Thursday, February 4, 2016

Saat (Terpaksa) Harus Meruqyah


Akhir akhir ini, fenomena Ruqyah menjamur dimana mana. Istilah kesurupan, kemasukan jin dan lain-lain memang bukan kali ini saja terjadi, dari zaman dahulu kala pun sudah sering terjadi. Hanya saja cara mengobati yang terkena gangguan jin, makin kesini makin bagus penanganannya. Saya sebenarnya antara percaya tak percaya dengan fenomena ini. Dulu saat bibi saya sering menceritakan hal ini sambil menyodorkan bukti bukti, seperti kiriman rambut dan telur, saya tetap tak percaya. Tapi seiring waktu berjalan, ada beberapa kejadian yang terjadi di depan mata, yang akhirnya membuat saya tak bisa menafikan bahwa fenomena ini memang ada dan banyak terjadi.

Beberapa tahun yang lalu, saat saya menjadi wali asrama kelas X di tempat saya mengajar, ada seorang siswi yang terkena gangguan jin. Siswi ini memang memiliki masalah yang cukup berat di keluarganya. Saat kondisi mentalnya lemah, jin pun masuk dan mengganggu nya. Pernah saya bawa ke kamar saya untuk diruqyah oleh teman saya. Saat disuruh wudhu ke kamar mandi, itu tak bisa, gayungnya terjatuh terus dan dia bilang panas panas. Dan memang saat proses ruqyah berlangsung, reaksinya terlihat keras dan sepertinya itu memang bukan dia yang saya kenal. Akhirnya dengan berbagai alasan, siswi ini pun mengundurkan diri dan tak sanggup meneruskan pendidikannya di sekolah kami.


Beberapa hari terakhir, fenomena ini muncul lagi. Entah apa penyebabnya, yang pasti salah satu siswi ini setelah magrib tidur, sedang halangan, belum makan pula. Ketika bangun dari tidurnya, teman-temannya menangkap ada gejala yang aneh dari dia. Sering ketawa sendiri, setelah itu melamun, setelah itu senyum lagi. Akhirnya teman-temannya pun melaporkannya. Saat kami mengunjungi kamarnya, memang terlihat bukan seperti yang kami kenal sebelumnya, bersikeras ingin membuka jilbab, berontak ingin lari dan bawaannya marah-marah terus. Puncaknya saat kami bacakan surat Al-Baqarah, reaksinya sangat mengejutkan, teriak teriak terus, ingin keluar dari kamar itu dan terlihat sangat tidak suka dengan kami yang sedang berusaha untuk meruqyahnya. Alhamdulillah setelah melalui perjuangan yang tak ringan, dengan melalui teriakan yang sangat kencang, dengan melibatkan 5 orang yang memegang badan dia dari segala penjuru, “jin” itu pun pergi. Dari mana kami tau? Setelah sadar, dia terlihat malu dan bingung. Dia merasa aneh banyak orang-orang di sekitarnya. Kami hanya memberinya kesempatan menenangkan diri dengan minum dan makan. Setelah itu, kami titip pesan pada teman-temannya untuk menemaninya.

Pengalaman terpaksa meruqyah ini adalah pengalaman baru bagi saya dan sangat berharga. Saya sebetulnya belum memiliki kapasitas untuk meruqyah, tapi saat fenomena itu tampak di depan mata, maka kita harus gunakan berbagai cara untuk membantunya kembali pada kondisi normal. Maka membaca surat al-Baqarah ternyata sangat manjur dan it works …

Hikmahnya, ternyata tubuh itu harus seimbang asupan nutrisi nya, baik untuk tubuh maupun jiwa atau spiritualnya. Salah satu saja ada yang kurang terisi, bisa fatal akibatnya. Kadang kita sibuk memberi asupan gizi untuk tubuh kita, tapi lupa untuk mengisi jiwa atau spiritual kita … maka pengalaman seperti ini mengingatkan saya juga bahwa menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa itu sangat urgent..

Memberi asupan gizi untuk badan kita sudah sering kita lakukan dengan pola makan sehat dan olahraga, sementara yang sering kita abaikan adalah memberi nutrisi untuk ruh atau jiwa kita yaitu dengan beribadah dan bersyukur.


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit