Saturday, November 18, 2023

JUMADIL AWWAL ATAU JUMADAL ULA?

 


Pada kalender Hijriah, sejak kecil kita sering mendengar bulan ini dengan bulan Jumadil Awwal. Ternyata ada versi lain terkait penamaan bulan ini yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, yaitu Jumadal Ula. Nah mengapa ada perbedaan istilah penamaan bulan ini.

Berikut ada adalah tulisan M. Tatam Wijaya dari situs yang saya lampirkan di bawahnya.

Jumadal Ula merupakan nama bulan kelima dalam kalender Hijriyah. Banyak orang yang menyebutnya dengan Jumadil Awal, ada yang menyebutkan Jumadal Awal dan ada juga Jumadal Ula. Manakah yang benar??

Jumadil Ula secara morfologi Arab kurang tepat karena pola fu'ali pada kata Jumadil harus diakhiri dengan ha lazimah sehingga menjadi jumadilah, seperti akta qurasiyah dan shurahiyah.

Jumadil Awwal juga kurang tepat karena kata "awwal" yang berarti pertama menurut gramatika Arab/nahwi, tidak bisa dipakai menyifati kata jumada, yang terkategori sebagai muannats (feminim) dan ditandai dengan alif ta'nits. Hal ini diperkuat oleh al Farra yang menyatakan semua nama bulan Arab terkategori mudzakkar (maskulin) kecuali Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah. Sehingga bentuk kata sifat yang tepat untuk menyifati jumada bukan al awwal, melainkan al ula yang berbentuk muannatas.

Seperti nama beberapa bulan Arab yang lain, menurut Abu Sa'id, penamaan bulan Jumadal Ula juga dilatarbelakangi oleh musim yang terjadi pada bulan tersebut, yaitu musim dingin (syita). Jumada sendiri berassal dari kata jamad, yang berarti beku sesuai dengan keadaan air yang beku di musim dingin.

Menurut Ibnu Duraid, pada zaman Jahiliyah, bulan Jumadal Ula disebut dengan al Hanin, Rubba, Syaiban, dan Kanun al Awwal, sedangkan bulan berikutnya Jumadal Akhirah disebut dengan Milhan dan Kanun al Akhir. Kata syaiban dan milhan ini dapat ditelusuri dari kata syaib yang berarti "uban" dan kata milh yang berarti garam. Keduanya menggambarkan keadaan salju di musim dingin yang putih seperti uban atau garam dan terjadi di bulan Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah.

Umumnya musim itu terjadi selama dua bulan. Sehingga nama ini pun disematkan pada dua bulan terjadinya musim tersebut, yakni Jumadal Ula dan Jumadal Akhirah. Sebagaimana diketahui masyarakat Arab memiliki enam musim yaitu ar rabi al awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al rabi al tsani (musim semi kedua), khariq (musim gurgur) dan syitha (musim dingin) (Ibnu Manzhur, Lisanul Arab, jilid 8, h. 102).

Sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Jumadal Ula, terutama pada zaman Rasulullah Saw, diantaranya adalah beliau berperang melawan Bani Sulaim di Buhran, mengirim pasukan ekspedisi Zaid bin Haritsah ke wilayah al Ish pada tahun keenam Hijriah, bertempur melawan kaum Yahudi Khaibar pada tahun ketujuh Hijriah, mengirim utusan ke Mu'tah pada tahun kedelapan Hijriah; mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak bani Al Harits di Najran masuk Islam; dan masih banyak lagi peristiwa lainnya. Bahkan menurut Muhammad bin Ishaq, perang Dzat al Riqa juga terjadi pada bulan ini. 


Sumber:

https://jabar.nu.or.id/opini/bulan-jumadil-ula-jumadal-ula-atau-jumadil-awwal-berikut-penjelasannya-hAMp8

Semoga bermanfaat
Serpong, 18.11.23.05.45
Wassalam
Eva Novita Ungu

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit