Hari kesepuluh program hamil ini, alhamdulillah semuanya lancar-lancar
saja. Allah masih membantu saya untuk beribadah dengan mudah, jika bukan tanpa
pertolongan-Nya, sepertinya akan berat sekali bagi saya untuk melewati semua
ini. Kemarin dalam perjalanan pulang Cimone ke Serpong, saya memberitahu suami
tentang riyadhah program hamil 40 hari ini. Berharap bahwa dia juga turut
mendukung saya, minimal ikut mendoakan walau saya juga tidak berharap dia akan
mengikuti riyadhah ini bersama-sama. Ekspresinya datar seperti biasa, saya
fikir dia tidak memperhatikan, tapi saya dikagetkan saat dia bangun tahajud
tadi malam. Semoga kekuatan ibadah kami mampu menembus langit arsy.
Hari ini kantor dan sekolah tempat saya bekerja, dikejutkan dengan berita
duka wafatnya siswa kami kelas X yang bernama Farih Shilah yang berusia 16
tahun. Memang sejak bulan Februari, Farih dirawat di rumah sakit dengan
diagnosa yang mengejutkan, stadium akut leukemia. Tapi sejak bulan Maret lalu,
ananda Farih sudah dipindahkan dari ICU ke kamar perawatan, sudah bisa
berkomunikasi dengan orang tuanya, sempat dibelikan handphone baru,
teman-temannya sempat menjenguk juga dan bisa mengobrol. Kami fikir semuanya
baik-baik saja, ternyata berita duka itu datang, tepat jam 8 pagi ananda Farih
wafat dan kembali pada Sang Pencipta.
Saya dan beberapa rekan guru serta perwakilan siswa kelas X pun langsung
taziah ke rumah sakit Islam. Kami pergi dari Serpong pukul 08.30 dan tiba
disana pukul 10.30, alhamdulillah masih bisa ketemu jenazah almarhum, sempat
diperlihatkan mukanya oleh ayahanda almarhum. Subhanallah wajahnya bersih dan
bibirnya seperti sedang tersenyum. Berikut adalah foto saat jenazah akan
dimandikan.
Saya dan beberapa ibu guru lain, tak kuat melihatnya, langsung menitikkan
air mata, apalagi ayahnya juga tak kuasa menahan tangis. Setelah itu, jenazah
akan dimandikan. Kami harus menunggu lama sang petugas rumah sakitnya, kira-kira
sekitar satu jam kami menantikan petugas untuk memandikan jenazah almarhum. Setelah
itu, kami shalat dhuhur berjamaah di masjid dan dilanjutkan dengan shalat
jenazah. Alhamdulillah shalat jenazah ini dihadiri banyak jamaah. Beginilah detik-detik
menjelang jenazah disholatkan.
Setelah itu, jenazah diberangkatkan ke Cilacap menuju tempat mbahnya. Beberapa siswa menahan tangis saat melepas jenazah pergi seperti terlihat dalam foto berikut :
Farih adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak dan adiknya laki-laki,
ayahnya bekerja di Lampung. Menurut cerita salah satu pengurus komite sekolah,
sejak hari Jumat ananda Farih sudah tak sadarkan diri dan dibawa ke ICU. Sebelumnya
empat dibawa ke rumah sakit Dharmais Jakarta, tapi pelayanannya kurang
memuaskan, dan almarhum minta dirawat kembali di rumah sakit Islam Jakarta. Sejak
koma hari Jumat lalu, hingga akhirnya meninggal dunia di hari Senin pagi. Ini adalah
kali kedua siswa kami meninggal dunia. Yang pertama adalah atas nama Faiq antara
tahun 2010 atau 2011. Semoga almarhum
diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya.
Sungguh, ini pengalaman berharga bagi saya bisa melihat langsung jenazah,
menyaksikan dari dekat saat jenazah akan dimandikan, ikut menyolatkan jenazah
di masjid rumah sakit islam, dan menyaksikan saat jenazah akan dibawa ke rumah
mbah nya di Cilacap. Apalagi saya juga sudah menjadi orangtua, saya cukup bisa
merasakan kesedihan orangtuanya. Maka program hamil ini mengajarkan saya juga untuk
pasrah, tidak ngoyo untuk punya anak lagi, percaya saja bahwa Allah adalah
Pemilik Skenario terbaik. Bahwa anak adalah bukan milik kita, tapi milik
Penciptanya. Terima kasih Rab untuk hikmah hari ini.
Semoga Bermanfaat
Selasa, 250417.14.30
#odopfor99days#part2#day75
#ProgramHamil40Hari#part1#day10
No comments:
Post a Comment