Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 381 halaman
Sinopsis Buku:
Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan
Novel ini bersetting waktu 2050. Indikasinya adalah penggunaan teknologi canggih seperti mobil terbang, fasilitas umum tanpa petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis, pembayaran autodebet tanpa alat dan lain lain. Dengan alurnya yang maju mundur, novel ini sangat memikat dan membuat penasaran pembacanya.
Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan
Novel ini bersetting waktu 2050. Indikasinya adalah penggunaan teknologi canggih seperti mobil terbang, fasilitas umum tanpa petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis, pembayaran autodebet tanpa alat dan lain lain. Dengan alurnya yang maju mundur, novel ini sangat memikat dan membuat penasaran pembacanya.
Cerita berawal dari seorang remaja wanita bernama
Lail, yang datang ke klinik syaraf otak untuk menghapus semua kenangannya
bersama seorang pria. Saat itu, di masa depan, terdapat teknologi untuk
menghilangkan ingatan yang menyakitkan dan membuat depresi. Lalu sang dokter,
Elijah, menyuruh wanita tersebut menceritakan seluruh kenangan semasa hidupnya
untuk mengetahui bagian dari kenangan buruk yang ingin dihapus dari memorinya.
Dimulailah cerita demi cerita, kenangan demi kenangan yang yang diceritakan
Lail kepada Elijah.
Hari itu Lail yang masih berusia 13 tahun sedang dalam
perjalanan ke sekolah dengan didampingi ibunya. Mereka naik kereta bawah tanah
beserta penumpang lainnya. Di tengah perjalanan, kereta berhenti, mengerem
mendadak. Rupanya ada gempa yang datang akibat adanya gunung meletus. Tak
banyak orang yang selamat dari bencana tersebut. Dan dari sekian penumpang
kereta bawah tanah, hanya 2 orang yang hidup, Lail dan seorang anak laki-laki
berusia 15 tahun, Esok namanya. Esoklah yang menyelamatkan nyawa Lail saat itu.
Selanjutnya kisah Esok dan Lail pun dimulai.
Kisah mereka berlanjut di tempat pengungsian. Semakin
hari semakin akrab dan dekat. hingga mereka terpisahkan oleh keluarga yang
mengangkat Esok menjadi anaknya untuk di sekolahkan setinggi-tingginya dan Lail
pun pindah tempat barunya di panti sosial. Esok ternyata terlibat dalam proyek ilmuwan
rahasia yang tak diceritakan pada Lail. Hingga di akhir cerita, barulah terbaca
puzzle puzzle yang terpisah dan akhirnya bisa terkumpul dan terangkai menjadi
satu cerita yang indah dan menarik. Mengapa Lail memiliki memori kuat tentang
hujan, mengapa ia ingin menghapus kenangan tentang Esok dan lain lain dikemas
sang penulis dengan sangat menawan hingga akhir cerita.
Pesan moral dari novel ini juga banyak. Tentang persahabatan, betapa yang namanya sahabat itu sangat penting dan tak boleh disia siakan. Tentang cinta, bahwa segala relasi pria wanita yang diawali interaksi mendalam dan intens, pada akhirnya tetap akan diwarnai suka dan duka. Tentang perpisahan, bahwa hidup ini hanyalah tentang bertemu dan berpisah, tugas kitalah bagaimana menyikapinya. Tentang melupakan bahwa kenangan baik dan buruk itu pasti ada, tak semuanya harus dilupakan, tapi penerimaan lah menjadi awal dari solusi untuk melupakan. Tentang hujan, bahwa saat fenomena alam mengingatkan kita pada satu peristiwa, tak semestinya kita menyalahkan fenomena alam dan peristiwanya, tapi hikmah dibalik setiap fenomena dan peristiwanya lah yang harus digali dan dimaknai.
“Sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya,
Tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia bisa melupakan."
-Tere Liye
#ODOPfor99days#day70
Apa hikmah dari novel ini kk
ReplyDelete