Setelah menikmati pesona
pantai Pandawa Bali, saya diajak untuk menikmati keindahan Uluwatu yang
memiliki nilai sejarah tinggi. Saat kami tiba disana dan membayar tiket seharga
20.000 per orang, kami diharuskan memakai selendang saat memasuki kawasan
wisata ini. Pura ini terletak di desa Pecatu, kecamatan Kuta, Kabupaten Badung
dan berdiri megah di ketinggian sekitar
97 meter di atas permukaan laut. Inilah alasannya diberi nama Uluwatu yaitu Ulu
berarti kepala dan watu artinya batu.
Pura uluwatu merupakan
salah satu pura tertua di Bali dan menyimpan banyak keindahan pemandangan alam
yang mempesona. Lautan yang terhampar luas di sepanjang kawasan Uluwatu ini,
sukses membuat saya jatuh hati pada tempat ini. Rasanya seperti berada di luar
negeri, ternyata Indonesia sungguh sangat kaya dan potensi alamnya luar biasa. Siapapun
yang melihat ini, akan kagum pada kekuasaan Allah yang terhampar melalui
pemandangan indah di Uluwatu ini.
Setiap sore, di tempat
ini setiap wisatawan bisa menikmati tarian Pecak yang sakral dan atraktif yang
dibawakan oleh 70 penari laki-laki bertelanjang dada dengan latar belakang
sunset yang indah. Sayang saat saya kesana, waktu menunjukkan pukul 11 pagi sehingga
tak bisa menyaksikan tarian khas budaya Bali ini. Tapi saya sangat puas dengan menikmati indahnya laut yang melatar belakangi Uluwatu ini.
Terkait sejarah berdirinya
Pura Uluwatu ini ada 2 versi yang beredar. Versi pertama adalah bahwa pura ini
didirikan oleh Empu Kuturan pada abad ke-9 yaitu pada masa pemerintahan
Marakata dan versi kedua adalah didirikan oleh Dang Hyang Nirartha yang datang
ke Bali pada tahun 1546 M.
Saat menyusuri Puru Uluwatu yang luas ini, kami pun berbincang-bincang tentang adat istiadat Bali yang dipegang teguh para pemangku adat dan masyarakat Bali. Diantaranya bangunan di Bali hanya boleh memiliki maksimal 4 lantai, beberapa kasta di Bali masih berlaku dan para generasi muda nya sangat patuh pada leluhurnya. Jika ada upacara adat, mereka langsung pulang ke rumah orang tuanya, walau sesibuk apapun di kampus. Fenomena yang jarang ditemukan di daerah lain.
Kembali ke Uluwatu,
awalnya saya tak terlalu berminat saat masuk kawasan ini. Saya fikir hanya pura
biasa yang banyak ditemukan di tempat lainnya di Bali. Tapi ternyata setelah
berjalan lumayan jauh, melewati Pura nya dan menapaki jalan kecil menuju lokasi
berikutnya, saya pun takjub tak tertahankan. Rasanya ucapan tasbih tak cukup
mewakili keterpesonaan saya dengan keindahan alam di sekitar Uluwatu. Hamparan laut
yang indah dan mempesona, menyusuri pantai ini seperti napak tilas sejarah masa
lalu. Beberapa turis tampak tak mau melewatkan momen ini, mengabadikan kawasan
wisata ini dengan berfoto ria, satu tempat yang sulit ditemui dimanapun, bahkan
mungkin satu-satunya lokasi dimana pura yang berusia ratusan tahun masih
berdiri megah berlatar belakang laut yang indah dan mempesona.
Setelah puas menikmati
indahnya pemandangan alam Uluwatu, kami pun melanjutkan perjalanan menuju
masjid Ibnu Batutah yang pernah dikunjungi Raja Salman beberapa mingu yang lalu.
Cerita berikutnya tentang masjid Ibnu Batutah disini.
Semoga Bermanfaat
Jumat, 240317.00.10
#odopfor99days#part2#day43
No comments:
Post a Comment