Wednesday, January 13, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 3: Tangerang & Bogor: Berbahagialah yang punya banyak masalah)


Setelah berlelah ria di hari pertama dengan tur de Jakarta ke Ragunan, Monas dan Istiqlal. Lanjut ke hari kedua, agenda kami adalah ke Cimone untuk arisan keluarga sekaligus syukuran kecil-kecilan khitanan Eza. Tak ada pesta, tak ada hajat besar-besaran, hanya syukuran kecil dengan membagikan nasi kepada keluarga kecil yang hadir pada arisan keluarga. Arisan keluarga ini adalah acara bulanan untuk memupuk silaturahmi di lingkup keluarga dari pihak mamah. Kami rutin berkumpul di minggu pertama atau kedua setiap bulannya untuk bersilaturahmi sekaligus arisan. Arisan ini kami jadikan media pengikat agar banyak yang hadir dengan harap harap cemas, semoga bulan tersebut kami menang arisan. Setiap bulannya, kami juga menyisihkan sedikit dana untuk jalan-jalan yang biasanya kami lakukan setahun sekali.

Pada arisan keluarga minggu kemarin, acara diawali dengan pengajian dan doa, mendoakan para sesepuh yang telah mendahului kami. Dilanjutkan dengan arisan dan pembagian konsumsi. Acara yang diawali jam 10 pagi, selesai pada pukul 11 lebih. Setelah itu, kami saling berpamitan. Ada juga yang melanjutkan obrolan dengan makan siang bersama.


Kami berpamitan sebelum dhuhur menjelang karena kami masih punya agenda berikutnya yaitu ke rumah kaka ipar di Bogor, tepatnya di daerah Laladon. Kami pergi pukul 11.30 melalui tol Kebon Jeruk, lingkar luar menuju Cibubur dan langsung Bogor. Ternyata macet ya sodara sodara. Kami sempet berhenti di rest area tol Jagorawi untuk shalat dhuhur. Baru pukul 14.30 lah kami tiba di Bogor. Ternyata memakan waktu 3 jam perjalanan Tangerang menuju Bogor. Kami pun beristirahat sejenak sampai jelang waktu ashar dan shalat ashar disana.

Pulangnya, kami memutuskan tak lewat tol. Lewat jalur biasa saja. Sempet macet juga di beberapa ruas jalan, tapi alhamdulillah lebih lancer, hanya 2 jam, kami sudah sampai BSD lagi.

Perjalanan ini hakikatnya mencerminkan aktivitas kita di dunia ini. Kadang kita perlu berhenti, istirahat, untuk kemudian berjalan lebih kencang lagi untuk mengejar mimpi mimpi kita, baik mimpi di dunia maupun mimpi di akhirat. Temen perjalanan akan sangat menentukan indah tidaknya suasana perjalanan yang kita jalani. Hambatan dalam perjalanan juga selalu ada, entah itu macet, anak itu nangis, semuanya juga mencerminkan bahwa dalam hidup kita juga pasti akan mengalami banyak masalah. Banyaknya masalah sesungguhnya melatih keterampilan kita untuk belajar mencari solusi (problem solving). Semakin banyak masalah, semakin banyak kita belajar memecahkan masalah. Maka berbahagialah dengan masalah masalah yang kita hadapi karena sejatinya Allah sedang mengajarkan banyak hal melalui masalah masalah kita.


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit