Saturday, September 28, 2013

Kudus Part 4 : Mampir Sejenak di Masjid Agung Jawa Tengah

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 5 hari di Kudus, tiba saatnya saya dan suami kembali ke Jakarta, untuk melanjutkan aktivitas kami di Serpong. Kami pulang masih dengan menggunakan kereta Argo Muria Semarang-Jakarta, pukul 16.00 dari Semarang, dengan tiket yang sangat murah yaitu hanya Rp 275.000 untuk kelas executive. Kami memilih waktu di hari Jumat 16 Agustus 2013, sehari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, hehe ga ada hubungannya sich …

Wednesday, September 25, 2013

Profesor yang masuk Islam karena surat az-Zumar ayat 42




Prof. Arthur Alison bercerita:

Namaku Arthur Alison, seorang profesor yang menjabat Kepala Jurusan Teknik Elektro
Universitas London. Sebagai orang eksak, bagiku semua hal bisa dikatakan benar jika masuk
akal dan sesuai rasio. Karena itulah, pada awalnya agama bagiku tak lebih dari objek studi.
Sampai akhirnya aku menemukan bahwa Al Quran, mampu menjangkau pemikiran manusia.
Bahkan lebih dari itu. Maka aku pun memeluk Islam.

Sunday, September 22, 2013

Perbedaan Penulisan kata “ni’mah” dalam Al-Qur’an



Mujizat keindahan bahasa al-Qur’an tak pernah habis untuk dikaji. Banyak sisi menarik yang muncul dari ayat-ayat al-Qur’an, yang perlu dibahas dan mendapat perhatian khusus, diantaranya dalam hal penulisan kata ni’mah. Ternyata setelah diteliti, kata ni’mah ditulis dalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk نعمة yang ditulis dengan ta marbuthah  dan dalam bentuk نعمت yang ditulis dengan ta mabsuthah. Hal ini menarik karena satu kata ditulis dengan menggunakan 2 jenis tulisan. Menurut beberapa ahli bahasa dan ahli tafsir, adanya penambahan huruf, pengurangan huruf maupun pergantian huruf dalam al-Qur’an selalu mengandung makna dan hikmah yang mendalam, tidak terjadi secara kebetulan dan tidak asal dicantumkan.

Friday, September 20, 2013

Belajar dari sebuah Titik Ba

Judul Buku                   : Titik Ba, Paradigma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran
Penulis                          : Ahmad Toha Faz
Penerbit                        : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit                  : 2007
Jumlah Halaman           : 443

Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.

Sunday, September 15, 2013

Kudus Part 3 : Tradisi Kupatan dan Jelajah 2 Pantai di Jepara

Episode petualangan ke rumah mertua di Kudus dengan berkereta ria, mewarnai perjalanan mudik lebaran kami tahun ini. Dengan menggunakan kereta, kami sangat menikmati sekali perjalanan mudik pertama kalinya ini. Lebaran hari pertama, saya dan suami menghabiskankan waktu di rumah orang tua saya di Tasikmalaya.

Baru H+2, hari Sabtu tanggal 10 Agustus 2013, kami memulai perjalanan mudik menuju Kudus. Dimulai dengan perjalanan naik bis ke Bandung (karena tiket yang kami dapatkan adalah tiket kereta Bandung Semarang) yang memakan waktu 5 jam, ternyata membuat tubuh yang sedang berbadan dua ini, tak kuat menahan diri, tumbanglah saya, tak tahan dengan macetnya perjalanan Tasik Bandung yang biasa ditempuh dalam waktu 2,5 jam, episode muntah pun harus dijalani. Syukurlah, setibanya di Bandung, kami dijamu teman lama saya yang baik hati, sepasang suami istri dengan putrinya yang sangat lucu. Setelah dijamu makan, ditambah bonus istirahat di kamarnya bak di hotel, plus bonus, malamnya kami pun diantar ke stasiun Bandung, alhamdulillah.

Postingan Favorit