Thursday, January 14, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 4: Tanah Abang : Strategi Deketin Mertua)


Jika di hari pertama dan kedua, pergi sama mertua dibarengin suami, maka pada hari Senin tanggal 11 Januari 2016 saya kencan sama mertua dan bule (tante) nya, tanpa suami karena suami sedang ngajar..Dengan menggunakan kereta dari stasiun Rawa Buntu, kami pergi jam 8 lebih, sampai di stasiun Tanah Abang jam 9, kami langsung berburu baju yang sudah direncanakan. Naik turun lift ke lantai 1 dan lantai 2, nyari bahan, nyari gamis dll. Alhamdulillah tak butuh waktu lama, jam 10.30 sudah selesai. Jam 11 naik kereta lagi, pulang menuju stasiun Rawa Buntu Serpong lagi, suami sudah siap menjemput.

Melihat hiruk pikuk suasana Tanah Abang di hari Senin, yang katanya tambah rame karena ada pasar Tasik, sebenarnya mencerminkan iklim usaha di Indonesia sudah sangat kondusif. Produk Indonesia sangat beragam dan sangat layak bersaing dengan produk impor. Belum lagi produk budaya khas daerah, semakin unik maka semakin tinggi lah harga jual nya. Tapi saya masih saja berperan sebagai konsumen, belum berani menjadi seorang pelaku usaha. Beberapa kali pernah usaha, belum ketemu yang pas dan cocok banget. Jadi masih harus puas dengan hanya menjadi konsumen atau pembeli saja saat jalan ke Tanah Abang bareng mertua dan bule.


Berjalan bersama mertua menyusuri Tanah Abang ternyata memang seru dan menantang. Saya memang belum bisa Bahasa Jawa sepenunhya dan mertua pun belum lancar berbahasa Indonesia. Tapi alhamdulillah sejauh ini tak ada masalah yang mengganggu hubungan menantu dan mertua. Hanya dengan pemahaman sederhana saja bahwa dia adalah orangtua yang melahirkan pasangan saya. Dia berhak atas separuh dari kehidupan anaknya yang kini menjadi suami saya. Maka saya memberi ruang mereka tumbuh dalam hubungan indah antara ibu dan anak.

Saya mengamati dalam beberapa kehidupan rumah tangga, yang hubungan menantu dan mertuanya bermasalah, biasanya ada kecemburuan antara mertua perempuan dan menantu perempuan. Biasanya sang ibu merasa menantunya telah “merebut” hati anaknya dan menantunya “menuntut” agar ibu suaminya mengerti bahwa anaknya kini sudah punya kesibukan tersendiri sebagai suami dan ayah, yang tak bisa lagi berperan sebagai anak “kecil” yang selalu bisa dihubungi dan menemani ibunya seperti sebelum menikah. Penyebab lainnya biasanya masalah finansial. Seorang anak laki-laki, memang masih bertanggung jawab terhadap kehidupan ibunya atau orangtuanya. Maka tak salah jika suami masih harus menyisihkan sebagian dananya untuk orangtua. Tak semua istri mau dan legowo menerima ini, karena ini adalah isu sensitif. Tapi intinya jika suami kita bahagia karena ibunya bahagia, maka itu akan berdampak pada cara dia memperlakukan kita sebagai istrinya. Dampaknya pasti kita juga akan bahagia.

Saya memang belum berpengalaman dalam kehidupan rumah tangga, usia pernikahan saya baru akan menginjak 3 tahun, tapi saya bersyukur punya suami dan mertua yang baik. Walau saya tak bisa memasak, mertua saya dan suami saya juga tak protes banyak. Walau saya punya banyak kekurangan, mereka keluarga Kudus sangat mau memahami dan menerima apa adanya. Ini sungguh anugerah yang saya syukuri, terutama saat saya melihat saudara dan teman yang punya hubungan yang kurang harmonis dengan mertuanya. Bukan ngerasanin mereka, tapi lebih pada merenung dan mengambil hikmah betapa kita sering kurang bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Kita lebih sering mempermasalahkan sesuatu yang belum kita miliki dibanding mensyukuri apa yang sudah kita miliki.
Maka saat ada kesempatan mertua datang ke rumah, saya pergunakan sebaik baiknya kesempatan itu untuk memperlakukan mertua sama dengan saat saya memperlakukan orang tua. Salah satunya dengan kencan ke Tanah Abang ini. Banyak media yang bisa dipakai untuk merekatkan hubungan menantu dan mertua. Bisa masak bareng, tidur bareng, jalan bareng, dll. Semoga kita tak menyia nyiakan kesempatan saat umur orang tua dan umur mertua masih ada, dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membahagian mereka.


No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit