Judul
Buku :
Koperasipreneur: Jurus Jadi Pengusaha Kaya Anti Bangkrut
Penulis : Larto
Penerbit : Nagamedia
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 245
Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah doorprize saat mengikuti kuis di Training Fiqh Muamalah 2017 di hotel Amaris Jakarta, tanggal 15-16 Maret kemarin. Tak terasa buku ini saya lahap habis saat duduk di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta sebelum bertolak untuk dinas kerja di Bali.
Penulis : Larto
Penerbit : Nagamedia
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 245
Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah doorprize saat mengikuti kuis di Training Fiqh Muamalah 2017 di hotel Amaris Jakarta, tanggal 15-16 Maret kemarin. Tak terasa buku ini saya lahap habis saat duduk di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta sebelum bertolak untuk dinas kerja di Bali.
Buku ini terdiri dari 7 bab yaitu
Bab I : Enterpreneur
Menuju Koperasipreneur
Bab II : Menyusun Impian Koperasipreneur
Bab III : Pelembagaan
Bisnis Koperasipreneur
Bab IV : Ide
dan Rencana Bisnis Koperasipreneur
Bab V : Gerakan
Selamatkan Indonesia
Bab VI : Memulai
Usaha
Bab VII : Koperasipreneur
dan Kunci Sukses
Pada bab pertama, dibahas perbedaan antara enterpreneur dan
koperasipreneur, dimana enterpreneur adalah pengusaha yang memiliki karakter
khusus dalam menangkap peluang bisnis di sekitarnya. Sedangkan koperasipreneur
adalah orang yang bersama sama membangun usaha yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan, menolong diri sendiri dan peduli terhadap orang lain, juga
dikontrol bersama-sama untuk kepentingan pendirinya. Seorang koperasipreneur
harus memiliki sikap mental disiplin, memiliki visi dan misi jelas, memiliki
kepercayaan diri kuat, berorientasi hasil, berani mengambil resiko yang
terukur, memiliki mindset positif, mengupayakan originalitas dan memiliki nilai
spiritualitas.
Pada bab kedua, kita diajak bermimpi untuk menjadi koperasipreneur sejati. Yang
paling penting adalah jelasnya visi dan misi sebagai koperasipreneur. Tujuan hidup
yang jelas dan positif akan memberikan energi positif plus yang akan membawa
kita pada bergeraknya seluruh sel yang kita miliki untuk satu tujuan. Ada pernyataan
menarik yang terddapat pada bab dua ini, yaitu bahwa koperasipreneur itu adalah
pahlawan. Apa maksudnya? Bahwa seorang koperasipreneur itu bukan hanya mencari
profit sebagai target utama, tapi juga dapat membahagiakan banyak orang,
membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan derajat hidup
masyarakat di sekitar lokasi koperasi tersebut.
Pada bab ketiga, penulis memaparkan tentang sejarah lembaga yang bernama
koperasi beserta kisah sukses koperasi yang terkenal di beberapa negara. Ada 6
koperasi yang diceritakan pada bab ini yaitu koperasi pertanian di Jepang,
koperasi susu di Eropa, koperasi jasa keuangan di Malaysia, koperasi konsumen
di Singapura, dan koperasi pekerja Mondragon serta koperasi Media di Amerika. Selain
itu, penulis juga menceritakan beberapa koperasi Indonesia yang sukses, seperti
Kospin Jasa di Pekalongan, Kopdit Lantang Tipo di Kalimantan Barat, Koperasi
BMT di Sidogiri, KSP Nasari di Semarang, KSP Kodanua di Jakarta, Kopwan Setia
Bhakti di Surabaya dan lain lain. Selain menceritakan koperasi yang sukses,
pada bab ini diceritakan juga koperasi yang gagal dan bahkan mengelabui masyarakat
dengan mengatas namakan koperasi, diantaranya Koperasi Putra Pandawa di Jakarta,
Koperasi Manunggal Artha Jaya, Koperasi Langit Biru, Koperasi Gradasi Anak
Negeri di Tangerang, dan Koperasi Masyarakat adil sejahtera di Malang.
Pada bab empat, pembahasan lebih menarik lagi tentang ide dan rencana
bisnis koperasipreneur, dimana penulis memaparkan ide bisnis yang tak pernah
habis seperti produk berdasarkan kebutuhan anggota tubuh, produk berdasarkan
jenis kelamin, produk berdasarkan kebutuhan profesi, produk berdasarkan
kebutuhan kondisi tertentu juga bisa berasal dari jenis industri seperti
manufaktur, perdagangan dan jasa. Sedangkan rencana bisnis berkaitan dengan
proposal dan alasan kita mendirikan bisnis.
Bab lima menjelaskan tentang gerakan selamatkan Indonesia, maksudnya adalah
gerakan memajukan produk tanah air agar bisa bersaing di dunia luar. Beberapa produk
asli Indonesia yang harus terus dikembangkan adalah Jeruk dari NTT, Mangga dari
Indramayu, Apel dari Malang, Sepatu dari Cibaduyut Bandung dan batik dari
berbagai daerah di Indonesia.
Sedangkan pada bab enam, dipaparkan tentang memulai usaha seperti sumber
modal, manajemen, sistem keuangan dan sumber daya manusia. Modal koperasi bisa
berasal dari internal seperti simpanan anggota, dana cadangan dan hibah; bisa
juga dari eksternal seperti modal penyertaan dari anggota, bank dan lembaga,
penerbitan obligasi dan lain-lain. Ada 4 hal yang harus dilakukan untuk memulai
usaha berbasis koperasi yaitu awali dengan doa, menjaga kepercayaan dari
anggota, sempurnakan dan adanya control baik dari pengurus maupun anggota.
Pada bab terakhir, barulah dibahas tentang koperasipreneur kaya anti
bangkrut dengan menceritakan kisah sukses para praktisi koperasipreneur yang
sukses seperti H.A Zaky Arslan asal Pekalongan, KH. Nawawi Tholib dari
Sidogiri, Pastor Pius Camperlle dari Pontianak, A. R Mecer, P. Florus dan
Stefanus Buan dari Pontianak, Mursia Zaafril Ilyas dari malang, Vonny Contessa
dari Jakarta, serta Sahala Panggabean dari Semarang. Pada akhir pembahasan,
dipaparkan juga kisah membangun minimarket tanpa modal yang digagas penulis dan
kawan kawannya.
Demikianlah resensi buku koperasipreneur ini, semoga semakin banyak koperasipreneur-
koperasipreneur yang sukses membawa masyarakat Indonesia menjadi sejahtera
bersama. Aamiin.
Semoga Bermanfaat
Jumat, 170317.21.10
#odopfor99days#part2#day40
No comments:
Post a Comment