Saturday, May 14, 2016

Resensi Buku : Etape; Surat Untuk Gadis Bermata Indah




 

Judul                : Surat Untuk Gadis Bermata Indah

Penulis             : Tim Eisthera Gritanefic

Penerbit           : Eisthera Gritanefic

Terbit              : 2015

Tebal               : 298 halaman

 

Buku ini merupakan karya siswa kelas XII tahun pelajaran 2015/2016 yang memiliki nama angkatan Eisthera Gritanefic. Buku Etape ini terdiri atas 5 jilid yang diklasifikasikan berdasarkan tema besar. Judul buku ini diambil dari salah satu judul tulisan dalam buku ini, satu dari 22 yang ditulis oleh 22 penulis berbakat dari siswa kelas XII.

 

Buku ini terdiri dari 22 judul yaitu Awan Kabut, Waktu itu “Nyata”, mungkin?, Aku (?), Kembali, Kenyang, Disayat Ribuan Pisau, Pikiran yang Menghanyutkan, Aku Tak Suka Hal Ini, Surat untuk Gadis Bermata Indah, Yang Tadi itu Tidaklah Nyata, Bisikan Mereka, Membunuh Waktu, Legenda Sayap dari Kereta, Sakura Tak Berwarna, Pocong Man, Oh Ternyata, Kata Maaf yang Tak Termaafkan, Paradox, Tragedi 17 Tahun, Layanan Pesan Antar, Ternyata mereka Ada, dan Sepasang Sendal di Depan Kamar.

 

Saat saya membaca buku ini, saya terpesona dengan talenta dan imajinasi para siswa ini. Imajinasi mereka kadang berlebihan, bingung membedakan antara dunia imaji dan dunia nyata, tapi tak terlepas dari pesan moral yang ingin disampaikan. Hampir sebagian besar, ending ceritanya tak bisa ditebak. Saya sempat mengira endingnya A, ternyata malah jadi B. Luar biasa karya siswa siswa kelas XII ini.

 

Ada beberapa cerita yang sepertinya berdasarkan kisah nyata atau bahkan kisah pribadi sang penulisnya yang disamarkan. Saya bisa membaca kondisi para remaja dari sebagian besar kisah ini. Ada yang rela berkorban untuk temannya, ada yang sangat hormat dan patuh pada orangtuanya, ada yang sering berhalusinasi dan bingung dengan dirinya sendiri, ada yang ingin menyampaikan suara hatinya pada “seseorang” yang disukainya. Bahkan beberapa cerita horor dalam buku ini, saya justru tak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang fiksi. Artinya para penulisnya telah berhasil mengemas cerita sedemikian rupa, sehingga beberapa cerita fiksi bahkan sudah terasa seolah-olah nyata.

 

Kalaupun ada kekurangan buku ini, mungkin di akhir bukunya, dijelaskan biodata singkat para penulis, sehingga para pembaca luar yang tidak semuanya warga sekolah ini, bisa juga mengenal sosok penulisnya, bukan hanya dari fotonya. Tapi secara keseluruhan, buku ini sudah layak untuk ditawarkan pada penerbit besar agar pembaca yang dapat menikmati karya ini, lebih meluas. Bangga sekali pada kalian, wahai Esthera. Jangan lupakan wali asrama kalian ini ya hehe

 

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit