Friday, November 24, 2023

RESENSI NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE

 


Judul                :  Rindu

Penulis             :  Tere Liye

Penerbit           :  PT. Sabak Grip Nusantara

Terbit              :  2022

Tebal                : 520 halaman

Novel Tere Liye ini saya pinjam secara tak sengaja di perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong. Saat itu saya sedang menunggu acara pelatihan, lalu berniat pinjam kitab dan tak sengaja diperlihatkan novel Tere Liye yang masih baru, dan saya pun mengambil buku ini.

Novel ini menceritakan perjalanan orang-orang yang merindukan Baitullah pada zaman dulu, sekitar tahun 1938. Saat itu, untuk menuju Baitullah, perjalannya berbulan-bulan dengan menggunakan kapal laut. Novel ini menceritakan perjalanan haji beberapa tokoh di novel ini beserta segenap permasalahannya. Ada Daeng Andipati, seorang pengusaha Makasar yang pergi bersama istri dan 2 anaknya Elsa dan Anna, ada juga Ambo Uleng yang melarikan diri dari permasalahannya dengan melamar kerja sebagai awak kapal di kapal laut yang bernama Blitar Holland ini. Tokoh lain bernama Gurutta Ahmad Karaeng, seorang ulama karismatik yang teryata menyimpan persoalan pribadi yang cukup pelik juga. Ada juga tokoh yang muncul dalam pelayaran Semarang Batavia yaitu sepasang suami istri yang sangat romantis yaitu Mbah Kakung Slamet dan Mbah Putri Slamet.

Gurutta lalu berinisiaif untuk mengumpulkan para orangtua yang memiliki anak-anak di kapal itu, untuk mengijinkan anaknya bersekolah dan mengaji. Gurunya ditawarkan juga pada penumpang yang bersedia, dan muncullah nama Bunda Upe yang menawarkan diri untuk mengajar ngaji anak-anak. Selain mengaji, anak anak juga belajar pengetahuan umum, dan gurunya pun dari penumpang yang bersedia. Hingga perjalanan panjang berbulan-bulan itu, tidak membuat anak anak ketinggalan ngaji dan pelajaran umum.

Ternyata perjalanan ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin untuk menjawab pertanyaan besar dalam hidup yang melanda 5 penumpang kapal ini. Pertanyaan dan kemudian jawaban yang diberikan secara alami oleh Gurutta, berhasil membuat saya penasaran tentang 5 pertanyaan terbesar dalam hidup berikut jawabannya.

Pertanyaan pertama muncul dari Bunda Upe yang menanyakan, apakah orang yang melakukan dosa di masa lalu, akan bisa dimaafkan dan kembali bisa menata hidupnya. Hal ini ditanyakannya karena kisah masa lalu Bunda Upe saat terpaksa menjadi pelacur karena perbuatan judi yang dilakukan ayahnya.

Pertanyaan kedua datang dari Andipati yang mempertanyakan tentang bolehkah menyimpan kebencian pada orang yang disayangi, dalam hal ini ayah, selama hidupnya dan sulit untuk memaafkan? Ia mempertanyakan itu karena masih terbayang perbuatan ayah nya yang melakukan kekerasan selama hidup terhadap istri dan anaknya, yaitu Andipati dan ibunya. 

Pertanyaan ketiga keluar dari Mbah Kakung Slamet, tentang kehilangna orang yang dicintai. Pertanyaan ini muncul karena istrinya, Mbah Putri Slamet, wafat saat perjalanan menuju Baitullah. Mbah Kakung sangat sedih dan kehilangan semangat melanjutkan hdup, hingga kehilangan selera makan. Mbah Kakung mempertanyakan takdir, mengapa harus sekarang istrinya wafat? saat bersama-sama ingin menuntaskan kerinduan di Baitullah??

Pertanyaan keempat terucap dari Ambo Uleng tentang cinta sejati, disaat ia mencintai seorang wanita dan wanita itu mencintainya, ternyata orangtua wanita itu sudah menjodohkan anaknya dengan lelaki lain. Patah hati lah Ambo Uleng ini dan melarikan diri untuk menjauh dari kenangan manis bersama sang wanita. Jadi apa itu cinta sejati?

pertanyaan kelima ternyata terpendam lama dari Gurutta sendiri. Gurutta sudah kehilangan gurunya dan putri gurunya yang sekaligus wanita yang dicintainya saat perang berkecamuk di Aceh, maka Gurutta ini mempertanyakan, bisakah kemerdekaan diraih tanpa kekerasan? haruskah perjuangan itu dilalui dengan berjatuhannya para korban yang tak berdosa? Gurutta ingin berjuang melalui tulisan, tidak lewat kekerasan, tapi ternyata jawaban pertanyaan ini justru terucap dari mulut Ambo Uleng yang menguatkan Gurutta bahwa tak selamanya berjuang itu melalui lisan atau tulisan, tapi jika diperlukan harus juga melalui peperangan untuk meraih kemerdekaan. 

Mau tau jawaban detail dari 5 pertanyaan besar dalam hidup tersebut? Yuks baca novelnya, seru dan tak terasa 500 halaman pun dilahap hanya beberapa hari. Kita seperti digiring untuk menyetujui jawaban dari berbagai pertanyaan besar dalam hidup, melalui beberapa tokoh dari novel ini, yang memiliki masalah dan pertanyaan tersimpan juga dalam hidupnya.


Semoga bermanfaat
Serpong, 24.11.23.17.45
Wassalam
Eva Novita Ungu


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit