Saya belum pernah ngajak anak saya naik
gunung, maka pasti ini bukan tips dari saya. Saya baru pertama kali naik gunung
Bromo bersama komunitas Muslimah Backpacker di tahun 2013, tepat sebulan
sebelum saya menikah. Setelah menikah, sempet hopeless untuk mengajak anak naik
gunung, tapi setelah membaca kisah ibu yang satu ini, tiba tiba semangat saya
ngajak anak naik gunung jadi bergelora kembali.
Berikut adalah tips dari seorang ibu
bernama Drh Nyomie atau Nyoman Sakyarsih. Beliau adalah seorang dokter hewan
praktisi hewan kecil, single parent dari anak ganteng bernama Max yang sekarang
berumur 2th 2bulan. Sempat mengikuti diklasar dan terdaftar sebagai anggota
penuh PASMA 54 sejak tahun 1999, IMPALA UNIBRAW sejak tahun 2002, anggota
muda MAPALA VETPAGAMA sejak tahun 2003. Mendaki Semeru di tahun 2009
kemudian ‘gantung carrier’ sampai akhirnya kembali mendaki Argopuro tahun 2013
di musim hujan sebelum memutuskan masih sanggup membawa max mendaki gunung yang
lebih tinggi.
Ibu hebat ini pertama kali membawa Max
mendaki bromo di usia 5bln. Banyak yang beranggapan dia ‘konyol’ karena membawa
anak dalam suasana ekstrim dan tidak nyaman, seakan sedang mempertaruhkan
nyawa anak sendiri. Tapi semakin sering anaknya diajak, ternyata banyak hal
positif yang dipelajari Max dari alam. Walau tak mudah mengajak anak bayi naik
gunung, tapi dengan berbagai persiapan yang matang, ternyata bukan hal mustahil
ngajak anak naik gunung sedari kecil. Berikut adalah tips tips nya yang dikutip
dari facebooknya drh Nyomie ini
1. Intuisi
terkuat hanya dimiliki orang tua kandung untuk menentukan kapan dan usia berapa
saat yang tepat untuk seorang anak dikenalkan kepada alam
Hanya seorang ibu yg mampu menilai
dengan detil karakter anaknya dan tahapan pengenalan terhadap alam harus
dimulai dengan tidak ‘overprotective’. Biarkan anak menyentuh rumput, merasakan
udara segar selain ac, namun harus biasakan juga merasakan panas matahari,
karena saat terik dilapangan pun tidak ada ac dan kita tidak bisa memilih
kondisi apa yang kita hadapi nanti. Jadi orang tua harus mengerti dengan detil
ambang keresahan sang anak terhadap perubahan suhu dan bagaimana mengatasinya.
Hal ini bisa dilakukan dirumah, di halaman rumah, di taman sebelum mencoba
membawa anak ke tempat sejuk.
2. Lakukan
secara bertahap
Jangan terlalu extrim berharap anak bisa
langsung diajak mendaki. Cobalah perjalanan mendaki 1-2jam di daerah
perbukitan lalu berikutnya perjalanan yg range waktunya lebih panjang.
3. Pemilihan
destinasi , waktu, dan cuaca
Ini terkait lamanya perjalanan menuju
lokasi, transportasi apa yang digunakan untuk menuju lokasi, apakah anak akan
nyaman dalam perjalanan atau malah gelisah karena terlalu lelah dan bosan
diperjalanan jg akan memicu masalah di lapangan. Usahakan lokasi tujuan bisa
ditempuh dengan cara yg singkat.
Lamanya menginap di lapangan akan
terkait apa yg harus dibawa dan berapa banyak jumlahnya, selain logistik, sebaiknya
disurvey terlebih dahulu bagaimana kondisi cuaca di gunung beberapa hari
sebelum pendakian sehingga bisa diperkirakan berapa banyak baju yang harus
disiapkan untuk bayi supaya tidak kekurangan. Jumlah popok saat cuaca
hujan dan panas, tentu berbeda, ada bayi yg bisa menunggu popok penuh ada yg
tidak, ada yang bisa tahan tanpa popok, bawalah sedikit lebih dari perkiraan
karena tak mungkin mencari popok di gunung kan?!
4. Pergilah
dengan tim, memiliki anggota yg menguasai lapangan dan ada seorang yang mampu
menjadi leader
Mendaki menggendong bayi bukan untuk
gagah-gagahan, bila tidak mampu menggendong seorang diri realistislah untuk
menggendong bergantian. Gunakan kid carrier khusus untuk mendaki yang memiliki
rangka besi untuk menjaga keamanan punggung dan tulang belakang, kecuali ketika
berat masih dibawah 7kg.
Bawalah beban yang realistis juga sesuai
kemampuan. Bila tidak memungkinkan mengurangi beban, pertimbangkan untuk
menggunakan jasa porter karena membawa bayi harus mempertimbangan kondisi
senyaman mungkin untuk bayi dan keluarga.
Cuaca gunung sangat mudah bisa berubah,
kondisi fisik dan alam juga bisa memicu pendaki terlibat dalam suasana ekstrim
di perjalanan. Itulah mengapa dibutuhkan seorang leader yang bisa berpikir dan
bergerak cepat sesuai kebutuhan tanpa harus panik. Menjaga jumlah anggota tim
tetap dalam jumlah sama tidak terpisah-pisah. Idealnya jumlah anggota tim itu
4-5orang, membawa bayi dalam open trip puluhan orang tidak disarankan karena
jumlah orang banyak akan memecah perhatian.
Contoh? Bagaimana bila ada salah satu
tim terkilir memperlambat perjalanan? Bagaimana bila perjalanan terlambat
sampai di titik seharusnya ngecamp, atau terjebak cuaca buruk? Seperti hujan,
badai, kebakaran? Belum lagi bagaimana bila bayi gelisah, sakit atau menangis
terus? Bahkan pada orang dewasa fisik yg tidak siap memicu emosi dan
pertengkaran krn terlalu lelah.
5. Food
and water Management
Pentingnya mengetahui medan adalah untuk
mengetahui apakah sumber air mudah didapat atau tidak, dan ketinggian mana air
terakhir di dapat. Termos air hangat penting, tapi usahakan bayi juga mau minum
susu dalam air dingin, susu formula pada umumnya mampu larut merata dalam air
normal dan tidak menggumpal. Siapkan dot bayi lebih dari 2, atau bawalah dot
cadangan untuk mengantisipasi anak jenuh merusak dot, belum lagi jenuhnya
perjalanan memungkinkan anak melempar botol susunya tanpa diketahui tim. Tak
usah bawa susu sekaleng, bila perjalanan 2-3hr masih mungkin susu untuk di
repack kedalam sachet2 tapi bila lebih dari 3hari susu yg sudah dibuka bisa
teroksidasi/basi, sehingga saat penyediaan tak perlu menakar tinggal cemplung
satu sachet ke dalam satu botol sehingga lebih praktis. Akan lebih mudah bila
dia juga menyukai susu kotak2 kecil. Sediakan jenis minuman lain yang digemari
seperti teh dan jus dalam jumlah cukup.
Bagaimana dengan makanan? Sebelum
perjalanan tentukan beberapa jenis bubur bayi instan yg paling disukai
anak, sediakan berbagai rasa, termasuk snack snack biskuit berbagai jenis yang
kalorinya cukup. Namun tetap diusahakan makanan instan hanya dimakan saat
perjalanan siang hari karena pagi dan malam bisa memasak, usahakan tetap
membuat bubur sendiri atau sup.
walaupun anak anda belum bisa berjalan
sendiri, kalori besar dibutuhkan cukup untuk menjaga dirinya tetap hangat, jadi
biarkan dia makan biscuit atau minum saat perjalanan digendong supaya
tidak jenuh.
6. In
case emergency ; p3k harus selengkap mungkin
P3k itu wajib hukumnya, jangan
meremehkan walaupun selalu berharap tidak pernah digunakan. Lebih baik
antisipasi…
Emergency blanket yg tipis spt aluminium
foil itu berguna bgt menjaga tetep hangat, kalau mau lebih nyaman lagi bisa
dengan sleeping bag 3layer atau isi bulu angsa.
Obat-obatan penting yang slalu dibawa
Max saat perjalanan antara lain obat mabuk perjalanan (antim*), obat flu
(neoz*p), obat diare dan keracunan (diat*b), antiradang (d*xamethasone), obat
herbal kembung masuk angin (tolak ang*n), vitamin c (est*r c), penurun panas
(pr*ris), antimuntah (primp*ran), nose drop pelancar nafas, madu, salep luka,
alcohol, kasa steril, kapas. Penting diingat orang tua harus tau cara
penggunaan dan indikasi obat-obat yang dibawa. Microl*x hampir lupa padahal
sangat wajib karena bayi paling gelisah kalo ga bisa pupup.
Sediakan juga sunblock, krim antigatal,
obat antipendarahan (tr*nsamin), antinyeri/sakit kepala (panad*l), vitamin
penghilang pegal juga bisa dibawa untuk orangtua.
7. Making Checklist is a must
Barang yang perlu di bawa puluhan item
banyaknya, perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok, perlengkapan bayi,
dll. buatlah catatan yang saat sudah tersedia dan masuk tas tinggal
dicentang.
Tingkat dingin lokasi menentukan jumlah
baju yang harus dibawa.
Semakin besar usia anak, makin mudah
beradaptasi, tidak terlalu banyak lapisan baju yg dikenakan sehingga makin
sedikit baju yg hrs dibawa, namun harus dipertimbangkan bila baju/kaos kaki
menjadi lembab atau basah harus ada baju cadangan yang cukup. Untuk
ketinggian puncak gunung berpasir menyediakan syal lebar sangat penting krn
kebanyakan bayi tidak suka dipakaikan masker. Syal jg berguna untuk
menyembunyikan wajah saat ia kedinginan.
8. Best
packing way you ever done
Yeah, kamu harus jago packing karena
perlengkapan bayi itu pasti lebih banyak tanpa mengurangi safety diri sendiri,
jadi barang pribadi untuk dewasa juga harus cukup. Bawalah barang-barang
praktis, alat makan minimalis bisa dilipat, mudah dicuci. Termos minimalis, dan
botol susu minimal 3. Kalau alat kelompok tenda dan alat masak pasti para
pendaki cukup paham detilnya, yang harus diperhatikan juga menu makanan harus
cukup gizi ga cuma mie instan terutama untuk yang menggendong bayi.
Alat makan, mandi, dsb dipacking dalam
kemasan/botol2 kecil untuk menghemat space sesuaikan dengan kebutuhan lama
perjalanan. jangan lupa sedia tissue basah dan tissue kering, kantung plastic
sebanyak mungkin untuk menyimpan sampah. Dan packing barang2 dalam plastik2
kecil dari yang paling jarang digunakan sampai paling sering dibagian terluar,
seimbangkan kiri kanan. Antisipasi cuaca haruslah membawa jas hujan dan payung,
namun berhati2lah angin kencang payung mudah sekali terbang. Untuk pakaian yg
mengembang seperti jaket untuk udara dingin bisa digulung2 dan ikat dengan
karet.
9. On
the way… Jangan terobsesi, jangan sombong, gunakan akal sehat dan
sesuaikan kondisi lapangan
Berpikir jernih itu penting seletih
apapun tubuh dan seekstrim apapun cuaca yang dihadapi. Bila membawa bayi
apalagi harus sesuaikan kondisi, bila tak mampu jalan terus ya berhenti atau
putuskan untuk turun pada saat cuaca membaik. Pikirkan bayi… walaupun kita
mampu sampai puncak, kalau kondisi bayi tidak memungkinkan ya hentikan
pendakian.
Belum lagi kecelakaan mungkin terjadi
saat gunung ramai adalah menjadi korban runtuhan batu bila pendaki diatas kita
lengah dan tergelincir. Tau cara berjalan yg mantap dan menjejak tanah tanpa
menyebabkan tergelincir juga sangat penting, selain pentingnya menggunakan
sepatu nyaman dengan sol yang dalam. Gunakan kayu atau trekking pole saat medan
berpasir akan sangat membantu.
Dan… sehebat apapun seorang pendaki,
setinggi apapun jam terbangnya Janganlah sombong. sombong me
micu lengah,
jangan biarkan satupun anggota tim terpisah hanya karena satu lebih hebat dari
yang lain, satu lebih kuat ataupun yang lain lebih lemah. Jangan ditinggal!!!
Biarlah lambat dan nikmatilah perjalanan… esensi mendaki mungkin mencapai
tujuan tapi selamat dan sehat sampai rumah itu lebih penting.
Tapi sadari juga batas kemampuan
tubuh, jangan paksakan diluar kemampuan. Kenali tanda2 tubuh hipotermi,
hipoksia, shock, dsb. Begitu juga dengan bayi akan terlihat jelas ketika anak
mulai gelisah dan wa.
10. Keep taking
pictures and leave nothing
Mungkin ini sedikit gambaran yang
diperlukan sebelum mengajak bayi/balita mendaki. Safety procedure wajib
dipersiapkan secara detil berikut berbagai backup plan A B C, jangan
meraba-raba apalagi asal jalan seperti membawa orang dewasa mendaki, karena
bayi harus tetap merasa nyaman dimanapun mereka berada untuk bisa menikmati apa
yang orangtuanya nikmati.
So…Happy travelling and stay safe ;)
#tipsnaikgunungbarenganak
keren kak bawa anak ke naik gunung cuma biasanya kakek-neneknya nih yg kuatir. hahaha..
ReplyDeleteooo iya kak kalau ingin tahu cara membuat web yukk disini aja..