Monday, September 11, 2017

Kemacetan dan Tahajud




Hari Rabu malam, saya mudik ke Tasik bareng keluarga kakak laki-laki saya, sementara suami, nanti menyusul usai mengajar di hari Jumat. Kami berangkat dari Tangerang pukul 10 malam, dan ternyata macet sodara-sodara. Saya fikir jika berangkat di hari Rabu malam, tidak akan padat dan macet seperti malam Sabtu yang kabarnya menjadi malam langganan macet bagi para pemudik. Tapi ternyata tetap padat dan macet karena ada perbaikan jalan di beberapa titik ruas jalan, diantarnya jalur Karawang dan Bekasi.

Karena saya ngantuk berat, jadi saat macet pun, saya bisa tidur, walaupun kurang nyenyak. Sesekali bangun, lalu tidur lagi, trus bangun lagi. Kami sempat berhenti di rest area, pukul 1 malam. Tak terfikir untuk tahajud, karena dengan estimasi waktu, saya prediksikan nyampe rumah di Tasik pukul 3 pagi.

Ternyata kakak saya yang menyetir, pengennya sampe Tasik pas adzan subuh karena dia takut kelewat subuhnya jika datang sebelum subuh. Akhirnya saat menjelang kota Ciawi, rumah orang tua saya, ia melambat-lambatkan dalam menyetir, pelan sekali sampai akhirnya saya terbangun dan ingat belum tahajud.

Saat saya dulu menjalani program hamil 40 hari edisi pertama dan kedua, rasanya tahajud itu ringan sekali, saya merasa itulah saat-saat indah berduaan dan curhat dengan Sang Pencipta. Tapi setelah itu, saya putuskan untuk istirahat sejenak dari program hamil 40 hari, dan ibadah saya pun kacau dan hancur berantakan. Nyaris tak terkontrol. Akhirnya saya mulai lagi di hari Rabu kemarin, jadi memang seperti dikejar-kejar saat sadar belum shalat dhuha, belum tahajud, dan ada rasa penyesalan yang mendalam saat saya tak bisa memenuhi target ibadah.


Maka saya mengingatkan kakak saya untuk segera saja sampai di rumah, kan bisa persiapan subuh dengan tahajud dulu, ternyata kakak saya tidak mau merepotkan orangtua saya, ia khawatir jika sampe sana, orangtua belum bangun dan akhirnya mengganggu waktu mereka. Saya terus berdoa agar saya sempat untuk shalat tahajud. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 kurang saat kami tiba di kota kami, kakak saya tetap memutar rute agar kami tidak cepat sampai. Tapi alhamdulillah pas sampe rumah, pas dengan abah saya membuka pintu rumah untuk pergi ke masjid. Saya bersyukur 
masih sempat tahajud.

Kemacetan yang panjang di daerah Bekasi, yang nyaris membuat saya khawatir tak sempat tahajud. Walaupun sempat berhenti di rest area pukul 1 malam, saya ga terfikir untuk shalat tahajud karena  Eza bangun, dan masih berfikir bisa terkejar waktu untuk shalat tahajud di Tasik. Seharusnya saya ga boleh terlalu yakin dan menyempatkan diri untuk tahajud di rest area. Tapi Allah masih menolong saya dan memberi kesempatan saya untuk tahajud, hanya beberapa menit menjelang shalat subuh, karena shubuh di Tasik ternyata waktunya lebih awal dibanding di Tangerang.

Alhamdulillah terima kasih Allah untuk segalanya, Kau masih bantu hambaMu yang lemah ini... semoga perlahan lahan, tahajud ini menjadi kebutuhan, bukan hanya sekedar pemenuhan target karena program hamil.

Semoga Bermanfaat

Senin, 110917.05.45
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari4
#odopfor99days#sesi3#day4

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit