Akhir akhir ini, fenomena Ruqyah menjamur dimana mana.
Istilah kesurupan, kemasukan jin dan lain-lain memang bukan kali ini saja
terjadi, dari zaman dahulu kala pun sudah sering terjadi. Hanya saja cara
mengobati yang terkena gangguan jin, makin kesini makin bagus penanganannya.
Saya sebenarnya antara percaya tak percaya dengan fenomena ini. Dulu saat bibi
saya sering menceritakan hal ini sambil menyodorkan bukti bukti, seperti kiriman
rambut dan telur, saya tetap tak percaya. Tapi seiring waktu berjalan, ada
beberapa kejadian yang terjadi di depan mata, yang akhirnya membuat saya tak bisa
menafikan bahwa fenomena ini memang ada dan banyak terjadi.
Beberapa tahun yang lalu, saat saya menjadi wali asrama
kelas X di tempat saya mengajar, ada seorang siswi yang terkena gangguan jin. Siswi
ini memang memiliki masalah yang cukup berat di keluarganya. Saat kondisi
mentalnya lemah, jin pun masuk dan mengganggu nya. Pernah saya bawa ke kamar
saya untuk diruqyah oleh teman saya. Saat disuruh wudhu ke kamar mandi, itu tak
bisa, gayungnya terjatuh terus dan dia bilang panas panas. Dan memang saat
proses ruqyah berlangsung, reaksinya terlihat keras dan sepertinya itu memang
bukan dia yang saya kenal. Akhirnya dengan berbagai alasan, siswi ini pun
mengundurkan diri dan tak sanggup meneruskan pendidikannya di sekolah kami.
Beberapa hari terakhir, fenomena ini muncul lagi. Entah
apa penyebabnya, yang pasti salah satu siswi ini setelah magrib tidur, sedang
halangan, belum makan pula. Ketika bangun dari tidurnya, teman-temannya
menangkap ada gejala yang aneh dari dia. Sering ketawa sendiri, setelah itu
melamun, setelah itu senyum lagi. Akhirnya teman-temannya pun melaporkannya. Saat
kami mengunjungi kamarnya, memang terlihat bukan seperti yang kami kenal
sebelumnya, bersikeras ingin membuka jilbab, berontak ingin lari dan bawaannya
marah-marah terus. Puncaknya saat kami bacakan surat Al-Baqarah, reaksinya
sangat mengejutkan, teriak teriak terus, ingin keluar dari kamar itu dan
terlihat sangat tidak suka dengan kami yang sedang berusaha untuk meruqyahnya. Alhamdulillah
setelah melalui perjuangan yang tak ringan, dengan melalui teriakan yang sangat
kencang, dengan melibatkan 5 orang yang memegang badan dia dari segala penjuru,
“jin” itu pun pergi. Dari mana kami tau? Setelah sadar, dia terlihat malu dan
bingung. Dia merasa aneh banyak orang-orang di sekitarnya. Kami hanya
memberinya kesempatan menenangkan diri dengan minum dan makan. Setelah itu,
kami titip pesan pada teman-temannya untuk menemaninya.
Pengalaman terpaksa meruqyah ini adalah pengalaman
baru bagi saya dan sangat berharga. Saya sebetulnya belum memiliki kapasitas
untuk meruqyah, tapi saat fenomena itu tampak di depan mata, maka kita harus
gunakan berbagai cara untuk membantunya kembali pada kondisi normal. Maka membaca
surat al-Baqarah ternyata sangat manjur dan it works …
Hikmahnya, ternyata tubuh itu harus seimbang asupan nutrisi
nya, baik untuk tubuh maupun jiwa atau spiritualnya. Salah satu saja ada yang
kurang terisi, bisa fatal akibatnya. Kadang kita sibuk memberi asupan gizi
untuk tubuh kita, tapi lupa untuk mengisi jiwa atau spiritual kita … maka
pengalaman seperti ini mengingatkan saya juga bahwa menjaga keseimbangan tubuh dan
jiwa itu sangat urgent..
Memberi asupan gizi untuk badan kita sudah sering kita
lakukan dengan pola makan sehat dan olahraga, sementara yang sering kita
abaikan adalah memberi nutrisi untuk ruh atau jiwa kita yaitu dengan beribadah
dan bersyukur.
No comments:
Post a Comment