Tuesday, April 26, 2016

Resensi Buku: Tuhan, Inilah Proposal Hidupku




 

Judul                : Tuhan, Inilah Proposal Hidupku

Penulis             : Jamil Azzaini

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Terbit              : 2009

Tebal               : 102 halaman

 

Banyak orang bilang bahwa hidup itu biarkan saja mengalir seperti air, tapi tidak begitu dengan Jamil Azzaini. Beliau takkan membiarkan hidupnya mengalir begitu saja, tapi harus direncanakan dan dibuat proposal tertulisnya. Dalam buku ini dijelaskan langkah praktis menyusun proposal hidup versi beliau. Siapakah Jamil Azzaini?

Jamil Azzaini adalah seorang Inspirator SuksesMulia. Ia mengembangkan PT. Kubik Kreasi Sisilain bersama Farid Poniman dan Indrawan Nugroho. Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah 9 Agustus 1968 ini menempuh pendidikan formalnya S1 dan S2 di Institut Pertanian Bogor. Selain sebagai Direktur di PT. Kubik Kreasi Sisilain, ia juga menjadi dosen Pascasarjana di IPB.

Dalam buku ini, beliau memaparkan langkah-langkah yang detil untuk menyusun proposal hidup yakni:

1. Sadari bahwa setiap kita adalah masterpiece, tidak ada mahluk di dunia ini yang seistimewa diri kita. Pengalaman hidup kita tidak dimiliki oleh siapapun di dunia ini. Maka tulislah pengalaman dan prestasi yang akan kita asah dan kembangkan.

2. Menetapkan prestasi terbaik yang ingin diraih selama hidup. Tulis secara spesifik, terukur, jelas jangka waktu pencapaiannya, meningkatkan kualitas hidup, dan bermanfaat bagi orang lain.

3. Menjadi seorang expert. Pilih keahlian yang menyenangkan agar dapat dengan mudah menikmati dan mencintai ketika kita mengerjakannya. 
Caranya bagaimana?? Beliau menjelskan empat langkah yang harus dikerjakan:
  • Mulailah dengan mendaftar semua kegiatan yang telah dijalani dan banyak menghabiskan waktu.
  • Kelompokkan kegiatan tersebut menjadi tiga bagian; kegiatan yang dikuasai, kegiatan yang dicintai, dan kegiatan yang menghasilkan.
  • Dari daftar yang tadi dibuat, pilih satu, dua, atau tiga hal yang akan dikategorikan ke dalam tiga bagian yakni kegiatan yang paling dikuasai, yang paling dicintai, dan paling menghasilkan.
  • Sering-sering melihat daftar kembali, siapkan rencana untuk mendelegasikan semua kegiatan lain kepada orang lain. Kegiatan-kegiatan yang Anda kuasai, cintai, dan menghasilkan sebaiknya mulai Anda tekuni sekarang juga. Sementara kegiatan selebihnya harusnya sudah Anda ikhlaskan kepada orang lain.
4. Buat target 90 hari yang terukur, karya apa yang hasilkan dalam 90 hari, bagaimana target keuangan, kesehatan, target utuk keluarga, aktivitas sosial, target untuk kegiatan spiritual, dll. Target ini didukung dengan selalu bersikap positif, berperilaku produktif dan kontributif.

5. Ciptakan lingkungan yang mendukung dengan mencari guru expert, spiritual dan guru kehidupan. Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif, kemudian buatlah kelompok mastermind, yaitu jaringan untuk saling mencurahkan ide, memecahkan masalah, saling mendukung dan memotivasi.

Gramedia mengkategorikan buku ini sebagai work book, artinya para pembaca diberi “tugas tambahan” setelah membacanya yaitu menuliskan “proposal hidup” diatas dua setengah halaman yang ada di halaman 18, 19 dan 20. Selain itu, pembaca juga diminta untuk mengisi sebuah tabel yang terdiri dari 3 bagian yaitu Kegiatan yang dikuasai, Kegiatan yang Dicintai dan Kegiatan yang Menghasilkan di halaman 38. Dan tugas terakhir dan paling menantang adalah pembaca diminta membuat target 90 hari selama 4 triwulan di halaman 65-68. Semoga bisa mengaplikasikan buku ini.

#ODOPfor99days#day75

Rapat Kerja di Bogor (Part 4): Jalan jalan pagi di Kebun Raya Bogor




 

Pada hari terakhir rangkaian acara Rapat Kerja kali ini, saya menyempatkan jalan-jalan pagi setelah shubuh dengan mengajak anak saya dan mba pengasuh untuk menikmati udara Kebun Raya Bogor. Mumpung bisa mengunjungi area sekitar kebun raya secara gratis, maka di hari terakhir pun saya menikmati udara pagi Bogor, yah tentu saja sambil berfoto ria untuk mengabadikan momen spesial bersama anak saya.

Saat keluar hotel Salak, hari masih gelap tapi udaranya sangat segar. Sambil menyusuri kebun raya Bogor, saya memperkenalkan rusa pada anak saya dan ternyata dia senang sekali. Karena ini pertama kalinya melihat rusa, kelihatan sekali dia sangat menikmatinya. Sayang sekali, kami tak membawa makanan, sehingga saat rusa menghampiri kami, kami tak bisa memberikan makanan. Dengan memperkenalkan area sekitar kebun raya Bogor ini, semoga menjadi pembelajaran tentang alam yang baik untuk anak saya.

Rapat Kerja di Bogor (Part 3): Sesi Motivasi yang Meluluh Lantakkan




 

Pada setiap rapat kerja di tempat kerja saya, ada sesi favorit yang selalu tidak pernah ingin saya lewatkan yaitu sesi motivasi spiritual. Pada rapat kerja kali ini, sesi motivasi spiritual disampaikan oleh ustadz Arifin Jayadiningrat. Ustadz yang lahir pada tanggal 29 September 1969 ini adalah lulusan Gontor, IAIN Jakarta, Zaituna University Tunis, Tunisia Fakultas Ushuluddin Filsafat, Amir Abdul Qodir University, Costantine, Algeria, Fakultas Islamic Studies, Al Azhar University, Cairo, Mesir. Fakultas Perbandingan Hukum Islam dan Hukum Konvensional dan Jamiat Duwal Arabiyah ( Univ Liga Arab ) Pasca Sarjana, jurusan Hukum Perdagangan dalam Islam.

Secara umum, pemaparan motivasi spiritual ini tentang penguatan karakter atau akhlak, tapi cara mengemas materinya, ustadz ini menyampaikan dengan sangat menarik dan membuat antusias peserta. Diantaranya beliau menyampaikan, bahwa character is doing the right thing when nobody is looking, Character is who you are when no one is looking. Karakter adalah saat melakukan sesuatu saat tak dilihat oleh siapapun, merasa diawasi oleh kamera 24 jam, yaitu kameranya Sang Penguasa Semesta ini. Beliau juga menyampaikan bahwa oang yang paling baik adalah orang yang merasa belum baik. Artinya setiap orang akan selalu meningkatkan kualitas dirinya, karena saat seseorang merasa sudah baik, dia akan termotivasi untuk lebih baik lagi, tapi saat merasa kurang, maka dia akan terus meningkatkan kualitas dirinya.  

Rapat Kerja di Bogor (Part 2): Renang bareng Eza di Istirahat Siang




 

Salah satu impian saya dulu sebelum menikah adalah jika saya menikah, saya ingin menyeimbangkan aktivitas sebagai ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Saya memang tertantang untuk menjadi wanita bekerja yang sukses juga sebagai ibu rumah tangga. Tentu ini pilihan yang berbeda beda untuk setiap wanita. Ada yang memilih hanya menjadi ibu rumah tangga saja, ada juga yang harus beraktivitas sebagai ibu bekerja juga dengan berbagai pertimbangan.  Semua pilihan ini tentu saja tidak harus untuk diperbandingkan, mana yang lebih baik. Semua ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Setelah menikah, saya bersyukur ditempatkan di lembaga pendidikan yang memfasilitasi para ibu untuk juga dekat dengan keluarganya. Termasuk saat harus keluar kota, pegawai yang masih berperan sebagai ibu menyusui, difasilitasi jika ingin mengajak anaknya. Setiap rapat kerja (raker) atau kegiatan yang mengharuskan keluar kota, saya berusaha untuk  mengajak anak saya, termasuk pada raker kali ini, saya ajak anak saya dan mba pengasuhnya.

Selain bertujuan melekatkan relasi antara ibu dan anak, juga sebagai sarana refreshing bagi mba pengasuhnya. Jika pengasuhnya stres, maka itu akan berpengaruh terhadap cara dia memperlakukan anak saya nantinya. Maka sarana keluar kota ini semoga membuat mba pengasuhnya menjadi refresh juga.

Rapat Kerja di Bogor (Part 1): Personal Branding





Pada hari Kamis sampai dengan Sabtu tanggal 7-9 April 2016, saya dan rekan kerja mendapat tugas untuk mengikuti rapat kerja seluruh pegawai di Hotel Salak Bogor. Alhamdulillah masih boleh mengajak Eza dan sekamar ma suami. Pada rapat kerja (raker) kali ini, saya tak bisa datang bareng peserta lain, tapi menyusul karena harus menyelesaikan tugas dulu sebagai bagian pendaftaran peserta didik baru, dimana hari ini adalah batas akhir pendaftaran.

Saya dan panitia lain berangkat pukul setengah tiga siang. Sampai lokasi pukul 4 sore, ternyata acaranya memang baru dimulai sore. Sesi sore ini adalah sesi motivasi tentang personal branding. Personal branding ini intinya adalah bagaimana memasarkan diri sendiri. Kalau selama ini istilah branding populer untuk produk produk komersil yang dijual, ternyata diri kita sendiri juga harus punya nilai jual dan dikemas dengan semenarik mungkin. Kita harus menetapkan diri kita ingin dikenal sebagai apa dan siapa.

Untuk apa sih kita membuat personal branding? Apa urgensinya kita membangun citra positif tentang diri kita? Banyak sekali. Selain agar kita mudah dikenal dengan spesifikasi khas diri kita, juga agar kita memiliki integritas diri kita yang kuat sebagai pribadi yang bisa dipercaya dan dihormati. Ternyata hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah yang dikenal sebagai pribadi yang berintegritas. Personal brand Rasulullah diakui oleh siapapun, termasuk oleh kalangan non muslim, tidak hanya kompeten sebagai sosok religius, tapi juga sebagai pemimpin negara terbukti dalam waktu singkat mampu melakukan ekspansi dunia Islam tanpa kekerasan.

Resensi Novel : Hujan




 

Judul                : Hujan

Penulis             : Tere Liye

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Terbit              : 2016

Tebal               : 381 halaman

 

Sinopsis Buku:
Tentang persahabatan
Tentang cinta
Tentang perpisahan
Tentang melupakan
Tentang hujan

Novel ini bersetting waktu 2050. Indikasinya adalah penggunaan teknologi canggih seperti  mobil terbang, fasilitas umum tanpa petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis, pembayaran autodebet tanpa alat dan lain lain. Dengan alurnya yang maju mundur, novel ini sangat memikat dan membuat penasaran pembacanya.

Cerita berawal dari seorang remaja wanita bernama Lail, yang datang ke klinik syaraf otak untuk menghapus semua kenangannya bersama seorang pria. Saat itu, di masa depan, terdapat teknologi untuk menghilangkan ingatan yang menyakitkan dan membuat depresi. Lalu sang dokter, Elijah, menyuruh wanita tersebut menceritakan seluruh kenangan semasa hidupnya untuk mengetahui bagian dari kenangan buruk yang ingin dihapus dari memorinya. Dimulailah cerita demi cerita, kenangan demi kenangan yang yang diceritakan Lail kepada Elijah.

Monday, April 25, 2016

Homestay di Purwakarta (Part 4): Belajar Filsafat Hidup dari Seorang Warga





Pada kegiatan homestay ini, tugas kami sebagai pendamping bukan hanya mendampingi siswa dalam mengikuti kegiatan, kami juga harus mencari feedback dari warga setempat, terkait dengan perilaku siswa kami untuk perbaikan di masa mendatang.

Saat saya dan beberapa pendamping mengunjungi beberapa rumah warga, ada cerita menarik dari salah seorang orang tua asuh kelompok siswi kami. Namanya adalah Bapak Ace Dahlan, seorang buruh kuli yang sederhana. Istrinya sudah wafat sejak 17 tahun lalu dan mereka dikaruniai 4 orang anak. Anak pertamanya sudah menikah dan hidup bersama pasangannya. Anak keduanya diuji dengan disablitas, yaitu tuli dan bisu sejak berusia 4 tahun. Walaupun begitu, anak keduanya inilah yang menjadi “ibu rumah tangga” di rumah Bapak Ace ini. Ia lah yang memasak dan mengurusi seluruh kebutuhan rumah tangga keluarga ini. Anak bungsunya duduk di kelas 3 SMA dan akan menjalani Ujian Nasional tahun ini.

Saturday, April 9, 2016

Homestay di Purwakarta (Part 3): Pembelajaran Sosial melalui Tracking



Pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir dalam rangkaian acara homestay, seluruh siswa dan pendamping mengikuti kegiatan tracking yang seharusnya dilakukan di hari pertama. Kegiatan ini merupakan kegiatan rihlah atau jalan jalan menyusuri kampung ini dengan dipandu oleh 3 orang penduduk asli setempat. Alhamdulillah cuaca sangat cerah dan sangat mendukung untuk terselenggaranya kegiatan ini.

Medan tracking nya sangat seru dan menantang, naik turun sawah, melewati kelokan kelokan tanah yang licin, hingga berakhir di sungai yang indah. Ada siswa yang jatuh berkali kali, bahkan salah satu siswa yang gemuk, sempat ingin menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan hingga akhir. Tapi dengan adanya support dari teman dan pendamping, akhirnya siswa ini dapat menyelesaikan tantangan tracking ini dengan penuh perjuangan.

Homestay di Purwakarta (Part 2): Pembelajaran Sosial melalui Bazaar

 

Pada hari kedua di kegiatan Homestay, di pagi hari seluruh siswa siswi mengikuti kegiatan induk semang atau orang tua asuhnya masing masing. Ada yang ke sawah, ada yang membuat gula aren, ada yang beternak kambing dan sapi, ada juga siswi yang kreatif mencari order bagi orang tua asuhnya. Kebetulan orang tua asuhnya menjual ayam bakar, nah siswi siswi yang tinggal di rumah tersebut mencari order dari guru dan teman temannya, agar mendapat banyak pesanan dan pendapatannya meningkat.

Pada jam 10, semua siswa berkumpul untuk mengikuti kegiatan kerja bakti masjid dan bedah balong. Balong ini adalah kolam ikan yang disiapkan panitia setempat, untuk diubek ubek para siswa dan pendamping dalam rangka mencari ikan. Kegiatan ini seru dan menyenangkan sekali, mayoritas siswa turun ke balong dan sangat penasaran dan antusias untuk mendapatkan ikan.  

Homestay di Purwakarta (Part 1): Pembelajaran Sosial melalui Keterampilan


 

Pada hari Sabtu hingga Senin tanggal 2-4 April 2016, saya dengan beberapa teman ditugaskan untuk mendampingi siswa siswi kelas XI pada kegiatan Homestay di daerah Kampung Tajur, Desa Pesanggrahan Kabupaten Purwakarta. Pada kegiatan ini, para siswa ditempatkan di rumah-rumah penduduk untuk merasakan langsung kehidupan masyarakat di desa tersebut. Ada 20 rumah yang digunakan oleh 114 siswa untuk dijadikan tempat bermalam selama mengikuti kegiatan disana. Setiap rumah dihuni oleh 5-6 orang siswa.

Kami berangkat dari sekolah kami di Serpong pada pukul 6 pagi dengan menggunakan 3 bis. Ada insiden kecil saat kami beristirahat di Rest Area km 72. Bis 2 yang sedang beristirahat, tiba tiba mengepulkan bau asap yang menyengat. Untungnya, kami sedang ada di rest area dan alhamdulillah semua siswa selamat. Bis pengganti pun segera didatangkan oleh armada yang kami tunjuk. Ada beberapa siswa dan pendamping yang ditinggalkan disana untuk menunggu kedatangan bis pengganti. Sementara dua bis lain, melanjutkan perjalanan ke Purwakarta. Alhamdulillah kami tiba disana pukul 10 pagi.

Resensi Buku : Tuhan Pasti Ahli Matematika




 

Judul                : Tuhan Pasti Ahli Matematika

Penulis             : Hadi Susanto

Penerbit           : Mizan Media Utama

Terbit              : 2015

Tebal               : 155 halaman

 

Ini adalah buku tentang sisi lain Matematika yang menarik yang ditulis seorang sastrawan yang juga profesor di bidang Matematika. Dalam pengantar buku ini yang ditulis oleh Habiburrahman El Shirazy, dipaparkan bahwa pemahaman yang baik tentang logika matematika bisa menjadikan kita memiliki semacam “mukjizat” dalam menyelesaikan kehidupan sehari hari kita. Bahkan pengantarnya pun diberi judul yang sensasional yaitu “Matematika, Mukjizat yang kita telantarkan”.

 

Buku ini dibagi menjadi 4 bab besar yaitu Segala tentang Matematika, Terapan Matematika, Pendidikan Matematika dan Cerita Kehidupan. Pada bab pertama yang diberi tajuk segala tentang matematika, dipaparkan tentang berbagai tokoh dan cerita yang menarik tentang matematika, mulai dari beberapa film yang mengangkat persoalan matematika, matematikawan yang meraih nobel di bidang non matematika, matriks dan the matrix, hingga sub judul terakhir yang dijadikan judul buku ini yaitu Tuhan Pasti Ahli Matematika. Ternyata ini dilatar belakangi saat penulis mengikuti kuliah umum di Masjid Salman ITB oleh Dr. Mudji Rahayu tentang peran ilmu astronomi. Yang diingat penulis dari pertemuan tersebut adalah bahwa pergerakan benda benda langit di alam semesta pun dapat dituliskan dalam rumus matematika. Ditambah setelah membaca buku “Is God a Mathematician?”, ia memiliki kesamaan pertanyaan tentang Tuhan dan Matematika dengan penulis buku tersebut yaitu Mario Livio. Ternyata keajaiban matematika dalam menjelaskan alam semesta dan isinya, sudah menjadi bahan renungan para ilmuwan, bahkan Sir James Hopwood Jeans mengatakan “Dari bukti bukti instrinsik ciptaannya, Sang Maha Arsitek dari alam semesta ini kelihatannya matematikawan murni.”

 

Rumah Sakit dan Kids Zone




 


Saat Eza Ikut Lembur



Hari Sabtu minggu lalu, saat banyak orang menikmati hari libur karena adanya long weekend, saya dan suami ternyata harus piket, dan karena si mba nya sedang mudik, maka terpaksa Eza pun diajak. Untungnya saya dan suami bekerja di tempat yang sama, jadi bergantian lah kami mengasuh Eza, sambil mengerjakan pekerjaan kami. Alhamdulillah Eza bisa diajak kerja sama, dah bisa main sendiri dan tak terlalu merepotkan saat kami harus kerja.

 

Terkait piket di hari Sabtu ini, saya harus piket pendaftaran siswa baru, sedangkan suami harus piket untuk menggandakan soal bimbel Ujian Nasional untuk kelas XII. Eza sih senang senang saja diajak orang tuanya ke tempat kerjanya. Yang penting dia mah bisa bersama orang tuanya, sudah membuatnya tenang dan bahagia.

 

Friday, April 8, 2016

Saat Mba Pengasuh Mudik




 

Mba pengasuh di rumah kami pertama kali datang saat Eza berumur 6 bulan. Saat ini Eza sudah berusia 26 bulan, jadi mba nya sudah bersama kami selama 20 bulan, alhamdulillah sudah hampir mau dua tahun. Semoga makin betah deh si mba ini. Mba nya ini berasal dari Banjarnegara dan tentu saja mahir berbahasa Jawa, jadi nyambung lah kalau dengan suamiku mah ngobrolnya.

 

Saat liburan akhir Maret minggu lalu, mba nya sudah mengajukan ijin mudik dari jauh-jauh hari karena saudara sepupunya ada yang menikah. Saya mencoba memahami keinginannya untuk hadir di acara pernikahan saudaranya sekaligus liburan, karena setiap weekend dia jarang libur, maka saya kabulkan keinginannya untuk liburan di akhir Maret ini. Sempat galau untuk menggunakan jenis transportasi bis atau travel, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, mba nya pun memilih menggunakan travel karena bareng dengan saudara saudaranya.

 

Panen Rambutan di Depan Rumah (Dinas)




 

Akhir akhir ini saya senang sekali karena di depan rumah dinas saya, pohon rambutan yang lebat sedang berbuah. Buahnya banyak dan manis, bahkan syaikh dari Mesir yang tinggal di samping rumah saya, senang sekali setelah mencicipi buah rambutan ini. Ternyata di Mesir itu tidak ada buah rambutan ini. Tampak sekali aura bahagia dari wajah Syaikh, sampe sampe dia pamer ke temennya bahwa disini sedang panen buah rambutan, dan akhirnya temannya pun datang sengaja dari Darun Najah Jakarta.

Peristiwa ini juga menjadi ajang pembelajaran buat Eza agar mau berbagi dengan tetangga sekaligus bersosialisasi dengan yang lainnya, lagian pohon rambutan ini bukan milik kami, kami sendiri hanya numpang di rumah ini, maka otomatis segala fasilitas, termasuk pohon ini adalah milik bersama.

Resensi Buku : Petualangan Ibnu Batuta




 

Judul                : Petualangan Ibnu Batuta (Seorang Musafir Muslim Abad ke-14)

Penulis             : Ross E. Dunn

Penerjemah      : Amir Sutaarga

Penerbit           : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Terbit              : 2013

Tebal               : 360 halaman

 

Ini adalah buku terjemahan dari buku aslinya yang berjudul The Adventures of Ibn Batuta, a Muslim Traveler of the 14th Century. Pada bagian pengantarnya yang ditulis oleh Taufik Abdullah, dipaparkan bahwa Ibnu Batuta adalah pengelana pertama yang mengunjungi seluruh dunia Islam yang dikenal waktu itu, mulai dari Afrika Utara, Jazirah Arab, anak benua India, Indonesia hingga Cina. Ia bukan hanya turis yang datang untuk menikmati alam dan budaya, tapi juga seorang ulama terpelajar yang berkelana sambil menyebarkan ilmu, dan uniknya ia adalah satu satunya yang menulis pengelanaannya di seluruh dunia Islam di zaman klasik, lengkap dengan memperlihatkan situasi dunia Islam saat kebesaran politik, ilmu pengetahuan dan budaya masih belum dilanda krisis yang mendalam.

 

Buku ini dibagi menjadi 14 bab besar yaitu Tangier, Maghrib, Orang Mamluk, Mekkah, Persia dan Irak, Laut Arabia, Anatolia, Padang Rumput, Delhi, Malabar dan Maladewa, Cina, Kampung Halaman, Mali dan Rihla.

 

Tangier berkisah tentang perjalanan Ibnu Batuta di pantai Maroko, ujung barat daya Selat Jibraltar. Tangier merupakan titik pertemuan geografis empat dunia, Afrika dan Eropa, Atlantik dan Laut Tengah. Pada tanggal 14 Juni 1325, saat berusia 21 tahun, ia meninggalkan Tangier menuju arah tenggara melalui dataran tinggi Rif Timur untuk bergabung dengan sebuah safari haji. Perjalanannya menyusuri Konstantin, Tunis, Libya hingga tiba di Iskandariyah pada 5 April 1326.

 

Galau yang Berakhir Indah




 

Besok adalah libur panjang menurut kalender nasional. Jumat besok adalah libur nasional kenaikan isa almasih, sabtu minggu adalah libur akhir pekan. Banyak rencana yang saya buat dengan keluarga saya terkait dengan liburan 3 hari seperti ini. Kakak saya yang kedua mengajak mudik ke Tasik dan Pangandaran, begitupun ibu saya yang berharap saya pulang. Belum lagi, sahabat saya mengadakan aqiqah di Bandung dan saya ingin juga menghadirinya. Tapi ternyata semua rencana liburan saya gagal total. Selain karena kondisi kesehatan Eza yang belum pulih, adanya tugas piket sekolah, yang kebetulan berbarengan dengan suami saya, piketnya di hari Sabtu, akhirnya kami memutuskan bahwa liburan kali ini, harus puas dengan tidak kemana mana, walaupun tanpa mbak pengasuh karena dia mudik ke kampungnya untuk menghadiri pernikahan saudaranya.

Ternyata setelah berkeluarga, banyak hal yang harus dipertimbangkan saat memutuskan untuk liburan. Dulu, saat masih sendiri saya bisa merencanakan liburan jauh-jauh hari, bisa pergi naik gunung, bisa pergi ke luar kota, bisa mudik, atau hanya sekedar leha leha di rumah. Tapi ternyata setelah berkeluarga, banyak hal yang akhirnya menjadi faktor penentu jadi tidaknya liburan. Dan faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan adalah anak.

Saat Anak Demam





Sabtu kemarin, badan eza demam dan panas. Sebenarnya saya sudah curiga dari malam Sabtu, tapi karena gerak Eza masih lincah dan masih aktif bermain, jadi saya ga terlalu khawatir. Hari sabtunya, saya langsung ngecek dengan termometer, ternyata benar, suhunya 38. Mulailah saya dopping Eza dengan memperbanyak makan dan istirahatnya. Saya off kan beberapa kegiatan diluar, agar bisa menemani Eza untuk banyak istirahat di rumah saja. Saya tambahkan juga dengan memberinya obat untuk menurunkan panasnya. Alhamdulillah malam minggu setelah diberi obat, badannya berkeringat dan tidurnya mulai nyenyak. Sebelumnya, saat badannya panas, kelihatan sekali kalau tidur terlihat sangat tidak nyaman, berkali kali membolak balikkan tubuhnya dan sesekali bangun.  

Hari Ahad, panasnya mulai agak reda. Tapi malamnya, suhunya kembali naik, panas dingin yang berubah-ubah seperti ini, sangat mengkhawatirkan saya. Saat ditanya suami apakah mau dibawa ke dokter, saya bersikeras untuk tidak terburu buru pergi ke dokter saat demamnya belum sampai 3 hari. Sebenarnya saya menghindari pemberian antibiotik yang terlalu sering juga. Karena pengalaman sebelumnya,  kalau dibawa ke dokter, pasti dikasih antibiotik, dan jika panasnya belum sampai 3 hari, biasanya penyakitnya belum terdeteksi.

Tuesday, March 29, 2016

Dilema BPJS




 

BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Saya sekeluarga sudah lama menjadi peserta BPJS ini. Setiap bulan, kami membayar iuran secara rutin. Ada banyak kelebihan dan kekurangan bergabung dengan BPJS kesehatan ini, saat berobat rutin, kami tak usah membayar lagi. Kekurangannya biasanya dari sisi pelayanan yang seadanya, tak dilayani secara maksimal, padahal kami tiap bulan membayar. Dan mendengar iuran bulanan akan naik di bulan April 2016, lumayan membuat ketar ketir. Ternyata gelombang protes dengan adanya kenaikan iuran bulanan BPJS ini, terus berdatangan dari berbagai kalangan.  

Sebenarnya kami merasakan banyak manfaatnya bergabung dengan BPJS kesehatan ini. Beberapa kali ke rumah sakit untuk control kesehatan Eza, alhamdulillah sejauh ini banyak manfaatnya. Waktu Eza dirawat selama 4 hari di Rumah Sakit Medika BSD, alhamdulllah kami mendapat pelayanan yang memuaskan dan tidak bayar alias free. Kami merasakan sekali manfaat BPJS ini, termasuk saat harus cek darah dan cek kehamilan.

Tapi keluhan tentang BPJS tetaplah ada, pernah beberapa kali sempat antri panjang hanya untuk periksa ke dokter, jenis obat yang diberikan adalah obat generik yang murah, padahal kami bayar iuran setiap bulan, bukan yang gratisan seperti halnya kartu indonesia sehat yang untuk kalangan menengah ke bawah. Pernah juga karena indikasi medis belum sampai pada tahap yang ditanggung BPJS, kami tetap periksa ke rumah sakit, dan akhirnya kami harus membayar. Ternyata dokter jaga di UGD itu tarifnya lebih tinggi ya dibanding dokter umum biasa.

Konflik Suami Isteri : Saat Teman Pinjam Mobil




 

Pernikahan yang baik bukanlah pernikahan tanpa konflik. Justru adanya konflik akan membuat sepasang suami isteri belajar cara memenej konflik, belajar memahami karakteristik pasangan lebih mendalam, belajar menyelesaikan masalah dengan sebijak mungkin dan menjadikan sebuah pernikahan lebih berwarna.

Suatu hari, sepasang suami isteri dikaruniai rejeki dengan kemampuan membeli sebuah mobil. Mereka ingin kehidupannya bersama anak anak mereka lebih nyaman dengan adanya mobil. Mobilitas untuk bersilaturahmi dan sebagai kewaspadaan jika terjadi peristiwa yang tak diinginkan seperti sakit dan musibah lain, menjadi alasan kuat yang tak terhindarkan bagi mereka dalam mempertimbangkan untuk membeli mobil.

Dan ternyata, seiring berjalannya waktu, adanya mobil tersebut bermanfaat sekali bagi kehidupan pernikahan mereka yang baru diikaruniai seorang anak ini. Ajang silaturahmi melalui mudik dan liburan, menjadi agenda rutin yang selalu dinanti nanti. Membengkaknya anggaran tentu saja tak terhindarkan, namun dengan niat sedekah dan berbagi, pasangan suami isteri pun tetap bertahan dengan agenda rutin mudik tahunan dan liburan ini.

Saturday, March 26, 2016

Resensi Buku : Sejarah Islam

 

Judul                : Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX)

Penulis             : Ahmad al-Usairy

Penerjemah      : H. Samson Rahman, MA

Penerbit           : Akbar Media

Terbit              : 2009

Tebal               : 561 halaman

 

Ini adalah buku terjemahan dari buku aslinya yang berjudul at-Taarikh al-Islamiyy dan diterjemahkan oleh H. Samson Rahman. Buku ini membicarakan sejarah masa lampau, sejak zaman Nabi Adam as yang diturunkan oleh Allah Swt ke dunia., lalu berlanjut dengan kisah para nabi yang mulia. Termasuk kisah Nabi Muhammad Saw hingga kondisi dunia Islam saat ini.

 

Buku ini dibagi menjadi 8 bagian besar yaitu

Bagian Pertama           : Sejarah Klasik

Bagian Kedua              : Sejarah Rasulullah Saw

Bagian Ketiga              : Masa Pemerintahan Khulafaur Rasyidin

Bagian Keempat          : Pemerintahan Bani Umawiyah

Bagian Kelima             : Pemerintahan Bani Abbasiyah

Bagian Keenam           : Pemerintahan Mamluk

Bagian Ketujuh           : Masa Pemerintahan Utsman dan Modern

Bagian Kedelapan       : Dunia Islam

 

Postingan Favorit