Saturday, May 14, 2016

Seluk Beluk Tes Potensi Belajar





Saat mengikuti rapat koordinasi koordinasi persiapan tes seleksi siswa baru di hotel Atria BSD, ada sesi bersama narasumber Prof Yahya Umar yang membahas tentang seluk beluk Tes Potensi Belajar. Saat seleksi siswa untuk diterima di MAN Insan Cendekia, ada dua jenis tes yang harus mereka lewati yaitu Tes Potensi Belajar (TPB) dan Tes Akademik yang meliputi mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, serta mata pelajaran jurusan, baik IPA maupun IPS.

TPB sendiri sudah beberapa tahun terakhir ini menggunakan alat tes dari lembaga dibawah naungan Prof Yahya Umar. Menurut beliau, TPB sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk mengukur potensi atau kemampuan belajar seseorang, yaitu potensi yang mendasari kemungkinan seseorang berhasil bila mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih lanjut.

Terkait standar nasional lulusan SMA, beliau membandingkan dengan pendidikan di Amerika dengan menceritakan tentang 50 gubernur di Amerika membuat kesepakatan bersama tentang standar nasional (common core) lulusan SMA yang mencakup 2 bidang studi saja yaitu bahasa dan matematika. Tak terlalu banyak seperti di Indonesia. Karena Indonesia juga terdiri dari penduduk yang sangat beragam, maka harus bisa mengakomodir semua kebutuhan, salah satunya kesiapan untuk masuk perguruan tinggi. Insan cendekia menetapkan target untuk menyiapkan lulusan yg collage ready, siap untuk melanjutkan studi.

Ada tujuh 7 kriteria alat tes yang baik

     1.      Prediktif validity, valid untuk memprediksi, tinggi rendahnya skor harus berkorelasi tinggi dengan performance setelah diterima.
     2.      Learning potential, siapa yang memiliki potensi belajar setinggi tingginya. Dengan tes akademis, tak   terdeteksi.
    3.      Readyness, kesiapan untuk belajar
    4.      Efisien dari sisi waktu, tenaga dan biaya
    5.      Fairness and equal opportunity, layak untuk semua golongan
Bedanya orang cerdas dan berpotensi dengan yang biasa saja itu adalah masalah waktu. Orang cerdas bisa melakukan hal atau menjawab soal lebih cepat dari orang biasa.
    6.      Tidak memiliki back wash effect.
    7.      Not for profit, untuk bidang pendidikan, tidak mencari untung 


Tes potensi belajar ini mengukur :

1    a.      Kemampuan berfikir analitis
2    b.      Kemampuan verbal reasoning
3    c.      Kemampuan numerical reasoning
4    d.      Kemampuan berfikir logis
5    e.      Kemampuan berfikir abstrak
6    f.      Kemampuan berfikir kritis


Tak hanya menyampaikan materi tentang TPB, beliau juga berkisah tentang pengalaman studinya di Amerika yang sangat inspiratif. Diantaranya berkisah tentang sebuah rumus yang diimplentasikan dalam kehidupannya yaitu
P                      = M x A
PRESTASI      = MOTIVASI x ABILITY (KEMAMPUAN)

Jadi untuk dapat berhasil, harus menggabungkan antara motivasi dan kemampuan. Teman-temannya saat studi di Amerika tentu secara kemampuan, sangat  cerdas semua. Faktor pembedanya adalah faktor motivasi. Maka beliau pun yakin, hanya motivasi yang kuat yang bisa membuatnya lebih berhasil dibanding teman-temannya.

Maka motivasi kuat jugalah yang membuat beliau akhirnya membuat sumpah palapa untuk mendapat beasiswa. Sumpah palapa beliau sebelum menjadi doktor, adalah 3 hal berikut:

1    A.  Tak boleh tidur lebih dari 4 jam
2    B.   Tak boleh nonton tv
3    C.    Tak boleh beli mobil

Alhamdulillah kisah pengalaman pribadi beliau ini sangat menginspirasi dan dapat disampaikan kembali pada siswa siswi kami agar termotivasi juga untuk lebih sukses dalam segala bidang, dan tentu bukan hanya sukses di dunia, tapi juga di akhirat. Aamiin

1 comment:

Postingan Favorit