Setiap tahun, tradisi di koperasi
sekolah tempat saya bertugas adalah memberikan bingkisan lebaran untuk para
anggotanya. Tahun kemarin dan tahun ini, karena saya diamanahkan menjadi
pengurus, maka tugas saya dan teman-teman pengurus lah mencarikan bingkisan
lebaran ini. Beberapa hari jelang Ramadhan, kami sudah saling bertukar
informasi mengenai harga beberapa produk yang diunggulkan menjadi bingkisan
lebaran, perbandingan harga dari beberapa toko retail, turut mewarnai
perbincangan seru di grup pengurus.
Kemarin hari Senin, akhirnya saya
bersama teman dan karyawan koperasi, berbelanja untuk mencari bingkisan lebaran
di salah satu pusat perbelanjaan. Rencananya, saya memakai kartu kredit teman
saya dan tidak membawa uang cash banyak. Sebelumnya, saya juga sudah memesan
item barang pada salah satu karyawan yang beberapa hari yang lalu sempat survei
ke koperasi. Jadi saat kami tiba disana, barang sudah siap, hanya tinggal
menunggu satu item barang, jadi berharap tak menyita banyak waktu.
Singkat cerita saat semua barang
sudah siap, kami pun transaksi di kasir. Total belanjaan kami saat itu, diatas
10 juta. Dengan pedenya, saya serahkan kartu kredit teman saya kepada kasir
untuk membayar belanjaan saya. Ternyata menurut kasirnya jenis kartu kredit
teman saya ini, tak diterima untuk transaksi disitu. Mulailah hati saya deg
degan karena memang saya tak banyak membawa uang cash. Lalu saya sodorkan kartu
kredit saya dari bank tertentu, seharusnya diterima, tapi ternyata kartu saya
sudah expired bulan April lalu dan saya lupa mengecek jadi baru tau kalo
expirednya sebulan lalu. Mulailah saya deg-degan harus membayar pakai apa.
Saya memang sudah meniatkan diri
untuk meminimalisir penggunaan kartu kredit yang memang unsur ribanya sangat
tinggi. Ternyata niat saya ini sebenarnya didukung semesta, saya tak diizinkan
untuk bertransaksi ribawi di bulan suci ini. Lalu saya minta ijin pada kasir
untuk ke ATM, walau saya tak yakin jumlahnya ada di beberapa ATM saya. Semua jenis
ATM saya sudah saya kuras habis, tapi ternyata masih kurang untuk membayar
semua belanjaan saya, saya bingung saat keluar ATM, lalu saya samperin karyawan
saya, sambil bertanya, “Bawa uang cash 2,5 juta ga?”, dan ALHAMDULILLAH dia membawa
uang cash yang cukup untuk menambah kekurangan uang cash untuk membayar. Coba kalau
karyawan saya tak membawa uang cash, betapa malunya saya karena barang sudah
dihitung tapi ternyata saya tak bisa membayarnya. Sungguh memalukan. Saya tak
menyangka kejadiannya akan seperti ini.
Hikmah dari kejadian hari ini adalah
jangan terlalu yakin dengan rencana diri sendiri yang sepertinya sudah matang,
selalu siapkan rencana cadangan. Dan jangan pernah berdoa jika tak siap untuk
dikabulkan. Saat saya berdoa untuk diselamatkan dari transaksi ribawi, ternyata
jalan pengabulannya seperti ini. Sedikit saja niat saya menyimpang dan
coba-coba berbuat yang bertentangan dengan doa yang saya panjatkan sendiri,
maka bersiaplah dengan resikonya. Dan ingatlah, pertolongan Allah selalu datang
saat kita sudah memasrahkan semua urusan pada-Nya. Saat saya bingung karena
uang cash tak cukup untuk membayar belanjaan, pertolongan Allah datang pada
tangan karyawan saya yang membawa uang sesuai dengan uang yang saya butuhkan. Terima
kasih Allah untuk kejadian hari ini yang sempat membuat saya deg-degan tak
karuan, tapi berujung indah karena datangnya pertolongan dari Mu. Alhamdulillah
Semoga Bermanfaat
Jumat, 020617.22.15
#odopfor99days#semester2#day18
#ProgramHamil40Hari#part2#day16
No comments:
Post a Comment