Friday, September 8, 2017

Memudahkan Urusan Orang Lain



Hari Rabu kemarin, di pagi hari jam 10, saya kumpul ma teman-teman saya sesama alumni Karisma Salman zaman dahulu. Alhamdulillah silaturahmi kami masih tersambung setelah berpisah puluhan tahun. Ada momen yang membuat kami bisa kembali bertemu, seperti ada teman yang sakit, jual beli barang, atau hanya sekedar rujakan bareng.

Saya sudah keluar dari rumah sejak pukul 8 pagi, saya mencari barang titipan siswa yang lumayan agak susah nyari nya. Saya mencarinya sejak hari Senin lalu, sampai tadi pagi saya cari di Pasar Modern, ternyata belum ketemu juga. Baru di alfamidi sekitar Rumah sakit Eka, akhirnya saya menemukannya. Senang rasanya jika bisa memberikan pelayanan prima untuk siswa saya. Saya fikir melayani kebutuhan siswa bukan hanya dari sisi akademis, karena sekolah kami sekolah berasrama, maka melayani kebutuhan apapun yang dibutuhkan siswa, adalah termasuk yang harus saya lakukan. 
Saya berharap saat saya memudahkan urusan orang lain, urusan saya juga bisa dimudahkan.

Alhamdulillah hari ini ibadah shalat berjamaah 5 waktu bisa saya tunaikan. Yang masih keteteran adalah mengatur jadwal tadarus, niat sederhana hanya satu juz per hari pun rasanya sebuah perjuangan berat. Dengan banyaknya tugas dan amanah yang harus saya tunaikan, saya tertantang untuk mengatur waktu agar semua urusan, bisa tertunaikan. Mungkin tak bisa optimal di semua lini, tapi usaha untuk  memberi porsi dalam berbagai peran, selalu saya usahakan. 


Usaha memudahkan urusan orang lain ini termasuk saat saya berencana mudik ke Tasik di malam Kamis. Kakak saya dan keluarganya akan ikut di mobil saya, sementara suami nanti akan berangkat di hari Jumat, usai mengajar. Alih-alih kakak saya yang mendatangi saya di Serpong, suami malah menawarkan diri untuk mengantarkan mobil ke Serpong. Urusan hubungan dengan manusia, suami nomor satu. Dia memprioritaskan untuk mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentingan dirinya sendiri. Walaupun ia dalam kondisi cape, ia memaksakan untuk mengantar saya dan mobil Avanza ke Cimone, menjemput kakak saya dan keluarganya.

Ia berpendapat bahwa ibadah sosial ini jauh lebih penting dan harus diprioritaskan dibanding ibadah ritual. Kadang saya suka kesal saat ia mengorbankan diri, kesehatannya, dan waktunya demi membantu orang lain. Tapi bukankah seharusnya saya bersyukur memiliki suami yang baik dalam menjaga relasi sosial? Suami berkali-kali mengingatkan bahwa kebaikan itu tak pernah tertukar balasannya. Baiklah mari kita mudahkan urusan orang lain, semoga dengan begitu urusan kita juga menjadi dimudahkan Allah.

Semoga Bermanfaat

Jumat, 080917.16.00
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari3
#odopfor99days#sesi3#day3

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit