Pada
hari Sabtu hingga Senin tanggal 2-4 April 2016, saya dengan beberapa teman
ditugaskan untuk mendampingi siswa siswi kelas XI pada kegiatan Homestay di
daerah Kampung Tajur, Desa Pesanggrahan Kabupaten Purwakarta. Pada kegiatan
ini, para siswa ditempatkan di rumah-rumah penduduk untuk merasakan langsung
kehidupan masyarakat di desa tersebut. Ada 20 rumah yang digunakan oleh 114
siswa untuk dijadikan tempat bermalam selama mengikuti kegiatan disana. Setiap
rumah dihuni oleh 5-6 orang siswa.
Kami
berangkat dari sekolah kami di Serpong pada pukul 6 pagi dengan menggunakan 3
bis. Ada insiden kecil saat kami beristirahat di Rest Area km 72. Bis 2 yang
sedang beristirahat, tiba tiba mengepulkan bau asap yang menyengat. Untungnya,
kami sedang ada di rest area dan alhamdulillah semua siswa selamat. Bis
pengganti pun segera didatangkan oleh armada yang kami tunjuk. Ada beberapa
siswa dan pendamping yang ditinggalkan disana untuk menunggu kedatangan bis
pengganti. Sementara dua bis lain, melanjutkan perjalanan ke Purwakarta.
Alhamdulillah kami tiba disana pukul 10 pagi.
Tapi
kami belum memulai acara pembukaan karena menanti kedatangan bis yang menyusul.
Baru jelang dhuhur, bis susulan tiba, dan semua siswa pun bisa berkumpul dengan
lengkap. Juga kepala madrasah dan pimpinan lain yang berangkat menyusul, pun
tiba berbarengan sehingga acara pembukaan pun bisa dihadiri ibu kepala madrasah
dan pimpinan desa setempat. Setelah acara pembukaan, semua siswa dan pendamping
pun makan siang bersama.
Cuaca
di Purwakarta ternyata sedang musim hujan. Saat kami menunggu bis candangan
tiba, hujan turun dengan sangat deras, sehingga plan B pun harus dijalankan.
Acara tracking yang sedianya akan dilakukan sore hari, harus kami cancel
mengingat cuaca yang tidak mendukung. Setelah makan siang, semua siswa
dipertemukan dengan induk semang atau orang tua asuhnya masing masing untuk
menyimpan perlengkapan selama 3 hari dan berkenalan dengan keluarga orang tua asuh
masing-masing.
Setelah
ashar, acara dilanjutkan dengan keterampilan membuat tikar dan taplak dari
bungkus kopi untuk siswa putri, dan keterampilan dari bambu untuk siswa putra.
Siswa siswi tampak antusias mengikuti kegiatan ini karena ini adalah hal baru
bagi mereka. Diharapkan para siswa siswi mengalami pembelajaran sosial yang
bermakna, bahwa dari bungkus kopi yang seringkali dibuang dan bambu yang sering
dilihat, ternyata bisa diolah menjadi barang yang berharga.
#ODOPfor99days#day66
No comments:
Post a Comment