Hari kedelapan ini saya sempatkan
untuk silaturahmi keluarga dengan menghadiri arisan bulanan jelang Ramadhan. Saya
sadar bahwa ibadah ritual saya sungguh menurun drastis di minggu ini, maka saya
menambalnya dengan memperbanyak ibadah sosial. Saya tak terlalu ngoyo untuk
menjalani riyadhah 40 hari ini, semampunya, sebisanya dan tak membebani
diri dengan yang muluk-muluk. Saya hanya berusaha menjalani riyadhah ini
dan menjadikannya kebiasaan sehingga menjadi karakter diri yang tertanam kuat.
Semoga...
Arisan keluarga ini adalah agenda
rutin bulanan yang mempertemukan keluarga besar ibu saya dengan media arisan
100.000 per orang per bulan. Alhamdulillah senang sekali bisa ada media
silaturahmi seperti ini, daripada kita harus berkeliling ke rumah saudara
satu-satu, mending seperti ini. Kami kumpul setiap bulan, ada taushiah yang
biasanya diisi suami dan ada ngaji dan berdoa bersama untuk para leluhur yang
telah mendahului kami.
Kemarin, sebelum ke acara arisan,
suami mengajak ke Pasar Taman Cibodas untuk sekedar jalan-jalan dan membeli
sesuatu untuk membantu perekonomian rakyat. Ternyata potensi ekonomi kerakyatan
kita memang sangat besar, di pasar ini saja bisa berkumpul puluhan pengusaha
yang berjuang mencari nafkah halal dari perniagaan. Semoga usaha mereka berkah
dan bisa menghidupi keluarga kecilnya.
Arisan baru dimulai pukul 10.15
dengan didahului tausiah oleh suami dengan mengingatkan bahwa bulan Ramadhan
adalah bulan ulang tahunnya Al-Qur’an maka kita harus memperbanyak mambaca dan
berinteraksi dengan Al-Qur’an. Setelah itu ngaji dan berdoa bersama, kemudian
dikocok pemenang arisan dan diakhiri dengan mushafahah saling memaafkan
dan mendoakan. Kemudian bersama-sama menyantap menu hidangan enak yang telah
disiapkan. Seru lho menunya, ada karedok, ayam bakar, balado telur, tempe dan
tahu goreng, lalab dan sambal. Wah pokonya terasa deh unsur kekeluargaan nya.
Kadang, kita lebih nyaman saat
berkumpul dan berinteraksi dengan teman atau rekan kantor, dan seringkali lupa
bahwa keluarga juga membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Adanya perbedaan
pola pikir dan strata ekonomi di keluarga besar, seharusnya mampu kita
kesampingkan dengan lebih mengedepankan unsur silaturahmi, kebersamaan dan
hubungan sosial (hablum minan nas). Semoga kebersamaan dalam keluarga
besar ini juga akan mengundang keberkahan dan kebaikan dalam lingkup keluarga
besar kita. Semoga...
Semoga Bermanfaat
Rabu, 240517.10.25
#odopfor99days#semester2#day10
#ProgramHamil40Hari#part2#day8
No comments:
Post a Comment