Thursday, March 3, 2016

Resensi Buku : Keluarga Muslim Cerdas Finansial




 

Judul                : Keluarga Muslim Cerdas Finansial

Penulis             : Yuria Pratiwi Cleopatra, S. T, M. Si

Penerbit           : Smart Mom Community

Terbit              : 2016

Tebal               : 74 halaman

 

Buku ini saya beli secara online. Karena temanya menarik, saya pun penasaran dengan isi buku ini. Bagaimana mengelola keuangan keluarga muslim, apa saja jenis investasi yang sesuai syariah, pengelolaan harta suami dan istri, menghitung aset dan lain lain, dibahas secara singkat dan padat dalam buku ini.

 

Penulisnya adalah seorang ibu muda bernama Yuria Pratiwi Cleopatra yang akrab disapa Teh Patra. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang concern dengan masalah perekonomian syariah. Pernah mengikuti kegiatan pelatihan ekonomi syariah, juga aktif sebagai pengisi training pengelolaan keuangan keluarga muslim dan forum diskusi ekonomi syariah.

 

Buku ini dibagi menjadi 5 bab besar yaitu :

1.      Manajemen keuangan keluarga

2.      Contoh pencatatan keuangan keluarga

3.      Transaksi ekonomi dalam Islam, bagian 1 Transaksi terlarang, bagian 2 Transaksi yang dipernolehkan

4.      Membangun Investasi Rumah Tangga Islami

5.      Mempersiapkan anak mandiri dan cerdas finansial

 

Sedekah Nasi Bungkus : Sejuta Cinta untuk Dhuafa




 

“Rejeki itu pasti…kemuliaan harus dicari”

Kalimat diatas merupakan tagline komunitas Institut Ibu Profesional (IIP). Komunitas Institut Ibu Profesional yang bermula dari kota Salatiga, kota asal Foundernya berasal yaitu Ibu Septi Peni Wulandani tidak hanya mewadahi para ibu untuk belajar menjadi ibu yang terbaik di rumah, namun juga memberi nilai sosial di masyarakat. Mulai tahun 2014 IIP Salatiga melakukan sedekah jumat rutin setiap jumat pagi dengan membagikan sarapan untuk para tukang becak, pemulung, dan orang-orang papa di jalan raya. Dan sejak bulan Oktober 2015 program ini diluncurkan secara serentak di seluruh daerah tempat komunitas IIP berada dengan nama Sejuta Cinta.. Sedekah Jumat untuk Tanah Air tercinta.

Awalnya saya ragu kegiatan ini akan berlangsung di IIP Tangsel. Dengan berbagai kesibukan membernya yang tersebar di daerah Bintaro, BSD, Ciputat, Pamulang dan lain-lain, saya merasa kegiatan ini berat untuk dilakukan, apalagi saya sendiri bekerja dan setiap hari Jumat ada kegiatan pengajian jumat yang rutin dilakukan per minggu setiap hari Jumat.

Tapi bukan ibu kreatif namanya kalau tidak punya solusi dengan berbagai permasalahan yang ada. Dengan insiatif salah satu member, kegiatan sedekah nasi bungkus ini dilakukan per area. Ada area Pamulang, BSD dan Bintaro. Dan karena hari Jumat tidak bisa saya lakukan, akhirnya dengan berbagai diskusi, untuk BSD diputuskan lah hari Minggu tanggal 14 Februari sebagai kegiatan perdana sedekah nasi bungkus IIP Tangsel untuk area BSD.

Cerdik Memilih Tempat Bermain (Gratis)





 

Memiliki anak usia batita yang sedang aktif dan senang bermain, harus cerdik dalam memberikan tempat bermain sebagai sarana mengaktualisasikan dan mengeksplorasi potensi dirinya. Akhir akhir ini saya sedang dilanda ketagihan untuk mengajak eza dan temannya untuk bermain di area bermain gratis yang terdapat di dalam sebuah kawasan perumahan elit di BSD Tangerang Selatan.

 

Awalnya ada teman yang memberitahu bahwa ada area bermain gratis yang bagus dan sepi. Setelah menyebutkan lokasi perrumahannya, saya langsung mencarinya. Ternyata benar. Walaupun lokasinya ada di dalam kawasan perumahan, dan kita harus melewati security untuk menuju area bermain ini, saya tak takut dan tak gentar, aslinya ga tahan malu untuk sering bermain di area bermain ini.

 

Rumah Belajar Bahasa Arab IIP Tangsel




 

IIP merupakan komunitas Ibu Ibu Profesional yang menjadi sarana belajar bersama menjadi oorangtua. Saya bergabung di komunitas IIP Tangerang Selatan ini belum lama, tapi alhamdulillah banyak manfaat yang sudah didapat. Diantaranya bisa berkenalan dan belajar dengan para ibu-ibu hebat yang tergabung dalam komunitas ini.

 

Rumah belajar (Rumbel) yang sudah saya ikuti diantaranya adalah menjahit, memasak, berenang. Yang akan menyusul adalah rumbel urban farming, kelas berkebuh. Seru-seru kan rumbel nya?

 

Nah rumbel yang baru diadakan adalah rumah belajar bahasa Arab. Setelah didata, ternyata banyak juga yang berminat. Di sela sela kesibukan para ibu yang mengantar jemput anak, yang bekerja, yang berbisnis, akhirnya alhamdulillah dapat terlaksana juga rumbel bahasa Arab ini yang diadakan di rumah salah satu member di Vila Dago Pamulang.

 

Liburan di Fun Park Permata Tangerang




 

Pada hari Ahad tanggal 21 Februari 2016, alhamdulillah saya bisa liburan bareng keluarrga besar dengan berenang bersama di Fun Park Permata Tangerang yang beralamat di Jalan Raya Regency 2, Villa Permata Blok R1 No. 16, Tangerang, Banten, 15560. Yang membuat senang adalah karena kami, bisa pergi bersama (4 keluarga, keluarga saya dan keluarga 3 kakak saya) untuk menghabiskan liburan bareng. Dengan berbagai kesibukan masing-masing, sebenarnya agak sulit mencari waktu bersama, tapi dengan berniatkan silaturahmi menjaga kebersamaan, akhirnya kami bisa juga berenang bersama.

 

Saat akan memasuki area kolam renang Fun Park, kita disuguhi dengan sebuah miniatur yang menyerupai gorila, membuat para pengunjung seolah memasuki area bermain yang misterius. Eza sih ketakutan, tadinya ingin mengabadikan momennya dengan berfoto di depannya, tapi karena eza ketakutan, ga jadi deh.

 

Monday, February 29, 2016

Weaning With Love : Menyapih Eza dengan Cinta (bagian 3)


 

Tahapan menyapih dengan cinta ini dilakukan secara bertahap. Saya berhasil melakukannya selama 10 hari saja. Minggu pertama, menyusui hanya dilakukan di malam hari, sedangkan minggu kedua baru dilakukan secara total.

 

Perjuangan menyapih Eza sesungguhnya dimulai pada minggu kedua, saat proses mernyapih ini dilakukan secara total, termasuk malam harinya. Dan inilah diary wwl eza :

 

Senin 15 Februari 2016 :

Malam ini eza tidur dengan papanya. Saya sengaja “mendekam” di kamar belakang, supaya eza ga inget nenen. Ternyata jam setengah 12 malam, eza nangis dan ga bisa tidur. Saya sebenarnya di kamar belakang denger nangisnya, rasanya pengen nangis karena ga tega, tapi saya coba menguatkan diri. Proses ini sudah dimulai, jangan sampai mundur lagi . Kata papanya, di kamar itu eza ga bisa tidur sampe jam 1.30, saking lelahnya akhirnya tidur juga. Malam pertama berhasil tanpa nenen.

 

Weaning With Love : Menyapih Eza dengan Cinta (bagian 2)

  

Memasuki bulan Februari 2016, bulan ultahnya Eza, saya pun mulai merencanakan dan membicarakan strategi menyapih dengan cinta ini kepada suami. Ternyata dari hasil browsing, ada beberapa tahapan weaning with love … yuk mari

 a )      Tetapkan Deadline

       Saya tadinya ingin menyapih pada saat liburan desember kemarin, tapi ternyata khitan yang tak direncanakan harus dilalui saat liburan, kasian juga kalau khitan dan menyapih harus dialami eza secara berbarengan. Apalagi suami menjelaskan dalil dalil di Al-Qur’an yang menyatakan bahwa menyusui itu seharusnya dilakukan selama 2 tahun full.

      b)      Hypnobreastfeeding
Langkah ini merupakan tahap sosialisasi ke anak dan keluarga, bahwa eza sudah besar, nenen nya buat dede bayi, nanti nenen nya diganti susu dan lain-lain. Minta bantuan papa nya Eza dan mbak nya di rumah untuk menanamkan kata-kata tersebut berpuluh puluh kali dari awal bulan Februari ini. Sampe eza bosen kayanya, tapi alhamdulillah sangat tertanam kuat dalam ingatannya, sampe kalo kita pancing dengan pertanyaan, “de, nenennya nanti buat siapa”, eza pun menjawab, “buat ayi (de bayi)”

Thursday, February 25, 2016

The Traveller Eza : Malam Mingguan di Tanjung Pasir Tangerang

 

Mengunjungi Pantai Tanjung Pasir di malam hari, ga pernah terbayangkan sebelumnya. Dulu sekitar tahun 2002-an kalo tidak salah, saat malam tahun baru rasanya saya pernah jalan-jalan dengan rekan rekan kerja ke Tanjung Pasir, ternyata padatdan macet bangetz, mobil sama sekali tak bergerak saking banyak dan padatnya, akhirnya kami memilih jalan kaki berkilo kilo daripada duduk bengong di dalam mobil yang tak bisa bergerak sama sekali.

Nah hari Sabtu minggu lalu, tiba tiba suami secara mendadak memberitahu bahwa malam minggu ini dia ma teman-teman geng nya mau jalan-jalan ke Tanjung Pasir. Dengan tanpa ada rencana dan pemberitahuan apapun di pagi harinya, saya sedikit kesal. Maklum emak emak, kalau pergi bawa anak itu, udah kebayang deh barang bawaan yang harus dibawa. Untungnya ga nginep, jadi ga terlalu banyak lah barang barang yang harus dibawa. Suami baru memberitahu mau berangkat jam 4 lebih hamper setengah 5, disuruh siap siap berangkat, kelimpungan lah saya sambil marah marah ga jelas, meminta sih tepatnya kalua bisa jangan mendadak dadak kalau mau jalan-jalan. Setelah sesi persiapan selesai, siap siap deh berangkat.

Monday, February 22, 2016

Weaning With Love : Menyapih Eza dengan Cinta (bagian 1)

 

Menjelang usia Eza dua tahun, saya sudah browsing tips tips menyapih dengan blog walking, belajar dari para ibu yang sudah lebih berpengalaman, melalui kisah pengalaman mereka di blognya. Juga belajar dari pengalaman kakak dan teman saya yang saya ajak ngobrol saat bertemu atau saya tanya via wa. Banyak tips yang sudah saya dapatkan, dari mulai pake plester, pake lipstick, diungsikan ke rumah neneknya, dan banyak juga yang mempraktekkan istilah wwl yang sedang booming yaitu menyapih dengan cinta.

 

Menyapih dengan cinta intinya mempersiapkan ibu dan anak, agar sama sama nyaman saat mengalami proses penyapihan. Anak tak perlu ditakut takuti dengan plester atau lipstick dan lain lain, tapi cukup dengan sering “mensosialisasikan” proses penyapihan ini kepada sang anak sejak jauh jauh hari sehingga anak ngga kaget saat akan disapih.

 

Wednesday, February 17, 2016

Resensi Buku : Kujemput Engkau di Sepertiga Malam

 

Judul                : Kujemput Engkau di Sepertiga Malam

Penulis             : Peggy Melati Sukma

Penerbit           : Noura Books

Terbit              : 2014

Tebal               : 394 halaman

 

Buku ini tak sengaja saya temukan di masjid sekolah lantai 2. Saya yakin tak pernah ada yang kebetulan, maka saya ambil buku ini. Biasanya saat saya menemukan sesuatu, atau saat saya harus bertemu dan ngobrol dengan seseorang, ada tujuan Allah untuk mengingatkan saya tentang sesuatu. Maka saat saya menemukan buku Peggy tentang tahajud, saya langsung jleb, sepertinya Allah tengah mengingatkan saya tentang tahajud. Jadi saya langsung menyambar buku ini. Entah punya siapa, saya hanya berniat membacanya dan langsung mengembalikannya saat sudah selesai membaca.

 

Peggy menceritakan pengalaman hidupnya dalam buku ini, termasuk kisah cintanya hingga kegagalan rumah tangganya. Kesuksesan dalam karier, terutama saat booming tokoh Peggy dengan jargon “pussiing” nya, membawa Peggy pada puncak kesuksesan. Ditambah dengan aktivitas Peggy di bidang sosial dan bisnis, yang mengantarkannya mengenal sosok (mantan) suaminya, juga menambah daftar kesibukan dan kesuksesannya. Tapi ternyata semua kesuksesan itu tak membuat semuanya baik baik saja. Kesehatannya terganggu karena kelelahan, rumah tangganya berantakan hingga ia berusaha menemukan pencerahan spiritual dari ibunya, yang sejak dulu selalu mengingatkannya untuk rutin shalat wajib dan jangan meninggalkan tahajud. Kombinasi kisah kehidupan dan ilmu tentang tahajud dalam buku ini, menambah sisi positif buku ini.

 

Jodoh yang Indah


Ini adalah kisah dari murid saya yang baru lulus tahun 2013 lalu. Saya menjadi wali asramanya selama 3 tahun, tahu persis bagaimana dinamika kehidupannya saat bertransformasi menjadi orang baik. Usai lulus dari MAN ini, ia melanjutkan kuliah di Jepang. Lama tak mendengar kabarnya, tiba tiba berita mengejutkan itu datang. Ia akan menikah di bulan Februari ini, dengan seorang imam masjid di Tokyo. Berita yang sangat membahagiakan, bahkan mungkin menggemparkan teman seangkatannya karena ia adalah orang pertama yang menikah dari seluruh teman se angkatannya yang berjumlah 120 orang. Saat teman temannya masih berjuang di semester 5, ia memutuskan menikah.

Perjalanannya dalam mendapatkan seorang imam masjid yang hafizh (penghafal Al-Qur’an) di Tokyo tentu membutuhkan perjuangan panjang. Baru menggeluti dunia hafalan Al-Qur’an sejak kuliah di Jepang, ia mantap memilih untuk menghafal Al-qur’an sambil kuliah, bahkan ia sempat cuti semester hanya untuk fokus menghafal Al-Quran. Perjuangannya ikut daurah, menghafal hingga ikut lomba Al-Qur’an, berbuah indah dengan tawaran taaruf dari ustadzahnya. Calon suaminya adalah laki laki asli Jepang, tapi sejak usia 12 tahun pindah ke Afrika Selatan. Dan dua tahun lalu, pindah ke Jepang dan menjadi imam masjid di Tokyo.

Saat Si Cerdas itu Jenuh Belajar


Mengobrol dengan siswa yang berusia remaja, ternyata sangat menyenangkan. Sejak saya mengajar di MAN yang berasrama, sesi ngobrol dengan siswa ini selalu membuat saya bergairah dan banyak memberikan pencerahan. Saya banyak belajar dari problem yang mereka hadapi, kadang malah mereka yang sebenarnya adalah guru kehidupan saya, bukan saya yang mengajari mereka.

Seperti saat si cerdas ini curhat tentang masalahnya, sebut saja namanya Ara. Ara ini adalah sosok siswa yang cerdas dan aktif, beberapa kali ikut kompetisi matematika dan lomba paduan suara. Sejak kelas satu dan dua, akademis tak pernah menjadi masalah berarti baginya. Beberapa temannya remedial di pelajaran Mafikibi, dia jarang sekali ikut remedial. Walaupun sibuk di organisasi, tak membuat akademisnya menjadi tertatih tatih. Tapi saat menginjak kelas 3, terutama di semester dua, kondisinya berubah total. Ia menjadi malas belajar, bahkan mempertanyakan filosofi belajar, untuk apa belajar ini dan itu. Sudah berbagai cara dilakukannya untuk mengatasi masalahnya ini, dari mulai membaca novel, ngobrol sama teman, tidur, dan lain lain, tapi semuanya tak sanggup menghilangkan kejenuhannya dalam belajar.

Ujian itu Bernama Kehilangan


Saya mengenal sosoknya sudah hampir 20 tahun. Dia adalah teman satu organisasi saat kuliah dulu di era tahun 1990 an. Kami tidak kuliah di jurusan yang sama, tapi kedekatan kami dalam organisasi melebihi kedekatan teman satu jurusan kuliah saya. Usai wisuda, kami berjauhan. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Saya sibuk dengan aktivitas mengajar saya, sementara dia sibuk dengan kehidupan rumah tangganya.

Hingga kabar duka itu datang. Suaminya meninggal dalam sebuah peristiwa kecelakaan motor. Meninggal dua orang anak, satu putra dan satu putri yang masih kecil, sahabat saya ini menata satu persatu hidupnya pasca kematian suaminya.

Wednesday, February 10, 2016

Traveller Eza : Berpetualang Naik Kereta dan Angkot (1)

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Eza naik kereta api. Dulu pernah juga naik kereta api dari Serpong ke Tanah Abang, transit sebentar di Tanah Abang trus balik lagi deh ke Serpong haha. Hanya ingin memberikan pengalaman naik kereta pertama kali, ternyata dia enjoy banget dan ga terlalu rewel.

Akhirnya saat ada kesempatan libur kemarin, saya ma suami pun merencanakan untuk pergi silaturahmi ke rumah dua teman lama saya di Rangkas Bitung. Alhamdulillah terlaksana juga rencana ini. Walaupun sempat kehabisan tiket. Harusnya kami bisa berangkat kereta patas pertama pukul 8 pagi, tapi saat kami tiba disana pukul 7.30, ternyata tiketnya habis. Kereta berikutnya adalah kereta ekonomi pukul 9 pagi, akhirnya kami pun tak punya pilihan, menunggu sejam lebih di stasiun Serpong. Sebenarnya kejadian tak terduga ini bisa sekaligus media pengajaran kesabaran untuk Eza, belajar memanfaatkan waktu saat harus menunggu.

Tuesday, February 9, 2016

Resensi Buku : Bunda Produktif


Judul Buku           : Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizqi
Penulis                 : Lina Prihatin dkk
Penerbit               : J & J Publishing
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 205

Buku ini merupakan seri ketiga dari buku Ibu Profesional.
Buku pertamanya adalah Bunda Sayang dan yang kedua Bunda Cekatan. Menurut Bu Septi, pendiri komunitas Ibu Ibu Profesional, sebaiknya kita mempraktekkan dulu apa yang ada di dalam buku bunda sayang dan bunda cekatan, barulah kita mulai menjadi bunda produktif.

Buku ini berisi berpuluh kisah dari para ibu yang mulai bergerak menjadi bunda produktif dengan memiliki berbagai jenis usaha. Ada beberapa ibu yang memutuskan berhenti dari tempat kerjanya, untuk fokus pada keluarga, untuk kemudian ternyata menemukan dunia barunya dalam bisnis baru yang dirintisnya.

Friday, February 5, 2016

Tips Ngajak Anak Naik Gunung


Saya belum pernah ngajak anak saya naik gunung, maka pasti ini bukan tips dari saya. Saya baru pertama kali naik gunung Bromo bersama komunitas Muslimah Backpacker di tahun 2013, tepat sebulan sebelum saya menikah. Setelah menikah, sempet hopeless untuk mengajak anak naik gunung, tapi setelah membaca kisah ibu yang satu ini, tiba tiba semangat saya ngajak anak naik gunung jadi bergelora kembali.

Berikut adalah tips dari seorang ibu bernama Drh Nyomie atau Nyoman Sakyarsih. Beliau adalah seorang dokter hewan praktisi hewan kecil, single parent dari anak ganteng bernama Max yang sekarang berumur 2th 2bulan. Sempat mengikuti diklasar dan terdaftar sebagai anggota penuh PASMA 54 sejak tahun 1999,  IMPALA UNIBRAW sejak tahun 2002, anggota muda MAPALA VETPAGAMA sejak tahun 2003.  Mendaki Semeru di tahun 2009 kemudian ‘gantung carrier’ sampai akhirnya kembali mendaki Argopuro tahun 2013 di musim hujan sebelum memutuskan masih sanggup membawa max mendaki gunung yang lebih tinggi.

Thursday, February 4, 2016

Sekolah TOEFL Gratis

Saya yakin tak pernah ada yang kebetulan di dunia ini. Semua yang kita lihat, yang kita alami, yang kita dengarkan, sesungguhnya sudah disetting Allah mengandung hikmah yang memukau untuk kehidupan kita. Tugas kita lah menemukan hikmah dan tujuan dari apa yang sudah terjadi dan alami dalam hidup kita.


Saat saya menerima link di facebook tentang sekolah TOEFL gratis, awalnya saya tak percaya. Hari gini saat semua berfikir materialistis, masa sih ada yang mau mau nya mendirikan sekolah online gratis. Kan TOEFL ini sangat layak untuk dijual, pasti banyak juga yang berminat andai sekolah ini ada biayanya. Tapi ternyata, saat saya ikuti prosedur nya dan sekarang sudah resmi menjadi siswanya, saya kagum dengan sang pendiri sekolah ini. Benar-benar gratis dan sangat bermanfaat ilmunya. Pasti 
penasaran kan dengan sosok hebat sang pendiri sekolah ini.

Orang hebat itu bernama Budi Waluyo, yang ternyata dulunya sangat benci dan bodoh dalam bahasa
 Inggris. Menyebut dirinya pemilik otak pas-pasan, badan kecil, tampang biasa dan berasal dari keluarga yang kebanyakan putus sekolah. Tapi beliau berhasil melanjutkan pendidikannya sampai ke Inggris dan Amerika. Setelah menamatkan S1 nya di Universitas Bengkulu jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, beliau pun melanjutkan kuliah S2 di Inggris dan sekarang sedang menyelesaikan S3 di Amerika, semuanya dengan beasiswa, dari Ford Foundation dan Fullbright. Beliau juga menulis buku The Mancunian Way, Inspirasi Paman Sam & Untukmu Scholarship Hunters.

Saat (Terpaksa) Harus Meruqyah


Akhir akhir ini, fenomena Ruqyah menjamur dimana mana. Istilah kesurupan, kemasukan jin dan lain-lain memang bukan kali ini saja terjadi, dari zaman dahulu kala pun sudah sering terjadi. Hanya saja cara mengobati yang terkena gangguan jin, makin kesini makin bagus penanganannya. Saya sebenarnya antara percaya tak percaya dengan fenomena ini. Dulu saat bibi saya sering menceritakan hal ini sambil menyodorkan bukti bukti, seperti kiriman rambut dan telur, saya tetap tak percaya. Tapi seiring waktu berjalan, ada beberapa kejadian yang terjadi di depan mata, yang akhirnya membuat saya tak bisa menafikan bahwa fenomena ini memang ada dan banyak terjadi.

Beberapa tahun yang lalu, saat saya menjadi wali asrama kelas X di tempat saya mengajar, ada seorang siswi yang terkena gangguan jin. Siswi ini memang memiliki masalah yang cukup berat di keluarganya. Saat kondisi mentalnya lemah, jin pun masuk dan mengganggu nya. Pernah saya bawa ke kamar saya untuk diruqyah oleh teman saya. Saat disuruh wudhu ke kamar mandi, itu tak bisa, gayungnya terjatuh terus dan dia bilang panas panas. Dan memang saat proses ruqyah berlangsung, reaksinya terlihat keras dan sepertinya itu memang bukan dia yang saya kenal. Akhirnya dengan berbagai alasan, siswi ini pun mengundurkan diri dan tak sanggup meneruskan pendidikannya di sekolah kami.

Wednesday, February 3, 2016

Insiden Saat akan Menonton Film Ketika Mas Gagah Pergi


Sebenarnya keinginan menonton film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) ini sudah lama. Tapi berbagai kesibukan akhirnya berhasil menjadi kambing hitam, hingga saat teman saya browse tentang jadwal tayang film ini di Tangerang, ternyata hanya ada di satu tempat yaitu di AEON Mall. Rencana pun disusun, dan pada hari inilah kami merencanakan untuk menonton film ini. Sebenarnya saya tidak terlalu ngebet banget pengen menonton film ini, tapi karena demi solidaritas untuk meramaikan film bernuansa islam, dan karena ada temennya juga, maka jadilah hari ini saya habiskan waktu sekian jam untuk menonton film ini.

Jadwal tayang tercepat adalah pukul 12.45, tapi saya dan teman berangkat pukul 11 siang, walau lokasi mall nya tak jauh dari tempat kerja saya, tapi untuk mengantisipasi berbagai hal, kami pun berangkat dengan mampir dulu ke sebuah tempat di kawasan dekat ITC BSD.
Pada lampu merah di perempatan Giant Jerman Center, saya sudah merasakan kejanggalan dengan pakaian dan motor saya. Celana kulot saya yang agak lebar, sepertinya nyangkut di motor saya. Ini saya rasakan saat menancap gas untuk maju, tidak senyaman biasanya. Ada yang tertahan dan tak selancar biasanya.

Friday, January 29, 2016

Resensi Buku : Faith and The City


Judul Buku           : Faith and The City
Penulis                 : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit               : PT Gramedis
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 224

Buku ini merupakan lanjutan kisah menarik Hanum dan Rangga selama menjelajah bumi Amerika. Dalam buku sebelumnya, Bulan Terbelah di Langit Amerika, diceritakan bahwa Hanum dan Rangga ditakdirkan bersama untuk mengemban tugas dari atasannya masing masing untuk mengerjakan sebuah misi yang berbeda di Amerika. Hanum diminta mewawancarai beberapa narasumber pasca tragedi WTC 9-11 dan menjawab “would the world be better without Islam?”  dalam sebuah tulisan. Sementara Rangga, ditugaskan dosennya Profesor Reinhard untuk mengundang Philipus Brown memberikan kuliah akademis di kampusnya di Austria.

Rumah Belajar Menjahit IIP Tangsel


Hadirnya rumah belajar menjahit dari komunitas IIP Tangsel ini merupakan inisiatif dari seorang ibu yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan garmen. Ibu hebat ini memutuskan resign dari pekerjaannya demi membesarkan sang buah hatinya melalui homeschooling. Keputusan besar ini diambilnya tentu bukan tanpa pertimbangan, walau sempat ditolak oleh bosnya, tapi akhirnya dengan berbekal istikharah kuat dan dukungan suami serta putrinya, ibu luar biasa ini mantap memutuskan menjadi mom-preneur dari rumah. Membuka kelas menjahit dan menerima jahitan untuk berbagai busana.

Resep Ayam Kodok (Ayam Cabut Tulang)



Masih dalam semangat berbagi dalam komunitas, salah satu agenda komunitas yang menuai banyak peminat adalah kelas ayam kodok. Bertempat di rumah salah satu member IIP Tangsel di kawasan Ciputat, yang juga chef ahli yang telah malang melintang dalam dunia kuliner, kami pun berkenalan dengan ayam kodok. Sesungguhnya saya baru tau ada masakan bernama ayam kodok ini, maklum jarang berkecimpung dalam dunia kuliner, jadi agak ga gaul gitu dengan berbagai resep menu masakan. Ok mari meluncur pada resep nya.

Bahan :
1 ekor ayam (dengan atau tanpa leher dan kepala, serta kaki/ceker)

Bahan Isi :
200 gr daging ayam giling
2 lembar roti tawar yang dibuang kulitnya
100cc air/susu panas
2 butir telur dikocok
1 siung bawang Bombay dicincang
6 butir telur rebus
1 sdm tepung panir
¼ sdt lada halus
¼ sdt pala halus
1 sdm kecap inggris
1 sdm kecap manis
1 sdt garam halus
Sedikit gula pasir

Indahnya Berbagi Melalui Komunitas


Saat whatsupp mulai booming beberapa tahun yang lalu, peta medsos pun langsung berubah drastis. Setelah era bbm yang tak membuat saya tertarik untuk mengganti hp, ternyata saya tergiur dengan fenomena whatsupp. Selain bisa gratis berkomunikasi dengan suami (selama paket internetnya masih berlaku hehe), ternyata bermunculan pula beberapa grup whatsupp dengan tujuan berbeda, ada yang murni silaturahmi dengan teman lama, ataupun grup yang bertujuan menuntut ilmu, aneka jenis ilmu.
Ada beberapa grup yang saya ikuti baik anggotanya yang sudah saya kenal seperti teman lama di kampus, teman organisasi atau teman kerja. Ada juga grup baru yang saya ikuti yang anggota-anggotanya baru saya kenal dan belum pernah ketemu sebelumnya. Biasanya grup baru ini tergantung minat dan hobi kita, ada grup parenting, grup masak, grup homeschooling dan lain lain. Salah satu grup baru yang saya ikuti adalah yang berbasis komunitas parenting bernama Ibu-Ibu Profesional.

Ketika memutuskan bergabung dengan komunitas ini, saya berharap akan banyak belajar tips dan trik menjadi ibu professional. Karena menjadi ibu, sesungguhnya membutuhkan ilmu yang tidak sedikit. Saya selalu kagum dengan para ibu, yang selalu disibukkan dengan melayani putra putrinya, masih juga berusaha mencari berbagai ilmu, agar dapat menjadi ibu yang baik untuk putra putrinya. Walaupun di medsos rame rame mom war tentang working mom atau ibu bekerja versus full time mother atau ibu yang totalitas mengabdikan dirinya di rumah, tapi semua ibu sesungguhnya punya satu misi yang sama yaitu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para buah hatinya.

Tuesday, January 26, 2016

Bahasa Arab? Kereen Abiss


Saat ini, para orangtua lebih suka jika anaknya belajar Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Jepang, Korea dan lain-lain. Sementara Bahasa Arab, dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak. Dianggap kuno lah, dipandang kurang bergengsi lah, kurang bermasa depan dan  masih panjang daftar alasan lain yang menyebabkan para orang tua masih kurang berminat mendaftarkan anaknya untuk kursus Bahasa Arab.

Padahal, Bahasa Arab lah yang dipilih Allah untuk berkomunikasi dengan segenap umat manusia, dari zaman dulu hingga zaman sekarang. Allah pasti Maha Tahu, ada ratusan juta Bahasa di muka bumi ini, tapi ternyata Bahasa Arab lah yang dipilih Allah untuk digunakan dalam Al-Qur’an. Pasti ada alasan kuat yang melatar belakanginya. Tak mungkin hanya kebetulan saja jika Bahasa Arab dipilih Allah untuk menjadi petunjuk umat manusia dalam kitab suci terlengkap dan ter-orisinil sepanjang masa.

Saturday, January 23, 2016

Resensi Buku : Happiness Laboratory


Judul Buku           : Happiness Laboratory, Dimanakah Kebahagiaan Diciptakan?
Penulis                 : Urfa Qurrota Ainy
Penerbit               : Self Published (Samudra Books)
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 1
91

Buku ini diibaratkan penulisnya sebagai laboratorium untuk meracik kebahagian. Setiap orang berbeda beda dalam mendefinisikan kebahagiaan. Banyak dari kita yang baru bahagia saat punya uang banyak karena bisa membeli apapun yang kita mau. Ada yang bisa bahagia kalau menikah dan punya anak, sehingga saat dilanda kesendirian dan belum menemukan pasangan, bawaannya galau saja (tunjuk diri sendiri saat masih jomblo dulu hehe). Beberapa dari kita yang haus kekuasaan, baru berbahagia saat diberi jabatan dan menjadi sosok yang dihormati, sehingga saat jabatannya dicopot atau masa jabatannya habis, stress lah pikiran dan badannya sehingga jadi sakit ujungnya.

Nah buku ini menawarkan aneka ramuan untuk berbahagia. Ada 8 ramuan yang dikupas habis dalam buku ini yaitu Cinta dan Pernikahan, Merayakan Hidup, Sudut Pandang Lain, Interaksi Manusia, Membela Harapan, Berlari Menuju Tuhan dan Happiness Laboratories. Dengan satu aturan jitu dari Leo Tolstoy yaitu If you want to be Happy, be ... Kalau Anda Ingin Bahagia, ya Berbahagialah ...

Thursday, January 21, 2016

Saat Mamah Berulang Tahun: Tak Sehebat Uwais dan Haji Badri


Hari ini adalah hari ulang tahunnya mamah saya tercinta. Tepat di usianya 63 tahun, Alhamdulillah mamah masih diberi kesempatan menemani anak dan cucunya untuk mengarungi hidup ini. Setelah menjalani kehidupan sebagai ibu, saya jadi lebih merasakan perjuangan berat mamah membesarkan anak-anaknya. Tak mudah ternyata menjadi seorang ibu, banyak yang harus dikorbankan, harus banyak stok sabar nya, pantas saja ungkapan yang menyatakan bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

Saat liburan semester kemarin, saya lebih melihat lagi pengorbanan mamah dalam mengurus liburan cucu cucunya. Kadang kami masih bersantai ria, mamah sudah bangun pagi untuk memasak dan mengurus kebutuhan anak dan cucunya. Beliau lah orang yang paling cape dan paling kurang tidur saat liburan datang. Dan jarang sekali mengeluh. Paling saat kami pulang kembali ke Tangerang, beliau baru bilang bahwa beliau baru bisa beristirahat tanpa diganggu anak dan cucunya.

Saya jadi ingat kisah Uwais. Uwais Al Qarni adalah seorang pemuda miskin, dia sudah lama ditinggal wafat ayahnya sehingga tumbuh menjadi seorang yatim. Uwais bekerja sehari-hari sebagai penggembala yang upahnya tak seberapa. Kesehariannya dihabiskan untuk berbakti kepada ibunya yang sudah renta, dia selalu menyuapi makanan untuk ibunya dengan tangannya sendiri dan menyiapkan segala keperluan ibunya. Suatu ketika, ibunya yang sudah udzur tersebut menyampaikan keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Pemuda miskin yang hanya berprofesi sebagai penggembala kambing itupun berfikir keras agar dapat memenuhi keinginan ibu tercintanya. Tidak ada jalan lain bagi Uwais Al Qarni kecuali menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Begitu mulianya akhlak Uwais, hingga Rasulullah Saw mengatakan kepada para sahabat lain waktu di Madinah. “Uwais Al Qarni adalah manusia yang tidak terkenal di bumi namun masyhur di langit.”

Anak Bermain Pasir? Why Not?


Dulu kalau kita bermain pasir, mungkin orangtua kita melarang karena khawatir kotor dan membahayakan tubuh. Tapi seiring perkembangan ilmu parenting, banyak teori dan para ahli justru menganjurkan anak untuk banyak bermain pasir, baik di pantai maupun di depan rumah kita dengan meramu sendiri bahan-bahannya.

Ternyata bermain pasir ini termasuk permainan sensori yang sangat penting bagi perkembangan anak. Bermain pasir ini membantu anak mengeksplorasi tiga bidang perkembangan yaitu bidang fisik, kognitif dan sosial emosi.

Wednesday, January 20, 2016

ANYERR, WE ARE COMING


Entah kenapa saya suka sekali pantai. Kapan ya saya pergi pertama kali ke pantai. Saat TK sepertinya saya belum pernah pergi ke pantai. Ketika SD, sepertinya saya ingat mungkin ketika SD lah pertama kalinya pergi ke pantai waktu jalan-jalan sama keluarga ke Yogyakarta. Dengan demikian, pantai Parangtritis Jogjakarta lah pertama kalinya saya berkenalan dengan pantai. Satelah itu, saya ingat saat SMP, bersama teman teman saya pernah pergi ke pantai Karang Bolong Banten. Lalu saat SMA, sepertinya pantai Pangandaran pernah juga saya jambangi. Ketika kuliah dan kerja, lebih banyak lagi pantai yang saya jelajahi seperti pantai di Lampung, pulau Seribu, Untung Jawa dan masih banyak lagi pantai yang sudah saya kunjungi.

Banyak tempat yang dapat kita jadikan media untuk melepas penat sekaligus menjalin kekompkan dengan partner kerja dan partner hidup kita. Bagi saya, pantai tak hanya indah dan menarik tapi juga menantang dan bisa membuat saya menangis. Saat berkunjung ke Adelaide Australia, saya sampai mengunjungi pantai yang sama dua kali dalam seminggu, saking menariknya dan dapat saya jadikan media untuk bercengkerama dengan Nya.

Tuesday, January 19, 2016

Ketika Mertua Tiba … (bagian 5: berpose sama Orang Mesir)


Setelah pada hari pertama menjelajah Jakarta dan hari kedua  menyusuri Tangerang dan Bogor serta hari ketiga mengekslporasi Tanah Abang, maka hari keempat adalah persiapan kepulangan ke Kudus. Tiket sudah dipesan sebanyak 6 seat dengan keberangkatan jam 4 sore.

Pagi sampai siang nya adalah packing barang.  Tetangga rumah saya adalah native speaker dari Mesir. Syaikh dari Mesir ini dikontrak selama 2 tahun untuk membantu proses pembelajaran di madrasah berasrama kami. Beliau bilang bahwa rumah saya selalu saja banyak dikunjungi tamu, entah itu siswa keluarga bahkan teman pun sering berkunjung. Jika tau yang datang adalah keluarga saya atau keluarga suami, beliau selalu menyempatkan bertegur sapa dan bersalaman walaupun hanya dengan bapa bapa saja.

Postingan Favorit