Hari kedua dalam program 40 hari mencari si cinta ini, tantangannya mulai
terlihat. Pagi hari pukul 7, teman saya datang. Anaknya yang perempuan, pengen
belajar bahasa Arab. Dengan membawa perbekalan segudang, kami pun sarapan
bareng. Setelah itu, suami mengajari anaknya bahasa Arab, saya ngobrol dengan
teman saya dan suaminya. Pukul 08.30, mereka pulang. Karena hari ini ada
undangan pernikahan alumni IC, saya dan Eza mandi sementara si papa, (ternyata)
tidur lagi.
Pada pukul 10 pagi, saya, suami dan beberapa orang guru IC, akhirnya berangkat untuk
menghadiri perrnikahan alumni IC. Alhamdulillah lalu lintas lancar. Saat kami
tiba disana pukul 11 kurang, akad nikah baru selesai dilaksanakan. Alumni IC ini
menikah dengan wanita muallaf berasal dari Belanda ini. Menurut kabar yang
beredar, wanita muallaf yang sudah menjadi istrinya ini, diangkat anak oleh
Sang Master ESQ yaitu Bapak Ari Ginanjar. Itulah kenapa pernikahannya
berlangsung di gedung ESQ, yang sering dikenal dengan nama Menara 165. Para undangan
yang hadir, banyak yang merupakan tokoh atau selebrriti, diantaranya Sultan
Djorghi dan Annisa Tri Hapsari. Dien Syamsudin, Hatta Rajasa dan lain lain. Acara
hiburan, menampilkan grup nasyid Snada. Alhamdulillah sempat berfoto bersama
dengan Snada.
Setelah makan aneka sajian dari sang pemilik hajat, saya dan suami mencari
mushola untuk sholat dhuhur. Walaupun tak di awal waktu, alhamdulillah masih
bisa berjamaah. Setelah itu, kami pun bersiap pulang. Saat berangkat, saya mengajak
3 orang rekan kerja untuk berangkat barreng. Tapi saat pulang, salah satu teman
saya menawarkan untuk pulang duluan karena mereka masih menikmati acara
undangan pernikahan. Akhirnya, kami pun pulang duluan. Tiba jam 2 siang, saya,
Eza dan suami pun istirahat di kamar.
Nah, tantangan itu datang saat akan shalat ashar. Ingin berjamaah shalat
ashar di awal waktu, suami dan mba pengasuh masih tidur, akhirnya saya tadarus
dulu sambil menunggu ada partner untuk berjamaah. Tak lama kemudian, Eza bangun
dan ternyata ngompol. Saya pun melepas mukena dan Al-Qur’an. Menjadi emak emak
harus siap dengan berbagai situasi yang akan terjadi. Setelah itu, saya kembali
mencari partner untuk berjamaah. Ternyata menjaga konsistensi untuk shalat
berjamaah dan di awal waktu, itu tantangannya sesuatu banget. Akhirnya baru
pada pukul 4 lebih lah, saya dan si mba pengasuh shalat ashar berjamaah,
sementara suami, masih terttidur pulas.
Entahlah shalat berjamaah yang dilakukan bukan di awal waktu, termasuk dalam
kategori pelanggaran atau tidak. Saya menganggapnya bukan pelanggaran karena
masih dilakukan secara berjamaah. Saya akan menganggap nya pelanggaran bila
pelaksanannya tidak dilakukan berjamaah dan tidak di awal waktu. Evaluasi hari
ini untuk perrbaikan ke depan adalah, lebih baik melaksanakan shalat 5 waktu
secara berjamaah itu di masjid agarr bisa lebih tepat waktu dan berrjamaah. Masih
ada 38 hari tersisa, syemangaat...
Semoga Bermanfaat
Senin, 170417.02.00
#odopfor99days#part2#day64
#ProgramHamil40Hari#part1#day2
#ProgramHamil40Hari#part1#day2
No comments:
Post a Comment