Tahapan
menyapih dengan cinta ini dilakukan secara bertahap. Saya berhasil melakukannya
selama 10 hari saja. Minggu pertama, menyusui hanya dilakukan di malam hari,
sedangkan minggu kedua baru dilakukan secara total.
Perjuangan
menyapih Eza sesungguhnya dimulai pada minggu kedua, saat proses mernyapih ini
dilakukan secara total, termasuk malam harinya. Dan inilah diary wwl eza :
Senin
15 Februari 2016 :
Malam
ini eza tidur dengan papanya. Saya sengaja “mendekam” di kamar belakang, supaya
eza ga inget nenen. Ternyata jam setengah 12 malam, eza nangis dan ga bisa
tidur. Saya sebenarnya di kamar belakang denger nangisnya, rasanya pengen
nangis karena ga tega, tapi saya coba menguatkan diri. Proses ini sudah
dimulai, jangan sampai mundur lagi . Kata papanya, di kamar itu eza ga bisa
tidur sampe jam 1.30, saking lelahnya akhirnya tidur juga. Malam pertama
berhasil tanpa nenen.
Selasa 16 Februari 2016
:
Malam ini eza saya temanin tidurnya. Saya khawatir dia
berprasangka bahwa ibunya sudah ga sayang lagi dengan tidak memberikan asi.
Tengah malam dia nangis, saya peluuk aja, nangisnya berhenti tapi keinginan
nenennya tetap berlanjut. Saya coba alihkan dengan berbagai permainan, jadilah
malam malam itu kami main lego, bacakan cerita, dia minum susu UHT, main kereta
keretaan dan lain lain, sampe jelang subuh baru dia tidur lagi setelah nangis
minta nenen tapi tetap tidak diberi. Malam ini berhasil tanpa nenen.
Rabu 17 Februari 2016 :
Malam ini seperti malam sebelumnya, nangis di tengah
malam, walau sudah ga minta nenen, tapi dia menjadi rewel, saking lelah
menangis, akhirnya tertidur juga. Jam 4 pagi, saya mendengar dia batuk,
suaranya serak, saya kaget, rasanya saya jahat banget sebagai ibu yang mau
menyapih, sampe anaknya batuk serak karena keseringan nangis. Akhirnya saya ga
kuat, jam 4 pagi itulah pertahanan saya jebol, saya susui dia kembali, sambil
saya minta maaf, sambil terus ngasih penjelasan kenapa dia harus disapih. Wah eza
kelihatan senang banget sampe lama sekali nenen nya.
Kamis 18 Februari 2016 :
Malam ini tak seberat malam sebelumnya, eza tampak
mulai tak terbiasa nenen, hanya sesekali saja nangis, tak seheboh malam
sebelumnya. Saya lega, tadinya saya fikir saat malam kemarin diberi nenen, dia
akan ketagihan dan minta lagi. Ternyata alhamdulillah malam ini hingga paginya
berhasil dilalui dengan aman.
Perasaan saya rasanya campur aduk, antara senang,
sedih dan terharu. Senang karena saya berhasil menyapih eza tanpa harus
melumurinya dengan betadin, atau dipakaikan plester, tanpa harus menggunakan
obat apapun, ternyata menyapih itu indah dan mudah. Hanya harus bertahap dan
tidak sekaligus. Sedih karena momen kelekatan saat menyusui itu takkan saya
rasakan lagi dengan eza, saya harus mulai menyiapkan diri jika nanti dia akan
lebih senang bermain, perlahan lahan dia akan bergaul dengan teman temannya,
saya harus belajar melepaskannya pelan pelan. Alhamdulillah sejauh ini masih
nyari emaknya terus. Yeay …
Jadi begitulah pengalaman menyapih saya, entah sesuai
dengan teori wwl atau tidak, tapi saya bahagia melalui proses ini dengan begitu
lancar dan cepat. Kalau saya baca blog ibu ibu lain, ada yang sampe berbulan
berbulan, ada juga yang jelang usia 3 tahun baru berhasil, alhamdulillah saya
dimudahkan dengan melalui proses ini hanya 10 hari saja, terhitung dari tanggal
7 februari hingga 18 februari, setelah sebelumnya proses sosialisasi di awal
Februari di”sounding”. Semoga setelah proses sapih ini selesai, langsung bisa
“isi” lagi. Aamiin.
No comments:
Post a Comment