Wednesday, February 17, 2016

Ujian itu Bernama Kehilangan


Saya mengenal sosoknya sudah hampir 20 tahun. Dia adalah teman satu organisasi saat kuliah dulu di era tahun 1990 an. Kami tidak kuliah di jurusan yang sama, tapi kedekatan kami dalam organisasi melebihi kedekatan teman satu jurusan kuliah saya. Usai wisuda, kami berjauhan. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Saya sibuk dengan aktivitas mengajar saya, sementara dia sibuk dengan kehidupan rumah tangganya.

Hingga kabar duka itu datang. Suaminya meninggal dalam sebuah peristiwa kecelakaan motor. Meninggal dua orang anak, satu putra dan satu putri yang masih kecil, sahabat saya ini menata satu persatu hidupnya pasca kematian suaminya.

Wednesday, February 10, 2016

Traveller Eza : Berpetualang Naik Kereta dan Angkot (1)

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Eza naik kereta api. Dulu pernah juga naik kereta api dari Serpong ke Tanah Abang, transit sebentar di Tanah Abang trus balik lagi deh ke Serpong haha. Hanya ingin memberikan pengalaman naik kereta pertama kali, ternyata dia enjoy banget dan ga terlalu rewel.

Akhirnya saat ada kesempatan libur kemarin, saya ma suami pun merencanakan untuk pergi silaturahmi ke rumah dua teman lama saya di Rangkas Bitung. Alhamdulillah terlaksana juga rencana ini. Walaupun sempat kehabisan tiket. Harusnya kami bisa berangkat kereta patas pertama pukul 8 pagi, tapi saat kami tiba disana pukul 7.30, ternyata tiketnya habis. Kereta berikutnya adalah kereta ekonomi pukul 9 pagi, akhirnya kami pun tak punya pilihan, menunggu sejam lebih di stasiun Serpong. Sebenarnya kejadian tak terduga ini bisa sekaligus media pengajaran kesabaran untuk Eza, belajar memanfaatkan waktu saat harus menunggu.

Tuesday, February 9, 2016

Resensi Buku : Bunda Produktif


Judul Buku           : Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizqi
Penulis                 : Lina Prihatin dkk
Penerbit               : J & J Publishing
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 205

Buku ini merupakan seri ketiga dari buku Ibu Profesional.
Buku pertamanya adalah Bunda Sayang dan yang kedua Bunda Cekatan. Menurut Bu Septi, pendiri komunitas Ibu Ibu Profesional, sebaiknya kita mempraktekkan dulu apa yang ada di dalam buku bunda sayang dan bunda cekatan, barulah kita mulai menjadi bunda produktif.

Buku ini berisi berpuluh kisah dari para ibu yang mulai bergerak menjadi bunda produktif dengan memiliki berbagai jenis usaha. Ada beberapa ibu yang memutuskan berhenti dari tempat kerjanya, untuk fokus pada keluarga, untuk kemudian ternyata menemukan dunia barunya dalam bisnis baru yang dirintisnya.

Friday, February 5, 2016

Tips Ngajak Anak Naik Gunung


Saya belum pernah ngajak anak saya naik gunung, maka pasti ini bukan tips dari saya. Saya baru pertama kali naik gunung Bromo bersama komunitas Muslimah Backpacker di tahun 2013, tepat sebulan sebelum saya menikah. Setelah menikah, sempet hopeless untuk mengajak anak naik gunung, tapi setelah membaca kisah ibu yang satu ini, tiba tiba semangat saya ngajak anak naik gunung jadi bergelora kembali.

Berikut adalah tips dari seorang ibu bernama Drh Nyomie atau Nyoman Sakyarsih. Beliau adalah seorang dokter hewan praktisi hewan kecil, single parent dari anak ganteng bernama Max yang sekarang berumur 2th 2bulan. Sempat mengikuti diklasar dan terdaftar sebagai anggota penuh PASMA 54 sejak tahun 1999,  IMPALA UNIBRAW sejak tahun 2002, anggota muda MAPALA VETPAGAMA sejak tahun 2003.  Mendaki Semeru di tahun 2009 kemudian ‘gantung carrier’ sampai akhirnya kembali mendaki Argopuro tahun 2013 di musim hujan sebelum memutuskan masih sanggup membawa max mendaki gunung yang lebih tinggi.

Thursday, February 4, 2016

Sekolah TOEFL Gratis

Saya yakin tak pernah ada yang kebetulan di dunia ini. Semua yang kita lihat, yang kita alami, yang kita dengarkan, sesungguhnya sudah disetting Allah mengandung hikmah yang memukau untuk kehidupan kita. Tugas kita lah menemukan hikmah dan tujuan dari apa yang sudah terjadi dan alami dalam hidup kita.


Saat saya menerima link di facebook tentang sekolah TOEFL gratis, awalnya saya tak percaya. Hari gini saat semua berfikir materialistis, masa sih ada yang mau mau nya mendirikan sekolah online gratis. Kan TOEFL ini sangat layak untuk dijual, pasti banyak juga yang berminat andai sekolah ini ada biayanya. Tapi ternyata, saat saya ikuti prosedur nya dan sekarang sudah resmi menjadi siswanya, saya kagum dengan sang pendiri sekolah ini. Benar-benar gratis dan sangat bermanfaat ilmunya. Pasti 
penasaran kan dengan sosok hebat sang pendiri sekolah ini.

Orang hebat itu bernama Budi Waluyo, yang ternyata dulunya sangat benci dan bodoh dalam bahasa
 Inggris. Menyebut dirinya pemilik otak pas-pasan, badan kecil, tampang biasa dan berasal dari keluarga yang kebanyakan putus sekolah. Tapi beliau berhasil melanjutkan pendidikannya sampai ke Inggris dan Amerika. Setelah menamatkan S1 nya di Universitas Bengkulu jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, beliau pun melanjutkan kuliah S2 di Inggris dan sekarang sedang menyelesaikan S3 di Amerika, semuanya dengan beasiswa, dari Ford Foundation dan Fullbright. Beliau juga menulis buku The Mancunian Way, Inspirasi Paman Sam & Untukmu Scholarship Hunters.

Saat (Terpaksa) Harus Meruqyah


Akhir akhir ini, fenomena Ruqyah menjamur dimana mana. Istilah kesurupan, kemasukan jin dan lain-lain memang bukan kali ini saja terjadi, dari zaman dahulu kala pun sudah sering terjadi. Hanya saja cara mengobati yang terkena gangguan jin, makin kesini makin bagus penanganannya. Saya sebenarnya antara percaya tak percaya dengan fenomena ini. Dulu saat bibi saya sering menceritakan hal ini sambil menyodorkan bukti bukti, seperti kiriman rambut dan telur, saya tetap tak percaya. Tapi seiring waktu berjalan, ada beberapa kejadian yang terjadi di depan mata, yang akhirnya membuat saya tak bisa menafikan bahwa fenomena ini memang ada dan banyak terjadi.

Beberapa tahun yang lalu, saat saya menjadi wali asrama kelas X di tempat saya mengajar, ada seorang siswi yang terkena gangguan jin. Siswi ini memang memiliki masalah yang cukup berat di keluarganya. Saat kondisi mentalnya lemah, jin pun masuk dan mengganggu nya. Pernah saya bawa ke kamar saya untuk diruqyah oleh teman saya. Saat disuruh wudhu ke kamar mandi, itu tak bisa, gayungnya terjatuh terus dan dia bilang panas panas. Dan memang saat proses ruqyah berlangsung, reaksinya terlihat keras dan sepertinya itu memang bukan dia yang saya kenal. Akhirnya dengan berbagai alasan, siswi ini pun mengundurkan diri dan tak sanggup meneruskan pendidikannya di sekolah kami.

Wednesday, February 3, 2016

Insiden Saat akan Menonton Film Ketika Mas Gagah Pergi


Sebenarnya keinginan menonton film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) ini sudah lama. Tapi berbagai kesibukan akhirnya berhasil menjadi kambing hitam, hingga saat teman saya browse tentang jadwal tayang film ini di Tangerang, ternyata hanya ada di satu tempat yaitu di AEON Mall. Rencana pun disusun, dan pada hari inilah kami merencanakan untuk menonton film ini. Sebenarnya saya tidak terlalu ngebet banget pengen menonton film ini, tapi karena demi solidaritas untuk meramaikan film bernuansa islam, dan karena ada temennya juga, maka jadilah hari ini saya habiskan waktu sekian jam untuk menonton film ini.

Jadwal tayang tercepat adalah pukul 12.45, tapi saya dan teman berangkat pukul 11 siang, walau lokasi mall nya tak jauh dari tempat kerja saya, tapi untuk mengantisipasi berbagai hal, kami pun berangkat dengan mampir dulu ke sebuah tempat di kawasan dekat ITC BSD.
Pada lampu merah di perempatan Giant Jerman Center, saya sudah merasakan kejanggalan dengan pakaian dan motor saya. Celana kulot saya yang agak lebar, sepertinya nyangkut di motor saya. Ini saya rasakan saat menancap gas untuk maju, tidak senyaman biasanya. Ada yang tertahan dan tak selancar biasanya.

Friday, January 29, 2016

Resensi Buku : Faith and The City


Judul Buku           : Faith and The City
Penulis                 : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit               : PT Gramedis
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 224

Buku ini merupakan lanjutan kisah menarik Hanum dan Rangga selama menjelajah bumi Amerika. Dalam buku sebelumnya, Bulan Terbelah di Langit Amerika, diceritakan bahwa Hanum dan Rangga ditakdirkan bersama untuk mengemban tugas dari atasannya masing masing untuk mengerjakan sebuah misi yang berbeda di Amerika. Hanum diminta mewawancarai beberapa narasumber pasca tragedi WTC 9-11 dan menjawab “would the world be better without Islam?”  dalam sebuah tulisan. Sementara Rangga, ditugaskan dosennya Profesor Reinhard untuk mengundang Philipus Brown memberikan kuliah akademis di kampusnya di Austria.

Rumah Belajar Menjahit IIP Tangsel


Hadirnya rumah belajar menjahit dari komunitas IIP Tangsel ini merupakan inisiatif dari seorang ibu yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan garmen. Ibu hebat ini memutuskan resign dari pekerjaannya demi membesarkan sang buah hatinya melalui homeschooling. Keputusan besar ini diambilnya tentu bukan tanpa pertimbangan, walau sempat ditolak oleh bosnya, tapi akhirnya dengan berbekal istikharah kuat dan dukungan suami serta putrinya, ibu luar biasa ini mantap memutuskan menjadi mom-preneur dari rumah. Membuka kelas menjahit dan menerima jahitan untuk berbagai busana.

Resep Ayam Kodok (Ayam Cabut Tulang)



Masih dalam semangat berbagi dalam komunitas, salah satu agenda komunitas yang menuai banyak peminat adalah kelas ayam kodok. Bertempat di rumah salah satu member IIP Tangsel di kawasan Ciputat, yang juga chef ahli yang telah malang melintang dalam dunia kuliner, kami pun berkenalan dengan ayam kodok. Sesungguhnya saya baru tau ada masakan bernama ayam kodok ini, maklum jarang berkecimpung dalam dunia kuliner, jadi agak ga gaul gitu dengan berbagai resep menu masakan. Ok mari meluncur pada resep nya.

Bahan :
1 ekor ayam (dengan atau tanpa leher dan kepala, serta kaki/ceker)

Bahan Isi :
200 gr daging ayam giling
2 lembar roti tawar yang dibuang kulitnya
100cc air/susu panas
2 butir telur dikocok
1 siung bawang Bombay dicincang
6 butir telur rebus
1 sdm tepung panir
¼ sdt lada halus
¼ sdt pala halus
1 sdm kecap inggris
1 sdm kecap manis
1 sdt garam halus
Sedikit gula pasir

Indahnya Berbagi Melalui Komunitas


Saat whatsupp mulai booming beberapa tahun yang lalu, peta medsos pun langsung berubah drastis. Setelah era bbm yang tak membuat saya tertarik untuk mengganti hp, ternyata saya tergiur dengan fenomena whatsupp. Selain bisa gratis berkomunikasi dengan suami (selama paket internetnya masih berlaku hehe), ternyata bermunculan pula beberapa grup whatsupp dengan tujuan berbeda, ada yang murni silaturahmi dengan teman lama, ataupun grup yang bertujuan menuntut ilmu, aneka jenis ilmu.
Ada beberapa grup yang saya ikuti baik anggotanya yang sudah saya kenal seperti teman lama di kampus, teman organisasi atau teman kerja. Ada juga grup baru yang saya ikuti yang anggota-anggotanya baru saya kenal dan belum pernah ketemu sebelumnya. Biasanya grup baru ini tergantung minat dan hobi kita, ada grup parenting, grup masak, grup homeschooling dan lain lain. Salah satu grup baru yang saya ikuti adalah yang berbasis komunitas parenting bernama Ibu-Ibu Profesional.

Ketika memutuskan bergabung dengan komunitas ini, saya berharap akan banyak belajar tips dan trik menjadi ibu professional. Karena menjadi ibu, sesungguhnya membutuhkan ilmu yang tidak sedikit. Saya selalu kagum dengan para ibu, yang selalu disibukkan dengan melayani putra putrinya, masih juga berusaha mencari berbagai ilmu, agar dapat menjadi ibu yang baik untuk putra putrinya. Walaupun di medsos rame rame mom war tentang working mom atau ibu bekerja versus full time mother atau ibu yang totalitas mengabdikan dirinya di rumah, tapi semua ibu sesungguhnya punya satu misi yang sama yaitu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para buah hatinya.

Tuesday, January 26, 2016

Bahasa Arab? Kereen Abiss


Saat ini, para orangtua lebih suka jika anaknya belajar Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Jepang, Korea dan lain-lain. Sementara Bahasa Arab, dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak. Dianggap kuno lah, dipandang kurang bergengsi lah, kurang bermasa depan dan  masih panjang daftar alasan lain yang menyebabkan para orang tua masih kurang berminat mendaftarkan anaknya untuk kursus Bahasa Arab.

Padahal, Bahasa Arab lah yang dipilih Allah untuk berkomunikasi dengan segenap umat manusia, dari zaman dulu hingga zaman sekarang. Allah pasti Maha Tahu, ada ratusan juta Bahasa di muka bumi ini, tapi ternyata Bahasa Arab lah yang dipilih Allah untuk digunakan dalam Al-Qur’an. Pasti ada alasan kuat yang melatar belakanginya. Tak mungkin hanya kebetulan saja jika Bahasa Arab dipilih Allah untuk menjadi petunjuk umat manusia dalam kitab suci terlengkap dan ter-orisinil sepanjang masa.

Saturday, January 23, 2016

Resensi Buku : Happiness Laboratory


Judul Buku           : Happiness Laboratory, Dimanakah Kebahagiaan Diciptakan?
Penulis                 : Urfa Qurrota Ainy
Penerbit               : Self Published (Samudra Books)
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 1
91

Buku ini diibaratkan penulisnya sebagai laboratorium untuk meracik kebahagian. Setiap orang berbeda beda dalam mendefinisikan kebahagiaan. Banyak dari kita yang baru bahagia saat punya uang banyak karena bisa membeli apapun yang kita mau. Ada yang bisa bahagia kalau menikah dan punya anak, sehingga saat dilanda kesendirian dan belum menemukan pasangan, bawaannya galau saja (tunjuk diri sendiri saat masih jomblo dulu hehe). Beberapa dari kita yang haus kekuasaan, baru berbahagia saat diberi jabatan dan menjadi sosok yang dihormati, sehingga saat jabatannya dicopot atau masa jabatannya habis, stress lah pikiran dan badannya sehingga jadi sakit ujungnya.

Nah buku ini menawarkan aneka ramuan untuk berbahagia. Ada 8 ramuan yang dikupas habis dalam buku ini yaitu Cinta dan Pernikahan, Merayakan Hidup, Sudut Pandang Lain, Interaksi Manusia, Membela Harapan, Berlari Menuju Tuhan dan Happiness Laboratories. Dengan satu aturan jitu dari Leo Tolstoy yaitu If you want to be Happy, be ... Kalau Anda Ingin Bahagia, ya Berbahagialah ...

Thursday, January 21, 2016

Saat Mamah Berulang Tahun: Tak Sehebat Uwais dan Haji Badri


Hari ini adalah hari ulang tahunnya mamah saya tercinta. Tepat di usianya 63 tahun, Alhamdulillah mamah masih diberi kesempatan menemani anak dan cucunya untuk mengarungi hidup ini. Setelah menjalani kehidupan sebagai ibu, saya jadi lebih merasakan perjuangan berat mamah membesarkan anak-anaknya. Tak mudah ternyata menjadi seorang ibu, banyak yang harus dikorbankan, harus banyak stok sabar nya, pantas saja ungkapan yang menyatakan bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

Saat liburan semester kemarin, saya lebih melihat lagi pengorbanan mamah dalam mengurus liburan cucu cucunya. Kadang kami masih bersantai ria, mamah sudah bangun pagi untuk memasak dan mengurus kebutuhan anak dan cucunya. Beliau lah orang yang paling cape dan paling kurang tidur saat liburan datang. Dan jarang sekali mengeluh. Paling saat kami pulang kembali ke Tangerang, beliau baru bilang bahwa beliau baru bisa beristirahat tanpa diganggu anak dan cucunya.

Saya jadi ingat kisah Uwais. Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda miskin, dia sudah lama ditinggal wafat ayahnya sehingga tumbuh menjadi seorang yatim. Uwais bekerja sehari-hari sebagai penggembala yang upahnya tak seberapa. Kesehariannya dihabiskan untuk berbakti kepada ibunya yang sudah renta, dia selalu menyuapi makanan untuk ibunya dengan tangannya sendiri dan menyiapkan segala keperluan ibunya. Suatu ketika, ibunya yang sudah udzur tersebut menyampaikan keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Pemuda miskin yang hanya berprofesi sebagai penggembala kambing itupun berfikir keras agar dapat memenuhi keinginan ibu tercintanya. Tidak ada jalan lain bagi Uwais Al Qarni kecuali menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Begitu mulianya akhlak Uwais, hingga Rasulullah Saw mengatakan kepada para sahabat lain waktu di Madinah. “Uwais Al Qarni adalah manusia yang tidak terkenal di bumi namun masyhur di langit.”

Anak Bermain Pasir? Why Not?


Dulu kalau kita bermain pasir, mungkin orangtua kita melarang karena khawatir kotor dan membahayakan tubuh. Tapi seiring perkembangan ilmu parenting, banyak teori dan para ahli justru menganjurkan anak untuk banyak bermain pasir, baik di pantai maupun di depan rumah kita dengan meramu sendiri bahan-bahannya.

Ternyata bermain pasir ini termasuk permainan sensori yang sangat penting bagi perkembangan anak. Bermain pasir ini membantu anak mengeksplorasi tiga bidang perkembangan yaitu bidang fisik, kognitif dan sosial emosi.

Wednesday, January 20, 2016

ANYERR, WE ARE COMING


Entah kenapa saya suka sekali pantai. Kapan ya saya pergi pertama kali ke pantai. Saat TK sepertinya saya belum pernah pergi ke pantai. Ketika SD, sepertinya saya ingat mungkin ketika SD lah pertama kalinya pergi ke pantai waktu jalan-jalan sama keluarga ke Yogyakarta. Dengan demikian, pantai Parangtritis Jogjakarta lah pertama kalinya saya berkenalan dengan pantai. Satelah itu, saya ingat saat SMP, bersama teman teman saya pernah pergi ke pantai Karang Bolong Banten. Lalu saat SMA, sepertinya pantai Pangandaran pernah juga saya jambangi. Ketika kuliah dan kerja, lebih banyak lagi pantai yang saya jelajahi seperti pantai di Lampung, pulau Seribu, Untung Jawa dan masih banyak lagi pantai yang sudah saya kunjungi.

Banyak tempat yang dapat kita jadikan media untuk melepas penat sekaligus menjalin kekompkan dengan partner kerja dan partner hidup kita. Bagi saya, pantai tak hanya indah dan menarik tapi juga menantang dan bisa membuat saya menangis. Saat berkunjung ke Adelaide Australia, saya sampai mengunjungi pantai yang sama dua kali dalam seminggu, saking menariknya dan dapat saya jadikan media untuk bercengkerama dengan Nya.

Tuesday, January 19, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 5: berpose sama Orang Mesir)


Setelah pada hari pertama menjelajah Jakarta dan hari kedua  menyusuri Tangerang dan Bogor serta hari ketiga mengekslporasi Tanah Abang, maka hari keempat adalah persiapan kepulangan ke Kudus. Tiket sudah dipesan sebanyak 6 seat dengan keberangkatan jam 4 sore.

Pagi sampai siang nya adalah packing barang.  Tetangga rumah saya adalah native speaker dari Mesir. Syaikh dari Mesir ini dikontrak selama 2 tahun untuk membantu proses pembelajaran di madrasah berasrama kami. Beliau bilang bahwa rumah saya selalu saja banyak dikunjungi tamu, entah itu siswa keluarga bahkan teman pun sering berkunjung. Jika tau yang datang adalah keluarga saya atau keluarga suami, beliau selalu menyempatkan bertegur sapa dan bersalaman walaupun hanya dengan bapa bapa saja.

Friday, January 15, 2016

Resensi Buku : Ayat Ayat Cinta 2


Judul Buku           : Ayat Ayat Cinta 2 : Sebuah Novel Pembangun Jiwa
Penulis                 :
Habiburrahman El Shirazy
Penerbit               :
Republika
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  :
690


Novel ini merupakan lanjutan ayat ayat Cinta yang juga difilmkan tahun 2008. Diawali dengan gambaran indah kota Edinburgh, Fahri ternyata telah menjadi dosen di University of Edinburgh. Pada bab pertama, Fahri  ditugaskan menjadi dosen pengganti Prof Charlotte yang berhalangan hadir karena sakit.

Lalu cerita berlanjut saat Fahri digambarkan sangat sedih dan sering mengenang Aisha. Pembaca digiring untuk bertanya tanya kemanakah sang istri yang telah dinikahinya. Fahri hidup bersama Paman Hulusi, asisten rumah tangganya sekaligus tempat curhatnya yang  berdarah Turki. 

Thursday, January 14, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 4: Tanah Abang : Strategi Deketin Mertua)


Jika di hari pertama dan kedua, pergi sama mertua dibarengin suami, maka pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016 saya kencan sama mertua dan bule (tante) nya, tanpa suami karena suami sedang ngajar..Dengan menggunakan kereta dari stasiun Rawa Buntu, kami pergi jam 8 lebih, sampai di stasiun Tanah Abang jam 9, kami langsung berburu baju yang sudah direncanakan. Naik turun lift ke lantai 1 dan lantai 2, nyari bahan, nyari gamis dll. Alhamdulillah tak butuh waktu lama, jam 10.30 sudah selesai. Jam 11 naik kereta lagi, pulang menuju stasiun Rawa Buntu Serpong lagi, suami sudah siap menjemput.

Melihat hiruk pikuk suasana Tanah Abang di hari Senin, yang katanya tambah rame karena ada pasar Tasik, sebenarnya mencerminkan iklim usaha di Indonesia sudah sangat kondusif. Produk Indonesia sangat beragam dan sangat layak bersaing dengan produk impor. Belum lagi produk budaya khas daerah, semakin unik maka semakin tinggi lah harga jual nya. Tapi saya masih saja berperan sebagai konsumen, belum berani menjadi seorang pelaku usaha. Beberapa kali pernah usaha, belum ketemu yang pas dan cocok banget. Jadi masih harus puas dengan hanya menjadi konsumen atau pembeli saja saat jalan ke Tanah Abang bareng mertua dan bule.

Wednesday, January 13, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 3: Tangerang & Bogor: Berbahagialah yang punya banyak masalah)


Setelah berlelah ria di hari pertama dengan tur de Jakarta ke Ragunan, Monas dan Istiqlal. Lanjut ke hari kedua, agenda kami adalah ke Cimone untuk arisan keluarga sekaligus syukuran kecil-kecilan khitanan Eza. Tak ada pesta, tak ada hajat besar-besaran, hanya syukuran kecil dengan membagikan nasi kepada keluarga kecil yang hadir pada arisan keluarga. Arisan keluarga ini adalah acara bulanan untuk memupuk silaturahmi di lingkup keluarga dari pihak mamah. Kami rutin berkumpul di minggu pertama atau kedua setiap bulannya untuk bersilaturahmi sekaligus arisan. Arisan ini kami jadikan media pengikat agar banyak yang hadir dengan harap harap cemas, semoga bulan tersebut kami menang arisan. Setiap bulannya, kami juga menyisihkan sedikit dana untuk jalan-jalan yang biasanya kami lakukan setahun sekali.

Pada arisan keluarga minggu kemarin, acara diawali dengan pengajian dan doa, mendoakan para sesepuh yang telah mendahului kami. Dilanjutkan dengan arisan dan pembagian konsumsi. Acara yang diawali jam 10 pagi, selesai pada pukul 11 lebih. Setelah itu, kami saling berpamitan. Ada juga yang melanjutkan obrolan dengan makan siang bersama.

Tuesday, January 12, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 2: Monas dan Masjid Istiqlal)


Setelah bagian pertama mengeksplorasi Ragunan, saatnya sekarang berkisah tentang Monas dan Masjid Istiqlal. Masih di hari pertama, setelah mengunjungi Ragunan, kami (saya dan keluarga suami dari Kudus) pun singgah di icon nya Jakarta yaitu Monas atau Monumen Nasional. Banyak juga lho yang ngga tau kalau Monas itu singkatan dari Monumen Nasional. Ponakan saya, yang sedang sekolah di SD, termasuk yang tidak tau singkatan Monas. Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Sebagai orang yang bekerja di Tangerang, walau tak sering wara wiri ke Jakarta, sebenarnya melihat Monas itu biasa saja. Tapi bagi orang daerah, banyak yang penasaran dengan Monas yang merupakan icon nya Jakarta. Maka saya dan suami pun mengajak keluarga Kudus untuk mampir melihat Monas, walau tak sampai masuk ke dalamnya.

Monday, January 11, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 1: Ragunan)


Peristiwa sunatan eza ternyata menyisakan banyak cerita berbalut keberkahan. Selain banyaknya kado, kedatangan mbah nya dari Kudus juga merupakan kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Kalau dengan kakek neneknya dari Tasik, Eza sering ketemu. Tapi dengan mbah nya dari Kudus, biasanya hanya lebaran lah ajang untuk silaturahminya. Karena eza disunat, mbahnya pun menyempatkan nengok cucunya, jauh-jauh dari Kudus ke Tangerang. Berangkat dari Kudus hari Jumat (8 Januari 2015) sore, alhamdulillah tiba di Serpong di Sabtu subuh. Rencananya suami mau jemput orangtuanya, eh malah pas subuh sudah pada datang di depan rumah.

Friday, January 8, 2016

Resensi Buku : Bukan Emak Biasa


Judul Buku           : Bukan Emak Biasa : Refleksi Psikologis Pengasuhan 
Penulis                 : Fitri Ariyanti Abidin
Penerbit                 : PT Kaba Media Internusa
Tahun Terbit          : 2015
Jumlah Halaman   : 228

Menjadi ibu bukanlah pertanda episode belajar telah selesai dan fokus untuk ke rumah tangga, justru episode seru barulah dimulai, yaitu episode mengasuh dan membesarkan anak. Banyak ilmu yang harus kita pelajari agar anak kita bisa berkembang optimal dan sesuai dengan tuntunan Al-Quran. Karena kita tak pernah secara khusus diajari untuk mengasuh anak, maka ilmu ini tetaplah harus dipelajari secara serius, dan pastinya otodidak. Maka membaca buku salah satu sarananya. Kita tak perlu membaca seluruh teori perkembangan anak, cukup dengan membaca pengalaman para ibu lain yang sudah melakukannya lebih dulu. Salah satunya buku ini.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan penulis di blog www.fitriariyanti.com. Niat awal menulisnya adalah untuk sharing pengalaman dan cerita di balik pengasuhan anak-anaknya. Tapi karena animo pembacanya tinggi, akhirnya tulisan di blog tersebut pun dibukukan.

Thursday, January 7, 2016

Mengapa Harus Berenang?


Liburan di akhir tahun 2015 ini menyimpan cerita suka dan duka. Cerita suka karena seminggu pertama liburan, saya berhasil mengajak Eza berenang dua kali, pertama di WP Ciawi Tasikmalaya dan yang kedua di Waterboom Sukahaji Ciamis. Cerita duka, karena di minggu kedua liburan ternyata Eza harus disunat dan itu sungguh membuat hati berdebar debar, tegang dan rasanya ga tega membiarkan dia disunat dalam usianya yang belum genap dua tahun.

Kali ini saya akan cerita tentang episode Eza berlibur dengan berenang. Banyak pendapat para ahli mutakhir yang mengungkapkan bahwa sebaiknya bayi diajarkan berenang sedini mungkin, ada yang mengatakan bisa dimulai sejak usia 4 bulan, ada yang mengatakan sejak usia 6 bulan. Eza sendiri, sudah dibelikan kolam indoor sejak usianya 6 bulan. Beberapa kali diajak nyebur, walau kadang menolak karena kedinginan.

Tradisional vs Gadget


Pada zaman dahulu kala, saat kita kecil dulu, rasanya indah sekali mengenang masa-masa bermain dengan teman-teman. Kita seringkali “nyamper” temen untuk main bareng dengan manggil namanya sambal dilaguin gitu. Beberapa jenis permainan yang kita mainkan dulu, seperti main lompat tali, congklak, monopoli, main bekel, galaksin, pecle, dll sulit sekali kita temui di zaman modern ini. Padahal permainan tradisional tersebut sesungguhnya secara tak sadar mengajarkan banyak keterampilan sosial yang dibutuhkan di masa depan. Keterampilan sosial yang secara tak langsung kita pelajari dari permainan yang kita mainkan dulu misalnya belajar bekerja sama, bermain sportif, manajemen konflik, mengatur strategi dan banyak keterampilan lainnya.

Banyak komentar di sosmed yang merindukan saat-saat indah bermain aneka permainan tradisional di masa kecil kita dulu. Bahkan beberapa permainan tradisional, kembali dihidupkan di beberapa tempat oleh beberapa kalangan, diantaranya oleh Komunitas Anak Bawang di kota Surakarta, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) yang pernah menyelenggarakan jambore anak tingkat kota Banjar dan memperkenalkan aneka permainan tradisonal.  Masih banyak lagi komunitas dan tempat layanan publik yang berusaha menghidupkan kembali aneka permainan tradisonal. 

Khitanan: Momentum Toilet Training

Setelah punya anak, banyak hal yang harus saya pelajari sebagai ibu agar tumbuh kembang anak, berjalan optimal. Salah satu hal yang sudah lama saya browsing adalah tentang toilet training. Dulu saya membayangkan sulitnya memulai toilet training. Bagaimana cara mengajari Eza untuk mau pipis di kamar mandi, sementara dia selalu pake pampers, bagaimana cara memberitahunya caranya pup, ternyata membuat pusing memikirkannya. Tapi setelah dijalani, ternyata tak sesulit yang dibayangkan.
Kuncinya ternyata tak usah membandingkan anak kita dengan anak lain. Setiap anak itu unik. Ada yang sudah siap untuk toilet training sebelum usia setahun, ada yang memulainya pada usia dua tahun, bahkan ada yang baru memulai saat anaknya menginjak usia 4 atau 5 tahun. Tak ada batasan indikator usia untuk memulai toilet training ini. Beberapa referensi dan pengalaman ibu-ibu lain yang mengalami hal serupa, pasti berbeda-beda. Kita akan stress sendiri kalau indikatornya adalah usia. Ternyata kunci utamanya adalah kesiapan kita sebagai ibu dan kesiapan anaknya. Bahkan kita akan menikmati saat menemukan MOMENTUM  untuk memulainya. Dan saya bersyukur saya bisa menemukannya.

Sunatan jelang usia 2 tahun

Tahun baru kali ini harus kuhadapi dengan ikhlas ga kemana mana. Anakku yang mau berusia 2 tahun di bulan depan februari, akhirnya disunat di hari Selasa tanggal 29 des 2015 kemarin.

Jadi ceritanya, anakku Eza itu dah mengeluh sakit kalo pipis itu dari beberapa bulan kemarin. Kalau mau pipis tuh, kaya mau nangis deh sambil nahan nahan pahanya gitu. Akhirnya kita pergi ke dokter, periksa periksa, ternyata kata dokter ada infeksi, tapi ga mesti disunat. Dikasih antibiotik sama obat anti nyeri, kita pun pulang. Tapi kita pengen dapet second opinion, kita pun konsul ke dokter lain, dokter yang dines di tempat kerja kami, dapet deh second opini, katanya eza kena fimosis, kaya infeksi saluran kencing gitu, dan solusinya adalah khitan. Saya dan mas, sebenarnya belum pengen eza disunat, ntar lah agak gedean dikit, kira kira 4 atau 5 th an gitu umurnya. Maka setelah minum obat dan eza keliatan baik baik aja, kami pun senang dan melupakan agenda khitan.

Saturday, May 2, 2015

ANAKKU KO BELUM BISA JALAN YA

Saat de Eza memasuki usia setahun dan belum bisa jalan, saya sempat khawatir. Maklum beberapa anak seusia nya ada yang sudah bisa jalan dan berlari. Ternyata persaingan antar ibu itu makin panjang ya, setelah sebelumnya ramai dibicarakan ibu bekerja vs ibu rumah tangga, ibu yang melahirkan normal vs sesar, ibu yang ngasih asi vs sufor, mpasi rumahan vs instant, clodi vs popok sekali pakai dan lain-lain yang makin lama, bisa makin panjang perbincangan dan persaingan antar emak-emak yang semakin rame dengan membandingkan anak-anaknya.

Kembali ke topik, setelah sempat khawatir dengan kondisi de Eza yang belum bisa jalan saat memasuki usia setahun, saya pun mulai bertanya pada beberapa teman yang lebih berpengalaman, pada psikolog, dokter dan tentu saja sama profesor google. Dan alhamdulillah makin banyak ilmu. Inilah sebagiannya yang bisa saya sharing, yang saya simpulkan dari beberapa sumber.

Thursday, April 23, 2015

Api Tauhid : Novel Sejarah Biografi Said Nursi

Judul Buku                 :Api Tauhid, Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid
Penulis                       :Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                      : Republika Penerbit, Jakarta
Tahun Terbit               : 2014
Jumlah Halaman         : 578

Buku ini merupakan novel sejarah dan novel cinta, cinta yang luar biasa kepada Sang Maha Pencipta dari sosok luar biasa bernama“Badiuzzaman (sang keajaiban zaman) Said Nursi”.Novel ini menceritakan tentang sosok ulama tersebut dengan balutan kisah cinta Fahmi, seorang santri kampung dan mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah. Diawali dengan konflik hati saat Fahmi diharuskan memilih antara Nur Jannah,putri bungsu Pak Lurah di desanya, dengan Nuzula, putri seorang kyai besar yangmerupakan mahasiswi semester 4 Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta. Singkat cerita, setelah istikharah, Fahmi memilih Nuzula untuk menjadi istrinya. Akad nikah pun dilangsungkan. Tetapi kebersamaan mereka harus tertunda karena Pa Kyai meminta Fahmi tetap melanjutkan kuliah di Madinah, sementara putrinya yang  sekarang telah menjadi istri Fahmi, juga harus melanjutkan kuliahnya diJakarta.

Tuesday, April 21, 2015

Keluarga Traveller : Kesebelasan Gen Halilintar

                                                                       
Judul Buku                :Kesebelasan Gen Halilintar, My Family My Team
Penulis                       :Lenggogeni Faruk
Penerbit                      : PT Suqma Corpora Indonesia, Jakarta
TahunTerbit               : 2015
Jumlah Halaman         : 348

Tak butuh lama untuk melahap habis buku ini, buku yang sedang heboh dibicarakan akhir-akhir ini, hanya dalam waktu sehari, kelar deh bacanya. Buku ini menghebohkan karena di tengah gencarnya promo Keluarga Berencana dari BKKBN dan lembaga lainnya, tiba-tiba muncul kisah sebuah keluarga dengan 11 anak ...sangat menghebohkan dunia sosmed, tiba-tiba di whatsupp banyak diskusi berkembang tentang keluarga ini, heboh tukeran dan saling meminjam buku ini,termasuk saya, yang beruntung bisa minjem buku ini dari salah seorang siswa yang ternyata membeli nya untuk menjadi koleksi buku perpustakaan masjidsekolah.

Buku ini merupakan perjalanan hidup sebuah keluarga dengan 11 putra yang diawalidengan awal mula kisah percintaan mereka, yang dikupas tuntas di Chapter 1,dengan tema Campus Mate, Room Mate, Passion Mate, Mind Mate. Intinya bahwa pasangan suami istri itu idealnya adalah soul mate ataupasangan sejiwa atau belahan jiwa. Pernikahan mereka dilangsungkan pada tahunkedua perkuliahan sang istri, sehingga masalah nikah sebelum kuliah dibahasjuga di Chapter 2. Sang istri ternyata hanya minta mahar yang ringan yaituseperangkat alat ibadah dan membaca surat al ikhlas tiga kali (ada di Chapter3). Mereka punya motto, dating after wedding so amazing (chapter 4) ... firstnight always (chapter 5) dan honeymoon forever (chapter 6). Pantas saja merekadikaruniai 11 anak ... dan tentang banyak anak ini dibahas juga di chapter 7,yang mereka simpulkan dengan bangga bahwa many child, many gifts, banyak anakbanyak rejeki.

Selanjutnya, sangibu menceritakan kesebelas anaknya dengan sangat detil dan positif, tentangpotensi anak-anaknya, prestasi dan perjalanan bisnis yang dirintisanak-anaknya, dengan menggunakan istilah Gen H1 untuk anak pertamanya sampaiGen H11 untuk putra bungsunya, lengkap dengan foto-foto lucu mereka.

Nah yang menarikadalah di bagian berikutnya yang mengupas habis trik, rahasia sehat sang ibudan keluarganya dan rahasia homeschooling yang mereka lakukan. Dimulai dengankisah 11 kali kisah melahirkan sang ibu beserta trik mengatasi ngidam danmensiasati masa nifas dan menu diet masa nifas. Dan yang paling menghebohkan,tidak adanya ART (Asisten Rumah Tangga) dalam keluarga besar ini memang bikinpenasaran beberapa ibu, ko bisa banyak anak ga ada yang bantu, padahal ibu2muda dengan satu anak saja, sekarang mah pasti kebanyakan pada punya ART.Termasuk saya hehe

Ternyatarahasianya mereka menerapkan Management Hotel, mengurus rumah seperti mengurushotel, ada job description seperti di hotel yaitu, Administration &Secretarial Services, Baby Sitting, Child Care, Kid Activities, CleaningService, Housekeeping, Laundry, Food & Beverage, Kitchen, Room Service danService and Maintenance.

Isu menariktentang pendidikan yaitu homeshooling juga diterapkan dalam keluarga ini. Bermottokan 24 hour GenH schooling, mereka menerapkan pendidikan 24 jam. Jadwalnyadimulai jam 4 dini hari dengan bangun malam, dilanjutkan dengan shalat shubuh.Lalu ada 7 session yang secara berurutan dimulai pukul 5 pagi untuk session 1,pukul 7  pagi untuk session 2, pukul 9pagi untuk session 3, pukul 1 siang untuk session 4, pukul 4 sore untuk session5, pukul setengah 7 malam untuk session 6 dan pukul 8 malam untuk session 7.Ketujuh session ini merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang sasarannyaadalah pembangunan insan yaitu membina 4 unsur dalam diri manusia yaitu fisikatau jasmani, akal, nafsu dan hati. Sementara waktu-waktu di antara itu adalahwaktu istirahat dan shalat.

Untuk pendidikanformal, mereka adakan privat khusus, yang dimulai oleh orangtuanya sebagai guruutama dengan dibantu guru mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensimasing-masing. Mereka juga mendirikan SMC (School of Mind Center) yangmerupakat pusat studi dan diklat, sekaligus tempat praktek siswa siswi GenHschooling seperti membuat mini mart, mini cafe dan lain-lain.

Bagian terakhirbuku ini, menjelaskan tentang GenH secret yang merupakan tokoh sentral keluargaini yaitu sang ayah dan sang ibu sebagai mom traveller. Ternyata sang ayahadalah pemimpin, guru, suami, sahabat, pendidik dan pemimpin yang baik dalamkeluarga ini. Beliau juga seorang pemikir yang hebat dan visioner. Dan sang ibuyang jelas sosok kuat yang melahirkan dan mendidik anak-anaknya. Sang ibu punmenggaungkan ungkapan mengandung, menggendong dan menggandeng.

Demikianlahsekilas tentang buku ini. Sang Penulis yang bernama lengkap Lenggogeni Farukadalah alumni Fakultas Ekonomi Uiniversitas Indonesia dan bersuamikanHalilintar Asmid yang juga alumni UI jurusan Teknik Elektro. Mereka menikah ditahun ke-2 perkuliahan sang istri, dikarunia anak pertama di tahun keempatperkuliahan dan saat wisuda, baru melahirkan anak kedua. Keluarga besar iniadalah keluarga petualang yang senang travelling ke beberapa negara. Sang ibubahkan melahirkan sebagian anaknya di tempat tak terduga di beberapa negara.

Buku ini menarik karena merupakan perjalanan real sebuah keluarga dengan 11 anakdan sebagai cara untuk mengenang 22 tahun pernikahan pasangan ini. Tampaknya semua terasa indah dan baik-baik saja, tapidalam buku ini diceritakan juga, walau tidak banyak, tentang masa-masa suramkeluarga ini dengan berbagai ujian yang mendera.

Yang menjadikan buku ini sangat tebal adalahbanyaknya foto-foto keluarga ini di berbagai negara. Satu sisi foto ini juga“berbicara” banyak tentang perjalanan travelling mereka, tapi sisi lain menjadikurang tereksplor nya proses panjang mereka hingga bisa travelling ke berbagainegara. Tapi menurut saya, buku ini recomended banget lah untuk penyemangathidup ...

Semoga Bermanfaat

Wassalam
Eva  Novita Ungu
Selasa, 21 April 2015
Senangnya bisa menulis lagi setelah sekian lama vacum …  ternyata malasnya menulis itu karena jarangmembaca ... jadi kalo ingin semangat lagi menulis, harus banyak baca ...



Postingan Favorit