Saturday, November 24, 2012

Sejenak Melepas Lelah (Part 2)


Berikut adalah cerita-cerita lain yang kami alami di Adelaide ini. Semoga bisa menghibur …

(3) Konser Maher Zain di atas Batu

Hari Ahad tanggal 7 Agustus 2011 adalah hari yang membahagiakan bagi kami, karena setelah 5 hari ditempa jadwal training yang padat, akhirnya kami bisa refreshing juga. Kali ini tujuan kami adalah Victor Habour, sebuah tempat yang sangat indah. Hamparan laut yang luas, pemandangan indah tak terkatakan. Kami terkagum-kagum dengan indahnya tempat ini. Tak lupa, kami berpose dengan berbagai gaya. Tak puas rasanya kami memandang dan berjalan-jalan di sepanjang kawasan indah ini.



Saat tiba di sebuah lokasi sekitar laut, saya duduk di atas batu, merenung. Lalu datang Tina dan Eka. Ketika kami ingin difoto ternyata kamera saya tertinggal di rumah, hp Eka dan kamera Tina low bat, sementara pa Jalil sedang sibuk memotret bu Rini, bu Nur dan bu Elly, kami pun memutuskan untuk melakukan aktivitas lain yang bisa mengobati kekecewaan kami karena tak bisa beraksi di depan kamera yaitu bernyanyi bersama, ceritanya kami ingin menyaingi konser Maher Zain. Kami pun menyanyikan lagu Maher Zain yang berjudul “Insya Allah” dan “Sepanjang Hidup”. Dan inilah konser kami di Adelaide. Kalau Maher Zain melihat, pasti dia kecewa sekali karena lagu-lagunya yang sangat indah dinyanyikan dengan sangat mengkhawatirkan oleh saya, Eka dan Tina. Ternyata, Bu Elly mengabadikan momen ini dengan kameranya, kemudian datanglah pa Jalil, memotret kami juga, dan ternyata Bu Rini mengabadikan momen yang tak akan terulang ini dengan Blackberry nya. Wah gawat ini kalau diupload di Youtube karena pose-pose kami sangat memalukan dan mengkhawatirkan kredibilitas Maher Zain hehe.


(4) “Insiden” menjelang dan setelah shalat dhuhur

Pada hari Selasa tanggal 16 Agustus 2011, saya Eka dan Pa Jalil kembali mengunjungi Adelaide High School. Kami diberi jadwal berbeda untuk  mengamati proses belajar mengajar di kelas. Saat menjelang shalat dhuhur, kami kesulitan mencari tempat shalat. Tempat shalat yang waktu itu kami gunakan pada minggu lalu, ternyata dipakai makan siang oleh beberapa guru. Jadilah kami lapor pada Lee, salah satu guru disana, dan dia pun dengan berbaik hati mempersilakan kami shalat di ruangan kelasnya. Dia pun meninggalkan kami setelah memastikan bahwa kami tau arah qiblatnya.
Ada peristiwa lucu saat shalat akan dimulai. Ceritanya setelah saya dan Eka memakai mukena, saya pun qamat,
pa Jalil sudah siap-siap jadi imam, tiba-tiba pa Jalil menoleh ke belakang sambil berkata, “aduh, peci saya ga saya bawa”,

saya langsung nyahut sambil tersenyum simpul, “Terus gimana, shalatnya dicancel? Perasaan kemaren-kemaren juga jarang pake peci”.

Eka langsung tertawa, saya juga tak tahan menahan tawa, akhirnya kami tertawa bersama, abis pa Jalil itu lucu sekali, karena udah qamat tapi masih sempat-sempatnya menanyakan peci, ekspresinya itu menunjukkan seperti dia kehilangan sesuatu yang membuat kami tidak bisa shalat, padahal kemaren-kemaren aja shalat kami tetap berjalan dan dia tidak memakai peci. Saya dan Eka tak kuat menahan tawa, akhirnya shalat ditunda hingga tawa kami reda.

Udah agak reda, tiba-tiba Eka nyeletuk, “Kirain ada yang penting gitu noleh ke belakang, bilang aja mau melirik”.

Astagfirullah Eka … saya kembali seuseurian, teu kuat euy denger komentarnya Eka
ini udah siap mau shalat, tapi ko ada lagi ada lagi yang membuat kami ketawa. Akhirnya pa Jalil langsung memulai shalat, kami pun menghentikan tawa, dan akhirnya shalat pun berlangsung juga …

usai shalat, saya fikir tak kan terjadi insiden lagi, ternyata masih ada saudara-saudara. Saat kami akan meninggalkan ruang kelas Lee yang kami sulap menjadi mushalla sesaat, saya dan Eka langsung keluar kelas, padahal kami masih belum mengenakan sepatu, sementara pa Jalil sudah siap dengan bersepatu. Kelas disini itu semuanya berkarpet, jadi kebiasaan kami di Indonesia terbawa, kalau memasuki kelas yang berkarpet, biasanya kami buka sepatu. Pas kami keluar kelas, spontan kami mencari sepatu, “mana sepatu kami?” ternyata sepatu kami ada di dalam kelas, tadi kami buka saat akan shalat. Kami berdua langsung spontan tertawa bersama, ko bisa kompak melakukan kebodohan ini bersama-sama … Ini Adelaide coy …. bukan Indonesia … ngisinkeun wae … haha

Wassalam
Eva Novita Ungu
16 Ramadhan 1432 H
-dua hari menjelang kepulangan ke Indonesia, tak terasa ya, waktu begitu cepat berlalu, horee pulang-

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit