Setelah ngobrol dengan suami beberapa waktu lalu
secara mendalam, banyak uneg-uneg suami yang keluar dan terpendam lama. Sepertinya
suami sangat berhati hati saat mau mengkritik saya, katanya takut saya marah. Memang
bukan tanpa alasan suami bilang begitu, beberapa kali mengingatkan perilaku
saya yang kurang baik dan harus diperbaiki, saya biasanya langsung cemberut dan
intonasi langsung tinggi.
Maka setelah belajar materi komunikasi produktif, saya
belajar MERESPON dengan intonasi biasa dan tetap ceria saat suami mengkritik
saya. Maka terjadilah kemarin itu, saat suami nyaman ngobrol dengan saya,
keluarlah semua yang terpendam selama ini. Ternyata oh ternyata dia menyimpan
uneg unegnya selama ini untuk mencari waktu dan momen yang tepat untuk
menyampaikannya.
Suatu hari, saat ngobrol santai di kamar bareng Eza,
suami pegang hp. Eza tetap bermain di kasurnya, saya perhatikan suami yang
ngobrol dengan saya sambil tetap pegang hp. Akhirnya saya bilang,
Bunda :
Mas, kalo lagi ngobrol itu, jangan sambil pegang hp dong. Bahasa non verbal
itu lho yang lebih menentukan
Papa :
Yah ga begitu, (dia simpan hp nya, tetap tak terima dikritik)... kan saya tetap
mendengarkan
Bunda :
kata beberapa ahli, ciri orang memperhatikan pembicaraan itu, dengan menatap
lawan bicaranya, bukan hape nya
Papa :
ngga selalu begitu...
Bunda :
lho itu kan menurut pendapat para ahli (si bunda pun nyerocos tentang
komunikasi produktif). Sambil diakhiri, “Tuh kan papa juga sama, kalau dikasih
masukan, ga langsung nerima
Papa :
Tapi kan saya intonasinya rendah (hehe iya sih, ga kaya saya kalau diingetin
udah kaya serigala aja hihi)
Dan berakhirlah secara damai obrolan sore itu, dengan menyantap
bareng rujak pedas yang mantap. Sambil menonton TV, bercengkerama dengan Eza.
Indahnya hidup ini. Alhamdulillah
Semoga Bermanfaat
Jumat, 030217.01.30
#hari9
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#odopfor99days#part2#day13
No comments:
Post a Comment