Friday, February 5, 2016

Tips Ngajak Anak Naik Gunung


Saya belum pernah ngajak anak saya naik gunung, maka pasti ini bukan tips dari saya. Saya baru pertama kali naik gunung Bromo bersama komunitas Muslimah Backpacker di tahun 2013, tepat sebulan sebelum saya menikah. Setelah menikah, sempet hopeless untuk mengajak anak naik gunung, tapi setelah membaca kisah ibu yang satu ini, tiba tiba semangat saya ngajak anak naik gunung jadi bergelora kembali.

Berikut adalah tips dari seorang ibu bernama Drh Nyomie atau Nyoman Sakyarsih. Beliau adalah seorang dokter hewan praktisi hewan kecil, single parent dari anak ganteng bernama Max yang sekarang berumur 2th 2bulan. Sempat mengikuti diklasar dan terdaftar sebagai anggota penuh PASMA 54 sejak tahun 1999,  IMPALA UNIBRAW sejak tahun 2002, anggota muda MAPALA VETPAGAMA sejak tahun 2003.  Mendaki Semeru di tahun 2009 kemudian ‘gantung carrier’ sampai akhirnya kembali mendaki Argopuro tahun 2013 di musim hujan sebelum memutuskan masih sanggup membawa max mendaki gunung yang lebih tinggi.


Ibu hebat ini pertama kali membawa Max mendaki bromo di usia 5bln. Banyak yang beranggapan dia ‘konyol’ karena membawa  anak dalam suasana ekstrim dan tidak nyaman, seakan sedang mempertaruhkan nyawa anak sendiri. Tapi semakin sering anaknya diajak, ternyata banyak hal positif yang dipelajari Max dari alam. Walau tak mudah mengajak anak bayi naik gunung, tapi dengan berbagai persiapan yang matang, ternyata bukan hal mustahil ngajak anak naik gunung sedari kecil. Berikut adalah tips tips nya yang dikutip dari facebooknya drh Nyomie ini

1.      Intuisi terkuat hanya dimiliki orang tua kandung untuk menentukan kapan dan usia berapa saat yang tepat untuk seorang anak dikenalkan kepada alam

Hanya seorang ibu yg mampu menilai dengan detil karakter anaknya dan tahapan pengenalan terhadap alam harus dimulai dengan tidak ‘overprotective’. Biarkan anak menyentuh rumput, merasakan udara segar selain ac, namun harus biasakan juga merasakan panas matahari, karena saat terik dilapangan pun tidak ada ac dan kita tidak bisa memilih kondisi apa yang kita hadapi nanti. Jadi orang tua harus mengerti dengan detil ambang keresahan sang anak terhadap perubahan suhu dan bagaimana mengatasinya. Hal ini bisa dilakukan dirumah, di halaman rumah, di taman sebelum mencoba membawa anak ke tempat sejuk.

2.      Lakukan secara bertahap

Jangan terlalu extrim berharap anak bisa langsung diajak mendaki. Cobalah perjalanan mendaki 1-2jam di daerah perbukitan lalu berikutnya perjalanan yg range waktunya lebih panjang.

3.      Pemilihan destinasi , waktu, dan cuaca

Ini terkait lamanya perjalanan menuju lokasi, transportasi apa yang digunakan untuk menuju lokasi, apakah anak akan nyaman dalam perjalanan atau malah gelisah karena terlalu lelah dan bosan diperjalanan jg akan memicu masalah di lapangan. Usahakan lokasi tujuan bisa ditempuh dengan cara yg singkat.

Lamanya menginap di lapangan akan terkait apa yg harus dibawa dan berapa banyak jumlahnya, selain logistik, sebaiknya disurvey terlebih dahulu bagaimana kondisi cuaca di gunung beberapa hari sebelum pendakian sehingga bisa diperkirakan berapa banyak baju yang harus disiapkan untuk bayi supaya tidak kekurangan.  Jumlah popok saat cuaca hujan dan panas, tentu berbeda, ada bayi yg bisa menunggu popok penuh ada yg tidak, ada yang bisa tahan tanpa popok, bawalah sedikit lebih dari perkiraan karena tak mungkin mencari popok di gunung kan?!

4.      Pergilah dengan tim, memiliki anggota yg menguasai lapangan dan ada seorang yang mampu menjadi leader

Mendaki menggendong bayi bukan untuk gagah-gagahan, bila tidak mampu menggendong seorang diri realistislah untuk menggendong bergantian. Gunakan kid carrier khusus untuk mendaki yang memiliki rangka besi untuk menjaga keamanan punggung dan tulang belakang, kecuali ketika berat masih dibawah 7kg.

Bawalah beban yang realistis juga sesuai kemampuan. Bila tidak memungkinkan  mengurangi beban, pertimbangkan untuk menggunakan jasa porter karena membawa bayi harus mempertimbangan kondisi senyaman mungkin untuk bayi dan keluarga.
Cuaca gunung sangat mudah bisa berubah, kondisi fisik dan alam juga bisa memicu pendaki terlibat dalam suasana ekstrim di perjalanan. Itulah mengapa dibutuhkan seorang leader yang bisa berpikir dan bergerak cepat sesuai kebutuhan tanpa harus panik. Menjaga jumlah anggota tim tetap dalam jumlah sama tidak terpisah-pisah. Idealnya jumlah anggota tim itu 4-5orang, membawa bayi dalam open trip puluhan orang tidak disarankan karena jumlah orang banyak akan memecah perhatian.

Contoh? Bagaimana bila ada salah satu tim terkilir memperlambat perjalanan? Bagaimana bila perjalanan terlambat sampai di titik seharusnya ngecamp, atau terjebak cuaca buruk? Seperti hujan, badai, kebakaran? Belum lagi bagaimana bila bayi gelisah, sakit atau menangis terus? Bahkan pada orang dewasa fisik yg tidak siap memicu emosi dan pertengkaran krn terlalu lelah.


5.      Food and water Management

Pentingnya mengetahui medan adalah untuk mengetahui apakah sumber air mudah didapat atau tidak, dan ketinggian mana air terakhir di dapat. Termos air hangat penting, tapi usahakan bayi juga mau minum susu dalam air dingin, susu formula pada umumnya mampu larut merata dalam air normal dan tidak menggumpal. Siapkan dot bayi lebih dari 2, atau bawalah dot cadangan untuk mengantisipasi anak jenuh merusak dot, belum lagi jenuhnya perjalanan memungkinkan anak melempar botol susunya tanpa diketahui tim. Tak usah bawa susu sekaleng, bila perjalanan 2-3hr masih mungkin susu untuk di repack kedalam sachet2 tapi bila lebih dari 3hari susu yg sudah dibuka bisa teroksidasi/basi, sehingga saat penyediaan tak perlu menakar tinggal cemplung satu sachet ke dalam satu botol sehingga lebih praktis. Akan lebih mudah bila dia juga menyukai susu kotak2 kecil. Sediakan jenis minuman lain yang digemari seperti teh dan jus dalam jumlah cukup.

Bagaimana dengan makanan? Sebelum perjalanan tentukan beberapa jenis  bubur bayi instan yg paling disukai anak, sediakan berbagai rasa, termasuk snack snack biskuit berbagai jenis yang kalorinya cukup. Namun tetap diusahakan makanan instan hanya dimakan saat perjalanan siang hari karena pagi dan malam bisa memasak, usahakan tetap membuat bubur sendiri atau sup.
walaupun anak anda belum bisa berjalan sendiri, kalori besar dibutuhkan cukup untuk menjaga dirinya tetap hangat, jadi biarkan dia makan biscuit atau minum saat perjalanan  digendong supaya tidak jenuh.

6.      In case emergency ; p3k harus selengkap mungkin

P3k itu wajib hukumnya, jangan meremehkan  walaupun selalu berharap tidak pernah digunakan. Lebih baik antisipasi…
Emergency blanket yg tipis spt aluminium foil itu berguna bgt menjaga tetep hangat, kalau mau lebih nyaman lagi bisa dengan sleeping bag 3layer atau isi bulu angsa.

Obat-obatan penting yang slalu dibawa Max saat perjalanan antara lain obat mabuk perjalanan (antim*), obat flu (neoz*p), obat diare dan keracunan (diat*b), antiradang (d*xamethasone), obat herbal kembung masuk angin (tolak ang*n), vitamin c (est*r c), penurun panas (pr*ris), antimuntah (primp*ran), nose drop pelancar nafas, madu, salep luka, alcohol, kasa steril, kapas. Penting diingat orang tua harus tau cara penggunaan dan indikasi obat-obat yang dibawa. Microl*x hampir lupa padahal sangat wajib karena bayi paling gelisah kalo ga bisa pupup.
Sediakan juga sunblock, krim antigatal, obat antipendarahan (tr*nsamin), antinyeri/sakit kepala (panad*l), vitamin penghilang pegal juga bisa dibawa untuk orangtua.

7. Making Checklist is a must                                                                                                                                            

Barang yang perlu di bawa puluhan item banyaknya, perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok, perlengkapan bayi, dll.  buatlah catatan yang saat sudah tersedia dan masuk tas tinggal dicentang.
Tingkat dingin lokasi menentukan jumlah baju yang harus dibawa.

Semakin besar usia anak, makin mudah beradaptasi, tidak terlalu banyak lapisan baju yg dikenakan sehingga makin sedikit baju yg hrs dibawa, namun harus dipertimbangkan bila baju/kaos kaki menjadi lembab atau basah harus ada baju cadangan yang cukup.  Untuk ketinggian puncak gunung berpasir menyediakan syal lebar sangat penting krn kebanyakan bayi tidak suka dipakaikan masker. Syal jg berguna untuk menyembunyikan wajah saat ia kedinginan.

 8.      Best packing  way you ever done

Yeah, kamu harus jago packing karena perlengkapan bayi itu pasti lebih banyak tanpa mengurangi safety diri sendiri, jadi barang pribadi untuk dewasa juga harus cukup. Bawalah barang-barang praktis, alat makan minimalis bisa dilipat, mudah dicuci. Termos minimalis, dan botol susu minimal 3. Kalau alat kelompok tenda dan alat masak pasti para pendaki cukup paham detilnya, yang harus diperhatikan juga menu makanan harus cukup gizi ga cuma mie instan terutama untuk yang menggendong bayi.

Alat makan, mandi, dsb dipacking dalam kemasan/botol2 kecil untuk menghemat space sesuaikan dengan kebutuhan lama perjalanan. jangan lupa sedia tissue basah dan tissue kering, kantung plastic sebanyak mungkin untuk menyimpan sampah. Dan packing barang2 dalam plastik2 kecil dari yang paling jarang digunakan sampai paling sering dibagian terluar, seimbangkan kiri kanan. Antisipasi cuaca haruslah membawa jas hujan dan payung, namun berhati2lah angin kencang payung mudah sekali terbang. Untuk pakaian yg mengembang seperti jaket untuk udara dingin bisa digulung2 dan ikat dengan karet.

9.      On the way… Jangan terobsesi, jangan sombong, gunakan akal sehat  dan sesuaikan kondisi lapangan

Berpikir jernih itu penting seletih apapun tubuh dan seekstrim apapun cuaca yang dihadapi. Bila membawa bayi apalagi harus sesuaikan kondisi, bila tak mampu jalan terus ya berhenti atau putuskan untuk turun pada saat cuaca membaik. Pikirkan bayi… walaupun kita mampu sampai puncak, kalau kondisi bayi tidak memungkinkan ya hentikan pendakian.

Belum lagi kecelakaan mungkin terjadi saat gunung ramai adalah menjadi korban runtuhan batu bila pendaki diatas kita lengah dan tergelincir. Tau cara berjalan yg mantap dan menjejak tanah tanpa menyebabkan tergelincir juga sangat penting, selain pentingnya menggunakan sepatu nyaman dengan sol yang dalam. Gunakan kayu atau trekking pole saat medan berpasir akan sangat membantu.  

Dan… sehebat apapun seorang pendaki, setinggi apapun jam terbangnya  Janganlah sombong. sombong me
micu lengah, jangan biarkan satupun anggota tim terpisah hanya karena satu lebih hebat dari yang lain, satu lebih kuat ataupun yang lain lebih lemah. Jangan ditinggal!!! Biarlah lambat dan nikmatilah perjalanan… esensi mendaki mungkin mencapai tujuan tapi selamat dan sehat sampai rumah itu lebih penting.

 Tapi sadari juga batas kemampuan tubuh, jangan paksakan diluar kemampuan. Kenali tanda2 tubuh hipotermi, hipoksia, shock, dsb. Begitu juga dengan bayi akan terlihat jelas ketika anak mulai gelisah dan wa.

10.   Keep taking pictures and leave nothing

Mungkin ini sedikit gambaran yang diperlukan sebelum mengajak bayi/balita mendaki. Safety procedure wajib dipersiapkan secara detil berikut berbagai backup plan A B C, jangan meraba-raba apalagi asal jalan seperti membawa orang dewasa mendaki, karena bayi harus tetap merasa nyaman dimanapun mereka berada untuk bisa menikmati apa yang orangtuanya nikmati.

So…Happy travelling and stay safe ;)   



#tipsnaikgunungbarenganak

1 comment:

  1. keren kak bawa anak ke naik gunung cuma biasanya kakek-neneknya nih yg kuatir. hahaha..
    ooo iya kak kalau ingin tahu cara membuat web yukk disini aja..

    ReplyDelete

Postingan Favorit