Monday, November 6, 2023

RESENSI BUKU : PALESTINA

 


Saat saya hendak pergi Umrah plus ziarah Aqsho, saya mencari bekal dengan hunting buku tentang Palestina di perpustakaan kantor tempat saya bekerja. Ternyata tidak banyak buku referensi tentang Palestina di perpustakaan ini. Saya diberi 2 buku, salah satunya buku ini.

Buku ini merupakan hasil kumpulan makalah pada seminar, "Pekan Persahabatan Indonesia Palestina" yang diselenggarakan oleh BKK-KUA, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, tanggal 13-18 Januari tahun 1992. Buku ini memang buku lama, saat saya membacanya pertama kali, tidak terlalu menarik dan belum terjadi peristiwa Taufan Aqsha tanggal 7 Oktober 2023 lalu. Maka saat saya berangkat umrah tanggal 16-25 September, saya tak kunjung semangat menyelesaikan buku ini. Tapi setelah peristiwa ini terjadi, saya baca kembali buku ini, dan teryata isinya masih relevan dengan saat ini, padahal buku ini sudah berusia 31 tahun. Saya jadi tertarik untuk menyelesaikan kembali membaca buku ini.


Judul                : Palestina: Solidaritas Islam dan Tata Politik Dunia Baru

Editor             :  M. Riza Sihbudi & Achmad Hadi

Penerbit           : Pustaka Hidayah

Terbit              :  1992

Tebal                : 260 halaman

Buku ini terdiri dari 4 bagian besar yaitu
1. Dimensi Internal Perjuangan Palestina
2. Indonesia dan Perjuangan Palestina 
3. Dimensi Internasional Perjuangan Palestina
4. Dialog

Pada bagian pertama, ada 9 tulisan yang sangat menarik, diantaranya dari Maria Mitsotakis, kesaksian seorang wanita Amerika yang berhasil memasuki kamp-kamp pengungsi Palestina di daerah pendudukan, dengan menyamar sebagai wanita Palestina, nama ini adalah nama samaran juga. Ia bercerita bahwa keberadaan kamp-kamp pengungsi di daerah-daerah pendudukan merupakan bukti tak terbantah mengenai eksodus suatu bangsa secara besar-besaran, dimana orang Palestina harus membayar pajak di tanah milik sendiri. Masih ada 8 tulisan lain yang juga menarik dan masih relevan hingga saat ini bahwa penjajahan Israel atas Palestina adalah kebiadaban terbesar di abad modern ini.

Di bagian kedua, ada 7 tulisan yang menjelaskan kaitan dan hubungan Indonesia dan Palestina yang sejak dulu memang memiliki hubungan baik yang sangat erat. Ada satu tulisan menginspirasi dari Imam Masjidil Aqsho bernama Ikrimah Shabri, bahwa agresi Israel terhadap Masjidil Aqsho itu terbagi 2 bagian yaitu pertama, agresi yang dilakukan Israel dengan cara menggali parit-parit di sekeliling tembok Masjidil Awsho. Rumah-rumah dan bangunan ini dulu dibangun Shalahuddin Al Ayyubi ketika dia berhasil membebaskan Masjidl Aqsha dengan tujuan untuk melindungi Masjidil Aqsho. Orang-orang Yahudi membangun parit-parit tersebut untuk mencari lokasi Haekal Sulaeman, tapi tidak pernah menemukannya. Mereka hanya mencari alasan, padahal tujuan sebenarnya adalah menghancurkan masjidil Aqsho. Agresi kedua dilakukan dengan tujuan untuk mendirikan Synagog, tempat ibadat yahudi, di pelataran Masjidil Aqsho. dengan alasan bahwa pelataran tersebut adalah milik mereka dimana dahulu terdapat tempat peribadatan mereka.
Tulisan sang imam ini menginspirasi karena beliau mengatakan bahwa Al Aqsho bukan milik warga Palestina tapi merupakan seluruh milik kaum muslimin di dunia, dan mereka hanyalah orang-orang yang berjuang di garis depan. Masya Allah...

Pada bagian ketiga, ada 5 tulisan terkait dimensi Internasional perjuangan Palestina. Ada satu tulisan dari Bapak Amien Rais dengan tema Prospek Perdamaian Timur Tengah. Beliau mengkritisi peran Amerika dalam proses perdamaian Israel Palestina. Amerika yang menggunakan tangan PBB, sebenarnya sudah berpihak pada Israel. Menurutnya, seluruh langkah Amerika dalam usulan perdamaian itu selalu berwajah ganda atau hipokrit, misalnya saat Amerika mendorong perdamaian, tapi juga membiarkan pemukiman ilegal Yahudi yang melanggar moralitas dan hukum internasional, dengan alasan itu adalah alasan kemanusiaan, bukan alasan politik. Sungguh sangat tidak fair dan sampai saat ini pun, peran Amerika tidak bergeser dari kaki tangan Israel dalam memerangi Palestina.

Pada bagian keempat, terkait dialog, ada 11 tulisan berisi berbagai wawancara dengan tokoh dunia yang terkait dengan Palestina, mulai dari Duta besar Iran, Imam Masjid Al Aqsha, tulisan Amien Rais yang mencatat hasil konferensi interasional perdamaian Timur Tengah di Teheran Iran, tulisan Yasser Arafat yang pernah dimuat di harian Media Indonesia berjudul Perdamaian Timur Tengah dan Sikap Palestina dan beberapa tulisan lain.

Demikianlah hasil baca buku ini, yang ternyata buku berusia 30 tahun ini, masih relevan dan tetap aktual untuk persoalan yang sama yaitu isu penjajahan Israel atas Palestina.

Semoga bermanfaat

Wassalam
Eva Novita Ungu
05.11.23.10.45 


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit