Thursday, February 25, 2016

The Traveller Eza : Malam Mingguan di Tanjung Pasir Tangerang

 

Mengunjungi Pantai Tanjung Pasir di malam hari, ga pernah terbayangkan sebelumnya. Dulu sekitar tahun 2002-an kalo tidak salah, saat malam tahun baru rasanya saya pernah jalan-jalan dengan rekan rekan kerja ke Tanjung Pasir, ternyata padatdan macet bangetz, mobil sama sekali tak bergerak saking banyak dan padatnya, akhirnya kami memilih jalan kaki berkilo kilo daripada duduk bengong di dalam mobil yang tak bisa bergerak sama sekali.

Nah hari Sabtu minggu lalu, tiba tiba suami secara mendadak memberitahu bahwa malam minggu ini dia ma teman-teman geng nya mau jalan-jalan ke Tanjung Pasir. Dengan tanpa ada rencana dan pemberitahuan apapun di pagi harinya, saya sedikit kesal. Maklum emak emak, kalau pergi bawa anak itu, udah kebayang deh barang bawaan yang harus dibawa. Untungnya ga nginep, jadi ga terlalu banyak lah barang barang yang harus dibawa. Suami baru memberitahu mau berangkat jam 4 lebih hamper setengah 5, disuruh siap siap berangkat, kelimpungan lah saya sambil marah marah ga jelas, meminta sih tepatnya kalua bisa jangan mendadak dadak kalau mau jalan-jalan. Setelah sesi persiapan selesai, siap siap deh berangkat.


Akhirnya jam 5 sore kami berangkat berdelapan orang, mencoba menjelajahi Tanjung Pasir dari Serpong. Jalanan tak terlalu macet, hanya padat hingga Cikokol, setelah itu lancar hingga Tanjung Pasir. Sempat mampir untuk shalat magrib, alhamdulillah jalanan di malam minggu kali ini sangat bersahabat, tak macet, tak padat dan sangat lancar. Kami tiba disana pukul 8 kurang. Ternyata kalau malam malam ke pantai mah kurang seru hehe, mungkin karena kami mendapat tempat yang kurang pas untuk view kunjungan kami saat ini. Sempat jalan jalan sebentar untuk melihat-lihat, akhirnya kami memutuskan makan malam di salah satu café tenda yang ada.

Eza dan teman temannya (ada 2 orang lagi anak kecil yang ikut) tampak sangat menikmati jalan jalan kali ini, di tempat makan malah mereka jingkrak jingkrak main saking senangnya. Tak perduli dengan waktu malam, sambal menunggu makanan matang, mereka banyak melakukan berbagai aktivitas untuk membunuh kebosanan, sementara orangtua nya, ada yang nonton bola, ada yang bengong bengong ga jelas, ada juga yang sambal mengamati dan mengingatkan aktivitas anak-anak yang lincah lincah ini.

Setelah pesanan tiba, kami langsung menyantap hidangan lezat ini. Dengan menu ikan bakar, oseng kangkung dan cumi goring tepung, kami menghabiskan makanan ini dengan super cepat, tak butuh waktu lama. Awalnya kami khawatir memilih tempat makan ini, takut seperti kejadian di anyer yang tersebar di beberapa medsos (yang biaya makannya menelan harga hingga satu juta), tapi alhamdulillah ternyata disini harganya masih standar.

Usai makan, kami kembali pulang ke Serpong. Eza minggu ini sedang masa disapih untuk tidak nenen di siang harinya. Tapi alhamdulillah sampe bobo malam pun ga nenen, mungkin karena saking capenya. Kami tiba di Serpong sekitar pukul setengah sebelas malam. Alhamdulillah rencana mendadak ini pun berjalan lancar.

 


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit