Saat mengikuti rapat koordinasi koordinasi persiapan tes seleksi siswa baru di hotel Atria
BSD, ada sesi bersama
narasumber Prof Yahya Umar yang membahas tentang seluk beluk Tes Potensi Belajar. Saat seleksi siswa
untuk diterima di MAN Insan Cendekia, ada dua jenis tes yang harus mereka
lewati yaitu Tes Potensi Belajar (TPB) dan Tes Akademik yang meliputi mata
pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,
serta mata pelajaran jurusan, baik IPA maupun IPS.
TPB sendiri sudah
beberapa tahun terakhir ini menggunakan alat tes dari lembaga dibawah naungan
Prof Yahya Umar. Menurut beliau, TPB sangat penting dilakukan karena bertujuan
untuk mengukur potensi atau kemampuan belajar seseorang, yaitu potensi yang
mendasari kemungkinan seseorang berhasil bila mendapatkan kesempatan untuk
belajar lebih lanjut.
Terkait standar nasional
lulusan SMA, beliau membandingkan dengan pendidikan di Amerika dengan
menceritakan tentang 50 gubernur di Amerika
membuat kesepakatan bersama tentang standar nasional (common core) lulusan SMA
yang mencakup 2 bidang studi saja yaitu bahasa dan matematika. Tak terlalu banyak seperti di Indonesia.
Karena Indonesia juga terdiri dari penduduk yang sangat beragam, maka harus
bisa mengakomodir semua kebutuhan, salah satunya kesiapan untuk masuk perguruan
tinggi. Insan cendekia menetapkan target untuk menyiapkan lulusan yg collage ready, siap untuk melanjutkan
studi.
Ada tujuh 7 kriteria alat tes yang baik
1.
Prediktif validity, valid untuk memprediksi, tinggi rendahnya
skor harus berkorelasi tinggi dengan performance setelah diterima.
2.
Learning potential, siapa yang memiliki potensi belajar
setinggi tingginya. Dengan tes akademis, tak terdeteksi.
3.
Readyness, kesiapan untuk belajar
4.
Efisien dari sisi waktu, tenaga dan biaya
5.
Fairness and equal opportunity, layak untuk semua golongan
Bedanya
orang cerdas dan berpotensi dengan yang biasa saja itu adalah masalah waktu.
Orang cerdas bisa melakukan hal atau menjawab soal lebih cepat dari orang
biasa.
6.
Tidak memiliki back wash effect.
7.
Not for profit, untuk bidang pendidikan, tidak mencari
untung
Tes potensi belajar ini mengukur :
1 a.
Kemampuan berfikir analitis
2 b.
Kemampuan verbal reasoning
3 c.
Kemampuan numerical reasoning
4 d.
Kemampuan berfikir logis
5 e.
Kemampuan berfikir abstrak
6 f.
Kemampuan berfikir kritis
Tak hanya menyampaikan
materi tentang TPB, beliau juga berkisah tentang pengalaman studinya di Amerika
yang sangat inspiratif. Diantaranya berkisah tentang sebuah rumus yang diimplentasikan
dalam kehidupannya yaitu
P = M x A
PRESTASI = MOTIVASI x ABILITY (KEMAMPUAN)
Jadi untuk dapat
berhasil, harus menggabungkan antara motivasi dan kemampuan. Teman-temannya
saat studi di Amerika tentu secara kemampuan, sangat cerdas semua. Faktor pembedanya adalah faktor
motivasi. Maka beliau pun yakin, hanya motivasi yang kuat yang bisa membuatnya
lebih berhasil dibanding teman-temannya.
Maka motivasi kuat
jugalah yang membuat beliau akhirnya membuat sumpah palapa untuk mendapat beasiswa. Sumpah palapa beliau sebelum menjadi doktor, adalah 3 hal berikut:
1 A.
Tak boleh tidur lebih dari 4 jam
2 B.
Tak boleh nonton tv
3 C.
Tak boleh beli mobil
Alhamdulillah kisah
pengalaman pribadi beliau ini sangat menginspirasi dan dapat disampaikan
kembali pada siswa siswi kami agar termotivasi juga untuk lebih sukses dalam
segala bidang, dan tentu bukan hanya sukses di dunia, tapi juga di akhirat.
Aamiin
#ODOPfor99days#day86
Apakah ada buku persiapan tbs?
ReplyDelete