Sering banget kita mendengar kata
passion, sebenarnya apa sih passion itu? Passion di zaman sekarang sering jadi
trend topik di media sosial maupun acara acara TV. Ada yang mengatakan passion
itu hobi, banyak juga yang menambahkannya dengan kata semangat. Kamus bahasa
inggris indonesia, beberapa menerjemahkan kata passion dengan istilah nafsu,
keinginan besar, kegemaran. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya menyimpulkan
bahwa passion adalah sesuatu yang kita lakukan dengan antusias, tanpa kenal
lelah dan sangat bersemangat apapun rintangannya.
Saya bersekolah di SD Negeri,
kemudian SMP saya habiskan di pesantren dan SMA kembali ke jalur SMA umum, lalu
kuliah mengambil jurusan sastra Arab. Dulu mana kepikiran ikut tes minat bakat,
sebenarnya bakat kita di bidang apa, harus ambil kuliah jurusan apa, dulu
pertimbangannya hanya satu, keridhaan orang tua. Dan orang tua hanya
merekomendasikan kuliah di kampus negeri karena zaman dulu, universitas negeri
adalah simbol sekolah murah.
Setelah selesai kuliah, saya kerja
sebagai guru, menjalaninya sesuai rutinitas, tapi belum terlalu antusias. Barulah
saat saya tes psikologi di tempat kerja, hasilnya membuat saya tercengang,
ternyata ada istilah kemampuan computational yaitu kemampuan berkutat dengan
angka angka. Disinilah saya mendapat poin tinggi, sedangkan poin rendah ada di
poin kreatifitas. Ini mah udah saya akui sejak dulu, emang ga kreatif. Lalu saya
renungkan pengalaman saya di berbagai bidang.
Saat bekerja sebagai guru di sebuah
sekolah di Karawaci Tangerang, karena pendapatannya kecil, saya sambi dengan
jualan baju. Niat utamanya saat itu, agar saya bisa berangkat haji. Bahkan saya
sempat buka toko juga lho di Malabar. Lalu saya pindah kerja di Serpong, toko
pun tutup. Di Serpong ini saya bekerja sebagai guru asrama yang mengajar bahasa
Arab. Tiga tahun kemudian, tiba-tiba saya terpilih menjadi bendahara koperasi. Senang
sih menjalaninya, apalagi saat SHU anggota yang dibagikan tiap tahun, mengalami
kenaikan. Rasanya bangga saja bisa membahagiakan banyak orang. Tapi kemudian
saya putuskan hanya satu periode saja, karena ingin melanjutkan S2 dan juga
karena ada pengalaman traumatis yang membuat saya enggan menlanjutkan
kepengurusan.
Setelah itu, saya asyik dengan
kesibukan dengan berbagai tugas kampus, tugas kantor hingga tugas organisasi. Saat
kuliah S2, sebenanya sangat menikmati juga dan tak merasa lelah, walau harus
kuliah sampai jam 9 atau 10 malam. Karena pada saat itu belum nikah, jadi
kelayapan malam hari, bermotor ria menghabiskan waktu untuk membunuh kesepian,
memang jadi alternatif kesibukan yang menyenangkan.
Setelah menikah tahun 2013,
aktivitas pun berganti. Kesibukan sebagai pasangan baru, ibu baru, hampir
melupakan semua aktivitas sebelumnya. Kenikmatan menjadi ibu itu, mengalahkan
segala ambisi atau sekedar mencari passion saya sebenarnya apa, itu juga tak
terfikirkan. Menjalani berbagai jabatan sebagai bendahara masjid, bendahara IIP
Tangsel, menjadi panitia di berbagai kegiatan, saya jalani apa adanya. Tapi ternyata
menyenangkan.
Hingga saat mengikuti program
matrikulasi di tahun 2016, terjawab sudah bahwa passion saya ternyata di bidang
keuangan. Beberapa jabatan sebagai bendahara, rasanya menantang untuk saya
taklukkan. Walaupun harus begadang bermalam-malam, tapi saya tidak merasa
lelah. Tetap antusias dan tak kenal lelah. Walaupun nanti ke depan tak tahu
akan berakhir dimana bidang yang saya geluti, tapi menjalani berbagai kesibukan
berdasarkan passion itu membahagiakan sekali. Alhamdulillah...
Semoga Bermanfaat
Senin, 130317.08.00
#odopfor99days#part2#day32
No comments:
Post a Comment