Showing posts with label Koperasi. Show all posts
Showing posts with label Koperasi. Show all posts

Saturday, March 24, 2018

Mengapa Harus KIPMA?? The Power of Emak Emak




Mengapa sih harus ada KIPMA?? Kan selama ini sudah banyak ibu ibu anggota IIP yang jualan. Lagian wilayah IIP tersebar luas, gimana tuh caranya. Mengapa harus Koperasi? Kenapa bukan perusahaan? Mungkin banyak pertanyaan seputar KIPMA dari anggota Ibu Profesional. Saya dan Tim Perintis KIPMA yang berasal dari para Manager Keuangan, sempat berdiskusi panjang lebar tentang ini. Koperasi sangat berbeda dengan perusahaan. Perusahaan sangat tergantung para pemegang saham, sementara Koperasi itu pemegang saham terbesar adalah semua anggotanya. Banyak para ibu yang masih berjuang dalam hal pemenuhan ekonomi keluarganya, maka dengan koperasi ini, diharapkan para bunda bersatu menjadi Bunda Produktif Berjamaah, yang akan saling bahu membahu memajukan kesejahteraan anggotanya. Maka setelah konsultasi dengan Bu Septi dan Pa Dodik, kami sepakat mendirikan Koperasi.

Untuk mendirikan Koperasi, sebenarnya mudah mudah sulit. Pilihannya ada 2, jika mau mendirikan Koperasi Tingkat Kota, cukup ke Dinas Koperasi Kota setempat. Tapi karena anggota Ibu Profesional sudah tersebar di berbagai daerah di nusantara, bahkan Asia dan Eropa, maka kami sepakat untuk mendirikan Koperasi tingkat nasional, yang perijinannya harus ke Kementerian Koperasi. Perjalanan menyiapkan administrasi perangkat pendirian KIPMA, juga merupakan perjalanan yang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tapi karena tim inti KIPMA tak kenal lelah dan selalu penuh semangat, kami menjalaninya dengan senang hati... huhuy

Awalnya tim inti KIPMA adalah beberapa Manager Keuangan yang bersedia babak belur di masa awal menyiapkan dokumen KIPMA. Berikut adalah Tim Perintis KIPMA sejak awal pendirian:
     
      1.      Eva Novita, Tangsel
      2.      Lamia Inayati, Bogor
      3.      Nurhalita Diny, Tangkot
      4.      Endang Dian, Singapura
      5.      Yani, Pacitan 
      6.      Damas, Kediri

Tuesday, March 20, 2018

Mengapa Harus KIPMA?? The Power of Srikandi Keuangan




Saya mulai berkenalan dengan IIP sejak tahun 2015. Saya lupa tepatnya kapan saya bergabung dengan IIP Tangerang Selatan. Tak banyak cerita menarik di awal bergabungnya saya dengan komunitas IIP. Tapi entah apa yang membuat saya tergoda untuk tetap bertahan di IIP, semuanya terjadi begitu saja. Beberapa bulan setelah saya menjadi anggota IIP Tangsel, ada lowongan menjadi admin. Saya pun iseng tanya tanya admin lama, dan mendaftar, ternyata diterima. Saat itu, tak ada jabatan Koordinator, semuanya sejajar sebagai admin, dan bersama 3 orang admin lainnya, kami berusaha membangun IIP Tangsel.

Bulan berganti tahun, aktivitas saya semakin padat, tapi tetap merindukan tantangan. Pada akhir tahun 2016, ada lowongan sebagai Manager Keuangan Nasional IIP. Awalnya saya tak tertarik, deadline pun lewat. Tapi ternyata deadline diperpanjang, saya pun iseng mendaftar, dengan program ungggulannya adalah mendirikan koperasi (gaya banget ya...). Tak disangka, ternyata saya diterima sebagai Manager Keuangan, maka kesibukan dan tantangan baru pun, dimulai. Saya membawahi para manager keuangan yang ada di seluruh cabang wilayah IIP, dan kami pun mulai berkenalan via grup WA Manager Keuangan IIP.

Saturday, July 15, 2017

Selamat Hari Koperasi, Nostalgia Koperasi, Tersesat di Jalan yang Benar



Hari Rabu kemarin adalah hari peringatan berdirinya koperasi. Saya nyaris lupa jika saja tak bergabung dengan grup wa koperasi, yaitu grup para manajer dan pejuang koperasi yang mendiskusikan berbagai hal terkait koperasi. Tahun ini peringatan hari koperasi yang ke-70 sudah dilaksanakan pada tanggal 12-15 Juli 2017 di Makasar dengan tema “Koperasi Menuju Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan untuk Memperkokoh NKRI."

Saya jadi terkenang kembali perjalanan saya hingga akhirnya “dipaksa” berkecimpung di dunia koperasi. Awalnya saya mengenal koperasi saat saya mesantren di MTs sebuah pesantren di Balaraja Tangerang puluhan tahun lalu (jadi berasa tua hehe). Saat itu hanya menjadi anggota saja sebagai pengguna jasa koperasi di sekolah. Menginjak SMA, saya ga berkecimpung dunia perkoperasian, menikmati masa remaja yang sering galau haha.

Saat kuliah, juga saya mengenal koperasi saat menjadi anggota koperasi mahasiswa di kampus tempat saya belajar. Tak banyak aktivitas koperasi yang saya ikuti. Saat bekerja setelah lulus kuliah lah, saya mangenal lebih dekat seluk beluk koperasi ini. Awalnya saya menjadi anggota koperasi pegawai di tempat saya bekerja sejak tahun 2004.

Bahkan, saya “dipaksa”menjadi pengurus koperasi di tahun 2007, walau sudah berusaha menghindar dengan cara mudik ke Tasik supaya tak tersentuh hiruk pikuk  pemilihan pengurus. Saya juga tak berminat sama sekali menjadi pengurus. Ternyata takdir berkata lain, anggota sepakat membolehkan memilih pengurus walau tak hadir di tempat. Ya sudah saat amanah tertancap di pundak, saya harus mencoba menunaikannya. Pasti ada rencana terbaik Allah di baliknya.

Saya mulai belajar otodidik tentang perkoperasian, terutama masalah akuntansi. Saya mulai membaca buku tentang asset, neraca, penyusutan dan istilah istilah lain yang baru saya dengar dan harus saya fahami dalam waktu singkat. Belum lagi kejadian traumatik menimpa terkait kinerja saya di koperasi. Saya mengalami tekanan psikologis yang melelahkan dan menyakitkan. Mental saya ternyata belum siap menghadapi tekanan pekerjaan dan psikologis sekaligus.

Selama dua tahun kepengurusan dari tahun 2007 hingga 2009, katanya anggota puas karena SHU (Sisa Hasil Usaha) meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, ini berkat kerja tim pengurus yang kompak dan mau berjuang keras untuk kesejahteraan anggotanya. Tapi saat anggota meminta saya kembali menjadi pengurus, saya menolak. Saya ingin menyembuhkan luka psikologis dulu demi kesehatan mental saya. Saya pun memohon ijin untuk tak menjadi pengurus kembali dengan alasan mau melanjutkan kuliah ke S2.

Waktu pun berlalu, 7 tahun saya tak terlibat di kepengurusan, ternyata berita menghebohkan datang. Koperasi dilanda masalah mis manajemen keuangan yang merugikan anggota. Saya pun terpanggil kembali. Saya kembali terpilih menjadi pengurus di tahun 2016, semoga mental saya sudah siap menghadapi segala kondisi terburuk. Hanya saja kondisi saya yang sudah punya suami dan anak, tentu berbeda dengan kondisi sebelumnya yang full tenaga. Sekarang saya harus membagi pikiran dan tenaga untuk berbagai hal.

Alhamdulillah 6 bulan menjadi pengurus, saat pembagian SHU anggota pun senang karena nominalnya meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dua tahun kepengurusan masih tersisa, saya mulai kenal berbagai komunitas koperasi, mengikuti berbagai pelatihan, bahkan program koperasi ini menjadi program unggulan saat saya melamar menjadi Manager Keuangan IIP (Institut Ibu Profesional).

Semoga berbagai amanah ini membuat saya lebih menebar manfaat dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Saya mengikuti saja skenario Allah dalam hidup saya. Koperasi mengajarkan saya banyak hal dan membuat saya bertumbuh. Ternyata saya harus dipaksa untuk belajar. Dipaksa sambil praktek. Belajar keuangan setelah menjadi bendahara, lebih terasa sensasinya karena harus langsung diaplikasikan.
Jayalah koperasi, semoga semakin berkibar dalam memberikan kesejahteraan pada anggota dan rakyat Indonesia. Salam koperasi.
Semoga Bermanfaat

Sabtu, 150717.08.25

#odopfor99days#semester2#day39

Friday, April 14, 2017

Koperasi, Makhluk Apakah Itu?





Awal mula saya berkenalan dengan Koperasi sebenarnya sudah lama yaitu sejak SMP saat saya masuk pesantren, disana koperasi dikelola oleh santri untuk santri. Beberapa santri senior ditunjuk menjadi pengurus, hanya santri yang memiliki integritas lah yang akan ditunjuk menjadi pengurus koperasi. Sayang, saya tidak menyelesaikan pendidikan pesantren hingga akhir jadi saya tidak sempat mendalami perkoperasian.

Pengenalan saya terhadap koperasi berlanjut di tahun 2007, saat saya “dipaksa” menjadi pengurus koperasi yaitu bagian bendahara pada tahun 2007, tepat 3 tahun setelah saya bekerja disitu. Saat itu ada skenario yang dibuat beberapa orang, agar terbentuk kepengurusan koperasi yang baru. Saya sudah menghindar untuk menjadi pengurus, dengan cara mudik saat pemilihan berlangsung. Berharap dengan tidak hadirnya saya, tidak akan dipilih menjadi pengurus, ternyata sia sia saja upaya saya untuk menghindar. Akhirnya dengan sangat terpaksa, saya pun mencoba menjaga kepercayaan para anggota yang sudah memilih saya.

Saya sama sekali tak mengerti makhluk apakah koperasi itu. Ternyata setelah terjun di dalamnya, sangat seru dan menarik. Adrenalin saya rasanya terpacu untuk memajukan koperasi. Saya sadar bahwa jiwa wirausaha yang turun dari kedua orang tua saya, tak bisa hilang sama sekali. Dan 3 tahun masa kepengurusan saya dan teman-teman pengurus lain, alhamdulillah sukses membuat anggota menikmati SHU (sisa hasil usaha) yang besar. 

Friday, March 17, 2017

Resensi Buku : Koperasipreneur


Judul Buku           : Koperasipreneur: Jurus Jadi Pengusaha Kaya Anti Bangkrut
Penulis                  : Larto
Penerbit                 : Nagamedia
Tahun Terbit          : 2012
Jumlah Halaman    : 245

Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah doorprize saat mengikuti kuis di Training Fiqh Muamalah 2017 di hotel Amaris Jakarta, tanggal 15-16 Maret kemarin. Tak terasa buku ini saya lahap habis saat duduk di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta sebelum bertolak untuk dinas kerja di Bali.

Buku ini terdiri dari 7 bab yaitu
Bab I               : Enterpreneur Menuju Koperasipreneur
Bab II              : Menyusun Impian Koperasipreneur
Bab III                        : Pelembagaan Bisnis Koperasipreneur
Bab IV                        : Ide dan Rencana Bisnis Koperasipreneur
Bab V              : Gerakan Selamatkan Indonesia
Bab VI                        : Memulai Usaha
Bab VII           : Koperasipreneur dan Kunci Sukses

Pada bab pertama, dibahas perbedaan antara enterpreneur dan koperasipreneur, dimana enterpreneur adalah pengusaha yang memiliki karakter khusus dalam menangkap peluang bisnis di sekitarnya. Sedangkan koperasipreneur adalah orang yang bersama sama membangun usaha yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, menolong diri sendiri dan peduli terhadap orang lain, juga dikontrol bersama-sama untuk kepentingan pendirinya. Seorang koperasipreneur harus memiliki sikap mental disiplin, memiliki visi dan misi jelas, memiliki kepercayaan diri kuat, berorientasi hasil, berani mengambil resiko yang terukur, memiliki mindset positif, mengupayakan originalitas dan memiliki nilai spiritualitas.

Thursday, March 16, 2017

Training Fiqh Muamalah 2017



Pada hari Rabu dan Kamis 2017, saya mewakili koperasi mengikuti Training Fiqh Muamalah 2017 yang digagas oleh PPMKI (Pusat Pendidikan Manajer Koperasi Indonesia) yang bertempat di Hotel Amaris Tebet jakarta. Biaya trainingnya adalah 1.500.000 minus penginapan. Untuk penginapan, saya ingin mencoba menginap di Hotel Syariah, maka sejak seminggu yang lalu, saya sudah hunting hotel syariah yang dekat dengan lokasi pelatihan. Testimoninya disini.

Berangkat dari Serpong pukul 06.30 dengan menggunakan kereta KRL, ternyata padat sekali kereta pada jam jam sibuk begini. Saya nyaris didorong-dorong di dalam kereta saking penuhnya kereta menuju Tanah Abang ini. Dari Stasiun Tanah Abang, saya melanjutkan perjalanan melalui rute 3 menuju Depok dan langsung turun di Stasiun Tebet. Alhamdulillah sampai di stasiun Tebet pukul 07.30, sarapan dulu baru ke hote Amaris dengan menggunakan ojeg online yang bertarif hanya 12.000 saja.

Ada 8 materi yang disajikan dalam training ini, yaitu :

Thursday, February 23, 2017

Kenapa Alfamart dan Indomaret Menggerus Toko Toko Kecil?




Saat mengikuti Temu Konsultasi Jaringan Koperasi di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, ada sesi materi tentang Ritel. Nara sumber nya adalah Widi Retail, mantan marketing manager Indomaret. Beliau mengatakan bahwa indomaret dan alfamaret memang mempertimbangkan banyak faktor sehingga sukses menjaring konsumen.

Ada beberapa faktor penentu kesuksesan indomaret dan alfamaret yaitu:
      1.      Lokasi
Lokasi merupakan faktor penting yang paling menentukan rame tidaknya indomaret dan alfamaret. Ada 3 area yang dibidik yaitu pemukiman, tempat transit seperti stasiun, bandara serta area perlintasan yang padat / traffic seperti rest area. Ini mengakibatkan produk yang dijual berbeda sesuai segmen kebutuhannya.

      2.      Produk
Ada 4 macam pembeli yang diklasifikan sesuai karakteristik nya yaitu:
a.       Buying wisddom adalah pembeli yang bijak dalam membeli kebutuhan pokok (basic needs)
b.      Buying emotion adalah pembeli yang panik, yang terburu buru, yang tidak akan mempertimbangkan harga saat membelinya (emergency needs)
c.       Buying passion adalah pembeli yang akan membeli produk yang menggoda indera
d.      Buying fashion adalah pembeli yang akan membeli produk yang sedang tren atau yang sedang ramai diiklankan

Ada dua klasifikasi jenis produk yaitu main products (produk utama) dan side products (produk pendamping). Produk utama merupakan produk yang merupakan alasan utama konsumen datang ke toko tersebut. strategi marketingnya adalah produk ini harus dijual dengan margin rendah dan ada produk pembanding yang sejenis dan sekelas. Sedangkan produk pendamping adalah sasaran utama konsumen cuci mata, ini merupakan andalah untuk memperoleh keuntungan, karena itu dijual dengan margin tinggi.

Wednesday, February 22, 2017

Jangan Lelah Berbuat Baik




Sudah dua kali ini saya mengikuti pelatihan koperasi, yang seharusnya bukan jatah saya untuk berangkat. Pelatihan pertama saat bulan Januari lalu di Cianjur, saya sudah mendaftarkan teman saya sesama pengurus untuk mengikuti acara tersebut, eh tiba tiba h-2 teman saya membatalkan keikut sertaannya karena ternyata ada tugas mendadak di tempat kerjanya.
 
Kegiatan kedua adalah hari ini, saya “dipaksa” mengikuti kegiatan Kementerian Koperasi yang bertajuk “Temu Konsultasi Pengembangan Kerjasama Koperasi dan UKM Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran”, hari ini dan besok, 22-23 Februari 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta. Awalnya saya meminta pengurus lain yang berangkat tapi ternyata pimpinan sekolah meminta saya untuk berangkat. Yah sudahlah, anggap saja sebagai bonus, kebetulan bermalam malam kemarin waktu saya habis untuk mengerjakan laporan koperasi, demi membahagiakan anggota dengan SHU tinggi.

Setelah mengikuti kegiatan seharian ini, saya merenung sambil menikmati suasana malam di hotel Grand Sahid Jaya yang entah kapan saya bisa kesini lagi, saya bertanya tanya kenapa saya harus berada di tempat ini. Kuliah di sastra Arab dan lanjut mendalami Al-Quran hadits, lalu kerja menjadi guru sudah 15 tahun lebih, tiba tiba saya menjadi pengurus koperasi, tiba tiba juga diamanahi jabatan sebagai manager keuangan Institut Ibu Profesional Nasional.

Monday, February 20, 2017

Lika Liku Menyusun Laporan Koperasi : Tersesat di Jalan yang Benar??




Setelah dipilih menjadi pengurus koperasi di pertengahan tahun 2016, tak terasa pembukuan tahun 2016 harus dilaporkan. Setiap tahun, berdasarkan AD ART koperasi, kami pengurus koperasi harus melaporkan pertanggungjawaban di hadapan Rapat Anggota Koperasi (RAT) dan sekaligus pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha).

Dulu, di tahun 2007 hingga tahun 2009, saya pernah menjadi pengurus koperasi juga selama satu periode, sebenarnya diminta menjabat kembali tapi saat itu saya memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Vakum menjadi pengurus 5 tahun, akhirnya jabatan itu kembali lagi menghampiri. Dengan niat memperbaiki pembukuan koperasi dan membahagiakan anggota koperasi, akhirnya dengan berat hati saya pun menerima amanah ini.

Saat menyusun laporan koperasi, saya dibantu bendahara dua yang punya latar belakang pendidikan di bidang akuntansi, alhamdulillah jadi belajar cara membuat jurnal, neraca dan lain lain. Karena kepengurusan ini gabungan dari dua kepengurusan yang serah terima jabatannya di pertengahan tahun, sementara saya harus melaporkan kegiatan satu tahun, ini lumayan membuat kepala pening tujuh keliling.

Postingan Favorit