Friday, April 8, 2016

Saat Anak Demam





Sabtu kemarin, badan eza demam dan panas. Sebenarnya saya sudah curiga dari malam Sabtu, tapi karena gerak Eza masih lincah dan masih aktif bermain, jadi saya ga terlalu khawatir. Hari sabtunya, saya langsung ngecek dengan termometer, ternyata benar, suhunya 38. Mulailah saya dopping Eza dengan memperbanyak makan dan istirahatnya. Saya off kan beberapa kegiatan diluar, agar bisa menemani Eza untuk banyak istirahat di rumah saja. Saya tambahkan juga dengan memberinya obat untuk menurunkan panasnya. Alhamdulillah malam minggu setelah diberi obat, badannya berkeringat dan tidurnya mulai nyenyak. Sebelumnya, saat badannya panas, kelihatan sekali kalau tidur terlihat sangat tidak nyaman, berkali kali membolak balikkan tubuhnya dan sesekali bangun.  

Hari Ahad, panasnya mulai agak reda. Tapi malamnya, suhunya kembali naik, panas dingin yang berubah-ubah seperti ini, sangat mengkhawatirkan saya. Saat ditanya suami apakah mau dibawa ke dokter, saya bersikeras untuk tidak terburu buru pergi ke dokter saat demamnya belum sampai 3 hari. Sebenarnya saya menghindari pemberian antibiotik yang terlalu sering juga. Karena pengalaman sebelumnya,  kalau dibawa ke dokter, pasti dikasih antibiotik, dan jika panasnya belum sampai 3 hari, biasanya penyakitnya belum terdeteksi.


Baru pada hari Selasa kemarin, akhirnya kami membawa Eza ke dokter. Sebenarnya aktivitas Eza masih normal, masih aktif bermain, masih mau makan, tapi karena sudah lebih dari 3 hari, saya tetap khawatir. Dan saat periksa di dokter, dokter menganjurkan untuk cek darah. Saya dan suami pun sepakat. Walau tak tega kalau harus diambil darah, pasti deh nangis saat disuntiknya. Tapi tak ada pilihan lain, untuk memastikan kondisi trombosit dan lain lainnya, eza pun cek darah. Alhamdulillah tak mesti menunggu lama, setelah setengah jam langsung ada hasilnya, dan trombosit nya bagus 210.000, lain lainnya juga bagus. Syukurlah. Jadi kemungkinan panasnya dari batuk pilek, tak seperti yang ditakutkan. Karena ini musim demam berdarah, tadinya khawatir terkena dbd, alhamdulillah hasil cek darahnya bagus, hanya perlu istirahat dan minum antibiotik. Sesekali dikompres untuk menurunkan suhu, walau kadang Eza menolak untuk dikompres.

Jadi saat anak demam, yang paling penting orang tua harus tenang dan tidak panik, demam adalah respon tubuh secara alamiah terhadap suatu penyakit. Sediakan obat penurun demam untuk penanganan pertama. Bisa juga dengan mengkompresnya. Perbanyak makan dan minumnya, kurangi aktivitasnnya agar punya banyak waktu untuk istirahat. Jika lebih dari 3 hari masih demam, segera periksa ke dokter.

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit