Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.Ketika sedang menunggu giliran
membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungilberwarna putih berkilauan,
tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yangsangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat inginmemilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Sepertibiasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akanmeminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudahmenyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.
Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannyabertanya.
"Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini? Ibuboleh kembalikan kaos kaki yang tadi... "
Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tanganAnisa. Dibaliknya tertera harga Rp
15,000.
Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuhharap dan cemas. Sebenarnya dia
bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia takmau bersikap tidak konsisten...
"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki Kalung ini.Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi.
Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kakiitu, Ibu akan potong uang tabunganmu
untuk minggu depan. Setuju ?"
Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riangmengembalikan kaos kaki ke raknya.
"Terimakasih..., Ibu"
Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalungmutiaranya. Menurutnya, kalung itu
membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasasecantik Ibunya. Kalung itu tak pernah
lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.
Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atauberenang. Sebab,kata ibunya, jika basah,
kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadihijau...
Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakancerita pengantar tidur. Pada suatu
malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita,
Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang Enggak samaAyah ?"
"Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayangAyah !"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalungmutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil"si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !".Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar
Anisa.
Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakancerita, Ayah bertanya lagi,
"Anisa..., Anisa sayang nggak sih, samaAyah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekalipada Ayah?".
"Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalungmutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah bolehambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya
menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninyabermain.
Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk di atas
tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedangmenangis diam-diam. Kedua
tangannya tergenggam di atas pangkuan. air matamembasahi pipinya...
"Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?"
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya.
Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiarakesayangannya
" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa"
Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu daritangan mungil Anisa. Kalung itu
dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantongyang satunya, dikeluarkan sebentuk
kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalungyang sangat disayangi Anisa...
"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memangbegitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadihijau"
Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asliuntuk menggantikan kalung mutiara
imitasi Anisa.
Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Diameminta sesuatu dari kita, karena
Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebihbaik. Namun, kadang-kadang kita
seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa :Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat
berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila haruskehilangan.
Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakintidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinyadengan yang lebih baik.
Sumber : Daaruttauhiid
Wassalam
Eva Novita Ungu
Rabu, 3 Juli 2013,
akhir Ramadhan 1434 H
Belajar Ikhlas itu
tidak mudah …
No comments:
Post a Comment