Thursday, January 7, 2016

Khitanan: Momentum Toilet Training

Setelah punya anak, banyak hal yang harus saya pelajari sebagai ibu agar tumbuh kembang anak, berjalan optimal. Salah satu hal yang sudah lama saya browsing adalah tentang toilet training. Dulu saya membayangkan sulitnya memulai toilet training. Bagaimana cara mengajari Eza untuk mau pipis di kamar mandi, sementara dia selalu pake pampers, bagaimana cara memberitahunya caranya pup, ternyata membuat pusing memikirkannya. Tapi setelah dijalani, ternyata tak sesulit yang dibayangkan.
Kuncinya ternyata tak usah membandingkan anak kita dengan anak lain. Setiap anak itu unik. Ada yang sudah siap untuk toilet training sebelum usia setahun, ada yang memulainya pada usia dua tahun, bahkan ada yang baru memulai saat anaknya menginjak usia 4 atau 5 tahun. Tak ada batasan indikator usia untuk memulai toilet training ini. Beberapa referensi dan pengalaman ibu-ibu lain yang mengalami hal serupa, pasti berbeda-beda. Kita akan stress sendiri kalau indikatornya adalah usia. Ternyata kunci utamanya adalah kesiapan kita sebagai ibu dan kesiapan anaknya. Bahkan kita akan menikmati saat menemukan MOMENTUM  untuk memulainya. Dan saya bersyukur saya bisa menemukannya.


Setelah eza disunat saat usianya mau masuk 2 tahun, ternyata baru ketemu hikmahnya. Khitan, karena tak boleh pake pampers, akhirnya saya jadikan momentum untuk toilet training. Beginilah diary toilet training nya

Selasa, 29 Desember 2015, Khitan ... belum kencing

Rabu, 30 Sesember 2015, mulai pipis setelah subuh, ngompol di kasur, mulai sosialisasi ke eza (taelah sosialisasi), kalau pipis harus bilang ...

Kamis, 31 Desember 2015, mulai bilang pis, tapi masih kebobolan, pipis dan pup masih di sembarang tempat, toilet training masih belum berhasil

Jumat, 1 Januari 2016, perjalanan Tasik Tangerang tanpa pampers, rekor deh ... senangnya, eza mulai bisa bilang pipis, karena berangkatnya abis subuh, eza masih ngompol di mobil. Tapi tenang, peralatan perangnya si bunda lengkap, perlak, sarung, tisyu basah dll deh. Pipis berikutnya eza dah bilang, dan sukses pipis di rest area. Yeah alhamdulillah

Sabtu, 2 Januari 2016, eza semakin terampil membedakan pipis dan tidak, walau sering banget bilang pipis, dianter ke kamar mandi, dan dia dengan asyiknya main air aja, ga pipis ga pup. Hari ini juga jalan ke jakarta, nengok ibunya temen mas yang sakit. Eza pun ga pake pampers. Alhamdulillah sukses ga ngompol. Begitu pun pup nya, dah sukses di kamar mandi, walau masih berdiri, minimal dah bisa bilang pup lah ke kamar mandi. Beberapa kali masih pipis di tempat mainnya, tapi tetep ada perkembangan dan kemajuan dari hari sebelumnya. Alhamdulillah ...

Ahad, 3 Januari 2015, eza ditinggal upacara bersama mbak nya. Alhamdulillah kata mba nya, beberapa kali juga sudah pipis ke kamar mandi walau sesekali masih kebobolan. Malam harinya, saya harus rela bangun di malam hari untuk ngajak eza ke kamar mandi, alhamdulillah mau pipis walau dengan mata terpejam. Dan sebelum subuh, kembali saya ajak ke kamar mandi, alhamdulillah malam ini ga ngompol.

Senin, 4 Januari 2015, ternyata toilet trainingnya belum berhasil ... beberapa kali eza pup di lantai, bahkan malam harinya, dua kali ngompol di kasur. Tapi tenang saja, baru seminggu. Tidak ada batasan waktu juga harus berapa lama seorang anak baru bisa berhasil  toilet trainingnya. Yang penting tidak mudah menyerah dan jangan kembali ke titik nol. Artinya sudah pernah memulai, jangan balik lagi jika anak masih sembarangan pipis dan pup nya. Lanjutkan saja karena untuk memulainya lagi dari awal, akan lebih sulit lagi.


Demikian curcor si bunda yang sedang belajar mengajarkan toilet training, baru seminggu dan hasilnya? Belum berhasil sodara sodara ... haha. Tapi usaha ini tak akan saya hentikan, akan terus dilanjutkan sampai benar-benar berhasil. Semangaatt ... 

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit