar-kejaran dan lain-lain.

 

Friday, September 2, 2016

Keunikan Bahasa Arab (Bagian Keempat)




 

Keunikan bahasa Arab lainnya adalah sebagai berikut :

  • ·         Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa Arab


Mungkin ada yang bertanya, berarti agak susah juga kalau berbicara dalam bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata. Bagaimana juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara bahasa Arab?

Maka jawabannya adalah mereka menggunakan bahasa Arab Ammiyah/  atau bahasa Gaul menurut bahasa kita, dan kurang memperhatikan kaidah.

Dan ini yang lebih penting, supaya bisa selamat dan tidak salah membaca digunakan prinsip, [تجزم تشلم] “Tajzim taslam” artinya: “engkau jazm-kan  maka engkau selamat”.

Maksud menjazmkan adalah mensukunkan semua huruf akhirnya pada tiap kata, contohnya, [أحمد هو غائب لا يحضر في الفصل] “Ahmadu huwa ghaaibun laa yahduru fil fashli” artinya: Ahmad tidak hadir , tidak ada dikelas.

Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti “AhmaD Huwa GhaaiB laa yahdhuR fil faSHL”

Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa dalam bahasa Arab kita bisa mengetahui kefasihan seseorang dalam berbahasa dan kemampuan yang sebenar-benarnya dengan melihat kemampuannya meng-i’rab. Kebanyakan orator dan tokoh penting mempunyai kemampuan dalam hal ini sehingga terkadang kata-katanya bisa seperti menyihir dan terdengar sangat indah bagi yang bisa memahami keindahannya [baca: tahu kaidah-kaidah bahasa Arab]. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang fasih bahasa Arabnya.


  • ·         Bahasa tertua yang tetap eksis dan tidak berubah


Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa Sansekerta  dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah faktanya,

“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO) menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini, diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.” [Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]

Thursday, September 1, 2016

The Traveller Eza : Bereksplorasi bareng Komunitas Pancar




Setelah Eza berumur 2 tahun, saya mulai mencari tempat bermain yang “serius” untuk Eza. Saya tak ingin meyebutnya sekolah, karena memang niatnya mencari teman supaya Eza bisa main bersama dan belajar bersosialisasi. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya bertemulah dengan komunitas PANCAR. Komunitas untuk keluarga homeschooling ini didirikan untuk menjadi tempat play date bareng dan belajar serta bermain bareng secara lebih terorganisir.

Sejujurnya saya kenal komunitas ini karena sang pendirinya sudah saya kenal melalui komunitas IIP Tangsel. Beruntung saya bisa kenal dengan beberapa member komunitas ini yang sangat concern dengan pendidikan anak. Hingga akhirnya setelah ngobrol ngalor ngidul, saya pun resmi bergabung dengan komunitas PANCAR agar Eza kaya pengalaman dan terbiasa bersosialisasi dengan berbagai kalangan.

Pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016, akhirnya saya berhassil kopdar perdana dengan anggota komunitas PANCAR ini. Momen ini sekaligus dijadikan momen halal bihalal setelah lebaran dan liburan dijalani beberapa minggu sebelumnya. Alhamdulillah sambutannya sangat hangat dan Eza pun tampak menikmati berkenalan dan bermain bareng teman-teman barunya. Apalagi aktivitas main nya adalah membuat kapal-kapalan, main air yang emang udah jadi hobinya ... dan banyak makanannya pula hehe

Postingan Favorit