Peristiwa
sunatan eza ternyata menyisakan banyak cerita berbalut keberkahan. Selain banyaknya
kado, kedatangan mbah nya dari Kudus juga merupakan kebahagiaan bagi kami
sekeluarga. Kalau dengan kakek neneknya dari Tasik, Eza sering ketemu. Tapi dengan
mbah nya dari Kudus, biasanya hanya lebaran lah ajang untuk silaturahminya. Karena
eza disunat, mbahnya pun menyempatkan nengok cucunya, jauh-jauh dari Kudus ke
Tangerang. Berangkat dari Kudus hari Jumat (8 Januari 2015) sore, alhamdulillah
tiba di Serpong di Sabtu subuh. Rencananya suami mau jemput orangtuanya, eh
malah pas subuh sudah pada datang di depan rumah.
Karena
hanya 4 hari di Tangerang dan karena datang nya bersama anggota keluarga yang
lain (kakanya suami dan anak-anaknya, bule nya suami), maka sebisa mungkin kami
menyusun rencana agar kedatangan mereka bisa membahagiakan. Agenda jalan-jalan
pun masuk dalam rencana kami. Hari pertama rencananya kami akan wisata ke
Ragunan, Monas dan masjid Istiqlal. Hari kedua mengikuti syukuran keluarga di
Cimone lanjut ke Bogor. Hari ketiga ke Tanah Abang naik kereta. Hari keempat
istirahat dan persiapan kembali ke Kudus.
Hari pertama
kami pun pergi ke Ragunan. Alhamdulillah lalu lintas lancar, tak mengalami
kemacetan. Di dalam area Ragunan pun tak terlalu padat. Kami cukup leluasa
untuk berjalan-jalan memperkenalkan aneka satwa yang ada. Walaupun keterbatasan
fisik dan luasnya area Ragunan, menyebabkan kami tak sanggup mengelilingi semua
area Ragunan. Karena membawa orangtua dan anak anak balita, kebayang deh
rempongnya. Yang anak balita pengen ke area bermain, sementara orangtua tak
kuat berjalan terlalu jauh. Akhirnya pasukan pun dibagi hihi. Saya bersama
bocah bocah kecil bermain sambal liat liat beberapa jenis binatang. Sementara yang
orangtua, menggelar tikar jaga gawang, alias kelelahan kalau disuruh ikut
berjalan dan bermain. Setelah lelah bermain, kami pun bergabung ke pasukan
orang tua, dan makan bersama diatas tikar dibawah pohon. Romantis dan
menyenangkan, walau dengan menu sederhana seperti telur dadar, ikan lele dan
tumis buncis tempe. Alhamdulillah.
Beberapa
keluarga mungkin tak seberuntung saya, ada menantu yang tak cocok dengan
mertuanya, ada yang berkonflik dengan orangtuanya. Kadang ada yang merasa tak
nyaman saat didatangi mertua. Jika ada yang merasa repot dengan datangnya
mertua, mulailah dengan menikmati momen-momen sederhana seperti makan bareng,
syukuri bahwa kita masih punya orang tua. Orang tua kita dan orang tua suami,
sama-sama adalah orangtua, jadi tak usah juga membedakan perlakuan kita kepada
orang tua dengan mertua. Banyak sodara dan teman yang sudah kehilangan orang
tua, saya dan suami alhamdulillah masih punya orang tua lengkap. Jadi benar-benar
bersyukur sekali eza bisa melihat dan merasakan kasih sayang kakek neneknya lengkap 4 orang. Setelah
itu, memberi ruang agar anak kita bisa dekat dengan semua kakek neneknya, tidak
hanya satu pihak. Karena itu memberi porsi yang sama dengan melibatkan anak
agar bertemu dan bercengkerama dengan kakek neneknya, tentu akan membahagiakan
kedua belah pihak. Suami kita tentu punya ruang di hatinya untuk keluarganya,
seperti halnya keluarga kita di hati kita sebagai istri. Tapi setelah menikah,
anak kita harus mendapat kesempatan yang sama untuk mengenal dua keluarga
besarnya. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment