Wednesday, May 6, 2020

HARI 13 : MA’ANI BAGIAN 8: FASHL & WASHL


Secara garis besar, kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu thalabi dan ghair thalabi. Definisi Insya Thalabi adalah yang kalimat yang menghendaki adanya tuntutan atau permintaan. Sedangkan ghair thalabi adalah kalimat yang tidak menuntut adanya suatu permintaan. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah salah satu contoh dari kalam insya thalabi yaitu terkait dengan fashl dan washl (الفصل والوصل).

Fashl adalah menggabungkan dua buah kalimat dengan tidak menggunakan kata sambung (عطف) sedangkan washl adalah menggabungkan dua buah kalimat dengan menggunakan kata sambung waw (و).

Ada 3 ketentuan penggunaan washl atau menyambung yaitu:

     ·         Jika dua kalimat khabar/berita dan insya sama dalam lafadz dan makna

Contoh dua kalimat khabar terdapat dalam surat al Infithar ayat 13 dan 14 :

إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ  وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ

dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

Kedua kalimat dalam ayat tersebut sama dan sepadan, baik dari sisi lafadznya maupun dari sisi maknanya, orang durhaka akan masuk neraka dan orang surat akan masuk ke dalam surga, maka digabungkan dengan menggunakan huruf waw. 

Contoh dua kalimat insya terdapat dalam surat As-Syura ayat 15:

فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ ...

 Oleh karena itu, Serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman) "   

Dua kalimat pada ayat tersebut sama-sama kalimat insya yang sejajar dari segi lafadz dan maknanya, maka digabungkan dengan menggunakan huruf waw.    

      ·         Jika dua kalimat khabar dan insya berbeda, maka perlu disambung untuk menghindari kesalahpahaman

Contohnya pada ungkapan berikut ini

لا و بارك الله فيك

Tidak, dan semoga Allah memberkahimu 

      ·         Ketika adanya hukum i’rab/struktur yang disamakan yang terdapat pada kalimat pertama dan kedua

Contohnya terdapat dalam surat Ali Imran ayat 156

وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ

Dan Allah menghidupkan dan mematikan.

Kedua kalimat dalam ayat tersebut, I’rab nya sama.

Ada beberapa ketentuan penggunaan fashl/memisahkan yaitu :

     a.       Dua kalimat yang disatukan secara sempurna serta terdapat kesamaan makna pada keduanya atau biasa disebut dengan kamal al ittishal(كمال الاتصال)

           ·         Keberadaan kalimat berposisi sebagai badal/kata ganti

            Contohnya terdapat dalam surat asy-Syu’ara ayat 132-133

وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ  أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ

Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, 

Ayat 133 merupakan badal / kata ganti untuk ayat 132.

          ·         Keberadaan kalimat yang kedua merupakan penjelas dari kalimat pertama

          Contohnya terdapat dalam surat Thaha ayat 120

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

Kalimat قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى merupakan penjelas dari kalimat فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ.

          ·         Keberadaan kalimat yang kedua sebagai taukid atau penguat terhadap kalimat pertama, penguatannya dengan sesuatu yang menyamai lafadz taukid atau makna taukid

          Contohnya terdapat dalam surat ath Thariq ayat 17

فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا

Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar. 

Kalimat أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا merupakan penguat dari kalimat sebelumnya yaitu فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ .

     b.      Diantara dua kalimat terdapat perbedaan yang jelas atau dinamakan kamal al inqitha’ (كمال الانقطاع) yaitu perbedaan dua kalimat dengan perbedaan yang sempurna 

Contohnya adalah ungkapan berikut:

 علي كاتب, الحمام طائر

Ali seorang penulit, merpati itu terbang 

    c.       Adanya ikatan yang kuat antara dua kalimat yang dinamakan syibhu kamal al ittishal (شبه كمال الاتصال) yaitu adanya kalimat kedua sangat kuat hubungannya dengan kalimat pertama, karena sebagai jawaban dari soal yang difahami dari kalimat pertama. 

Contohnya terdapat dalam surat Yusuf ayat 53

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Kalimat kedua yaitu إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ merupakan jawaban tentang nafsu dari kalimat di awal ayat. 

   d.      Keberadaan dua kalimat yang sesuai serta memiliki ikatan, tetapi terdapat halangan yang mencegah untuk menggabungkannya yaitu tidak adanya tujuan untuk menggabungkan dua kalimat tersebut di dalam hukum. Ini dinamakan tawassuth baina al kamalaini(توسط بين الكملين) .

Contohnya terdapat dalam surat al Baqarah ayat 14-15

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ  اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. 

Kalimat  اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ tidak digabungkan dengan kalimat sebelumnya إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ  karena kalimat tersebut merupakan dialog orang-orang munafik, jadi tidak sesuai jika digabungkan dengan huruf waw misalnya. Artinya menjadi

“Mereka orang orang munafik berkata, “Sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok olok dan Allah akan memperolok olokan mereka.”

Maka kalimat tersebut tidak pantas jika disambungkan.

Demikianlah pembahasan tentang fashl dan washl yang juga mengakhiri pembahasan tentang ma’aniy dalam ilmu Balaghah. 


Semoga Bermanfaat

Wassalam

Referensi :

·         Al Balaghah al’Arabiyyah, Haniah,Lc,MA

·         Ilmu Ma’aniy, Basyuni Abdul fattah fayud, Kairo: Maktabah Wahbah.

Sumber gambar

·         taufiq.net

Serpong, Rabu 6 Mei 2020/13 Ramadhan 1441 H, 06.55

#KolaborasiZaiNovi

#ProyekRamadhanAlZayyan1441H

#AlZayyanHari13

#Karya7TahunPernikahan

#SerunyaBelajarBahasaArab

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit