Monday, January 11, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 1: Ragunan)


Peristiwa sunatan eza ternyata menyisakan banyak cerita berbalut keberkahan. Selain banyaknya kado, kedatangan mbah nya dari Kudus juga merupakan kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Kalau dengan kakek neneknya dari Tasik, Eza sering ketemu. Tapi dengan mbah nya dari Kudus, biasanya hanya lebaran lah ajang untuk silaturahminya. Karena eza disunat, mbahnya pun menyempatkan nengok cucunya, jauh-jauh dari Kudus ke Tangerang. Berangkat dari Kudus hari Jumat (8 Januari 2015) sore, alhamdulillah tiba di Serpong di Sabtu subuh. Rencananya suami mau jemput orangtuanya, eh malah pas subuh sudah pada datang di depan rumah.


Karena hanya 4 hari di Tangerang dan karena datang nya bersama anggota keluarga yang lain (kakanya suami dan anak-anaknya, bule nya suami), maka sebisa mungkin kami menyusun rencana agar kedatangan mereka bisa membahagiakan. Agenda jalan-jalan pun masuk dalam rencana kami. Hari pertama rencananya kami akan wisata ke Ragunan, Monas dan masjid Istiqlal. Hari kedua mengikuti syukuran keluarga di Cimone lanjut ke Bogor. Hari ketiga ke Tanah Abang naik kereta. Hari keempat istirahat dan persiapan kembali ke Kudus.

Hari pertama kami pun pergi ke Ragunan. Alhamdulillah lalu lintas lancar, tak mengalami kemacetan. Di dalam area Ragunan pun tak terlalu padat. Kami cukup leluasa untuk berjalan-jalan memperkenalkan aneka satwa yang ada. Walaupun keterbatasan fisik dan luasnya area Ragunan, menyebabkan kami tak sanggup mengelilingi semua area Ragunan. Karena membawa orangtua dan anak anak balita, kebayang deh rempongnya. Yang anak balita pengen ke area bermain, sementara orangtua tak kuat berjalan terlalu jauh. Akhirnya pasukan pun dibagi hihi. Saya bersama bocah bocah kecil bermain sambal liat liat beberapa jenis binatang. Sementara yang orangtua, menggelar tikar jaga gawang, alias kelelahan kalau disuruh ikut berjalan dan bermain. Setelah lelah bermain, kami pun bergabung ke pasukan orang tua, dan makan bersama diatas tikar dibawah pohon. Romantis dan menyenangkan, walau dengan menu sederhana seperti telur dadar, ikan lele dan tumis buncis tempe. Alhamdulillah.

Beberapa keluarga mungkin tak seberuntung saya, ada menantu yang tak cocok dengan mertuanya, ada yang berkonflik dengan orangtuanya. Kadang ada yang merasa tak nyaman saat didatangi mertua. Jika ada yang merasa repot dengan datangnya mertua, mulailah dengan menikmati momen-momen sederhana seperti makan bareng, syukuri bahwa kita masih punya orang tua. Orang tua kita dan orang tua suami, sama-sama adalah orangtua, jadi tak usah juga membedakan perlakuan kita kepada orang tua dengan mertua. Banyak sodara dan teman yang sudah kehilangan orang tua, saya dan suami alhamdulillah masih punya orang tua lengkap. Jadi benar-benar bersyukur sekali eza bisa melihat dan merasakan  kasih sayang kakek neneknya lengkap 4 orang. Setelah itu, memberi ruang agar anak kita bisa dekat dengan semua kakek neneknya, tidak hanya satu pihak. Karena itu memberi porsi yang sama dengan melibatkan anak agar bertemu dan bercengkerama dengan kakek neneknya, tentu akan membahagiakan kedua belah pihak. Suami kita tentu punya ruang di hatinya untuk keluarganya, seperti halnya keluarga kita di hati kita sebagai istri. Tapi setelah menikah, anak kita harus mendapat kesempatan yang sama untuk mengenal dua keluarga besarnya. Semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit