Monday, August 29, 2016

TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS




Pada minggu-minggu ini saya sedang asyik membaca buku tebal dengan 348 halaman tentang pendidikan karakter dengan Metode Sentra. Salah satu bab dalam buku tersebut membahas tentang tahap perkembangan anak. Ada 2 tokoh yang diulas secara singkat yaitu Piaget tentang tahap perkembangan kognitif dan Erikson tentang tahap perkembangan psikologis. Yang akan diungkapkan disini adalah teorinya Erikson.

 Menurut Erikson yang merupakan murid Sigmund Freud, tahap perkembangan psikologis seorang manusia adalah sebagai berikut :

1.        Bayi (lahir-18 bulan)
Konflik Dasar                  : Rasa percaya vs tidak percaya (trust vs mistrust)
Kejadian Penting             : Penyusuan
Hasil                                 : Anak mengembangkan rasa percaya jika pengasuh memberikan perlakuan yang bisa diandalkan, kepedulian dan cinta. Jika tidak, anak dikuasai oleh rasa tidak percaya.

2.        Awal Kanak-Kanak (2-3 tahun)
 Konflik Dasar                  : Otonomi vs Malu dan Ragu
Kejadian Penting              : Belajar mandiri dalam urusan buang hajat (Pottry Training)
 Hasil                                  : Anak-anak perlu mengembangkan rasa kendali diri atas keterampilan fisik dan rasa kemandirian. Jika berhasil, rasa memiliki otonomi muncul, jika rasa malu dan ragu menjadi dominan, ia jadi rendah diri.


3.        Prasekolah (3-5 tahun)
Konflik Dasar                  : Inisiatif vs Rasa Bersalah
Kejadian Penting             : Eksplorasi
Hasil                                 : Anak-anak perlu mulai menegaskan kendali dan penguasaan atas lingkungan. Jika sukses, anak memiliki sikap atau rasa bertujuan. Anak yang berusaha memaksakan kekuasaan terlalu besar mengalami keterasingan dan menghasilkan rasa bersalah.

4.        Usia Sekolah (6-11 tahun)
Konflik Dasar                  : Industri vs Inferioritas
Kejadian Penting             : Sekolah
Hasil                                  : Anak butuh mengatasi tuntutan-tuntutan sosial dan akademis baru. Jika sukses, anak memiliki rasa percaya diri akan kemampuannya dan jika tidak, anak merasa inferior.

5.        Remaja (12-18 tahun)
Konflik Dasar                  : Identitas vs Kebingungan peran
Kejadian Penting             : Hubungan Sosial
Hasil                                 : Remaja perlu mengembangkan rasa identitas diri dan kepribadian. Jika sukses, anak memiliki pendirian yang kuat, dan jika gagal anak menghadapi kebingungan akan perannya dan memandang diri lemah.

6.        Pemuda (19-40 tahun)
Konflik Dasar                  : Keintiman vs Isolasi
Kejadian Penting             : Hubungan-hubungan pribadi
Hasil                                  : Pemuda butuh membentuk hubungan akrab, dalam cinta dengan orang lain. Jika sukses, hasilnya adalah hubungan yang kuat, dan jika gagal, membuat pemuda kesepian dan merasa terisolasi.

7.        Dewasa (40-65 tahun)
Konflik Dasar                  : Kedermawanan vs Stagnasi
Kejadian Penting             : Bekerja dan menjadi orangtua
Hasil                                 : Orang dewasa butuh menciptakan atau merawat sesuatu untuk ditinggalkan, seperti memiliki anak atau menciptakan perubahan-perubahan positif yang bermanfaat bagi orang lain. Jika sukses, rasa berguna dan pencapaian akan muncul; dan jika gagal, yang terjadi adalah ketidakpedulian pada masalah di luar dirinya.

8.        Matang (65-mati)
Konflik Dasar                  : Integritas Ego vs Keputusasaan
Kejadian Penting             : Refleksi tentang kehidupan
Hasil                                  : Orang usia lanjut butuh melihat ke belakang hidupnya dan merasakan kenikmatan mencapai sesuatu. Jika berhasil, muncul perasaan bijak; dan jika gagal mendatangkan rasa penyesalan, penderitaan dan keputusasaan.

Semoga ilmu tentang perkembangan psikologis ini bisa menambah semangat dalam mendidik ilmu. Memang menjadi orang tua ternyata membutuhkan ilmu yang sangat banyak banyak dan beragam. Tetap semangat menuntut ilmuu ...

Senin, 29 Agustus 2016, 21.40

#ODOPfor99days
#day116

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit