Saturday, April 9, 2016

Homestay di Purwakarta (Part 1): Pembelajaran Sosial melalui Keterampilan


 

Pada hari Sabtu hingga Senin tanggal 2-4 April 2016, saya dengan beberapa teman ditugaskan untuk mendampingi siswa siswi kelas XI pada kegiatan Homestay di daerah Kampung Tajur, Desa Pesanggrahan Kabupaten Purwakarta. Pada kegiatan ini, para siswa ditempatkan di rumah-rumah penduduk untuk merasakan langsung kehidupan masyarakat di desa tersebut. Ada 20 rumah yang digunakan oleh 114 siswa untuk dijadikan tempat bermalam selama mengikuti kegiatan disana. Setiap rumah dihuni oleh 5-6 orang siswa.

Kami berangkat dari sekolah kami di Serpong pada pukul 6 pagi dengan menggunakan 3 bis. Ada insiden kecil saat kami beristirahat di Rest Area km 72. Bis 2 yang sedang beristirahat, tiba tiba mengepulkan bau asap yang menyengat. Untungnya, kami sedang ada di rest area dan alhamdulillah semua siswa selamat. Bis pengganti pun segera didatangkan oleh armada yang kami tunjuk. Ada beberapa siswa dan pendamping yang ditinggalkan disana untuk menunggu kedatangan bis pengganti. Sementara dua bis lain, melanjutkan perjalanan ke Purwakarta. Alhamdulillah kami tiba disana pukul 10 pagi.


Tapi kami belum memulai acara pembukaan karena menanti kedatangan bis yang menyusul. Baru jelang dhuhur, bis susulan tiba, dan semua siswa pun bisa berkumpul dengan lengkap. Juga kepala madrasah dan pimpinan lain yang berangkat menyusul, pun tiba berbarengan sehingga acara pembukaan pun bisa dihadiri ibu kepala madrasah dan pimpinan desa setempat. Setelah acara pembukaan, semua siswa dan pendamping pun makan siang bersama.

Cuaca di Purwakarta ternyata sedang musim hujan. Saat kami menunggu bis candangan tiba, hujan turun dengan sangat deras, sehingga plan B pun harus dijalankan. Acara tracking yang sedianya akan dilakukan sore hari, harus kami cancel mengingat cuaca yang tidak mendukung. Setelah makan siang, semua siswa dipertemukan dengan induk semang atau orang tua asuhnya masing masing untuk menyimpan perlengkapan selama 3 hari dan berkenalan dengan keluarga orang tua asuh masing-masing.

Setelah ashar, acara dilanjutkan dengan keterampilan membuat tikar dan taplak dari bungkus kopi untuk siswa putri, dan keterampilan dari bambu untuk siswa putra. Siswa siswi tampak antusias mengikuti kegiatan ini karena ini adalah hal baru bagi mereka. Diharapkan para siswa siswi mengalami pembelajaran sosial yang bermakna, bahwa dari bungkus kopi yang seringkali dibuang dan bambu yang sering dilihat, ternyata bisa diolah menjadi barang yang berharga.



No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit