Monday, February 29, 2016

Weaning With Love : Menyapih Eza dengan Cinta (bagian 3)


 

Tahapan menyapih dengan cinta ini dilakukan secara bertahap. Saya berhasil melakukannya selama 10 hari saja. Minggu pertama, menyusui hanya dilakukan di malam hari, sedangkan minggu kedua baru dilakukan secara total.

 

Perjuangan menyapih Eza sesungguhnya dimulai pada minggu kedua, saat proses mernyapih ini dilakukan secara total, termasuk malam harinya. Dan inilah diary wwl eza :

 

Senin 15 Februari 2016 :

Malam ini eza tidur dengan papanya. Saya sengaja “mendekam” di kamar belakang, supaya eza ga inget nenen. Ternyata jam setengah 12 malam, eza nangis dan ga bisa tidur. Saya sebenarnya di kamar belakang denger nangisnya, rasanya pengen nangis karena ga tega, tapi saya coba menguatkan diri. Proses ini sudah dimulai, jangan sampai mundur lagi . Kata papanya, di kamar itu eza ga bisa tidur sampe jam 1.30, saking lelahnya akhirnya tidur juga. Malam pertama berhasil tanpa nenen.

 

Selasa 16 Februari 2016 : 
Malam ini eza saya temanin tidurnya. Saya khawatir dia berprasangka bahwa ibunya sudah ga sayang lagi dengan tidak memberikan asi. Tengah malam dia nangis, saya peluuk aja, nangisnya berhenti tapi keinginan nenennya tetap berlanjut. Saya coba alihkan dengan berbagai permainan, jadilah malam malam itu kami main lego, bacakan cerita, dia minum susu UHT, main kereta keretaan dan lain lain, sampe jelang subuh baru dia tidur lagi setelah nangis minta nenen tapi tetap tidak diberi. Malam ini berhasil tanpa nenen.

Rabu 17 Februari 2016 :
Malam ini seperti malam sebelumnya, nangis di tengah malam, walau sudah ga minta nenen, tapi dia menjadi rewel, saking lelah menangis, akhirnya tertidur juga. Jam 4 pagi, saya mendengar dia batuk, suaranya serak, saya kaget, rasanya saya jahat banget sebagai ibu yang mau menyapih, sampe anaknya batuk serak karena keseringan nangis. Akhirnya saya ga kuat, jam 4 pagi itulah pertahanan saya jebol, saya susui dia kembali, sambil saya minta maaf, sambil terus ngasih penjelasan kenapa dia harus disapih. Wah eza kelihatan senang banget sampe lama sekali nenen nya.

Kamis 18 Februari 2016 :    
Malam ini tak seberat malam sebelumnya, eza tampak mulai tak terbiasa nenen, hanya sesekali saja nangis, tak seheboh malam sebelumnya. Saya lega, tadinya saya fikir saat malam kemarin diberi nenen, dia akan ketagihan dan minta lagi. Ternyata alhamdulillah malam ini hingga paginya berhasil dilalui dengan aman.

Perasaan saya rasanya campur aduk, antara senang, sedih dan terharu. Senang karena saya berhasil menyapih eza tanpa harus melumurinya dengan betadin, atau dipakaikan plester, tanpa harus menggunakan obat apapun, ternyata menyapih itu indah dan mudah. Hanya harus bertahap dan tidak sekaligus. Sedih karena momen kelekatan saat menyusui itu takkan saya rasakan lagi dengan eza, saya harus mulai menyiapkan diri jika nanti dia akan lebih senang bermain, perlahan lahan dia akan bergaul dengan teman temannya, saya harus belajar melepaskannya pelan pelan. Alhamdulillah sejauh ini masih nyari emaknya terus. Yeay …

Jadi begitulah pengalaman menyapih saya, entah sesuai dengan teori wwl atau tidak, tapi saya bahagia melalui proses ini dengan begitu lancar dan cepat. Kalau saya baca blog ibu ibu lain, ada yang sampe berbulan berbulan, ada juga yang jelang usia 3 tahun baru berhasil, alhamdulillah saya dimudahkan dengan melalui proses ini hanya 10 hari saja, terhitung dari tanggal 7 februari hingga 18 februari, setelah sebelumnya proses sosialisasi di awal Februari di”sounding”. Semoga setelah proses sapih ini selesai, langsung bisa “isi” lagi. Aamiin.

#ODOPfor99days#day34

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit