Thursday, August 18, 2016

Belajar Ketegaran dari Siswa




Kemarin saat semua rakyat Indonesia merayakan kemerdekaannya dan meluapkan kegembiraan lewat berbagai lomba, saya ngobrol dengan seorang siswa yang sepertinya belum “merdeka” dari berbagai masalah yang dihadapinya. Saya mengenalnya sebagai siswa yang rajin dan pantang menyerah. Dia tampil menjadi siswa yang kuat, bukan siswa yang rajin mengeluh atau mengobral “penderitaannya” ke mana-mana. Maka tak banyak siswa atau guru yang mengetahui seluk beluk masalahnya.

Saat saya mengobrol dengannya, dia cerita apa adanya. Ibunya terkena kanker rahim dan harus menjalani berbagai kemoterapi. Beberapa hari terakhir ini malah ibunya sudah tak bisa buang air kecil secara  normal dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit. Ayahnya sudah lama tak bekerja karena harus mendampingi ibunya bolak balik ke rumah sakit. Kakaknya yang belum rampung menyelesaikan kuliahnya, malah meminta nikah dan makin membuat pusing orangtuanya. Adiknya masih kecil, masih sekolah di SD. Ya, ia adalah anak kedua dari 3 bersaudara.


Saat saya menanyakan kondisi penyakit ibunya, ia bercerita panjang lebar tanpa mengeluarkan air mata. Mungkin sudah terlalu lama ia menyimpan kesedihan dan memikirkan kondisi ibunya. Ia tampil menjadi sosok siswa yang tegar dan tak mengeluhkan berbagai kondisi yang dihadapinya, di saat teman-temannya menikmati masa remajanya, bercengkerama dengan teman-temannya, ia malah harus berjuang menghadapi episode yang tak mudah bagi remaja seusianya.

Ia berjuang dengan caranya sendiri untuk menghadapi masalahnya. Beberapa bulan yang lalu, ia mengikuti lomba karya ilmiah remaja dan alhamdulillah lolos ke tahap berikutnya. Sekarang ia sedang menyelesaikan penelitiannya dibawah bimbingan mentor dari LIPI untuk menyempurnakan karya ilmiahnya. Semoga ini adalah jalan solusi bagi setiap permasalahan hidupnya.

Saat saya mengobrol dengannya, saya menyaksikan sendiri betapa ia kuat menghadapi masalah ini. Sepertinya saya harus belajar banyak darinya. Belajar arti kesabaran dan perjuangan untuk tegar menghadapi masalah. Mungkin kalau saya berada di posisi dia, saya sudah mengeluh dan menyalahkan takdir. Tapi dia sangat dewasa menghadapi persoalan ini dan tumbuh menjadi pribadi matang yang pantang menyerah dan selalu optimis dengan pertolongan Allah. Saat saya menanyakan rencana kuliahnya, ia belum memikirkan karena kendala biaya. Miris rasanya di tengah gegap gempita ramainya peringatan kemerdekaan, masih ada siswa yang menjadi bagian bangsa ini, harus berjuang keras untuk melanjutkan pendidikan. Saya berjanji akan membantu mencarikan solusi agar masa depannya tetap cerah. Bibit unggul seperti ini tak boleh dihempaskan realita yang kurang bersahabat untuknya.

Semoga saya dapat mencari hikmahnya saat harus menghadapi siswa yang ternyata mengalami masalah keluarga yang luar biasa tidak ringan. Dan semoga dia tetap kuat serta tetap berprasangka baik dengan ketetapan Allah.

Kamis, 18 Agustus 2016. 18.15
 
#ODOPfor99days
#day114

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit