Monday, February 27, 2017

Ketidaksengajaan yang Bermakna




Saat mengikuti kegiatan Temu Jaringan Usaha Koperasi di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, saya mendapat banyak ilmu dan teman yang menginspirasi. Tak sia sia saya ikut kegiatan ini, sungguh bermanfaat dan menyisakan renungan yang mendalam, terutama saat saya bertemu dengan seorang ibu hebat bernama Yeyet Kurniawati, Ketua Koperasi Kenanga Motekar Bersama, kabupaten Bandung Barat. Walaupun awalnya teman saya yang seharusnya ikut acara ini, tapi mendadak teman saya berhalangan hadir, maka saya pun menggantikannya. dan beruntunglah saya mengikuti kegiatan ini.

Acara Temu Jaringan ini merupakan rangkaian acara Kementerian Koperasi yang dibagi berdasarkan bidang bidang tertentu seperti pemasaran, ekonomi kreatif dan lain lain. Di hari pertama hingga malam, kami bertemu sesuai bidang masing masing, saya diundang sebagai perwakilan koperasi yang menerima bantuan usaha ritel, sehingga kumpul dalam satu bidang pemasaran. Sementara Bu yeyet dari bidang ekonomi kreatif yang berpengalaman sebagai juara lomba ekonomi kreatif. Pada hari kedua, semua bidang berkumpul untuk menyaksikan penandatangan MoU di hadapan Bapa Menteri Koperasi dan UKM. Tak menyangka juga bakal ketemu Pa Menteri di acara ini. Di momen pertemuan inilah, saya bertemu ibu hebat ini.


Saya tertarik dengan kisah hidupnya yang unik dna menarik, tentu tak ada yang kebetulan saat saya harus duduk di sampingnya, saat sesi penanda tanganan MoU dengan Menteri Koperasi dan UKM. Sambil menunggu kedatangan menteri, saya pun ngobrol banyak dengannya. Beliau adalah seorang ibu sederhana dari Cipongkor Bandung Barat, kader PKK yang akhirnya dipercaya menjadi Ketua Koperasi Kenanga Motekar Bersama. Koperasinya baru berdiri di akhir tahun 2016 lalu, tapi prestasinya luar biasa, sampai mengantarkannya melanglang buana ke seluruh Indonesia, bahkan hingga bertemu Presiden Jokowi di Istana Presiden Jakarta.

Beliau memiliki suami yang terkena stroke hingga suaminya lumpuh tak bisa jalan. Putra putrinya ada 3, anak pertamanya menikah dengan seorang wanita yang meninggal dunia saat melahirkan anak kedua. Cucu pertamanya diasuh oleh beliau, sementara anak kedua yang baru ditinggalkan ibunya, diasuh oleh besannya. Ujian bertubi tubi yang menimpa hidupnya, tak membuatnya putus asa, ia tetap semangat melanjutkan hidup sambil berkarya melalui koperasi yang ada di bawah binaannya.

Selain cerita menarik seputar koperasi yang dirintisnya, ada juga cerita pilu yang menimpa diri dan keluarganya. Beliau yang tak sempat mengenyam pendidikan tinggi karena memiliki banyak adik, diuji dengan suami yang mengalami stroke dan tak bisa menafkahi keluarganya. Peran pun beralih ke pundaknya sebagai pencari nafkah. Setelah suami sakit, ia pun kehilangan menantu yang meninggalkan dua orang cucu dan menambah tanggung jawabnya untuk membesarkan cucunya. Walaupun sekarang anak laki laki nya sudah menikah lagi, tapi tetap cucu nya ada di bawah tanggung jawab nya.

Penyakit suaminya mengantarkan beliau menemukan bandrek mengkudu, minuman hangat pengganti kopi, dari buah mengkudu yang secara rutin diminum suaminya dua kali sehari. Alhamdulillah perlahan lahan suaminya pulih dan sekarang bisa pergi sendiri ke toilet, sehingga beliau bisa pergi beraktivitas dengan tenang. Selain produk bandrek ini, ada beberapa produk lain yang merupakan hasil karya koperasinya, diantaranya aneka kertas dari bahan dasar bambu, tape kering yang tahan hingga 8 bulan dan lain lain. Kehidupan keluarga dan kehebatan koperasinya, sungguh banyak menginspirasi saya.

Lika liku kisah hidupnya, menjadikannya kuat. Saya tak melihat sedikit pun rona menyesal dalam wajahnya atau kata kata buruk sebagai bentuk protes pada Tuhan yang memberinya ujian seberat itu. Justru yang terucap dari mulutnya hanyalah syukur dan syukur bahwa berkat penyakit suaminya, ia sudah berhasil menemukan bandrek mengkudu yang justru menambah berkah kehidupannya karena berkat produk ini, ia menjadi melanglang buana. Tak jarang, mahasiswa mahasiswa yang ingin menyelenggarakan KKN, juga mendatangi tempatnya. Ia pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan meminta mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian terhadap produknya. Perangainya yang ramah dan membuat orang lain nyaman ngobrol dengannya, memang layak menjadikannya sosok hebat seperti saat ini.

Rasanya saya seperti tertampar setelah bertemu ibu ini. Ia yang ada dalam berbagai keterbatasan, sudah bisa berkarya dan melanglang buana, fokus pada solusi, tak fokus pada “penderitaan” yang sedang dialaminya. Sementara saya? Yang sudah keenakan dengan berbagai fasilitas yang melenakan, ternyata tak kunjung membuat saya berkarya sebagaimana beliau. Semoga pertemuan ini memberikan semangat baru untuk lebih berkarya, agar lebih menebar manfaat untuk sesama.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 280217.17.15
#odopfor99days#part2#day25

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit