Saat mengikuti kegiatan Temu Jaringan Usaha Koperasi
di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, saya mendapat banyak ilmu dan teman yang
menginspirasi. Tak sia sia saya ikut kegiatan ini, sungguh bermanfaat dan
menyisakan renungan yang mendalam, terutama saat saya bertemu dengan seorang
ibu hebat bernama Yeyet Kurniawati, Ketua Koperasi Kenanga Motekar Bersama,
kabupaten Bandung Barat. Walaupun awalnya teman saya yang seharusnya ikut acara ini, tapi mendadak teman saya berhalangan hadir, maka saya pun menggantikannya. dan beruntunglah saya mengikuti kegiatan ini.
Acara Temu Jaringan ini merupakan rangkaian acara
Kementerian Koperasi yang dibagi berdasarkan bidang bidang tertentu seperti
pemasaran, ekonomi kreatif dan lain lain. Di hari pertama hingga malam, kami
bertemu sesuai bidang masing masing, saya diundang sebagai perwakilan koperasi
yang menerima bantuan usaha ritel, sehingga kumpul dalam satu bidang pemasaran.
Sementara Bu yeyet dari bidang ekonomi kreatif yang berpengalaman sebagai juara
lomba ekonomi kreatif. Pada hari kedua, semua bidang berkumpul untuk
menyaksikan penandatangan MoU di hadapan Bapa Menteri Koperasi dan UKM. Tak
menyangka juga bakal ketemu Pa Menteri di acara ini. Di momen pertemuan inilah,
saya bertemu ibu hebat ini.
Saya tertarik dengan kisah hidupnya yang unik dna
menarik, tentu tak ada yang kebetulan saat saya harus duduk di sampingnya, saat
sesi penanda tanganan MoU dengan Menteri Koperasi dan UKM. Sambil menunggu
kedatangan menteri, saya pun ngobrol banyak dengannya. Beliau adalah seorang
ibu sederhana dari Cipongkor Bandung Barat, kader PKK yang akhirnya dipercaya
menjadi Ketua Koperasi Kenanga Motekar Bersama. Koperasinya baru berdiri di
akhir tahun 2016 lalu, tapi prestasinya luar biasa, sampai mengantarkannya
melanglang buana ke seluruh Indonesia, bahkan hingga bertemu Presiden Jokowi di
Istana Presiden Jakarta.
Beliau memiliki suami yang terkena stroke hingga
suaminya lumpuh tak bisa jalan. Putra putrinya ada 3, anak pertamanya menikah
dengan seorang wanita yang meninggal dunia saat melahirkan anak kedua. Cucu
pertamanya diasuh oleh beliau, sementara anak kedua yang baru ditinggalkan
ibunya, diasuh oleh besannya. Ujian bertubi tubi yang menimpa hidupnya, tak
membuatnya putus asa, ia tetap semangat melanjutkan hidup sambil berkarya
melalui koperasi yang ada di bawah binaannya.
Selain cerita menarik seputar koperasi yang
dirintisnya, ada juga cerita pilu yang menimpa diri dan keluarganya. Beliau
yang tak sempat mengenyam pendidikan tinggi karena memiliki banyak adik, diuji
dengan suami yang mengalami stroke dan tak bisa menafkahi keluarganya. Peran
pun beralih ke pundaknya sebagai pencari nafkah. Setelah suami sakit, ia pun
kehilangan menantu yang meninggalkan dua orang cucu dan menambah tanggung
jawabnya untuk membesarkan cucunya. Walaupun sekarang anak laki laki nya sudah
menikah lagi, tapi tetap cucu nya ada di bawah tanggung jawab nya.
Penyakit suaminya mengantarkan beliau menemukan
bandrek mengkudu, minuman hangat pengganti kopi, dari buah mengkudu yang secara
rutin diminum suaminya dua kali sehari. Alhamdulillah perlahan lahan suaminya
pulih dan sekarang bisa pergi sendiri ke toilet, sehingga beliau bisa pergi
beraktivitas dengan tenang. Selain produk bandrek ini, ada beberapa produk lain
yang merupakan hasil karya koperasinya, diantaranya aneka kertas dari bahan
dasar bambu, tape kering yang tahan hingga 8 bulan dan lain lain. Kehidupan keluarga
dan kehebatan koperasinya, sungguh banyak menginspirasi saya.
Lika liku kisah hidupnya, menjadikannya kuat. Saya tak
melihat sedikit pun rona menyesal dalam wajahnya atau kata kata buruk sebagai
bentuk protes pada Tuhan yang memberinya ujian seberat itu. Justru yang terucap
dari mulutnya hanyalah syukur dan syukur bahwa berkat penyakit suaminya, ia
sudah berhasil menemukan bandrek mengkudu yang justru menambah berkah
kehidupannya karena berkat produk ini, ia menjadi melanglang buana. Tak jarang,
mahasiswa mahasiswa yang ingin menyelenggarakan KKN, juga mendatangi tempatnya.
Ia pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan meminta mahasiswa tersebut untuk
mengadakan penelitian terhadap produknya. Perangainya yang ramah dan membuat
orang lain nyaman ngobrol dengannya, memang layak menjadikannya sosok hebat
seperti saat ini.
Rasanya saya seperti tertampar setelah bertemu ibu
ini. Ia yang ada dalam berbagai keterbatasan, sudah bisa berkarya dan
melanglang buana, fokus pada solusi, tak fokus pada “penderitaan” yang sedang
dialaminya. Sementara saya? Yang sudah keenakan dengan berbagai fasilitas yang
melenakan, ternyata tak kunjung membuat saya berkarya sebagaimana beliau.
Semoga pertemuan ini memberikan semangat baru untuk lebih berkarya, agar lebih
menebar manfaat untuk sesama.
Semoga Bermanfaat
Selasa, 280217.17.15
#odopfor99days#part2#day25
No comments:
Post a Comment